Dani] kalau saya pribadi yang saya ikuti adalah Dalil yang digunakan oleh Ulama itu, jika dalil itu lemah, tidak jelas asal usulnya, penafsirannya jauh dari kaidah Al Qur'an dan Sunnah, lebih baik ditinggalkan. Karena jika kita berpatokan kepada ulama, dimungkinkan akan ada sikap fanatik terhadap ulama itu. Jika ulama yang jadi panutannya itu salah, biasanya jika kefanatikan itu sudah melekat pada drinya, susah untuk dihilangkan dan tidak bisa objektif dalam penilaian.
apakah orang seperti saya layak untuk mengatakan bahwa dalil seorang ulama itu lemah seperti dalil tahlilan misalnya adalah bid'ah padahal saya baru belajar satu dalil bahwa 'barang siapa melakukan suatu amalan tanpa perintahku, maka ia tertolak" sedangkan ulama yg menyetujui tahlilan itu sudah berbagai hadist dan kitab serta guru yg dipelajrinya.?
Dalam semua posting diskusi masalah ini, tidak ada satu pihakpun yang mengatakan dalil ulama lemah, namun dalil yang dianggap lemah tersebut sudah dilemahkan oleh ulama pendahulu kita juga, sebagaimana Bukhary tidak mencantumkan semua hadits karena yang tidak dicantumkan adalah hadits yang lemah itu tadi, kita ini sekarang tinggal membuat referensi komperatif saja (terutama untuk saya yang bodoh ini) misalkan ada dua hadits yang membicarakan hal sama namun berbeda pendapatnya, maka kita wajib membuat komperatif untuk mencari mana yang lebih shahih dari kedua hadits dimaksud, itulah yang dinamakan I'tiba dan orangnya disebut Mu'tabi, sedangkan orang-orang yang menelan mentah-mentah apalagi mengkultuskan ulama tindakannya disebut Taqlid dan orangnya disebut Muqolid.
Pada berbagai hal saya berusaha untuk menjadi mu'tabi.
Terima kasih
--- Pada Sel, 30/6/09, Dani Permana <adanipermana@gmail.com> menulis:
Dari: Dani Permana <adanipermana@gmail.com>Tanggal: Selasa, 30 Juni, 2009, 4:13 PM2009/6/30 Ndy Ndy212 <nugraha212@gmail.com>Saya cerahkan :)Tentu saja ulama yang telah kita ikuti selama ini. Ulama di setiap jaman, yg kita belajar/ilmu kita dapatkan darinya.
[Dani] kalau saya pribadi yang saya ikuti adalah Dalil yang digunakan oleh Ulama itu, jika dalil itu lemah, tidak jelas asal usulnya, penafsirannya jauh dari kaidah Al Qur'an dan Sunnah, lebih baik ditinggalkan. Karena jika kita berpatokan kepada ulama, dimungkinkan akan ada sikap fanatik terhadap ulama itu. Jika ulama yang jadi panutannya itu salah, biasanya jika kefanatikan itu sudah melekat pada drinya, susah untuk dihilangkan dan tidak bisa objektif dalam penilaian..
"Dengarlah apa yang diucapkannya dan jangan lihat yang siapa mengucapkan"
Imam Syafii rahimahullah berkata:
وَقَالَ اَيْضًا : مَنْ قَلَّدَ مُعَيَّنًا فِى تَحْرِيْمِ شَيْءٍ اَوْ تَحْلِيْلِهِ وَقَدْ ثَبَتَ فِى الْحَدَيْثِ الصَّحِيْحِ عَلَى خِلاَفِهِ وَمَنْعِهِ تَقْلِيْدِ عَنِ الْعَمَلِ بِالسُّنَّةِ فَقَدْ اتِّخَذَ مَنْ قَلَّدَهُ رَبًّا مِنْ دُوْنِ اللهِ تَعَالَى.
Artinya: "Barang siapa yang bertaqlid pada sesuatu dalam pengharaman sesuatu atau penghalalannya sedangkan telah nyata hadis sahih yantg bertentangan dengannya dan mencegah dari bertaqlid karena diperintahkan (diwajibkan) beramal dengan sunnah, maka dia telah mengambil orang yang ditaqlidkan itu sebagai Tuhan selain Allah Subhanahu wa-Ta'ala". Lih: Hal Muslimun Muzlimun bi itiba'I Mazhabun Mu'ayanun minal Madzhabi alarbah hal: 69.
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
قَالَ اْلاِمَامُ اَحْمَدُ : لاَ تُقَلِّدُونِيْ وَلاَ مَالِكًا وَلاَ اَبَا حَنِيْفَةً وَلاَ الشَّافِعِي وَلاَ اْلاَوْزَعِيْ وَلاَ الثَوْرِيِّ رَحِمَهُمُ اللهُ تَعَالَى وَخُذْ مِنْ حَيْثُ اَخَذُوْا.
Artinya: "Janganlah kamu bertaqlid kepadaku, janganlah bertaqlid kepada Malik, Abu Hanifah, Syafie, Auzaii dan Thauri rahimahumullah Ta'ala. Ambillah dari mana mereka mengambil (dalil)" . Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud
Semua Imam Mazhab memerintahkan untuk mengembalikan segala sesuatu kepada Al Qur'an dan As Sunnah, bahkan mereka pun melarang bertaklid kepada mereka. Itu adalah letak kejujuran dan ke tawadhuan para Imam Mujtahid rahimahumullah....
Sebenarnya Prinsipnya mudah, jika kita adalah orang yang beriman, yaitu
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur-an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.. (An-Nisaa': 59)
--
http://alhikmah.web.id/
http://it-database.blogspot.com
Dapatkan IE8 di sini!
Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis.
No comments:
Post a Comment