Oleh
Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (www.almanhaj.or.id)
Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah mencintai
ahlul bait sesuai dengan wasiat Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam
dengan sabdanya.
"Artinya : Sesungguhnya aku mengingatkan kalian dengan ahli baitku". [1]
Sedang yang termasuk keluarga beliau adalah istri-istrinya sebagai ibu
kaum mu'minin Radhiyallahu 'anhunna wa ardhaahunna. Dan sungguh Allah
telah berfirman tentang mereka setelah menegur mereka.
"Artinya : Wahai wanita-wanita nabi ........". [Al-Ahzab : 32]
Kemudian mengarahkan nasehat-nasehat kepada mereka dan menjanjikan
mereka dengan pahala yang besar, Allah berfirman.
"Artinya : Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari
kamu, hai ahlul bait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya". [Al-Ahzab :
33]
Pada pokoknya ahlul bait itu adalah saudara-saudara dekat Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang dimaksud disini khususnya
adalah yang sholeh diantara mereka. Sedang sudara-saudara dekat yang
tidak sholeh seperti pamannya, Abu Lahab maka tidak memiliki hak.
Allah berfirman.
"Artinya : Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan sesungguhnya celaka
dia". [Al-Lahab : 1]
Maka sekedar hubungan darah yang dekat dan bernisbat kepada Rasul
tanpa keshalehan dalam ber-din (Islam), tidak ada manfaat dari Allah
sedikitpun baginya, Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya :Hai kaum Quraisy, belilah diri-diri kamu, sebab aku tidak
dapat memberi kamu manfaat di hadapan Allah sedikitpun ; ya Abbas
paman Rasulullah, aku tidak dapat memberikan manfa'at apapun di
hadapan Allah. Ya Shofiyyah bibi Rasulullah, aku tidak dapat memberi
manfaat apapun di hadapan Allah, ya Fatimah anak Muhammad, mintalah
dari hartaku semaumu aku tidak dapat memberikan manfaat apapun di
hadapan Allah". [2]
Dan saudara-saudara Rasulullah yang sholeh tersebut mempunyai hak atas
kita berupa penghormatan, cinta dan penghargaan, namun kita tidak
boleh berlebih-lebihan terhadap mereka dengan mendekatkan diri dengan
suatu ibadah kepada mereka. Adapaun keyakinan bahwa mereka memiliki
kemampuan untuk memberi manfaat atau madlarat selain dari Allah adalah
bathil, sebab Allah telah berfirman.
"Artinya : Katakanlah (hai Muhammad) : Bahwasanya aku tidak kuasa
mendatangkan kemadlaratan dan manfaat bagi kalian". [Al-Jin : 21].
"Artinya : Katakanlah (hai Muhammad) : Aku tidak memiliki manfaat atau
madlarat atas diriku kecuali apa-apa yang tidak dikehendaki oleh Allah
, kalaulah aku mengetahui yang ghaib sunguh aku aka perbanyak berbuat
baik dan aku tidak akan ditimpa kemadlaratan". [Al-A'raf : 188]
Apabila Rasulullah saja demikian, maka bagaimana pula yang lainnya.
Jadi, apa yang diyakini sebagian manusia terhadap kerabat Rasul adalah
suatu keyakinan yang bathil.
[Disalin dari buku Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah
oleh Syaikh Dr Sholeh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan Dar
Al-Gasem PO Box 6373 Riyadh Saudi Arabia, penerjemah Abu Aasia]
_________
Foote Note
[1]. Dikeluarkan Muslim 5 Juz 15, hal 180 Nawawy, Ahmad 4/366-367 dan
Ibnu Abi 'Ashim dalam kitab As-Sunnah No. 629]
[2]. Dikeluarkan oleh Bukhary 3/4771, 2/2753, Muslim 1 Juz 3 hal 80-81 Nawawy
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment