Saturday, February 18, 2012

[Milis_Iqra] Tips dan Doa untuk Mendapatkan Keturunan

Keturunan adalah dambaan bagi setiap pasangan suami-isteri. Tapi tidak
jarang bagi di antara mereka dambaan itu belum terwujud. Jangan putus
asa! Yakinlah, Allah SWT akan mewujudkan dambaan Anda.

Dalam kitab-kitab Islami disebutkan bahwa ada beberapa tips dan doa
agar Allah SWT memberikan karunia keturunan bagi yang mendambakannya.
Tips dan doa itu antara lain:

Pertama: Tanamkan keyakinan yang kuat ke dalam hati bahwa Allah SWT
akan mengijabah harapan Anda. Bersucilah (wudhu') secara sempurna,
kemudian lakukan shalat hajat dengan niat untuk mendapatkan keturunan,
lakukan shalat ini secara khusuk. Sesudah melakukan shalat, maka
sujudlah sambil membaca istighfar sebanyak 71 kali. Selengkapnya
berikutnya doa2nya, akses: http://tinyurl.com/7d3z2uj

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Friday, February 17, 2012

[Milis_Iqra] Islam Syariat Semesta Alam

Islam Syariat Semesta Alam

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwasanya beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah mendengar tentangku (diutusnya aku) seorangpun dari umat ini, baik ia seorang Yahudi maupun Nashrani, kemudian ia mati dan belum beriman dengan apa yang aku bawa (Syari'at Islam) melainkan ia termasuk penghuni neraka." HR. Muslim

 

Pembaca yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala, kali ini kita akan mengkaji sebuah hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar kita bisa mengambil beberapa pelajaran penting darinya. Sebuah hadits sahih, yang tidak ada keraguan padanya karena telah diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim rahimahullah dalam kitab Shahih-nya; tepatnya pada bab "Wajibnya Beriman kepada Risalah Nabi Kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bagi Seluruh Manusia dan Terhapusnya Agama-agama dengan Agamanya". Dari shahabat yang mulia Penghafal Islam Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, semoga Allah meridhainya.

 

Hadits ini adalah salah satu hadits dari hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang berbicara tentang salah satu prinsip utama dalam Islam, yaitu wajibnya beriman kepada risalah yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bahwa risalah beliau shallallahu alaihi wa sallam berlaku secara umum. Hal ini merupakan perwujudan syahadah (persaksian) bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah benar-benar utusan Allah subhanahu wa ta'ala.

 

Keumuman Risalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

 

Pembaca yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dalam hadits yang mulia ini terdapat sebuah berita dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mengandung peringatan dan ancaman sebagai penghuni neraka kepada mereka yang tidak mau beriman serta tunduk kepada syari'at Islam yang dibawa oleh beliau shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan paham dan mengerti bahwa apa yang dibawa oleh beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah haq (kebenaran). Baik mereka dari kalangan umat Islam itu sendiri, atau dari selain umat Islam seperti Yahudi, Nashrani, Majusi, dan yang lainnya. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam kita diutus kepada seluruh umat dan syariatnya berlaku bagi seluruh manusia tanpa terkecuali, apakah itu bangsa Arab atau (non-Arab), berkulit putih, hitam, atau merah dari kalangan budak atau yang merdeka. Demikian pula berlaku kepada umat-umat yang beragama dengan syariat para nabi terdahulu, sebagaimana dalam hadits ini. Lebih dari itu, Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan (artinya):

 

"Katakanlah, (wahai Muhammad), wahai sekalian manusia, sungguh aku adalah utusan Allah kepada kalian semuanya." (Al-A'raf: 158)

 

Dalam sabdanya yang lain Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyatakan:

 

"Sesungguhnya para rasul sebelumku diutus hanya kepada kaum mereka semata, sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu)

 

Bahkan keumuman risalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam kita tidak hanya kepada manusia semata akan tetapi meliputi golongan jin juga, sebagaimana dijelaskan para ulama berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur`an dan Sunnah (Al Hadits).

 

Berkata Al-Imam Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah: "Allah telah mengutusnya (Muhammad shallallahu alaihi wa sallam) kepada seluruh manusia dan mewajibkan ketaatan kepada Beliau shallallahu alaihi wa sallam bagi seluruh ats-tsaqolain (jin dan manusia)." (Lihat Tsalatsatul Ushul)

 

Juga Al-Imam Ath-Thohawi rahimahullah berkata: "Dan Beliau shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang nabi yang diutus kepada seluruh bangsa jin dan manusia dengan kebenaran dan petunjuk, serta pelita dan cahaya." (Lihat 'Aqidah Ath-Thohawiyyah)

 

Bantahan Syubhat bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya diutus kepada bangsa Arab

 

Dari penjelasan di atas terbantahlah sebuah syubhat (kerancuan berpikir, red) yang dilontarkan oleh sebuah kelompok/aliran dari kaum Nashara bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya diutus kepada bangsa Arab saja, sehingga mereka mengingkari kenabian beliau shallallahu alaihi wa sallam kepada selain bangsa Arab. Maka ini sesungguhnya kekufuran yang nyata kepada Allah subhanahu wa ta'ala sekaligus pendustaan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala dan rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam berdasarkan dalil-dalil yang pasti dan jelas tentang keumuman risalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Padahal kalau mereka (kaum Nashara) mau jujur bahwasanya berita tentang akan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai Rasul yang terakhir telah termaktub dalam kitab mereka Injil, bahkan Allah subhanahu wa ta'ala mengisahkan ucapan Nabi Isa 'alaihis salam sebagaimana dalam ayat-Nya (artinya):

 

"Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."" (Ash-Shoff: 6)

 

Berkata Asy-Syaikh As-Sa'di rahimahullah: "Dia adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththolib, seorang nabi dari Bani Hasyim." (Lihat Tafsir As-Sa'di, pada tafsir surat Ash-Shoff ayat ke-6, karya Asy-Syaikh As-Sa'di rahimahullah).

 

Allah telah mengabarkan bahwa mereka (Yahudi dan Nashara) benar-benar mengenal Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (artinya):

 

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (Al-Baqarah: 146)

 

Lebih dari itu, telah disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Nabi Isa 'alaihis salam akan turun ke bumi pada akhir zaman, dan akan menghapus agama Nashrani, serta berhukum dengan syari'at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda :

 

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! sungguh telah dekat (waktu) turunnya Isa bin Maryam kepada kalian sebagai hakim yang adil, akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan tidak menerima jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta berlimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya." (Muttafaqun 'alaihi)

 

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah ketika menjelaskan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam "menghancurkan salib dan membunuh babi" berkata: "Yakni benar-benar akan menghapus agama Nashraniyah dengan menghancurkan salib dan menghilangkan keyakinan orang-orang Nashara dalam pengultusan Beliau (Nabi Isa) 'alaihis salam." (Lihat Fathul Bari, Kitab Ahadits Al-Anbiya`, Bab Nuzul 'Isa bin Maryam 'alaihis salam). Dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim dengan lafazh:

 

"Dan ia (Nabi Isa bin Maryam) pemimpin bagi kalian."

 

Ibnu Abi Dzi'b (perawi hadits) berkata: "Tahukah kamu dengan apa dia memimpin kalian?" Aku berkata (muridnya Ibnu Abi Dzi'b): "Beritahukanlah kepadaku!" Maka ia menjawab: "Dengan Al-Qur`an dan Sunnah (ajaran) Nabi kalian."

 

Oleh karena itu, Al-Imam An-Nawawi rahimahullah meletakkan sebuah bab dalam Shahih Muslim dengan judul:

 

Bab Penjelasan tentang Turunnya Nabi Isa bin Maryam 'alaihis salam (di akhir zaman sebagai hakim) berdasarkan syari'at Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman (artinya):

 

"Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Nabi Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka." (An-Nisa`: 159)

 

Al-Imam Ibnu Jarir rahimahullah meriwayatkan sebuah atsar (perkataan shahabat) dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: "Demi Allah! Sesungguhnya dia (Isa bin Maryam 'alaihis salam) sekarang masih hidup. Tetapi jika ia turun (ke bumi), maka mereka semuanya (Yahudi dan Nashara) akan beriman kepadanya." (Fathul Bari, Kitab Ahadits Al-Anbiya`, Bab Nuradhiyallahu 'anhuul 'Isa bin Maryam 'alaihis salam)

 

Dari beberapa hadits di atas, kita mengetahui bahwa syariat beliau shallallahu alaihi wa sallam berlaku bagi seluruh umat dan suku bangsa, dan syariat beliau berlaku sepanjang zaman, dari zaman ketika beliau diutus sampai akhir zaman (hari kiamat). Di antara dalil yang menunjukkan bahwa syariat Islam yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga berlaku bagi seluruh umat ialah apa yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

 

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Seandainya Nabi Musa 'alaihis salam hidup, maka tidak boleh baginya kecuali mengikuti (syariat)ku ."

 

Maka sangat batil ucapan yang menyatakan bahwa sebagian syariat Islam yang dibawa oleh Muhammad shallallahu alaihi wa sallam hanya cocok di masa dahulu ketika Beliau shallallahu alaihi wa sallam hidup. Adapun pada masa ini perlu adanya revisi atau kaji ulang agar lebih sesuai dengan zaman dan memberikan maslahah (kebaikan, red) kepada umat.

 

Karena secara tidak langsung orang yang mengucapkan ucapan ini telah menghukumi bahwa syariat Islam tidak relevan dengan zaman dan tidak berlaku secara umum. Dan hal ini tentunya bertentangan dengan dalil-dalil yang telah kita sebutkan serta penjelasan-penjelasan para ulama. Dan orang yang seperti ini benar-benar telah mencela Allah subhanahu wa ta'ala, karena konsekuensi dari ucapan tersebut (yang pada hakekatnya adalah syubhat) bahwa Allah subhanahu wa ta'ala tidak mengetahui apa yang terjadi pada masa ini. Subhanallahi 'amma yaqulun! (Maha Suci Allah dari apa yang mereka ucapkan).

 

Sungguh hal ini adalah sikap lancang dan berani kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Kita berlindung kepada-Nya dari sikap yang seperti ini.

 

Kewajiban Tunduk dan Taat kepada Syari'at Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

 

Dengan demikian, maka wajib bagi orang-orang Yahudi dan Nashara, untuk beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, serta tunduk dan taat kepada syari'at beliau shallallahu alaihi wa sallam jika mereka menginginkan keselamatan di akhirat kelak, dan jika mereka mengaku sebagai pengikut Nabi Musa dan Isa 'alaihumas salam, serta mengklaim bahwa mereka berpegang kepada Taurat dan Injil yang telah Allah subhanahu wa ta'ala turunkan kepada kedua Nabi yang mulia tersebut. Oleh karena itu, tidak ada jalan keselamatan kecuali dengan mengikuti Nabi shallallahu alaihi wa sallam secara kaffah (menyeluruh). Jangan sampai menjadi seperti sebuah ungkapan:

 

"Anda menginginkan keselamatan, namun Anda tidak menempuh jalan-jalannya.

Sesungguhnya bahtera tidak akan pernah bisa berlayar di atas (tempat) yang kering."

 

Wallahul Muwaffiq.

 

Sumber: www.mahadassalafy.net

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Islam Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia

Islam Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia

 

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi." (Al-Ma`idah: 32)

 

Sesungguhnya Islam adalah syariat yang sangat indah. Keindahannya jauh lebih tinggi dari apa yang mampu diibaratkan oleh para sastrawan ahli olah lisan. Namun keindahan ini hanya dapat dirasakan dan disibak (diungkap) oleh orang yang mencermati berbagai untaian hukum Islam dengan cara yang benar. Jauh dari berbagai penghalang, kerancuan, dan godaan setan.

 

Para ahli fiqih (fuqaha) menyimpulkan bahwa hukum-hukum dalam syariat Islam semuanya berkisar pada penjagaan lima perkara besar yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu:

 

1. Menjaga agama

2. Menjaga jiwa (nyawa)

3. Menjaga harta

4. Menjaga kehormatan (harga diri)

5. Menjaga akal

 

Penjelasan Mufradat Ayat

 

"Oleh sebab itu."

 

dalam bahasa Arab termasuk ism isyarah (kata tunjuk). Kata tunjuk ini kembali kepada pembahasan yang ada pada ayat-ayat sebelumnya, yaitu kisah pembunuhan yang terjadi pada anak Nabi Adam.

 

Al-Imam Asy-Syaukani menyatakan: "Dan artinya bahwa berita tentang dua anak Adam itulah yang menyebabkan kewajiban[1] yang telah disebut terhadap Bani Israil." (Fathul Qadir, 2/40, cet. Darul Khair)

 

Dari potongan ayat ini, kita dapat memetik faedah bahwa kita harus menjauhkan diri dari perbuatan yang jelek. Jangan sampai kita menjadi teladan dalam kejelekan. Rasulullah bersabda dalam hadits Ibnu Mas'ud:

 

"Tidak ada jiwa yang terbunuh dengan cara yang zalim (tidak dibenarkan syariat) kecuali atas anak Adam yang pertama (mendapatkan) bagian tanggungan (dosa) dari darah orang yang terbunuh tersebut. Karena dia (anak Adam) adalah orang yang pertama kali mencontohkan pembunuhan (dengan cara yang tidak benar)." (HR. Al-Bukhari, Kitabul Anbiya` 1, Kitab Ad-Diyat 2, Kitabul I'tisham 15; Muslim, Kitabul Qasamah 27; At-Tirmidzi, Kitabul 'Ilm 14; An-Nasa`i, Bab At-Tahrim 1; Ibnu Majah, Kitab Ad-Diyat, 1; Ahmad bin Hanbal, juz 1 hal. 383, 430, 433)

 

"Kami tetapkan."

 

Ibnu Katsir mengatakan: "Artinya, Kami syariatkan dan Kami beritahukan kepada mereka." (Tafsir Ibnu Katsir, 2/45, cet. Maktabah Al-'Ulum wal Hikam)

 

"Bani Israil."

 

Mereka adalah anak keturunan Nabi Ya'qub. Al-Imam Asy-Syaukani mengatakan: "Para ahli tafsir sepakat bahwa Israil adalah Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, dan artinya adalah hamba Allah. Karena Isra dalam bahasa mereka artinya hamba, sedangkan Il adalah Allah."

 

Dari penjelasan ini, kita harus berhati-hati, meskipun kita membenci orang Yahudi dan kebencian ini adalah suatu hal yang diperintahkan agama, tetapi jangan sampai salah ucap. Sehingga kita mencela Israel dengan mengatakan "Israel biadab..." dst, karena Israel atau Israil yang lebih tepat adalah Nabi Ya'qub. Na'udzu billah (Kita berlindung kepada Allah) bila kita sampai terjatuh dalam perbuatan mencela seorang nabi. Ini adalah suatu kekafiran. Sehingga, bila kita mau mengungkapkan kekesalan terhadap mereka, langsung saja kita sebut 'Yahudi'. Ini lebih menyelamatkan kita, Insya Allah.[2]

 

Para ahli tafsir juga menyebutkan mengapa disebut Bani Israil pada ayat ini secara khusus. Al-Imam Asy-Syaukani mengatakan: "Dan disebutkan Bani Israil secara khusus karena topik pembahasan ayat-ayat ini dalam rangka menyebutkan kejahatan-kejahatan mereka, dan mereka adalah umat pertama yang mendapat ancaman dari pembunuhan jiwa. Dan dikeraskan hukum tersebut bagi mereka karena mereka banyak menumpahkan darah dan membunuh para nabi." (Fathul Qadir, 2/40, cet. Darul Khair)

 

Perlu dipahami, meskipun ayat ini berkenaan dengan mereka, orang Yahudi, namun juga berlaku bagi umat Islam ini. Al-Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Sulaiman bin 'Ali: "Aku bertanya kepada Al-Hasan Al-Bashri: 'Wahai Abu Sa'id, apakah ayat ini juga bagi kita, sebagaimana dahulu bagi Bani Israil?' Beliau menjawab: 'Ya, demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali dia. Darah Bani Israil tidak lebih mulia daripada darah kita (kaum muslimin, pent.)'." (Tafsir Al-Baghawi, 2/25, cet. Maktabah Ahmad Al-Baz, Makkah)

 

"Barangsiapa yang membunuh seorang manusia."

 

Para ahli ushul fiqih telah menegaskan bahwa adalah lafadz yang menunjukkan umum. Demikian pula kata adalah nakirah fi siyaq asy-syarth, yaitu kalimat nakirah (bebas, tidak tertentu) dalam susunan kalimat syarat, yang bermakna umum. Perincian masalah ini bisa dirujuk dalam pembahasan masalah fiqih.

 

Yang ingin kita tonjolkan di sini adalah bahwa hukum Islam adalah hukum yang adil. Tidak membedakan ras, bangsa, martabat atau status sosial. Siapa yang melanggar maka ia akan ditindak tegas. Maka siapa yang membunuh dengan cara yang tidak benar, ia akan mendapatkan hukuman. Dan siapa yang dizalimi, dia akan dibela. Allah menyatakan:

 

"Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)." (An-Nisa`: 92)

 

Dalam hadits 'Aisyah disebutkan:

 

Bahwa orang-orang Quraisy terkacaukan dengan masalah wanita[3] yang mencuri pada zaman Nabi pada perang Fathu Makkah (Pembebasan Kota Makkah). Maka mereka bertanya-tanya: "Siapa yang akan melobi Rasulullah berkaitan dengan masalah wanita ini?" Maka mereka mengatakan: "Tidak ada yang berani melobi Rasulullah tentangnya, kecuali Usamah bin Zaid, orang yang dicintai Rasulullah." Lalu dihadirkanlah wanita tersebut, maka Usamah melobi Rasulullah. Lalu berubahlah raut muka Rasulullah yang mulia dan beliau berkata: "Apakah engkau akan memberikan pertolongan pada hukuman had yang telah ditentukan oleh Allah?" Usamah kemudian menjawab: "Mohonkanlah ampunan bagiku, wahai Rasulullah." Sore harinya, Rasulullah berdiri dan mulai berkhutbah. Beliau memuji Allah dengan pujian yang pantas untuknya, seraya mengatakan: "Amma ba'du. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah apabila ada orang yang mulia di antara mereka yang mencuri, mereka tinggalkan (tidak dihukum). Namun bila ada orang yang lemah di antara mereka yang mencuri maka mereka tegakkan hukuman atasnya. Demi Dzat yang diriku berada di Tangan-Nya, kalau seandainya Fathimah bintu Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya." Kemudian beliau memerintahkan agar tangan wanita itu dipotong.

(HR. Al-Bukhari, Kitab Fadha`il Ashhabin Nabi 18, Kitabul Anbiya` 54, Kitabul Hudud 12; Muslim, Kitabul Hudud 8, 9; Abu Dawud, Kitabul Hudud 4; At-Tirmidzi, Kitabul Hudud 6; An-Nasa`i, Kitab As-Sariq 5, 6; Ibnu Majah, Kitabul Hudud, 6; Ad-Darimi, Kitabul Hudud, 6; Ahmad bin Hanbal, juz 3/286,295; 5/409; 6/329)

 

"Tanpa jiwa."

 

Maksudnya, menurut Ibnu 'Athiyyah dalam tafsirnya, "Dia tidak membunuh orang lain sehingga berhak dibunuh. Dan Allah telah haramkan jiwa seorang mukmin kecuali dengan satu di antara tiga hal yaitu: kafir setelah beriman (murtad, pent.), berzina setelah menikah, membunuh jiwa orang lain dengan zalim dan melampaui batas." (Al-Muharrar Al-Wajiz, 2/182, cet. Darul Kutub Al-Ilmiah)

 

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah menyatakan:

 

"Tidaklah halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali dengan satu di antara tiga perkara: orang yang sudah menikah berzina, orang yang membunuh orang lain maka dibunuh (qishash), dan orang yang meninggalkan agama dan memisahkan diri dari jamaah (murtad)." (HR. Al-Bukhari, Kitabud Diyat 6; Muslim, Kitabul Qasamah, 25; Abu Dawud, Kitabul Hudud 1; At-Tirmidzi, Kitabul Hudud 15; An-Nasa`i, Bab At-Tahrim 5, 11, 14; Ad-Darimi, Kitab As-Siyar 11; Ahmad bin Hanbal 1/61,63,65,70, 163,382,428,444,465; 6/181, 214)

 

"Atau kerusakan di bumi."

 

Al-Imam Asy-Syaukani berkata tentang tafsir kalimat ini: "Telah diperselisihkan tentang apa maksud kerusakan yang disebutkan dalam ayat ini. Ada yang mengatakan kesyirikan, dan ada yang mengatakan merampok di perjalanan. Dan lahiriah susunan kalimat Al-Qur`an menunjukkan bahwa semua yang bisa dikatakan sebagai kerusakan di muka bumi maka itulah maksudnya. Kesyirikan merupakan kerusakan di muka bumi. Merampok di perjalanan juga kerusakan di muka bumi. Menumpahkan darah, menginjak-injak, melecehkan kehormatan, dan mencuri harta adalah kerusakan di muka bumi. Menghancurkan bangunan, merusak tanaman, dan mengeringkan sungai adalah merusak di muka bumi. Dengan ini diketahui bahwa semua ini merupakan kerusakan di muka bumi." (Fathul Qadir, 2/40)

 

Jadi, orang ini membunuh dengan cara yang tidak dibenarkan oleh agama, maka perbuatan jelek ini sangat dicela dalam agama Islam dan diancam dengan ancaman yang keras. Allah berfirman:

 

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya." (An-Nisa`: 93)

 

Nabi menjelaskan:

 

"Apabila dua orang muslim bertemu (berkelahi) dengan pedang mereka berdua, lalu salah satunya membunuh yang lain, maka yang membunuh dan yang dibunuh di neraka." (HR. An-Nasa`i, Bab Tahrimul Qatl 29; Ibnu Majah, Kitabul Fitan 11, dari sahabat Abu Bakrah)

 

Beliau juga bersabda:

 

"Siapa yang membunuh orang kafir mu'ahad (yang memiliki perjanjian damai) pada selain waktu yang diperbolehkan membunuhnya (yaitu ketika di luar perjanjian), Allah haramkan surga baginya (pembunuh tersebut)." (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, juz 5/36, 38,50,51,52; Ibnu Majah, Kitabud Diyat 32, dari Abu Bakrah)

 

Maka ayat ini mengisyaratkan bahwa pembunuhan hanya diperbolehkan ketika ada sebab yang mengharuskannya. Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa'di mengatakan: "Dan ayat ini menunjukkan bahwa pembunuhan itu diperbolehkan dengan salah satu di antara dua sebab, yaitu membunuh jiwa dengan sengaja dengan cara yang tidak dibenarkan agama, maka orang tersebut boleh dibunuh apabila dia mukallaf (baligh dan berakal) dan setingkat, serta bukan ayah dari yang terbunuh. Yang kedua, dia membuat kerusakan di bumi dengan merusak agama atau jiwa atau harta manusia, seperti orang-orang kafir yang murtad dan menyerang, serta para penyeru bid'ah yang tidak bisa ditangkal kejelekannya kecuali dengan dibunuh. Demikian juga para perampok di jalan dan sejenis mereka, dari orang-orang yang mengacaukan manusia dengan membunuh atau mengambil harta mereka." (Tafsir As-Sa'di, hal. 252, cet. Darus Salam)

 

"Maka seolah-olah ia membunuh seluruh manusia."

 

Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna penyerupaan dalam ayat ini. Ibnul Jauzi menyimpulkan pendapat mereka dengan menyatakan: "Dan pada firman Allah ada lima pendapat:

 

1. Bahwa dia mendapat dosa orang yang membunuh semua manusia. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri dan Az-Zajjaj.

 

2. Dia masuk neraka dengan sebab membunuh seorang muslim, sama seandainya dia membunuh seluruh manusia. Ini dikatakan oleh Mujahid dan 'Atha`. Al-Imam Ibnu Qutaibah mengatakan: 'Ia disiksa sebagaimana orang yang membunuh seluruh manusia.'

 

3. Bahwasanya wajib (ditegakkan) atasnya qishash seperti bila ia membunuh manusia seluruhnya. Ini dikatakan oleh Ibnu Zaid.

 

4. Dianjurkan bagi seluruh manusia untuk membantu keluarga korban sehingga mereka mampu membalas, sebagaimana bila orang tersebut membunuh keluarga mereka. Ini disebutkan oleh Abu Ya'la.

 

5. Barangsiapa membunuh nabi atau pemimpin yang adil maka seolah-olah ia membunuh seluruh manusia. Ini diriwayatkan 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas." (Zadul Masir fi 'Ilmit Tafsir, 2/202, cet. Maktabah Darul Baz, Makkah)

 

Pendapat-pendapat ini semuanya bisa diambil karena tidak saling bertentangan dan bisa dicakup oleh ayat. Demikian menurut Ibnul Jauzi dan Al-Imam Asy-Syaukani. Walhasil, ini menunjukkan betapa jelek perbuatan membunuh dalam pandangan Islam, sehingga Islam memberikan hukuman yang berat bagi pelakunya.

 

"Dan siapa yang menghidupkannya."

 

Tentang kalimat ini juga ada lima pendapat:

1. Menyelamatkan dari kebinasaan. Ini diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dan Mujahid.

2. Meninggalkan pembunuhan yang dilarang. Ini riwayat Ibnu Abi Thalhah dari Ibnu 'Abbas, dan satu riwayat dari Mujahid.

3. Keluarga korban memaafkan pembunuh dari qishash. Ini dikatakan oleh Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Zaid, dan Ibnu Qutaibah.

4. Melarang dan mencegah dari pembunuhan.

5. Membantu keluarga korban untuk terwujudnya qishash. Kedua pendapat ini disebutkan oleh Abu Ya'la.

 

"Maka dia seolah-olah menghidupkan seluruh manusia."

 

Al-Hasan Al-Bashri dan Ibnu Qutaibah mengatakan: "Maka ia mendapatkan pahala orang yang menghidupkan seluruh manusia." Sedangkan Al-Mawardi mengatakan: "Maknanya, maka seluruh manusia mesti berterima kasih kepadanya sebagaimana bila dia menghidupkan mereka." (Zadul Masir, 2/203)

 

Penutup

Demikianlah salah satu paparan yang menunjukkan bahwa Islam menjunjung tinggi hak manusia untuk hidup. Bebas menghirup udara di dunia ini, sebagaimana yang digariskan oleh Sang Pencipta. Namun manakala dia melanggar aturan Penciptanya, maka dengan hukum dan ketentuan-Nya pula orang tersebut dienyahkan dari muka bumi demi kemaslahatan orang banyak. Allah menyatakan:

 

"Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 179)

Wallahu a'lam.

 

Footnote:

[1] Yaitu kewajiban qishash dan yang berkaitan dengannya.

[2] Bahkan ini adalah fatwa dari Asy-Syaikh Al-Luhaidan. (ed)

[3] Dalam satu riwayat disebutkan bahwa wanita ini dari Bani Makhzum, suku yang berkedudukan tinggi. –pent.

 

Sumber: www.asysyariah.com

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] WAHABI SALAFI PALSU

Wahabi adalah gerakan yang hanya mengatasnamakan salafush sholeh.
Mereka pembohong besar. Mereka sebenarnya gerakan yg dirancang oleh
Inggris dan zionis dan dibesarkan oleh AS dengan dana Saudi, untuk
memecah-belah umat Islam. Dengan cara menyebarkan fitnah, mengkafirkan
umat Islam, membid'ahkan amalan dan tradisi Islami umat Islam.
Silahkan And abaca topik2 berikut ini:
Wahabi Salafi: Ahlussunnah Musyrik http://tinyurl.com/6ru3jq5
Wahabi: Sahabat Nabi SAW Masih banyak yg Musyrik? http://tinyurl.com/79rz9cz
Penyebab Utama Wahabi Salafi Mengecam Syiah http://tinyurl.com/8y84vuq
Mengkritisi Pemahaman tentang Salafush Sholeh http://tinyurl.com/7xoetv3
Fatwa Ulama Wahabi/Salafi Soal Nikah Kontrak http://tinyurl.com/7ecuz4v
Pandangan Prof. DR. Din Syamsuddin tentang Syiah http://tinyurl.com/7q2xpm2
Kawin Kontrak Ala Wahabi-Salafi http://tinyurl.com/7rl9a37
Debat Antara Sunni dan Wahabi http://tinyurl.com/8yxnbj6

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Thursday, February 16, 2012

[Milis_Iqra] Fwd: English Learning - Full Conversation

Sekedar berbagi.. bagi yang menghadapi masalah dalam hal kemampuan
komunikasi dalam bahasa Inggris bisa saudara coba training online
English Full Conversation, dimana disini saudara akan belajar
bagaimana bisa berkomunikasi dengan bahasa inggris dengan mudah supaya
dapat menunjang pekerjaan dan bisnisnya.
supaya tidak panjang lebar silahkan klik link berikut:

http://teguhhandoko.com/?id=azam1210

oh ya ada materi gratisannya juga untuk mencobanya dan yang pasti
GRATIIIS.. silahkan di download...

Terima kasih

Aziz J

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Tuesday, February 14, 2012

Bls: [Milis_Iqra] Bentuk-Bentuk Sesembahan Yang Harus Dijauhi Oleh Ahlut Tauhid Dan Sepuluh Hal Pembatal Keislaman Kita

Assalamu 'alaikum Wr.Wb.,
Mohon penjelasan lebih jauh untuk point kedua : Menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya dengan Allah (Subhanahu wa Ta'ala), meminta do'a dan syafaat serta bertawakkal ( berserah diri ) kepada perantara tersebut.
Apakah termasuk " Muhammad Rosulullah SAW"? Bukankah Beliau juga memberikan Syafaat kepada Umat? dan bukankah ibadah kepada Allah SWT yang kita ketahui semuanya 'melalui' Sunah Rosul? Contohnya : Sholat, Wudhu, dll.
Karena tidak mungkin ibadah kita kepada Allah akan sampai, apabila tidak sesuai dengan Al Qur'an dan Sunah. Terima Kasih. Salam.

Dari: Dedy Iskandar <dysar06@yahoo.co.id>
Kepada: milis_iqra <milis_iqra@googlegroups.com>
Dikirim: Selasa, 24 Januari 2012 18:32
Judul: [Milis_Iqra] Bentuk-Bentuk Sesembahan Yang Harus Dijauhi Oleh Ahlut Tauhid Dan Sepuluh Hal Pembatal Keislaman Kita

Bentuk-Bentuk Sesembahan Yang Harus Dijauhi Oleh Ahlut Tauhid Dan Sepuluh Hal Pembatal Keislaman Kita

 

A. BENTUK-BENTUK SESEMBAHAN YANG HARUS DIJAUHI OLEH AHLUT TAUHID

 

Di dunia ini banyak sekali bentuk-bentuk berhala atau sesembahan yang di agungkan dan di puja-puja oleh umat manusia. Padahal, inilah yang seharusnya diperangi dan di jauhi oleh Ahlut Tauhid (orang-orang yang benar-benar bertauhid). Adapun bentuk-bentuk berhala atau sesembahan tersebut adalah :

Pertama : Al-Ilaahatu min Duunillah (semua bentuk sesembahan atau yang di pertuhankan selain Allah)

 

Yaitu segala sesuatu yang diminta tolong untuk mendatangkan manfaat atau menolak bala' (marabahaya) selain Allah. Bentuknya banyak sekali, diantaranya : Pohon-pohon yang di keramatkan, batu-batuan (arca atau patung) yang disembah, jin-jin dan setan, orang-orang yang telah mati, kuburan-kuburan para wali atau kyai yang di keramatkan, keris pusaka, cincin akik dan segala jenis jimat, dan lain-lain.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya) : "Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu, apabila di katakan kepada mereka : "(Ucapkanlah) Laa ilaaha illalloh (tidak ada tuhan yang berhak di sembah selain Allah)", maka mereka menyombongkan diri seraya berkata : "Apakah kita harus meninggalkan sesembahan (tuhan-tuhan) kita (selain Allah), hanya untuk menuruti penyair yang gila ini ? " (QS. Ash-Shoffaat : 35-36).

Dalam ayat yang mulia ini, kita tahu bahwa orang-orang musyrik itu memiliki banyak tuhan. Dan ketika mereka di ajak untuk menjauhi segala bentuk sesembahan atau tuhan-tuhan selain Allah itu, mereka enggan dan menyombongkan diri, karena hati mereka telah terpaut dengan sesembahan itu.

 

"Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfaatan pun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan." (Al Furqaan: 3)

 

"Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?." Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan." (Al A'raaf: 53)

 

"Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau." Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta.". Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan." (An Nahl: 86-87)

 

"Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?". Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka; "Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami." (Al Qashash: 62-63)

 

Kedua : "At-Thowaaghiit " (para thoghut)

 

Yakni segala sesuatu yang di sembah, di ikuti dan di taati melebihi batas kedudukannya sebagai hamba Allah. Bentuknya banyak sekali, tetapi tokoh – tokoh utamanya ada lima, yakni :

1. Iblis la'natullah 'alaih ( semoga Allah terus menerus melaknatinya )

2. Orang yang di sembah, diagungkan dan di puja-puja oleh orang lain dan dia ridha (senang) dengan perbuatan tersebut, baik orangnya ini masih hidup atau sudah mati.

3. Orang yang mengajak atau memerintahkan orang lain untuk menyembah dirinya (menyembah orang yang memerintahnya), baik ajakannya ini disambut / di ikuti oleh orang atau tidak.

4. Orang yang mengaku-ngaku tahu hal-hal yang ghoib. Namanya banyak sekali, baik itu tukang dukun, tukang ramal, paranormal, orang pinter, orang yang sakti mandraguna dan yang sejenisnya.

5. Orang yang menghukumi sesuatu selain dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala. (lihat penjelasan tokoh – tokoh utama thoghut ini dalam kitab Syarh Tsalatsatil Ushul, hal. 153 – 155, karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah).

Sementara itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "……(karena itu) barang siapa kufur (ingkar) kepada thoghut, dan hanya beriman kepada Allah saja, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada ikatan tali yang amat kuat (yakni kalimat Laa ilaaha illalloh), yang tidak akan putus ….."(QS. Al-Baqoroh : 256).

 

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (An Nisaa': 60)

 

"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (An Nahl: 36)

 

"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal." (Az Zumar: 17-18)

Ketiga : Al – Andaad (sekutu-sekutu atau tandingan-tandingan selain Allah dalam hal ibadah)

 

Yakni segala sesuatu yang menghalangi seseorang yang melaksanakan ajaran agama Islam dengan benar, yang di cintai seperti mencintai Allah. Bentuknya banyak sekali, diantaranya : Istri-istri, anak-anak, tempat tinggal, keluarga, harta benda, jabatan dan lain-lain.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan diantara sebagian manusia, ada yang mengambil (menjadikan) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (sekutu), mereka mencintai tandingan-tandingan itu seperti layaknya mencintai Allah, sedangkan orang-orang yang beriman itu sangat cinta kepada Allah…." (QS. Al-Baqoroh : 165).

Rasulullah Sholallahu 'alahi wa sallam bersabda : "Barang siapa mati dalam keadaan masih menyembah kepada tandingan / sekutu selain Allah, niscaya dia masuk neraka. "(HR. Bukhori).

Begitulah akibat yang harus ditanggung oleh orang yang mencintai tandingan-tandingan selain Allah, Kita lihat, banyak orang yang mencintai keluarga, harta benda, jabatan atau kekuasaan dan lain-lain, hingga melalaikan kewajiban ibadah kepada Allah, atau bahkan mengabaikan hak – hak Allah sama sekali. Wal 'iyyadzu billah.

Keempat : Al-Arbaab (tuhan-tuhan)

 

Yakni orang-orang yang membuat syariat baru (yang menyelisihi syari'at Allah). Yang isinya menghalalkan apa yang di haramkan apa yang di halalkan oleh-Nya, lalu syari'atnya ini diikuti oleh para pengikutnya. (Lihat Kitab Al-Qoulul Mufid 'alaa KitabAt-Tauhid(2/260), karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah).

Allah menceritakan tentang hal ini dalam firman – Nya : "…..mereka (orang-orang yang Nasrani itu) menjadikan Ahbar (pendeta/pendeta / alim ulama) mereka dan Ruhban (rahib-rahib / biarawan / para ahli ibadah) mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah…."(QS. At-Taubah : 31).

 

Ketika Rasulullahi Shollallahu `Alaihi wa Sallam membaca ayat ini datanglah `Adiy bin Haatim kepada beliau, saat itu di dadanya masih ada salib, berkata `Adiy bin Haatim : "sesungguhnya kami tidak pernah meng`ibadati mereka", Rasulullah menanggapi; "Bukankah mereka itu megharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah Subhaana wa Ta`aalaa lalu kalianpun ikut mengharamkannya?!, dan bukankah mereka itu menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah `Azza wa Jalla lalu kalianpun ikut menghalalkannya juga?!" `Adiy menjawab : "Benar"! maka beliau bersabda : "Itulah `ibadah mereka kepada orang orang yang `alim dan rahib mereka!" Hadist ini diriwayatkan oleh : At-Tirmidzi dan dinyatakan hasan oleh beliau (H.R Tirmidzi dan dinyatakan oleh Al-Albani dalam ghayatul mahram hlm. 20 sebagai hadist yang hasan). Demikian pula orang orang nashara telah menjadikan Isa bin Maryam sebagai Ilah (di`ibadati oleh mereka selain Allah Tabaaraka wa Ta`aalaa), dikalangan mereka berpecah belah didalam memahami tentang `Isa bin Maryam, sebahagian mereka mengatakan, `Isa adalah Ilah, sebahagian lain mengatakan, anak Allah, serta trinitas ini merupakan perpecahan yang terjadi didalam tubuh nashara tersebut.


Maksudnya, orang – orang nasrani telah mengangkat pendeta-pendeta dan biarawan-biarawan mereka sebagai tuhan – tuhan selain Allah, karena ketika para pendeta itu mengharamkan apa yang di halalkan oleh Allah, maka mereka (umat nasrani itu) pun mematuhinya. Contohnya : Para pendeta itu mengharamkan nikah bagi para biarawan agar menjadi ahli ibadah, maka merekapun taat kepadanya. Para pendeta itu pun juga berani menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah, seperti memakan daging babi, meminum-minuman keras dan lain-lain., maka orang-orang nasrani yang itupun mengikutinya. Sikap taklid mereka seperti itu sama artinya dengan menjadikan para pendeta dan para biarawan itu sebagai tuhan-tuhan selain Allah.

Dan di kalangan umat Islam inipun ada orang-orang yang menyerupai perbuatan orang-orang nasrani. Ketika mereka itu berani menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang di halalkan oleh Allah, maka orang-orang yang awwam dan bodoh tentang agama ini pun mengikutinya. Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.

Saudaraku muslimin, itulah empat macam atau empat bentuk sesembahan (tuhan-tuhan yang di puja selain Allah) yang harus kita jauhi, bila kita benar-benar Ahlut Tauhid. Karena itu waspadalah darinya. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang di sabdakan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam :

 

"Barang siapa mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illalloh"' lalu mengingkari apa saja yang di sembah selain Allah, maka ia akan masuk surga." (HR. Muslim, Ahmad dan At-Thobroni)

Wallahu a'lamu bish showwab !

Sumber : www.darussalaf.or.id (dengan sedikit edit 'penambahan ayat Al Quran dan Hadits' pada teks asli)

 

B. SEPULUH HAL PEMBATAL KEISLAMAN KITA

 

Hal- Hal Yang Membatalkan Keislaman

Segala puji bagi Allah (Subhanahu wa Ta'ala) , Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi yang terahir Muhammad (Shalallahu 'alaihi Wassalam), para keluarga dan para Sahabat beliau, serta kepada orang- orang yang setia mengikuti petunjuk beliau.

Selanjutnya : ketahuilah, wahai saudaraku kaum muslimin, bahwa Allah (Subhanahu wa Ta'ala) telah mewajibkan kepada seluruh hamba – hambaNya untuk masuk ke dalam agama Islam dan berpegang teguh denganya serta berhati –hati untuk tidak menyimpang darinya.

Allah juga telah mengutus NabiNya Muhammad (Shalallahu 'alaihi Wassalam) untuk berdakwah ke dalam hal ini, dan memberitahukan bahwa barangsiapa bersedia mengikutinya akan mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yang menolaknya akan sesat.

Allah juga mengingatkan dalam banyak ayat- ayat Al-Qur'an untuk menghindari sebab- sebab kemurtadan, segala macam kemusyrikan dan kekafiran.

Para ulama rahimahumullah telah menyebutkan dalam bab hukum kemurtadan, bahwa seorang muslim bisa di anggap murtad ( keluar dari agama Islam) dengan berbagai macam hal yang membatalkan keislaman, yang menyebabkan halal darah dan hartanya dan di anggap keluar dari agama Islam.

Yang paling berbahaya dan yang paling banyak terjadi ada sepuluh hal, yang di sebutkan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para ulama lainnya, dan kami sebutkan secara ringkas, dengan sedikit tambahan penjelasan untuk anda, agar anda dan orang – orang selain anda berhati hati dari hal ini, dengan harapan dapat selamat dan terbebas darinya.

Pertama: Diantara sepuluh hal yang membatalkan keislaman tersebut adalah mempersekutukan Allah (Subhanahu wa Ta'ala) ( syirik ) dalam beribadah.

Allah (Subhanahu wa Ta'ala) berfirman:

Artinya : " Sesungguhnya Allah (Subhanahu wa Ta'ala) tidak mengampuni dosa syirik(menyekutukan ) kepadaNya, tetapi mengampuni dosa selain itu, kepada orang – orang yang dikehendakinya ".( Annisa' ayat : 116)

Allah (Subhanahu wa Ta'ala) berfirman:

Artinya: " sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, niscaya Allah akan mengharamkan surga baginya, dan tempat tinggalnya (kelak) adalah neraka, dan tiada seorang penolong pun bagi orang – orang zhalim" .( Al- Maidah : 72).

Dan di antara perbuatan kemusyrikan tersebut adalah ; meminta do'a dan pertolongan kepada orang- orang yang telah mati, bernadzar dan menyembelih korban untuk mereka.

Kedua: Menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya dengan Allah (Subhanahu wa Ta'ala), meminta do'a dan syafaat serta bertawakkal ( berserah diri ) kepada perantara tersebut.


Orang yang melakukan hal itu, menurut ijma' ulama ( kesepakatan) para ulama, adalah kafir.

Ketiga : Tidak menganggap kafir orang- orang musyrik, atau ragu atas kekafiran mereka, atau membenarkan konsep mereka. Orang yang demikian ini adalah kafir.

Keempat: Berkeyakinan bahwa tuntunan selain tuntunan Nabi Muhammad (Shalallahu 'alaihi Wassalam) lebih sempurna, atau berkeyakinan bahwa hukum selain dari beliau lebih baik, seperti ; mereka yang mengutamakan aturan - aturan thaghut (aturan – aturan manusia yang melampaui batas serta menyimpang dari hukum Allah ), dan mengesampingkan hukum Rasulullah (Shalallahu 'alaihi Wassalam) , maka orang yang berkeyakinan demikian adalah kafir.

Kelima : Membenci sesuatu yang telah ditetapkan oleh Rasulullah (Shalallahu 'alaihi Wassalam) , meskipun ia sendiri mengamalkannya. Orang yang sedemikian ini adalah kafir.

 

karena Allah (Subhanahu wa Ta'ala) telah berfirman :

Artinya :Demikian itu adalah dikarenakan mereka benci terhadap apa yang di turunkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta'ala), maka Allah (Subhanahu wa Ta'ala) menghapuskan (pahala ) segala amal perbuatan mereka". ( Muhammad : 9).

Keenam: Memperolok–olok sesuatu dari ajaran Rasulullah (Shalallahu 'alaihi Wassalam), atau memperolok – olok pahala maupun siksaan yang telah menjadi ketetapan agama Allah (Subhanahu wa Ta'ala), maka orang yang demikian menjadi kafir,

 

karena Allah (Subhanahu wa Ta'ala) telah berfirman :

Artinya : " katakanlah ( wahai Muhammad ) terhadap Allah kah dan ayat – ayat Nya serta RasulNya kalian memperolok – olok ? tiada arti kalian meminta maaf, karena kamutelah kafir setelah beriman " . (At- Taubah : 65- 66).

Ketujuh : Sihir di antaranya adalah ilmu guna-guna yang merobah kecintaan seorang suami terhadap istrinya menjadi kebencian, atau yang menjadikan seseorang mencintai orang lain, atau sesuatu yang di bencinya dengan cara syaitani.dan orang yang melakukan hal itu adalah kafir,

 

karena Allah (Subhanahu wa Ta'ala) telah berfirman :

Artinya :" Sedang kedua malaikat itu tidak mengajarkan (suatu sihir) kepada seorangpun, sebelum mengatakan: sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir ".( Al-Baqarah : 102.

Kedelapan: Membantu dan menolong orang – orang musyrik untuk memusuhi kaum muslimin.

 

Allah (Subhanahu wa Ta'ala) berfirman:

Artinya : " Dan barang siapa diantara kamu mengambil mereka (Yahudi dan Nasrani ) menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang tersebut termasuk golongan mereka. sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang – orang yang zhalim" .( Al- Maidah: 51).

Kesembilan: Berkeyakinan bahwa sebagian manusia diperbolehkan tidak mengikuti syari'at Nabi Muhammad (Shalallahu 'alaihi Wassalam) , maka yang berkeyakinan seperti ini adalah kafir.

 

Allah (Subhanahu wa Ta'ala) berfirman :

Artinya:" Barang siapa menghendaki suatu agama selain Islam, maka tidak akan diterima agama itu dari padanya, dan ia di akhirat tergolong orang- orang yang merugi".( Ali- Imran: 85).

Kesepuluh : Berpaling dari Agama Allah (Subhanahu wa Ta'ala); dengan tanpa mempelajari dan tanpa melaksanakan ajarannya.

 

Allah (Subhanahu wa Ta'ala) berfirman :

Artinya : " Tiada yang lebih zhalim dari pada orang yang telah mendapatkan peringatan melalui ayat – ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya. Sesungguhnya kami minimpakan pembalasan kepada orang yang berdosa ". ( As- Sajadah : 22).

Dalam hal- hal yang membatalkan keislaman ini , tak ada perbedaan hukum antara yang main-main, yang sungguh- sungguh ( yang sengaja melanggar ) ataupun yang takut, kecuali orang yang di paksa. Semua itu merupakan hal- hal yang paling berbahaya dan paling sering terjadi. Maka setiap muslim hendaknya menghindari dan takut darinya. Kita berlindung kepada Allah (Subhanahu wa Ta'ala) dari hal- hal yang mendatangkan kemurkaan Nya dan kepedihan siksaanNya. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada makhluk Nya yang terbaik, para keluarga dan para sahabat beliau. Dengan ini maka habis dan selesai kata-katanya. Rahimahullah.

Termasuk dalam nomor empat :

Orang yang berkeyakinan bahwa aturan- aturan dan perundang – undangan yang diciptakan manusia lebih utama dari pada syariat Islam, atau bahwa syariat Islam tidak tepat untuk diterapkan pada abad ke dua puluh ini, atau berkeyakinan bahwa Islam adalah sebab kemunduran kaum muslimin, atau berkeyakinan bahwa Islam itu terbatas dalam mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya saja, dan tidak mengatur urusan kehidupan yang lain.

Juga orang yang berpendapat bahwa melaksanakan hukum Allah Ta'ala dan memotong tangan pencuri, atau merajam pelaku zina ( muhsan) yang telah kawin tidak sesuai lagi di masa kini.

Demikian juga orang yang berkeyakinan diperbolehkannya penerapan hukum selain hukum Allah (Subhanahu wa Ta'ala) dalam segi mu'amalat syar'iyyah, seperti perdagangan, sewa menyewa, pinjam meminjam, dan lain sebagainya, atau dalam menentukan hukum pidana, atau lain-lainnya, sekalipun tidak disertai dangan keyakinan bahwa hukum- hukum tersebut lebih utama dari pada syariat Islam.

Karena dengan demikian ia telah menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta'ala) , menurut kesepakatan para ulama'.sedangkan setiap orang yang telah menghalalkan apa yang sudah jelas dan tegas diharamkan oleh Allah (Subhanahu wa Ta'ala) dalam agama, seperti zina, minum arak, riba dan penggunaan perundang- undangan selain Syariat Allah (Subhanahu wa Ta'ala), maka ia adalah kafir, merurut kesepakatan para umat Islam.

Kami mohon kepada Allah (Subhanahu wa Ta'ala) agar memberi taufiq kepada kita semua untuk setiap hal yang di ridhai Nya, dan memberi petunjuk kepada kita dan kepada seluruh umat Islam jalannya yang lurus. Sesungguhnya Allah (Subhanahu wa Ta'ala) adalah Maha Mendengar dan maha Dekat. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad (Shalallahu 'alaihi Wassalam), kepada para keluarga dan para shahabat beliau.

(Dinukil dari Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, edisi Indonesia Hal-hal yang membatalkan Keislaman)

 

Sumber: www.salafy.or.id

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-


--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Hadis hari ini : Husain bagian dari diri Rasul

Sebenarnya tidak ada yang perlu dijelaskan dan diperdebatkan, menurut saya hadis ini biasa-biasa saja sebagai tanda cinta kasih Rasul terhadap cucunya. Jangankan Rasul, saya sendiri sering mencium anak-anak saya, entah itu yang laki-laki maupun perempuan pada kening atau bibir mereka. Ketika ada kata-kata mencium bibir, jangan langsung berpikir terjadi proses anormali yang aneh-aneh seperti dalam adegan-adegan pada "film-film dewasa" dengan semua stylenya. Mencium dibibir ya dengan mengecup bibir mereka yang mungil dan lucu dengan sebuah kecupan kasih sayang.

Jika orang disana menyebutnya pedhopilia, itu karena mereka mengenakan baju mereka pada kasus-kasus ini. 


2012/2/14 Faizal <faizal@busanagroup.com>

Ah ternyata hadits ini yg digunakan orang2 anti islam sebagai senjata, bahwa rasul seorang pedhopilia

 

Mas arman, bisa dijelaskan maksud rasul mencium husain ini?

 

Regards

F a i z a L

 

From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Armansyah
Sent: Tuesday, February 14, 2012 4:31 PM
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Hadis hari ini : Husain bagian dari diri Rasul

 

Musnad Ahmad 16903: Telah menceritakan kepada kami Affan Telah menceritakan kepada kami Wuhaib Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Utsman bin Khutsaim dari Sa'id bin Abu Rasyid dari Ya'la Al Amiri, bahwa ia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk memenuhi undangan makan-makan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memenuhi undangan tersebut. Affan berkata, "Wuhaib berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi orang-orang sementara Husain sedang bermain bersama beberapa orang anak, saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ingin mengambilnya, anak itu pun lari kesana kemari hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mentertawakannya hingga akhirnya beliau ambil." Ya'la berkata, "Kemudian beliau meletakkan salah satu tangannya di bawah tengkuk anak itu dan tangan yang lain di bawah dagunya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan bibirnya pada bibir anak itu seraya menciumnya, kemudian beliau bersabda: "Husain bagian dari diriku dan aku bagian darinya, Allah akan mencintai siapa yang mencintai Husain. Dan Husain merupakan umat dari umat-umat yang baik."

 

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.

-- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-