Saturday, May 21, 2011

[Milis_Iqra] USAHA YANG DISERTAI MAKSIAT

Imam Husein (sa) berkata:
Barangsiapa yang mengusahhakan sesuatu dengan disertai maksiat kepada
Allah, maka usahanya akan melewatkan apa yang diharapkan, dan akan
cepat ditimpa bencana yang ia takutkan. (Tuhaful 'Uqul : 248)

MUTIARA HIKMAH DAN MUTIARA CINTA: http://www.tokoku99.com/visitor/mutiara-hikmah.html

TWITTER TIM CREATIVE99:
http://www.tinyurl.com/3trf44k

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] MUI Kritik Deklarasi Sunni-Syiah Indonesia

Yang benar adalah bahwa sebenarnya tidak ada perselisihan dalam Islam karena :

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan
Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit
(murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam
perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka
siksa yang amat pedih.

Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan
siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api
neraka!

Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan
membawa kebenaran; dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih
tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang
jauh.

[Al Baqarah 174-176]

On 5/21/11, whe.en9999@gmail.com <whe.en9999@gmail.com> wrote:
> Setahu saya mas erwin,
> Di lapangan ... Eh di kenyataan, memang mereka terbagi antara syiah dan
> sunni.
>
> Namun jika mau mencermati, ternyata memang ada aliran syiah yang sebenarnya
> juga tidak menyimpang dari Al Qur'an dan Asunnah.
> Kalo tidak salah sudah diposting to dulu mas erwin soal pembagian syiah ini?
>
> MUI sendiripun sebenarnya cuma membuat fatwa bahwa syiah berbeda dengan
> sunni yang ada di indonesia.
>
> Sayangnya lagi, MUI sedikit kurang lengkap mengungkap syiah yang mana yang
> sudah diteliti oleh beliau beliau dan yang berkembang di Indonesia karena
> tidak mustahil ada syiah yang benar yang berkembang juga.
>
> Mungkin, MUI tidak setuju pendeklarasian agar tidak keliru mana yang bener
> mana yang tidak.
> Namun kalo yang bener belum pernah diungkapkan dan yang salah juga tidak
> pernah diungkapkan masalahnya saya kira akan jadi sama terus.
>
> Sedangkan sunni, saya tidak tahu pembagiannya.
>
> Seperti yang saya bilang, soalnya saya tidak punya geng mas erwin :-)
>
> Untuk mas arman, pertanyaannya buat MUI kan ya? :-)
>
> Cuma soal wakil, menurut saya, kan memang umat Islam tidak punya wakil
> seperti umat Nasrani contohnya paus.
>
> Jadi memang sebaiknya jangan mengatasnamakan umat jika belum ijin atau belum
> ditunjuk mewakili, khawatirnya apa yang disuarakan tidak sama dengan
> keinginan yang diatasnamakan.
> Itu saja maksud saya.
>
> Dalam kasus ini, ternyata MUI tidak merasa diwakili dan menyampaiakan
> complain.
>
> Regards
> Whe-en
>
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -----Original Message-----
> From: Erwin Bayu Aji <erwinbayu@gmail.com>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Sat, 21 May 2011 07:53:24
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] MUI Kritik Deklarasi Sunni-Syiah Indonesia
>
> Nah, masuk ke area Sunni - Syiah lagi hehehe.....
>
> ada beberapa hal yg jadi points, yg aku pengen tanyain, mungkin temen2
> bisa jawab juga.
>
> Kelompok Sunni itu, siapa aja?
> Demikian juga Kelompok Syiah, siapa aja?
>
> kok sekarang kesannya maen genk2-an hehehe...jangan2 termasuk genk motor
> juga :)
>
> aku dulu sempat diskusi dg teman syiah disini juga
> gitu.........simplenya, indonesia-nya gini:
> Kita gak ngerjain itu kok, bahkan itu dilarang, itu kelompok syiah yg
> itu tuh..bukan saya, saya masih normal :) katanya gitu.....
>
> Jadi kita serahkan ke masing2...gak perlu debat kalo ujung2nya jadi
> rame atau hanya untuk menyalahkan, debat kalo tujuannya benar, gpp....
> krn aku yakin dan pasti yg dibelakang sana, yg biasa mengadu jangkrik
> dan adu domba, akan ketawa2 dan ngakak abis kalo sesama beragama islam
> malah ribut melulu. (bukan disini yo..ditempat lain)
>
> Salam, Erwin
>
>
>
>
> 2011/5/20 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>:
>> Sebenarnya pendapat/pernyataan dari pak Amidhan perlu dipertanyakan
>> dibeberapa point :
>> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>>
>> 2011/5/20 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
>>>
>>> Masukan yang bagus sekali, semoga yang mengatasnamakan sunni
>>> memperhatikan
>>> bahwa mereka tidak bisa mengklaim mewakili sunni:
>>> "Karena, tidak semua Dewan Masjid itu mewakili Sunni. Sebaiknya deklarasi
>>> ini bukan gabungan organisasi tapi sekadar kerjasama dua organisasi,"
>>> kata
>>> Ketua MUI Amidhan dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 20 Mei
>>> 2011.
>>>
>>> =====
>>>
>>> MUI Kritik Deklarasi Sunni-Syiah Indonesia
>>> Amidhan menegaskan, dari segi ajaran, antara Sunni dan Syiah itu sangat
>>> berbeda.
>>> Jum'at, 20 Mei 2011, 09:21 WIB
>>> Ismoko Widjaya
>>>
>>> VIVAnews - Majelis Ulama Indonesia mengkritik rencana deklarasi Majelis
>>> Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia atau Muhsin, yang diprakarsai Dewan Masjid
>>> Indonesia dan Jamaah Ahlulbait Indonesia yang mewakili aliran Syiah. MUI
>>> juga menolak bila Dewan Masjid Indonesia disebut sebagai pihak yang
>>> mewakili
>>> Sunni.
>>
>>
>> [Arman] : Jadi siapa yang berhak mewakili sunni sebenarnya ? apa itu sunni
>> ?
>> ada berapa banyak sunni sebenarnya didunia ini ?
>>
>>
>>>
>>> Menurut Amidhan, persoalan 'mahzab' Syiah di Indonesia sangat sensitif.
>>> Apalagi setelah terjadi konflik kontak fisik antara Yayasan Pesantren
>>> Islam
>>> (YAPI) Al-Ma'hadul Islami yang berisi jamaah Syiah dengan kelompok Aswaja
>>> di
>>> Pasuruan, Jawa Timur, awal tahun ini. Akibatnya, enam orang terluka.
>>>
>>
>> [Arman] : Lalu bagaimana dengan kasus bentrokan antar agama atau juga
>> seringnya kasus pengkafiran antar sesama sunni sendiri ? apakah tidak
>> cukup
>> sensitif ?
>>
>>
>>>
>>> Amidhan menegaskan, dari segi ajaran, antara Sunni dan Syiah itu sangat
>>> berbeda. Sedikit penjelasan dari Amidhan, Syiah hanya menganggap ada lima
>>> Imam atau khalifah yang juga Ahlulbait atau keluarga Rasul. Lima orang
>>> itu
>>> yakni, pasangan Ali bin Abi Thalib dan Siti Fatimah (putri Rasul), Al
>>> Hasan
>>> dan Husein (anak dari Fatimah-Ali), dan Nabi Muhammad. "Jadi, Syiah itu
>>> hanya mengakui hadits-hadits yang diriwayatkan oleh lima Ahlulbait ini,"
>>> jelas Amidhan.
>>>
>>
>> [Arman] : Apa iya seperti itu ? sejauh pengetahuan saya mengenai madzhab
>> Ahli Bait, sepertinya pernyataan ini keliru deh ... :-)
>>
>>
>>>
>>> Sedangkan, Sunni atau Ahlussunah Waljamaah itu menganggap Ahlulbait itu
>>> tidak hanya lima sosok tadi. Tapi semua orang atau kelompok yang taat dan
>>> melaksanakan ajaran Rasul dan Sahabat-sahabat. "Tidak dibatasi hanya yang
>>> lima tadi (pada ajaran Syiah)," ujar dia.
>>
>> [Arman] : Hm., Ahli Bait dalam hal apa dulu nih ? Karena dari sisi
>> terminologi bahasa, ahli bait adalah setiap keluarga Rasul yang memiliki
>> hubungan dengan beliau dalam sebuah ikatan keluarga dalam arti nasab.
>> Termasuk semua istri dan anak-anak beliau serta cucu beliau. Kalau dalam
>> kasus surah kiswah, ya hanya lima itu dan sudah terbukti melalui
>> hadist-hadist dari kalangan sunni sendiri yang tidak terbantahkan.
>>
>>
>>
>>>
>>> Pengikut Sunni mengakui empat khalifah yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab,
>>> Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Tapi, Syiah tidak mengakui itu.
>>>
>>
>> [Arman] : Sejauh pendalaman saya pada madzhab ini, pernyataan diatas
>> keliru
>> deh, mungkin lebih tepatnya untuk beberapa kelompok syiah tertentu kali ya
>> .... :-)
>>
>>
>> --
>> Salamun 'ala manittaba al Huda
>>
>>
>>
>> ARMANSYAH
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Rekaman Pesan Syarif Sebelum Bunuh Diri

Al Qur'an tidak mengajarkan Jihad dengan melakukan kerusakan :

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

[Al Baqarah 195]

Karena Allah tidak menyukai perbuatan merusak:

Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang
ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.

Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",
bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka
cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu
tempat tinggal yang seburuk-buruknya.

[Al Baqarah 205-206]


On 5/20/11, whe - en <whe.en9999@gmail.com> wrote:
> *Rekaman Pesan Syarif Sebelum Bunuh Diri*
> Sandro Gatra | Latief | Kamis, 19 Mei 2011 | 18:49 WIB
> http://regional.kompas.com/read/2011/05/19/18492374/Rekaman.Pesan.Syarif.Sebelum.Bunuh.Diri
>
>
> *CIREBON, KOMPAS.com* — Mochammad Syarif merekam rencana aksi teror sebelum
> bunuh diri dengan meledakkan bom di Masjid Adz-Dzikro di Markas Polres Kota
> Cirebon, Jawa Barat, pertengahan April 2011 lalu. Syarif merekam dengan
> ponsel merek Nokia GSM 2730 Classic.
> &lt;a href='
> http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a3126491&amp;amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
> target='_blank'&gt;&lt;img src='
> http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=951&amp;amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;amp;n=a3126491'
> border='0' alt='' /&gt;&lt;/a&gt;
>
> Ponsel tersebut ditemukan polisi di Kali Soka, Plumbon, Cirebon, setelah
> terendam selama satu minggu. Ponsel itu dibuang oleh Mushola bersama tujuh
> bom pipa. Dalam memori sebesar 1 *gigabyte *di ponsel itu tersimpan 36 video
> rekaman.
>
> Kepolisian memperlihatkan tiga video di antaranya kepada wartawan saat jumpa
> pers di Mapolresta Cirebon, Kamis (19/5/2011). Video pertama memperlihatkan
> dua bom rompi siap diledakkan. Masing-masing rompi berisi tujuh bom pipa.
> Video kedua merekam ketika Syarif menjelaskan berbagai komponen bom.
>
> Pada video ketiga, Syarif menyampaikan pesan terakhir sebelum bunuh diri.
> Dalam video yang direkam oleh orang lain itu, Syarif terlihat memakai kaus
> warna hitam dan peci putih. Di belakang kepalanya terpasang kain warna hitam
> bertulisan kaligrafi warna putih.
>
> Pada bagian awal rekaman, Syarif mengaku pernah bermimpi bertemu Osama bin
> Laden dan Noordin M Top. Pada bagian tengah, dengan bangga, Syarif mengaku
> membunuh seorang anggota TNI dengan pisau lipat. Dia menyebut anggota TNI
> itu sebagai *thogut*.
>
> Berikut pesan Syarif dalam rekaman:
>
> "*Salam kepada Noordin M Top yang pernah datang ke mimpi saya, mengajak saya
> berjihad, bergabung di dalam pasukannya. Saya pernah bermimpi bertemu dengan
> Ustad Osama Bin Laden*." (selanjutnya ucapan tidak jelas).
>
> (Syarif membaca ayat Al Quran). *"Ya, Allah, menangkanlah para mujahidin, ya
> Allah. Kau berpihak pada mereka, ya Allah. Menangkanlah para mujahidin, ya
> Allah, yang benar-benar mujahidin, ya Allah, yang benar-benar berjihad
> karena berhijrah. Waduh kaum anshar udah pada nunggu itu*."
>
> (diam sesaat)
>
> "*Moga-moga dapat banyak nyawa nih thogut. Allahu akbar, takbir, Allahu
> akbar. Ikhlaskanlah, ya Allah, kuatkanlah, ya Allah. Kami hanya mampu
> demikian. Tidak bisa kami mampu membuat yang lebih dahsyat lagi.
> Alhamdullilah, karena barokah dari Engkau, ya Allah, rahmat dari-Mu, ya
> Allah*."
> "*Tidak menyangka bertemu thogut **langsung (anggota TNI). Digorok lehernya.
> Pake apa? Pake ini (sambil perlihatkan pisau lipat). Ini ada geriginya.
> Huuhh (sambil menggerak-gerakkan jari telunjuk ke gerigi), Allahu akbar.
> Thogut **sekarang lagi ngapain ya? Nanti saya cek, dia diapain, insya
> Allah*."
>
>
> --
> ~~~~~
> Whe~en
> http://wheen.blogsome.com/
>
> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
> lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS
> 20 : 25-28)
> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Friday, May 20, 2011

Re: [Milis_Iqra] Bisa menjadi Mualaf Yahudi itu gak gampang lo

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan,
dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang
terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus.

[Al Maa'idah 15-16]

On 5/20/11, Majelis Tasbih <majelistasbih@gmail.com> wrote:
>
>
> Michael: Kebenaran Itu Hanya Ditemukan Dalam Islam
>
> Cetak | Kirim | RSS Selasa, 17/02/2009 18:57 WIB
>
> Michael DavidShapiro adalah seorang Yahudi Rusia. Dulu, ia tidak
> terlalu yakin dengan adanya Tuhan. Cita-citanya menjadi seorang bintang
> penyayi rock, tapi sekarang ia bekerja sebagai sekretaris dan tinggal di
> sebuah apartemen.
>
> Pencarian jati dirinya dimulai ketika ia berusia 19 tahun. Suatu
> malam, berniat ke dapur dan bertemu dengan rekannya seorang kulit hitam. Ia
> bertanya pada rekannya itu,"Bolehkah saya menyimpan vodka di kulkas malam
> ini?". Tak diduga, pertemuan itulah yang mengubah hidup Michael secara
> drastis.
>
> Teman kulit hitam yang dijumpainya di dapur adalah seorang Muslim
> dan dia adalah Muslim pertama yang pernah Michael jumpai. Dengan rasa ingin
> tahu yang tinggi, Michael mengajak lelaki kulit hitam itu berbincang-bincang
> tentang agama Islam. Tentang semua hal yang pernah Michael dengar seperti
> salat lima waktu, jihad dan sosok Nabi Muhammad saw.
>
> Kemudian, teman mereka bernama Wade, seorang Kristiani bergabung
> dalam perbincangan itu. Jadilah mereka bertiga malam itu berdialog dengan
> Yahudi, Kristiani dan Muslim. "Ternyata kami menemukan banyak perbedaan dan
> banyak persamaan antara ketiga agama itu," kata Michael.
>
> Setelah perbincangan itu, minat Michael yang selama ini hanya
> berkutat pada sex, narkoba dan pesta-pesta jadi berubah total. Ia mulai
> berminat untuk mencari kebenaran, mencari Tuhan, mencari bagaimana cara
> menjadi pengikutNya.
>
> Ketika itu, kata Michael, ia memulai dengan mengajukan
> pertanyaan-pertanya an sederhana pada dirinya sendiri seperti 'berapa
> sebenarnya jumlah Tuhan?'. Michael berpikir bahwa jumlah Tuhan pasti cuma
> satu. Tuhan akan lebih kuat jika cuma satu. Karena jika Tuhan dua, kalau ada
> salah satunya yang berbeda pendapat maka akan terjadi pertentangan dan
> pertikaian. "Maka saya berpikir bahwa Tuhan itu satu," kata Michael.
>
> Ia juga memikirkan tentang eksistensi Tuhan dan menganalisa
> keyakinan atheist dan keyakinan theist-theist lainnya. Saya teringat akan
> kata bijak "Setiap disain pasti ada disainernya". Bertolak dari kata bijak
> itu, mata saya terbuka bahwa Tuhan itu ada. "Saya tidak bisa menjelaskannya
> mengapa, saya hanya bisa merasakannya," ujar Michael.
>
> Hal-hal baru yang ditemukannya, membuat Michael berpikir bahwa ia
> harus bertanggungjawab untuk mematuhi Sang Pencipta dan itu artinya ia harus
> memeluk satu agama. Pertanyaan lain pun menyusul, 'darimana ia akan memulai?
> karena secara harfiah jumlah agama bisa ribuan dan ia perlu memperkecil
> jumlah itu. Langkah pertama yang Michael lakukan adalah mengelompokan
> agama-agama monoteis dan itu sejalan dengan keyakinannya bahwa Tuhan itu
> satu. Ia mencoret Budha dan Hindu dari daftarnya dan melingkari tiga agama
> monoteis yaitu Islam, Kristen dan Yudaisme.
>
> Karena ia seorang Yahudi. Michael mulai mempelajari Yudaisme
> terlebih dulu, mulai dari konsep Tuhan, nabi-nabi, 10 larangan Tuhan, Taurat
> dan tentang 'roh keyahudian', satu hal yang menarik perhatian dan membuat
> Michael ragu. Ia berpikir, ide tentang 'roh keyahudian' tidak universal
> karena 'jika seseorang dilahirkan sebagai Yahudi, maka orang itu punya jiwa
> Yahudi dan harus menjadi pengikut Yudaisme. Bagi Michael, ide semacam itu
> diskriminatif. Ia berpendapat bahwa semua manusia diciptakan sama. "Mengapa
> seseorang yang dilahirkan dalam agama tertentu harus tetap memeluk agama itu
> meski jika seseorang itu menemukan bahwa keyakinan yang dianutnya salah?"
> itulah pertanyaan yang muncul di benak Michael dan ia tidak sejalan dengan
> konsep tersebut.
>
> Hal lainnya yang membuat Michael ragu dengan Yudaisme, tidak ada
> konsep yang jelas tentang neraka dalam Yudaisme. Jika konsep itu tidak ada,
> kenapa seseorang harus berbuat baik atau melakukan dosa? "Jika saya tidak
> takut akan hukuman yang berat, jadi kenapa saya harus bermoral," pikir
> Michael.
>
> Michael akhirnya meninggalkan Yudaisme dan beralih belajar
> kekristenan. Agama ini juga membuat Michael mundur karena konsep trinitas
> dalam kristen yaitu bapak, putera dan roh kudus. Ia berpendapat, bagaimana
> bisa Kristen mengklaik percaya hanya pada satu Tuhan, jika menganut konsep
> trinitas.
>
> Michael juga menganggap sejarah Yesus dalam Kristen aneh dan tak
> masuk akal. Dalam doktrin Kristen, Yesus adalah anak Tuhan yang harus
> dibunuh untuk menyelamatkan manusia dari "dosa asal" yang dilakukan Nabi
> Adam. Dalam Kristen, Yesus mati untuk menebus dosa-dosa manusia.
>
> Doktrin itu membuat Michael berpikir bahwa dalam agama Kristen
> seluruh umat manusia itu dilahirkan sebagai pendosa, yang melakukan
> perbuatan yang salah. Itu artinya, seorang bayi yang baru dilahirkan sudah
> berdosa karena melakukan hal-hal yang salah. "Doktrin yang aneh. Karena dosa
> satu orang, maka semua manusia harus menderita. Pesan moral apa yang
> disampaikan oleh doktrin semacam itu? Pemikiran seperti ini tidak masuk
> logika saya," ujar Michael.
>
> Michael lalu mempelajari Islam. Ia menemukan bahwa Islam berarti
> patuh dan berserah diri. Prinsip dalam Islam adalah Tuhan yang Esa, salat
> lima waktu sebagai wujud ketaatan pada Tuhan, menunaikan zakat, puasa di
> bulan Ramadhan dan pergi haji jika mampu secara finansial. Konsep yang buat
> Michael tidak terlalu sulit untuk dipahami.
>
> Apa yang Michael pelajari tentang Islam tidak ada yang bertentangan
> dengan logikanya, termasuk kitab suci al-Quran dengan keajaiban-keajaiban
> yang mengagumkan dan ajaran-ajaran yang tak lekang oleh waktu. Michael
> menemukan fakta-fakta ilmiah yang sudah dijelaskan dalam kitab suci al-Quran
> sejak 1400 tahun yang lalu.
>
> Dari sekian banyak hal yang Michael pelajari tentang Islam lewat
> buku-buku dan riset. Satu hal yang paling membuatnya tertarik adalah kata
> "Islam" yang dijadikan nama agama Islam disebut beberapa kali dalam
> al-Quran.
>
> "Dari studi-studi yang sudah saya lakukan sebelumnya, saya tidak
> menemukan satu kalipun kata 'Yudaisme' ditemukan dalam Kitab Perjanjian Lama
> atau kata 'Kekristenan' dalam Kitab Perjanjian Baru. Saya heran mengapa saya
> tidak menemukan dua kata itu dalam dua kitab tersebut!" tukas Michael.
>
> Ia lalu berpikir lebih dalam menemukan jawabannya. Kata Judaism bisa
> dipisah menjadi "Juda-ism". Begitu juga dengan Christianity bisa dipenggal
> menjadi "Chris-ianity". Siapakah Juda? Juda adalah salah satu pemimpin suku
> Yahudi. Jadi nama agama Judaisme diambil dari nama orang. Hal yang sama buat
> Kekristenan yang diambil dari kata Christ nama untuk Yesus.
>
> Michael akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Christianity dan
> Judaism tidak disebut-sebut dalam kitab suci karena kedua nama itu datangnya
> dari manusia dan bukan dari Tuhan. Sedangkan Islam adalah nama agama yang
> datangnya dari Tuhan.
>
> "Oleh sebab itu ajaran Kristen dan Yudaisme tidak kredibel.
> Setidaknya dari perspektif saya, kedua ajaran tersebut tidak murni, tidak
> logis dan tidak lengkap," kata Michael.
>
> Ia melanjutkan,"Islam adalah satu-satunya nama agama yang
> disebut-sebut dalam al-Quran. Ini punya arti yang besar buat saya."
>
> "Saya sadar, bahwa saya harus mengikuti ajaran Islam. Kemudian saya
> memilih menjadi seorang Muslim. Saya telah menemukan kebenaran. Saya sudah
> keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya ... cahaya Islam," tandas
> Michael. (ln/readingislam/ iol)
>
>
>
> www.clickuang.webs.com
>
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] “Menjernihkan Tafsir Pancasila”

Sekedar untuk menjernihkan diri kita sendiri :

Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum
kamu pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat
yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan
(juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang
diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar
dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang
patut diutamakan.

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang
telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu
kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya." Lalu mereka
melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka
menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang
mereka terima.

Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira
dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji
terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka
bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.

[Ali Imran 184-189]

On 5/19/11, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:
> "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> Sumber :
> http://hidayatullah.com/read/17026/16/05/2011/%E2%80%9Cmenjernihkan-tafsir-pancasila%E2%80%9D.html
>
>
> Dr. Adian Husaini
>
> HARIAN Republika, Rabu (11/5) menurunkan berita berjudul: "Kembalikan
> Pancasila dalam Kurikulum". Berita itu mengungkap pernyataan Ketua Umum
> Partai Golkar Aburizal Bakrie yang mempertanyakan mengapa Pendidikan
> Pancasila hilang di kurikulum pendidikan. Kata Aburizal, Pancasila tidak
> boleh dikerdilkan dengan hanya menjadi bagian dari pendidikan
> kewarganegaraan.
>
> "Sikap Partai Golkar jelas, kembalikan materi pendidikan Pancasila menjadi
> bagian dari kurikulum pendidikan secara khusus, karena materinya harus
> diajarkan secara tersendiri," kata Aburizal Bakrie.
>
> Menurut Aburizal Bakrie, penghapusan pendidikan Pancasila adalah sebuah
> upaya memotong anak bangsa ini dari akar budayanya sendiri. Pancasila adalah
> pintu gerbang masuk pelajaran tentang semangat nasionalisme, gotong royong,
> budi pekerti, nilai-nilai kemanusiaan, kerukunan, dan toleransi beragama.
>
> Demikian seruan Partai Golkar tentang Pancasila sebagaimana disampaikan oleh
> Ketua Umumnya. Akhir-akhir ini kita sering mendengar seruan berbagai pihak
> tentang Pancasila. Tentu saja, ini bukan hal baru. Berbagai seminar,
> diskusi, dan konferensi telah digelar untuk mengangkat kembali "nasib
> Pancasila" yang terpuruk, bersama dengan berakhirnya rezim Orde Baru, yang
> sangat rajin mengucapkan Pancasila.
>
> Partai Golkar atau siapa pun yang menginginkan diterapkannya di Pancasila,
> seyogyanya bersedia belajar dari sejarah; bagaimana Pancasila dijadikan
> sebagai slogan di masa Orde Lama dan Orde Baru, dan kemudian berakhir dengan
> tragis. Sejak tahun 1945, Pancasila telah diletakkan dalam perspektif
> sekular, yang lepas dari perspektif pandangan alam Islam (Islamic
> worldview). Padahal, sejak kelahirannya, Pancasila – yang merupakan bagian
> dari Pembukaan UUD 1945 – sangat kental dengan nuansa Islamic worldview.
>
> Contoh terkenal dari tafsir sekular Pancasila, misalnya, dilakukan oleh
> konsep Ali Moertopo, ketua kehormatan CSIS yang sempat berpengaruh besar
> dalam penataan kebijakan politik dan ideologi di masa-masa awal Orde Baru.
> Mayjen TNI (Purn) Ali Moertopo yang pernah menjadi asisten khusus Presiden
> Soeharto merumuskan Pancasila sebagai "Ideologi Negara Kesatuan Republik
> Indonesia". Tentang Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, Ali Moertopo
> merumuskan, bahwa diantara makna sila pertama Pancasila adalah hak untuk
> pindah agama. "Bagi para warganegara hak untuk memilih, memeluk atau pindah
> agama adalah hak yang paling asasi, dan hak ini tidak diberikan oleh negara,
> maka dari itu negara RI tidak mewajibkan atau memaksakan atau melarang siapa
> saja untuk memilih, memeluk atau pindah agama apa saja."
>
> Tokoh Katolik di era Orde Lama dan Orde Baru, Pater Beek S.J., juga
> merumuskan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai konsep yang netral
> agama, dan tidak condong pada satu agama. Ia menggariskan tentang masalah
> ini:
>
> "Barang siapa beranggapan Sila Ketuhanan ini juga meliputi anggapan bahwa
> Tuhan itu tidak ada, atheisme (materialisme); atau bahwa Tuhan berjumlah
> banyak (politeisme), maka ia tidak lagi berdiri di atas Pancasila. Pun pula
> jika orang beranggapan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa itu hanya tepat bagi
> kepercayaan Islam atau Yahudi saja, misalnya, maka orang semacam itu pada
> hakikatnya juga tidak lagi berdiri di atas Pancasila." (J.B. Soedarmanta,
> Pater Beek S.J., Larut tetapi Tidak Hanyut).
>
> Tetapi, sebagian kalangan ada juga yang memahami, bahwa sila Ketuhanan Yang
> Maha Esa juga menjamin orang untuk tidak beragama. Drs. R.M. S.S. Mardanus
> S.Hn., dalam bukunya, "Pendidikan—Pembinaan Djiwa Pantja Sila", (1968),
> menulis: "Begitu pula kita harus mengetahui, bahwa orang yang ber-Tuhan
> tidak sekaligus harus menganut suatu agama. Bisa saja orang itu ber-Tuhan,
> yaitu percaya dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi tidak memeluk suatu
> agama, karena ia merasa tidak cocok dengan ajaran-ajaran dan dogma-dogma
> agama tertentu. Orang yang ber-Tuhan tetapi tidak beragama bukanlah seorang
> ateis. Pengertian ini sebaiknya jangan dikaburkan."
>
> Pastor J.O.H. Padmaseputra, dalam bukunya, "Ketuhanan di Indonesia"
> (Semarang, 1968), menulis: "Apakah orang yang tidak beragama harus dipandang
> ateis? Tidak. Karena amat mungkin dan memang ada orang tidak sedikit yang
> percaya akan Tuhan, tetapi tidak menganut agama yang tertentu." (Dikutip
> dari buku Pantjasila dan Agama Konfusius karya RimbaDjohar, (Semarang:
> Indonezia Esperanto-Instituto, MCMLXIX), hal. 34-35).
>
> Padahal, jika dicermati dengan jujur, rumusan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
> ada kaitannya dengan pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta: Ketuhanan,
> dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Bung
> Hatta yang aktif melobi tokoh-tokoh Islam agar rela menerima pencoretan
> tujuh kata itu, menjelaskan, bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah, tidak
> lain kecuali Allah. Sebagai saksi sejarah, Prof. Kasman Singodimedjo,
> menegaskan: "Dan segala tafsiran dari Ketuhanan Yang Maha Esa itu, baik
> tafsiran menurut historisnya maupun menurut artinya dan pengertiannya sesuai
> betul dengan tafsiran yang diberikan oleh Islam." (Lihat, Hidup Itu
> Berjuang, Kasman Singodimedjo 75 Tahun (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hal.
> 123-125.)
>
> Lebih jelas lagi adalah keterangan Ki Bagus Hadikusuma, ketua Muhammadiyah,
> yang akhirnya bersedia menerima penghapusan "tujuh kata" setelah diyakinkan
> bahwa makna Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tauhid. Dan itu juga dibenarkan
> oleh Teuku Mohammad Hasan, anggota PPKI yang diminta jasanya oleh Hatta
> untuk melunakkan hati Ki Bagus. (Siswanto Masruri, Ki Bagus Hadikusuma,
> (Yogyakarta: Pilar Media, 2005).
>
> Sebenarnya, sebagaimana dituturkan Kasman Singodimedjo, Ki Bagus sangat alot
> dalam mempertahankan rumusan "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
> syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Sebab, rumusan itu dihasilkan dengan
> susah payah. Dalam sidang-sidang BPUPK, Ki Bagus dan sejumlah tokoh Islam
> lainnya juga masih menyimpan ketidakpuasan terhadap rumusan itu. Ia,
> misalnya, setuju agar kata "bagi pemeluk-pemeluknya" dihapuskan. Tapi,
> karena dalam sidang PPKI tersebut, sampai dua kali dilakukan lobi, dan
> Soekarno juga menjanjikan, bahwa semua itu masih bersifat sementara. Di
> dalam sidang MPR berikutnya, umat Islam bisa memperjuangkan kembali masuknya
> tujuh kata tersebut. Di samping itu, Ki Bagus juga mau menerima rumusan
> tersebut, dengan catatan, kata Ketuhanan ditambahkan dengan Yang Maha Esa,
> bukan sekedar "Ketuhanan", sebagaimana diusulkan Soekarno pada pidato
> tanggal 1 Juni 1945 di BPUPK. Pengertian inilah yang sebenarnya lebih masuk
> akal dibandingkan dengan pengertian yang diajukan berbagai kalangan. (Ibid).
>
> Dalam bukunya, "Islam dan Politik, Teori Belah Bambu Masa Demokrasi
> Terpimpin" (1959-1965), (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Prof. Dr. Ahmad
> Syafii Maarif juga mencatat, bahwa pada 18 Agustus 1945, Soekarno sebenarnya
> sangat kewalahan menghadapi Ki Bagus. Akhirnya melalui Hatta yang
> menggunakan jasa Teuku Mohammad Hasan, Ki Bagus dapat dilunakkan sikapnya,
> dan setuju mengganti "tujuh kata" dengan "Yang Maha Esa". Syafii Maarif
> selanjutnya menulis: "Dengan fakta ini, tidak diragukan lagi bahwa atribut
> Yang Maha Esa bagi sila Ketuhanan adalah sebagai ganti dari tujuh kata atau
> delapan perkataan yang dicoret, disamping juga melambangkan ajaran tauhid
> (monoteisme), pusat seluruh sistem kepercayaan dalam Islam." Namun tidak
> berarti bahwa pemeluk agama lain tidak punya kebebasan dalam menafsirkan
> sila pertama menurut agama mereka masing-masing. (hal. 31).
>
> Tentang makna Ketuhanan Yang Maha Esa identik dengan Tauhid, juga ditegaskan
> oleh tokoh NU KH Achmad Siddiq. Dalam satu makalahnya yang berjudul
> "Hubungan Agama dan Pancasila" yang dimuat dalam buku Peranan Agama dalam
> Pemantapan Ideologi Pancasila, terbitan Badan Litbang Agama, Jakarta
> 1984/1985, Rais Aam NU, KH Achmad Siddiq, menyatakan:
>
> "Kata "Yang Maha Esa" pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) merupakan
> imbangan tujuh kata yang dihapus dari sila pertama menurut rumusan semula.
> Pergantian ini dapat diterima dengan pengertian bahwa kata "Yang Maha Esa"
> merupakan penegasan dari sila Ketuhanan, sehingga rumusan "Ketuhanan Yang
> Maha Esa" itu mencerminkan pengertian tauhid (monoteisme murni) menurut
> akidah Islamiyah (surat al-Ikhlas). Kalau para pemeluk agama lain dapat
> menerimanya, maka kita bersyukur dan berdoa." (Dikutip dari buku Kajian
> Agama dan Masyarakat, 15 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Agama
> 1975-1990, disunting oleh Sudjangi (Jakarta: Balitbang Departemen Agama,
> 1991-1992).
>
> Jika para tokoh Islam di Indonesia memahami makna sila pertama dengan
> Tauhid, tentu ada baiknya para politisi Muslim seperti Aburizal Bakrie dan
> sebagainya berani menegaskan, bahwa tafsir Ketuhanan Yang Maha Esa yang
> tepat adalah bermakna Tauhid. Itu artinya, di Indonesia, haram hukumnya
> disebarkan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Tauhid. Tauhid
> maknanya, men-SATU-kan Allah. Yang SATU itu harus Allah, nama dan
> sifat-sifat-Nya. Allah dalam makna yang dijelaskan dalam konsepsi Islam,
> yakni Allah yang satu, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan; bukan
> Allah seperti dalam konsep kaum Musyrik Arab, atau dalam konsep lainnya.
>
> Kata "Allah" juga muncul di alinea ketiga Pembukaan UUD 1945: "Atas berkat
> rahmat Allah….". Sulit dibayangkan, bahwa konsepsi Allah di situ bukan
> konsep Allah seperti yang dijelaskan dalam al-Quran. Karena itu, tidak salah
> sama sekali jika para cendekiawan dan politisi Muslim berani menyatakan,
> bahwa sila pertama Pancasila bermakna Tauhid sebagaimana dalam konsepsi
> Islam. Rumusan dan penafsiran sila pertama Pancasila jelas tidak bisa
> dipisahkan dari konteks sejarah munculnya rumusan tersebut.
>
> Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Situbondo, Jawa
> Timur, 16 Rabiulawwal 1404 H/21 Desember 1983 memutuskan sebuah "Deklarasi
> tentang Hubungan Pancasila dengan Islam", yang antara lain menegaskan: (1)
> Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Republik Indonesia bukanlah
> agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk
> menggantikan kedudukan agama. (2) Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai
> dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 Undang-undang Dasar
> (UUD) 1945, yang menjiwai sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut
> pengertian keimanan dalam Islam. (3) Bagi Nahdlatul Ulama (NU) Islam adalah
> akidah dan syariah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan
> hubungan antarmanusia. (4) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan
> perwujudan dan upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat
> agamanya. (5) Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, NU berkewajiban
> mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang
> murni dan konsekuen oleh semua pihak. (Lihat, pengantar K.H. A. Mustofa
> Bisri berjudul "Pancasila Kembali" untuk buku As'ad Said Ali, Negara
> Pancasila, Jalan Kemaslahatan Berbangsa, (Jakarta: LP3ES, 2009).
>
> Kaum Muslim perlu mencermati kemungkinan adanya upaya sebagian kalangan
> untuk menjadikan Pancasila sebagai alat penindas hak konsotistusional umat
> Islam, sehingga setiap upaya penerapan ajaran Islam di bumi Indonesia
> dianggap sebagai usaha untuk menghancurkan NKRI. Dalam ceramahnya saat
> Peringatan Nuzulul Quran, Mei 1954, Natsir sudah mengingatkan agar tidak
> terburu-buru memberikan vonis kepada umat Islam, seolah-olah umat Islam
> akan menghapuskan Pancasila. Atau seolah-olah umat Islam tidak setia pada
> Proklamasi. "Yang demikian itu sudah berada dalam lapangan agitasi yang sama
> sekali tidak beralasan logika dan kejujuran lagi," kata Natsir. Lebih jauh
> Natsir menyampaikan, "Setia kepada Proklamasi itu bukan berarti bahwa harus
> menindas dan menahan perkembangan dan terciptanya cita-cita dan kaidah Islam
> dalam kehidupan bangsa dan negara kita"
>
> Natsir juga meminta agar Pancasila dalam perjalannya tidak diisi dengan
> ajaran-ajaran yang menentang al-Quran, wahyu Ilahi yang semenjak
> berabad-abad telah menjadi darah daging bagi sebagian terbesar bangsa
> Indonesia. (M. Natsir, Capita Selecta 2).
>
> Contoh penyimpangan penafsiran Pancasila pernah dilakukan dengan proyek
> indoktrinasi melalui Program P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
> Pancasila). Pancasila bukan hanya dijadikan sebagai dasar Negara. Tetapi,
> lebih dari itu, Pancasila dijadikan landasan moral yang seharusnya menjadi
> wilayah agama. Penempatan Pancasila semacam ini sudah berlebihan. Di
> Majalah Panji Masyarakat edisi 328/1981, mantan anggota DPR dari PPP,
> Ridwan Saidi pernah menulis kolom berjudul "Gejala Perongrongan Agama".
> Sejarawan dan budayawan Betawi ini mengupas dengan tajam pemikiran Prof.
> Dardji Darmodiharjo, salah satu konseptor P-4.
>
> "Saya memandang sosok tubuhnya pertama kali adalah pada kwartal terakhir
> tahun 1977 pada Sidang Paripurna Badan Pekerja MPR, waktu itu Prof. Dardji
> menyampaikan pidato pemandangan umumnya mewakili Fraksi Utusan Daerah.
> Pidatonya menguraikan tentang falsafah Pancasila. Sudah barang tentu
> uraiannya itu bertitik tolak dari pandangan diri pribadinya belaka. Dan
> sempat pula pada kesempatan itu Prof. Dardji menyampaikan kejengkelannya
> ketika katanya pada suatu kesempatan dia selesai ceramah tentang sikap hidup
> Pancasila, seorang hadirin bertanya padanya bagaimana cara gosok gigi
> Pancasila."
>
> Kuatnya pengaruh Islamic worldview dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945 –
> termasuk Pancasila – terlihat jelas dalam sila kedua: Kemanusiaan yang adil
> dan beradab. Manusia Indonesia harus bersikap adil dan beradab. Adil dan
> adab merupakan dua kosa kata pokok dalam Islam yang memiliki makna penting.
> Salah satu makna adab adalah pengakuan terhadap Allah sebagai satu-satunya
> Tuhan dan Muhammad saw sebagai Nabi, utusan Allah. Menserikatkan Allah
> dengan makhluk – dalam pandangan Muslim – bukanlah tindakan yang beradab.
>
> Meletakkan manusia biasa lebih tinggi kedudukannya dibandingkan utusan Allah
> SWT tentu juga tidak beradab. Menempatkan pezina dan penjahat lebih tinggi
> kedudukannya dibandingkan dengan orang yang bertaqwa, jelas sangat tidak
> beradab.
>
> Jadi, jika Golkar atau siapa pun bersungguh-sungguh menegakkan Pancasila di
> Indonesia, siapkah Golkar menegakkan Tauhid dan adab di bumi Indonesia?
> Wallahu a'lam bil-sahawab.*
>
> Paparan lebih lengkap tentang Pancasila bisa dilihat dalam buku: Adian
> Husaini, "Pancasila bukan untuk Menindas Hak Konstitusional Umat Islam"
> (Jakarta: GIP, 2010).
>
> Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini bekerjasama dengan Radio Dakta 107
> FM
>
> Red: Cholis Akbar
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] MUI Kritik Deklarasi Sunni-Syiah Indonesia

Setahu saya mas erwin,
Di lapangan ... Eh di kenyataan, memang mereka terbagi antara syiah dan sunni.

Namun jika mau mencermati, ternyata memang ada aliran syiah yang sebenarnya juga tidak menyimpang dari Al Qur'an dan Asunnah.
Kalo tidak salah sudah diposting to dulu mas erwin soal pembagian syiah ini?

MUI sendiripun sebenarnya cuma membuat fatwa bahwa syiah berbeda dengan sunni yang ada di indonesia.

Sayangnya lagi, MUI sedikit kurang lengkap mengungkap syiah yang mana yang sudah diteliti oleh beliau beliau dan yang berkembang di Indonesia karena tidak mustahil ada syiah yang benar yang berkembang juga.

Mungkin, MUI tidak setuju pendeklarasian agar tidak keliru mana yang bener mana yang tidak.
Namun kalo yang bener belum pernah diungkapkan dan yang salah juga tidak pernah diungkapkan masalahnya saya kira akan jadi sama terus.

Sedangkan sunni, saya tidak tahu pembagiannya.

Seperti yang saya bilang, soalnya saya tidak punya geng mas erwin :-)

Untuk mas arman, pertanyaannya buat MUI kan ya? :-)

Cuma soal wakil, menurut saya, kan memang umat Islam tidak punya wakil seperti umat Nasrani contohnya paus.

Jadi memang sebaiknya jangan mengatasnamakan umat jika belum ijin atau belum ditunjuk mewakili, khawatirnya apa yang disuarakan tidak sama dengan keinginan yang diatasnamakan.
Itu saja maksud saya.

Dalam kasus ini, ternyata MUI tidak merasa diwakili dan menyampaiakan complain.

Regards
Whe-en


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Erwin Bayu Aji <erwinbayu@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Sat, 21 May 2011 07:53:24
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] MUI Kritik Deklarasi Sunni-Syiah Indonesia

Nah, masuk ke area Sunni - Syiah lagi hehehe.....

ada beberapa hal yg jadi points, yg aku pengen tanyain, mungkin temen2
bisa jawab juga.

Kelompok Sunni itu, siapa aja?
Demikian juga Kelompok Syiah, siapa aja?

kok sekarang kesannya maen genk2-an hehehe...jangan2 termasuk genk motor juga :)

aku dulu sempat diskusi dg teman syiah disini juga
gitu.........simplenya, indonesia-nya gini:
Kita gak ngerjain itu kok, bahkan itu dilarang, itu kelompok syiah yg
itu tuh..bukan saya, saya masih normal :) katanya gitu.....

Jadi kita serahkan ke masing2...gak perlu debat kalo ujung2nya jadi
rame atau hanya untuk menyalahkan, debat kalo tujuannya benar, gpp....
krn aku yakin dan pasti yg dibelakang sana, yg biasa mengadu jangkrik
dan adu domba, akan ketawa2 dan ngakak abis kalo sesama beragama islam
malah ribut melulu. (bukan disini yo..ditempat lain)

Salam, Erwin


2011/5/20 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>:
> Sebenarnya pendapat/pernyataan dari pak Amidhan perlu dipertanyakan
> dibeberapa point :
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>
> 2011/5/20 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
>>
>> Masukan yang bagus sekali, semoga yang mengatasnamakan sunni memperhatikan
>> bahwa mereka tidak bisa mengklaim mewakili sunni:
>> "Karena, tidak semua Dewan Masjid itu mewakili Sunni. Sebaiknya deklarasi
>> ini bukan gabungan organisasi tapi sekadar kerjasama dua organisasi," kata
>> Ketua MUI Amidhan dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 20 Mei 2011.
>>
>> =====
>>
>> MUI Kritik Deklarasi Sunni-Syiah Indonesia
>> Amidhan menegaskan, dari segi ajaran, antara Sunni dan Syiah itu sangat
>> berbeda.
>> Jum'at, 20 Mei 2011, 09:21 WIB
>> Ismoko Widjaya
>>
>> VIVAnews - Majelis Ulama Indonesia mengkritik rencana deklarasi Majelis
>> Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia atau Muhsin, yang diprakarsai Dewan Masjid
>> Indonesia dan Jamaah Ahlulbait Indonesia yang mewakili aliran Syiah. MUI
>> juga menolak bila Dewan Masjid Indonesia disebut sebagai pihak yang mewakili
>> Sunni.
>
>
> [Arman] : Jadi siapa yang berhak mewakili sunni sebenarnya ? apa itu sunni ?
> ada berapa banyak sunni sebenarnya didunia ini ?
>
>
>>
>> Menurut Amidhan, persoalan 'mahzab' Syiah di Indonesia sangat sensitif.
>> Apalagi setelah terjadi konflik kontak fisik antara Yayasan Pesantren Islam
>> (YAPI) Al-Ma'hadul Islami yang berisi jamaah Syiah dengan kelompok Aswaja di
>> Pasuruan, Jawa Timur, awal tahun ini. Akibatnya, enam orang terluka.
>>
>
> [Arman] : Lalu bagaimana dengan kasus bentrokan antar agama atau juga
> seringnya kasus pengkafiran antar sesama sunni sendiri ? apakah tidak cukup
> sensitif ?
>
>
>>
>> Amidhan menegaskan, dari segi ajaran, antara Sunni dan Syiah itu sangat
>> berbeda. Sedikit penjelasan dari Amidhan, Syiah hanya menganggap ada lima
>> Imam atau khalifah yang juga Ahlulbait atau keluarga Rasul. Lima orang itu
>> yakni, pasangan Ali bin Abi Thalib dan Siti Fatimah (putri Rasul), Al Hasan
>> dan Husein (anak dari Fatimah-Ali), dan Nabi Muhammad. "Jadi, Syiah itu
>> hanya mengakui hadits-hadits yang diriwayatkan oleh lima Ahlulbait ini,"
>> jelas Amidhan.
>>
>
> [Arman] : Apa iya seperti itu ? sejauh pengetahuan saya mengenai madzhab
> Ahli Bait, sepertinya pernyataan ini keliru deh ... :-)
>
>
>>
>> Sedangkan, Sunni atau Ahlussunah Waljamaah itu menganggap Ahlulbait itu
>> tidak hanya lima sosok tadi. Tapi semua orang atau kelompok yang taat dan
>> melaksanakan ajaran Rasul dan Sahabat-sahabat. "Tidak dibatasi hanya yang
>> lima tadi (pada ajaran Syiah)," ujar dia.
>
> [Arman] : Hm., Ahli Bait dalam hal apa dulu nih ? Karena dari sisi
> terminologi bahasa, ahli bait adalah setiap keluarga Rasul yang memiliki
> hubungan dengan beliau dalam sebuah ikatan keluarga dalam arti nasab.
> Termasuk semua istri dan anak-anak beliau serta cucu beliau. Kalau dalam
> kasus surah kiswah, ya hanya lima itu dan sudah terbukti melalui
> hadist-hadist dari kalangan sunni sendiri yang tidak terbantahkan.
>
>
>
>>
>> Pengikut Sunni mengakui empat khalifah yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab,
>> Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Tapi, Syiah tidak mengakui itu.
>>
>
> [Arman] : Sejauh pendalaman saya pada madzhab ini, pernyataan diatas keliru
> deh, mungkin lebih tepatnya untuk beberapa kelompok syiah tertentu kali ya
> .... :-)
>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Tabligh akbar 22 dan 29 Mei 2011

From milis sebelah
Semoga bermanfaat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu,

Hadirilah !!! Tabligh Akbar

Tema : Perkara-Perkara yang Membinasakan, Membawa Keselamatan,
Mengangkat Derajat dan Menghapus Dosa

Pembicara: al-Ustadz Fat-hi bin Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Waktu: Ahad, 18Jumadil Akhir 1432H / 22 Mei 2011, jam 09.00 s.d selesai

Tempat: Masjid Jami' al-Anshor, jln. Arjuna Raya no 1, Bumi Satria Kencana, Bekasi Selatan, Bekasi

CP:
081316928452,
0218861654,
082111272186,
02170810550

Hadirilah Tabligh Akbar, terbuka untuk umum

Tema: 7 Wasiat nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Abu Dzarr
(dari kitab 7 Wasiat nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada Abu Dzarr karya ustadz Yazid Jawas)

Pemateri: Ustadz Mahfudz Umri Lc

Waktu: 29 Mei 2011, jam 09.00 s.d Dzuhur

Tempat: Masjid al-Ghufron, Perumahan Margahayu blok B, Bekasi Timur

CP:
082111553139,
08161877617,
02199192905,
02126835436

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu,

Abu Muhammad


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

RE: [Milis_Iqra] FPI Tidak Hadiri Deklarasi Sunni-Syiah, MUI Nyatakan Syiah Diluar Islam

Memang sengaja dibuat seperti ini mas arman….biasa untuk menggiring opini pembaca.

Dan yang bikin gemes yang meneruskan…hehehehe

Kok…. Bisa ! menjadi pion atau bagiannya ?

 

Kalau menyangkut Iran, syiah ….dibuat informasinya negative,

Sampai diminta untuk berlaku adil pun oleh ayat2  ditinggalkan

 

 

 


From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Armansyah
Sent: Friday, May 20, 2011 10:41 PM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] FPI Tidak Hadiri Deklarasi Sunni-Syiah, MUI Nyatakan Syiah Diluar Islam

 

Judul kok gak sinkron sama isi ... cek judulnya : ".... MUI Nyatakan Syiah Diluar Islam" sekarang cek isi fatwa dari MUI sendiri : "Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam"

Ini yang saya bilang tendensius, judul cenderung menggiring opini yang salah. Entah apa maksudnya .... :-(

2011/5/20 <whe.en9999@gmail.com>

From eramuslim

FPI Tidak Hadiri Deklarasi Sunni-Syiah, MUI Nyatakan Syiah Diluar Islam

Jumat, 20/05/2011 17:32 WIB

Deklarasi Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia atau MUHSIN, yang diprakarsai Dewan Masjid Indonesia dan Jamaah Ahlulbait Indonesia yang mewakili aliran Syiah, menuai kecaman dari MUI.

KH. Amidhan selaku ketua MUI menolak bila Dewan Masjid Indonesia disebut sebagai pihak yang mewakili Sunni.

"Karena, tidak semua Dewan Masjid itu mewakili Sunni. Sebaiknya deklarasi ini bukan gabungan organisasi tapi sekadar kerjasama dua organisasi," kata Ketua MUI Amidhan, hari ini.

Sementara anggota Pengurus Pusat DMI, Daud Poliradja, menyebut majelis itu didirikan atas latar belakang banyaknya perpecahan yang mengatasnamakan agama di Indonesia, padahal semua agama mengajarkan kebaikan dan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup rukun.

"Umat beragama saling menjelekkan agamanya, sedangkan kita hidup di Indonesia yang berasaskan Pancasila," sambung Daud.

Selain dihadiri Jalaluddin Rahmat dan Daud Poliradja, deklarasi MUHSIN itu dihadiri pula Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh dan Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Brigjen (Pol) Manahan Daulay.

Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan beberapa perwakilan lembaga Islam dan organisasi masyarakat seperti MUI, FPI dan FBR, tidak tampak hadir, padahal mereka sudah diundang.

"Kami tidak tahu mengapa tidak hadir, tapi kami sudah mengirimkan undangannya,"kata Daud.

Salah satu dari lima poin deklarasi MUHSIN menyebutklan, "memendam dalam-dalam warisan perpecahan dan permusuhan di antara kaum mukmin."

Fatwa MUI Tentang Syiah

Sebelum polemik tentang Syiah muncul, MUI sudah memberi fatwa tentang Syiah. Dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi' ah sebagai berikut :

Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya :

* Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama'ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.

* Syi'ah memandang "Imam" itu ma 'sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).

* Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama' ah mengakui Ijma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".

* Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/Pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan ummat.

* Syi'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengakui keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).

* Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (Pemerintahan)",

Dalam keputusan itu, MUI juga menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah. (pz/ant/vn/mui)

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
 Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
 Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
    Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-




--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message

[Milis_Iqra] Kajian di pasar minggu jakarta

From milis sebelah
Semoga bermanfaat

Kajian rutin setiap hari Senin (Ba'da Dzuhur - Jam 13.00). (u/ ikhwan)
Pemateri : Ustadz
Sulam bin Mastadireja.
Materi Saat ini : " Sifat Sholat Nabi Penulis Ustad Yazid"
Masjid "Darul Mustaqimien"Kantor Pusat PT Adhi Karya (Persero) Pasar Minggu

Jl. Raya Pasar Minggu Km.18Pasar Minggu Jakarta Selatankontak : Dedi 02192778136 (by SMS only)

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] FPI Tidak Hadiri Deklarasi Sunni-Syiah, MUI NyatakanSyiah Diluar Islam

Betul mas erwin,
Sebaiknya ada yang langsung mengirimkan komplain ke eramuslim jika berkenan,
Seingat saya, dulu ada kalimat yang langsung direvisi juga,

Saya sendiri, tidak berani menggantinya jika mereka tidak mengganti, tujuannya, supaya kita jangan langsung terprovokasi dengan berita2 di web.
Karena kita juga tidak tahu maksud yang menulis apa.

Terimakasih
Whe-en

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Erwin Bayu Aji <erwinbayu@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 20 May 2011 23:52:05
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] FPI Tidak Hadiri Deklarasi Sunni-Syiah, MUI Nyatakan
Syiah Diluar Islam

berarti yg mengirim artikel di era muslim harus ditanyakan maksudnya
Mas...knapa kok gak sinkron, tujuannya apa...

harusnya ada kolom/surat pembaca disitu, dikomentarin sbg bahan koreksi.

Salam, Erwin

2011/5/20 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>:
> Judul kok gak sinkron sama isi ... cek judulnya : ".... MUI Nyatakan Syiah
> Diluar Islam" sekarang cek isi fatwa dari MUI sendiri : "Faham Syi'ah
> sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam"
>
> Ini yang saya bilang tendensius, judul cenderung menggiring opini yang
> salah. Entah apa maksudnya .... :-(
>
>
> 2011/5/20 <whe.en9999@gmail.com>
>>
>> From eramuslim
>>
>> FPI Tidak Hadiri Deklarasi Sunni-Syiah, MUI Nyatakan Syiah Diluar Islam
>>
>> Jumat, 20/05/2011 17:32 WIB
>>
>> Deklarasi Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah Indonesia atau MUHSIN, yang
>> diprakarsai Dewan Masjid Indonesia dan Jamaah Ahlulbait Indonesia yang
>> mewakili aliran Syiah, menuai kecaman dari MUI.
>>
>> KH. Amidhan selaku ketua MUI menolak bila Dewan Masjid Indonesia disebut
>> sebagai pihak yang mewakili Sunni.
>>
>> "Karena, tidak semua Dewan Masjid itu mewakili Sunni. Sebaiknya deklarasi
>> ini bukan gabungan organisasi tapi sekadar kerjasama dua organisasi," kata
>> Ketua MUI Amidhan, hari ini.
>>
>> Sementara anggota Pengurus Pusat DMI, Daud Poliradja, menyebut majelis itu
>> didirikan atas latar belakang banyaknya perpecahan yang mengatasnamakan
>> agama di Indonesia, padahal semua agama mengajarkan kebaikan dan bahwa
>> perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup rukun.
>>
>> "Umat beragama saling menjelekkan agamanya, sedangkan kita hidup di
>> Indonesia yang berasaskan Pancasila," sambung Daud.
>>
>> Selain dihadiri Jalaluddin Rahmat dan Daud Poliradja, deklarasi MUHSIN itu
>> dihadiri pula Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazandeh dan
>> Pembantu Deputi Bidang Politik Nasional Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
>> Nasional, Brigjen (Pol) Manahan Daulay.
>>
>> Sementara Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dan
>> beberapa perwakilan lembaga Islam dan organisasi masyarakat seperti MUI, FPI
>> dan FBR, tidak tampak hadir, padahal mereka sudah diundang.
>>
>> "Kami tidak tahu mengapa tidak hadir, tapi kami sudah mengirimkan
>> undangannya,"kata Daud.
>>
>> Salah satu dari lima poin deklarasi MUHSIN menyebutklan, "memendam
>> dalam-dalam warisan perpecahan dan permusuhan di antara kaum mukmin."
>>
>> Fatwa MUI Tentang Syiah
>>
>> Sebelum polemik tentang Syiah muncul, MUI sudah memberi fatwa tentang
>> Syiah. Dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984
>> merekomendasikan tentang faham Syi' ah sebagai berikut :
>>
>> Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam
>> mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal
>> Jamm'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya :
>>
>> * Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan
>> ahlu Sunnah wal Jama'ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi
>> syarat ilmu mustalah hadis.
>>
>> * Syi'ah memandang "Imam" itu ma 'sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah
>> wal Jama'ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari
>> kekhilafan (kesalahan).
>>
>> * Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah
>> wal Jama' ah mengakui Ijma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".
>>
>> * Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/Pemerintahan (imamah)
>> adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah)
>> memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk
>> menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan ummat.
>>
>> * Syi'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq,
>> Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah
>> mengakui keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi
>> Thalib).
>>
>> * Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal
>> Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang
>> "Imamah" (Pemerintahan)",
>>
>> Dalam keputusan itu, MUI juga menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang
>> berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap
>> kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah.
>> (pz/ant/vn/mui)
>>
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>>
>> --
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] “AGAR KEIMANAN SEMAKIN BERTAMBAH”

From milis sebelah

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hadirilah,  Kajian Tematis [Insya Allah]:

"AGAR KEIMANAN SEMAKIN BERTAMBAH"

Pembicara : Ust. Abdullah Taslim, MA

Waktu         : Sabtu, 21 Mei 2011 [ba'da Ashar sd 17:30]
Tempat       : Masjid baitul Ma'muur, Telaga Sakinah – Cikarang Barat – Bekasi

Informasi : 0858-14766604 / 0812-13875246

Sukron - Barakallah fii
----
Abi Murti Al-Buluny

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] “Menjernihkan Tafsir Pancasila”

aku maafkan mas...hehehe...tapi anda benar sekali kok.....
ada plus minus-nyaa.....dan memang itu adanya....

kalo sekarang, ditambah dg "HAM", "DEMOKRASI".....dll....sdh jadi
bember yg bagus......

menurutku sih, sebenarnya kalo yg menjalankan roda negara yg membuat
UU, dan masyarakat sendiri itu bersikap lebih adil, bisa memihak yg
benar dan bisa menyalahkan yg salah dg cara2 yg baik, kalem, gak kasar
atau ngotot.....tentunya apapun itu, ntah Pancasila, UUD, atau yg
lainnya tinggal jalan beriringan dan bersama...

yg jadi masalah, biasanya ada tendensi dan kepentingan pihak2 tertentu
yg membuat semuanya jadi blur, grey area, dll...yg bisa dimanfaatkan
oleh mereka untuk meraih keuntungan....(bermain di air yg
keruh..hehe...padahal banyak air jernih kok main di tempat keruh
yaa....)

malah jadi komentator hehehe...maaf2 ;)


2011/5/20 aendangzr@yahoo.co.id <aendangzr@yahoo.co.id>:
> Oh maksudnya zaman orba ,bagi orang yg lahir sekitar tahun itu adalah
> merupakan. bagian dari produk orba ya mas didi, merekapun kenyang dgn
> doktrin2 seperti P4.....hehehehe
> Tp kalau masalah kebersilanya plus minus kali ya mas,sama seperti sekarang
> lah...
> Namun kalau masalah tenang dan damai tidak juga kali mas.
> Banyak peristiwa yg terjadi terutama dari kalangan islam politik yg sering
> disebut dgn ekstrim kanan sering dianggap merongrong pancasila dan sering
> berakhir dgn kerusuhan dan penangkapan seperti peristiwa priuk th 84. Dengan
> berlindung dibalik ideologi pancasila orde baru yg didkung oleh abri, golkar
> dan birokrasi membrangus lawan2 politiknya. Setiap ada kekuatan yg melawan
> rezim akan dianggap anti pancasila.
> Rasa rasanya sekarang juga seperti itu mas didi,kalau kita perhatikan dari
> media2 para pakar yg mendiskusikan pancasila seolah2 gara2 pancasila sudah
> hilang sehingga negara menjadi kacau balau kattanya seperti adanya
> NII,kelompok separatis,ada nya konflik sara ,ahmadiyah dll itu karena
> pemahaman pancasila dan kebangsaan yg mulai luntur.Untuk itu digembar
> gemborkanlah isu tentang 4 pilar kebangsaa yaitu pancasila,uud 45,NKRI dan
> kebinekaan. Sebenarnya ujung ujungnya adalah akan berhadapan dgn umat islam
> lagi. Munculah pula istilah deradikalisai yg secara propaganda tujuanya
> mulia yaitu menghentikan aksi terorisme dgn tidak hanya dng dilawan aksi
> kekerasan saja akan tetapi dgn mengupayakan pengembangan dan pembinaan
> kepada mantan teroris atau yg terindikasi akan menjadi teroris ,padahal
> agendanya adalah menyumbat gerakan islam ideologi yaitu gerakan islam pro
> syariat yg dipandang membahayakan status quo yg sekuler ini.
> Jadi sama2lah orde baru berlindung di balik pancasila dan orde reformasi
> berlindung dibalik 4 pilar kebangsaan yg sama2 negara ini ingin jadi tetap
> sekuler.
> Begitu kira2,kurang lebihnya mohon maaf mas didi....
>
> Salam
>
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> ________________________________
> From: "Didi Muharwoko" <didimu@telkom.co.id>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Fri, 20 May 2011 17:29:50 +0700
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> hahaha..iya..iya..maksudnya waktu dulu sd, smp dan sma (thn 1979 - 1991)
> dapet pelajaran Pancasila.
> Artinya msh jaman Soeharto. Jaman Soeharto menurut kebanyakan orang2
> termasuk saya jauh lebih tenang dan damai dibandingkan jaman2 penerusnya.
> Didi Muharwoko
> 021-70607373
>
> ----- Original Message -----
> From: aendangzr@yahoo.co.id
> To: milis_iqra@googlegroups.com
> Sent: Thursday, May 19, 2011 8:52 PM
> Subject: Re: [Milis_Iqra] "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> Makasih mas didi....
> Namun yg dimaksud jaman pancasila itu tepatnya kapan aau bagaimana,mungkin
> bisa menerangkan lebih detil?
> Makasih
>
> Salam
>
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> ________________________________
> From: "Didi Muharwoko" <didimu@telkom.co.id>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Thu, 19 May 2011 16:43:48 +0700
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> yaya betul, kalo alqur'an ada tafsirnya. Lah judulnya tafsir pancasila. Gak
> pas itu, mungkin lebih tepat "kembali ke khitahnya".
> tapi saya kok merasa kalo jaman Pancasila dulu "lebih baik" dari jaman
> sekarang. Maksudnya lebih baik adalah lebih tenang, damai, dll.
> Didi Muharwoko
> 021-70607373
>
> ----- Original Message -----
> From: aendangzr@yahoo.co.id
> To: milis_iqra@googlegroups.com
> Sent: Thursday, May 19, 2011 2:13 PM
> Subject: Re: [Milis_Iqra] "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> Sudahlah pancasila jangan dtafsiri lagi. Wong buatan manusia. Kecuali
> dikembalikan ke format aslinya sesuai dgn piagam jakarta, " ketuhanan dgn
> kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk pemeluknya"
> Selain itu hanya akan jadi sekuler dan hanya dijadikan alat politik,bahkan
> mungkin akan menjadikan kita fasik,musrik ,atau kafir karena mengganti hukum
> Allah yaitu Alquran dan Sunnah dgn sumber hukum lain.
> Wallahu'alam
>
> Salam
>
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> ________________________________
> From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Thu, 19 May 2011 13:49:38 +0700
> To: Milis_Iqra@googlegroups.com<milis_iqra@googlegroups.com>
> ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: [Milis_Iqra] "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> "Menjernihkan Tafsir Pancasila"
> Sumber :
> http://hidayatullah.com/read/17026/16/05/2011/%E2%80%9Cmenjernihkan-tafsir-pancasila%E2%80%9D.html
>
>
> Dr. Adian Husaini
>
> HARIAN Republika, Rabu (11/5) menurunkan  berita berjudul:  "Kembalikan
> Pancasila dalam Kurikulum".  Berita itu mengungkap pernyataan Ketua Umum
> Partai Golkar Aburizal Bakrie yang mempertanyakan mengapa Pendidikan
> Pancasila hilang di kurikulum pendidikan. Kata Aburizal, Pancasila tidak
> boleh dikerdilkan dengan hanya menjadi bagian dari pendidikan
> kewarganegaraan.
>
> "Sikap Partai Golkar jelas, kembalikan materi pendidikan Pancasila menjadi
> bagian dari kurikulum pendidikan secara khusus, karena materinya harus
> diajarkan secara tersendiri," kata Aburizal Bakrie.
>
> Menurut Aburizal Bakrie, penghapusan pendidikan Pancasila adalah sebuah
> upaya memotong anak bangsa ini dari akar budayanya sendiri. Pancasila adalah
> pintu gerbang  masuk pelajaran tentang semangat nasionalisme, gotong royong,
> budi pekerti, nilai-nilai kemanusiaan, kerukunan, dan toleransi beragama.
>
> Demikian seruan Partai Golkar tentang Pancasila sebagaimana disampaikan oleh
> Ketua Umumnya.  Akhir-akhir ini kita sering mendengar seruan berbagai pihak
> tentang Pancasila.  Tentu saja, ini bukan hal baru. Berbagai seminar,
> diskusi, dan konferensi telah digelar untuk mengangkat kembali "nasib
> Pancasila" yang terpuruk, bersama dengan berakhirnya rezim Orde Baru, yang
> sangat rajin mengucapkan Pancasila.
>
> Partai Golkar atau siapa pun yang menginginkan diterapkannya di Pancasila,
> seyogyanya bersedia belajar dari sejarah; bagaimana Pancasila dijadikan
> sebagai slogan di masa Orde Lama dan Orde Baru, dan kemudian berakhir dengan
> tragis. Sejak tahun 1945, Pancasila telah diletakkan dalam perspektif
> sekular, yang lepas dari perspektif pandangan alam Islam (Islamic
> worldview). Padahal, sejak kelahirannya, Pancasila – yang merupakan bagian
> dari Pembukaan UUD 1945 – sangat kental dengan nuansa Islamic worldview.
>
> Contoh terkenal dari tafsir sekular Pancasila, misalnya, dilakukan oleh
> konsep Ali Moertopo, ketua kehormatan CSIS yang sempat berpengaruh besar
> dalam penataan kebijakan politik dan ideologi di masa-masa awal Orde Baru.
> Mayjen TNI (Purn) Ali Moertopo yang pernah menjadi asisten khusus Presiden
> Soeharto merumuskan Pancasila sebagai "Ideologi Negara Kesatuan Republik
> Indonesia". Tentang Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, Ali Moertopo
> merumuskan, bahwa diantara makna sila pertama Pancasila adalah hak untuk
> pindah agama.  "Bagi para warganegara hak untuk memilih, memeluk atau pindah
> agama adalah hak yang paling asasi, dan hak ini tidak diberikan oleh negara,
> maka dari itu negara RI tidak mewajibkan atau memaksakan atau melarang siapa
> saja untuk memilih, memeluk atau pindah agama apa saja."
>
> Tokoh Katolik di era Orde Lama dan Orde Baru, Pater Beek S.J., juga
> merumuskan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai konsep yang netral
> agama, dan tidak condong pada satu agama. Ia menggariskan tentang masalah
> ini:
>
> "Barang siapa beranggapan Sila Ketuhanan ini juga meliputi anggapan bahwa
> Tuhan itu tidak ada, atheisme (materialisme); atau bahwa Tuhan berjumlah
> banyak (politeisme), maka ia tidak lagi berdiri di atas Pancasila. Pun pula
> jika orang beranggapan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa itu hanya tepat bagi
> kepercayaan Islam atau Yahudi saja, misalnya, maka orang semacam itu pada
> hakikatnya juga tidak lagi berdiri di atas Pancasila." (J.B. Soedarmanta,
> Pater Beek S.J., Larut tetapi Tidak Hanyut).
>
> Tetapi, sebagian kalangan ada juga yang memahami, bahwa sila Ketuhanan Yang
> Maha Esa juga menjamin orang untuk tidak beragama. Drs. R.M. S.S. Mardanus
> S.Hn.,  dalam bukunya, "Pendidikan—Pembinaan Djiwa Pantja Sila",  (1968),
> menulis: "Begitu pula kita harus mengetahui, bahwa orang yang ber-Tuhan
> tidak sekaligus harus menganut suatu agama. Bisa saja orang itu ber-Tuhan,
> yaitu percaya dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tetapi tidak memeluk suatu
> agama, karena ia merasa tidak cocok dengan ajaran-ajaran dan dogma-dogma
> agama tertentu. Orang yang ber-Tuhan tetapi tidak beragama bukanlah seorang
> ateis. Pengertian ini sebaiknya jangan dikaburkan."
>
> Pastor J.O.H. Padmaseputra, dalam bukunya, "Ketuhanan di Indonesia"
> (Semarang, 1968), menulis: "Apakah orang yang tidak beragama harus dipandang
> ateis? Tidak. Karena amat mungkin dan memang ada orang tidak sedikit yang
> percaya akan Tuhan, tetapi tidak menganut agama yang tertentu." (Dikutip
> dari buku Pantjasila dan Agama Konfusius karya RimbaDjohar, (Semarang:
> Indonezia Esperanto-Instituto, MCMLXIX), hal. 34-35).
>
> Padahal, jika dicermati dengan jujur,  rumusan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
> ada kaitannya dengan pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta: Ketuhanan,
> dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Bung
> Hatta yang aktif melobi tokoh-tokoh Islam agar rela menerima pencoretan
> tujuh kata itu, menjelaskan, bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah, tidak
> lain kecuali Allah. Sebagai saksi sejarah, Prof. Kasman Singodimedjo,
> menegaskan: "Dan segala tafsiran dari Ketuhanan Yang Maha Esa itu, baik
> tafsiran menurut historisnya maupun menurut artinya dan pengertiannya sesuai
> betul dengan tafsiran yang diberikan oleh Islam." (Lihat, Hidup Itu
> Berjuang, Kasman Singodimedjo 75 Tahun (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hal.
> 123-125.)
>
> Lebih jelas lagi adalah keterangan Ki Bagus Hadikusuma, ketua Muhammadiyah,
> yang akhirnya bersedia menerima penghapusan "tujuh kata" setelah diyakinkan
> bahwa makna Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tauhid. Dan itu juga dibenarkan
> oleh Teuku Mohammad Hasan, anggota PPKI yang diminta jasanya oleh Hatta
> untuk melunakkan hati Ki Bagus. (Siswanto Masruri, Ki Bagus Hadikusuma,
> (Yogyakarta: Pilar Media, 2005).
>
> Sebenarnya, sebagaimana dituturkan Kasman Singodimedjo, Ki Bagus sangat alot
> dalam mempertahankan rumusan "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
> syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Sebab, rumusan itu dihasilkan dengan
> susah payah.  Dalam sidang-sidang BPUPK, Ki Bagus dan sejumlah tokoh Islam
> lainnya juga masih menyimpan ketidakpuasan terhadap rumusan itu. Ia,
> misalnya, setuju agar kata "bagi pemeluk-pemeluknya" dihapuskan.  Tapi,
> karena dalam sidang PPKI tersebut, sampai dua kali dilakukan lobi, dan
> Soekarno juga menjanjikan, bahwa semua itu masih bersifat sementara. Di
> dalam sidang MPR berikutnya, umat Islam bisa memperjuangkan kembali masuknya
> tujuh kata tersebut. Di samping itu, Ki Bagus juga mau menerima rumusan
> tersebut, dengan catatan, kata Ketuhanan ditambahkan dengan Yang Maha Esa,
> bukan sekedar "Ketuhanan", sebagaimana diusulkan Soekarno pada pidato
> tanggal 1 Juni 1945 di BPUPK. Pengertian inilah yang sebenarnya lebih masuk
> akal dibandingkan dengan pengertian yang diajukan berbagai kalangan. (Ibid).
>
> Dalam bukunya, "Islam dan Politik, Teori Belah Bambu Masa Demokrasi
> Terpimpin" (1959-1965), (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Prof. Dr. Ahmad
> Syafii Maarif juga mencatat, bahwa pada 18 Agustus 1945, Soekarno sebenarnya
> sangat kewalahan menghadapi Ki Bagus. Akhirnya melalui Hatta yang
> menggunakan jasa Teuku Mohammad Hasan, Ki Bagus dapat dilunakkan sikapnya,
> dan setuju mengganti "tujuh kata" dengan "Yang Maha Esa".  Syafii Maarif
> selanjutnya menulis: "Dengan fakta ini, tidak diragukan lagi bahwa atribut
> Yang Maha Esa bagi sila Ketuhanan adalah sebagai ganti dari tujuh kata atau
> delapan perkataan yang dicoret, disamping juga melambangkan ajaran tauhid
> (monoteisme), pusat seluruh sistem kepercayaan dalam Islam."  Namun tidak
> berarti bahwa pemeluk agama lain tidak punya kebebasan dalam menafsirkan
> sila pertama menurut agama mereka masing-masing.  (hal. 31).
>
> Tentang makna Ketuhanan Yang Maha Esa identik dengan Tauhid, juga ditegaskan
> oleh tokoh NU KH Achmad Siddiq. Dalam satu makalahnya yang berjudul
> "Hubungan Agama dan Pancasila" yang dimuat dalam buku Peranan Agama dalam
> Pemantapan Ideologi Pancasila, terbitan Badan Litbang Agama, Jakarta
> 1984/1985, Rais Aam NU, KH Achmad Siddiq, menyatakan:
>
> "Kata "Yang Maha Esa" pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) merupakan
> imbangan tujuh kata yang dihapus dari sila pertama menurut rumusan semula.
> Pergantian ini dapat diterima dengan pengertian bahwa kata "Yang Maha Esa"
> merupakan penegasan dari sila Ketuhanan, sehingga rumusan "Ketuhanan Yang
> Maha Esa" itu mencerminkan pengertian tauhid (monoteisme murni) menurut
> akidah Islamiyah (surat al-Ikhlas). Kalau para pemeluk agama lain dapat
> menerimanya, maka kita bersyukur dan berdoa." (Dikutip dari buku Kajian
> Agama dan Masyarakat, 15 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Agama
> 1975-1990, disunting oleh Sudjangi (Jakarta: Balitbang Departemen Agama,
> 1991-1992).
>
> Jika para tokoh Islam di Indonesia memahami makna sila pertama dengan
> Tauhid, tentu ada baiknya para politisi Muslim seperti Aburizal Bakrie dan
> sebagainya berani menegaskan, bahwa tafsir Ketuhanan Yang Maha Esa yang
> tepat adalah bermakna Tauhid. Itu artinya, di Indonesia, haram hukumnya
> disebarkan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Tauhid. Tauhid
> maknanya, men-SATU-kan Allah. Yang SATU itu harus Allah, nama dan
> sifat-sifat-Nya.  Allah dalam makna yang dijelaskan dalam konsepsi Islam,
> yakni Allah yang satu, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan; bukan
> Allah seperti dalam konsep kaum Musyrik Arab, atau dalam konsep lainnya.
>
> Kata "Allah" juga muncul di alinea ketiga Pembukaan UUD 1945: "Atas berkat
> rahmat Allah….". Sulit dibayangkan, bahwa konsepsi Allah di situ bukan
> konsep Allah seperti yang dijelaskan dalam al-Quran. Karena itu, tidak salah
> sama sekali jika para cendekiawan dan politisi Muslim berani menyatakan,
> bahwa sila pertama Pancasila bermakna Tauhid sebagaimana dalam konsepsi
> Islam. Rumusan dan penafsiran sila pertama Pancasila jelas tidak bisa
> dipisahkan dari konteks sejarah munculnya rumusan tersebut.
>
> Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Situbondo, Jawa
> Timur, 16 Rabiulawwal 1404 H/21 Desember 1983 memutuskan sebuah "Deklarasi
> tentang Hubungan Pancasila dengan Islam", yang antara lain menegaskan: (1)
> Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara Republik Indonesia bukanlah
> agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk
> menggantikan kedudukan agama. (2) Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai
> dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 Undang-undang Dasar
> (UUD) 1945, yang menjiwai sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut
> pengertian keimanan dalam Islam. (3) Bagi Nahdlatul Ulama (NU) Islam adalah
> akidah dan syariah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan
> hubungan antarmanusia. (4) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan
> perwujudan dan upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat
> agamanya. (5) Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, NU berkewajiban
> mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang
> murni dan konsekuen oleh semua pihak. (Lihat, pengantar K.H. A. Mustofa
> Bisri berjudul "Pancasila Kembali" untuk buku As'ad Said Ali, Negara
> Pancasila, Jalan Kemaslahatan Berbangsa, (Jakarta: LP3ES, 2009).
>
> Kaum Muslim perlu mencermati kemungkinan adanya upaya sebagian kalangan
> untuk menjadikan Pancasila sebagai alat penindas hak konsotistusional umat
> Islam, sehingga setiap upaya penerapan ajaran Islam di bumi Indonesia
> dianggap sebagai usaha untuk menghancurkan NKRI. Dalam ceramahnya saat
> Peringatan Nuzulul Quran, Mei 1954, Natsir sudah mengingatkan agar tidak
> terburu-buru memberikan vonis kepada umat Islam, seolah-olah umat Islam
> akan menghapuskan Pancasila. Atau seolah-olah umat Islam tidak setia pada
> Proklamasi. "Yang demikian itu sudah berada dalam lapangan agitasi yang sama
> sekali tidak beralasan logika dan kejujuran lagi," kata Natsir. Lebih jauh
> Natsir menyampaikan, "Setia kepada Proklamasi itu bukan berarti bahwa harus
> menindas dan menahan perkembangan dan terciptanya cita-cita dan kaidah Islam
> dalam kehidupan bangsa dan negara kita"
>
> Natsir juga meminta agar Pancasila dalam perjalannya tidak diisi dengan
> ajaran-ajaran yang menentang al-Quran, wahyu Ilahi yang semenjak
> berabad-abad telah menjadi darah daging bagi sebagian terbesar bangsa
> Indonesia. (M. Natsir, Capita Selecta 2).
>
> Contoh penyimpangan penafsiran Pancasila pernah dilakukan dengan proyek
> indoktrinasi melalui Program P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
> Pancasila). Pancasila bukan hanya dijadikan sebagai dasar Negara. Tetapi,
> lebih dari itu, Pancasila dijadikan landasan moral yang seharusnya menjadi
> wilayah agama. Penempatan Pancasila semacam ini sudah berlebihan.  Di
> Majalah Panji Masyarakat edisi 328/1981,  mantan anggota DPR dari PPP,
> Ridwan Saidi pernah menulis kolom berjudul "Gejala Perongrongan Agama".
> Sejarawan dan budayawan Betawi ini mengupas dengan tajam pemikiran Prof.
> Dardji Darmodiharjo, salah satu konseptor P-4.
>
> "Saya memandang sosok tubuhnya pertama kali adalah pada kwartal terakhir
> tahun 1977 pada Sidang Paripurna Badan Pekerja MPR, waktu itu Prof. Dardji
> menyampaikan pidato pemandangan umumnya mewakili Fraksi Utusan Daerah.
> Pidatonya menguraikan tentang falsafah Pancasila. Sudah barang tentu
> uraiannya itu bertitik tolak dari pandangan diri pribadinya belaka. Dan
> sempat pula pada kesempatan itu Prof. Dardji menyampaikan kejengkelannya
> ketika katanya pada suatu kesempatan dia selesai ceramah tentang sikap hidup
> Pancasila, seorang hadirin bertanya padanya bagaimana cara gosok gigi
> Pancasila."
>
> Kuatnya pengaruh Islamic worldview dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945 –
> termasuk Pancasila – terlihat jelas dalam sila kedua: Kemanusiaan yang adil
> dan beradab. Manusia Indonesia harus bersikap adil dan beradab. Adil dan
> adab merupakan dua kosa kata pokok dalam Islam yang memiliki makna penting.
> Salah satu makna adab adalah pengakuan terhadap Allah sebagai satu-satunya
> Tuhan dan Muhammad saw sebagai Nabi, utusan Allah. Menserikatkan Allah
> dengan makhluk – dalam pandangan Muslim – bukanlah tindakan yang beradab.
>
> Meletakkan manusia biasa lebih tinggi kedudukannya dibandingkan utusan Allah
> SWT tentu juga tidak beradab. Menempatkan pezina dan penjahat lebih tinggi
> kedudukannya dibandingkan dengan orang yang bertaqwa, jelas sangat tidak
> beradab.
>
> Jadi, jika Golkar atau siapa pun bersungguh-sungguh menegakkan Pancasila di
> Indonesia, siapkah Golkar menegakkan Tauhid dan adab di bumi Indonesia?
> Wallahu a'lam bil-sahawab.*
>
> Paparan lebih lengkap tentang Pancasila bisa dilihat dalam buku: Adian
> Husaini, "Pancasila bukan untuk Menindas Hak Konstitusional Umat Islam"
> (Jakarta: GIP, 2010).
>
> Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini bekerjasama dengan Radio Dakta 107
> FM
>
> Red: Cholis Akbar
>
> --
> Salamun 'ala manittaba al Huda
>
>
>
> ARMANSYAH
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --------------------------------------------------
> Telkom Point Rejeki Tumpah.
> Sekali Libas, Rejeki Tumpah Ruah.
> Kumpulkan Point dan menangkan total hadiah
> milyaran rupiah + hadiah langsung.
> =============================
> This Email Has been Scan by Antivirus
> =============================
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-