Saturday, June 18, 2011

[Milis_Iqra] 3 HAL PENYELAMAT MUKMIN

Imam Ali Zainal Abidin (sa) : Tiga hal yang menyelamatkan orang
mukmin: Menjaga lisannya dari mengganggu dan menggunjing manusia,
menyibukkan diri dalam hal-hal yang bermanfaat untuk akhirat dan
dunianya, selalu menangisi kesalahannya. (Tuhaful 'Uqûl: 282)

Mutiara Hikmah dan Mutiara Cinta
http://www.tinyurl.com/426x9t4

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Thursday, June 16, 2011

RE: [Milis_Iqra] WikiLeaks Ungkap Aliansi Israel-Arab Saudi




From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Sent: Thursday, 16 June 2011 14:30
To: Milis_Iqra@googlegroups.com <milis_iqra@googlegroups.com>
Subject: [Milis_Iqra] WikiLeaks Ungkap Aliansi Israel-Arab Saudi

WikiLeaks Ungkap Aliansi Israel-Arab Saudi

WikiLeaks merilis dokumen yang menguak sebuah aliansi erat antara rezim Zionis Israel dan Arab Saudi. Hubungan itu bahkan telah mempengaruhi Riyadh dalam menjalin hubungan dengan negara-negara regional.

Salah satu kabel yang dikirim dari Tel Aviv pada Maret 2009, mengacu pada pertemuan antara Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Timur Dekat, Jeffrey Feltman dan Deputi Menteri Luar Negeri Bidang Timur Tengah, Yacov Hadas-Handelsman, harian Mesir, al-Masry al-Youm melaporkan pada Selasa (14/6).

Pertemuan, yang melibatkan para pejabat tinggi Israel lainnya, membahas masalah hubungan Tel Aviv dengan negara-negara Teluk Persia dan situasi di Lebanon, Suriah, Mesir dan Iran. Pada kesempatan itu, Hadas-Handelsman mengaku memiliki komunikasi rahasia dengan Arab Saudi melalui berbagai saluran.

Ditambahkannya, hubungan antara Qatar dan Israel bahkan terpengaruh oleh keyakinan Doha bahwa Tel Aviv mempertahankan hubungan rahasia dan kuat dengan Riyadh. Saudi selalu berhati-hati untuk tidak memiliki komunikasi langsung dan terbuka atau hubungan dengan Israel karena posisinya di dunia Muslim. (republika)

Namun, pada 2002, Saudi memperpanjang sebuah inisiatif yang akan menormalkan hubungan dengan Israel dengan syarat penarikan pasukan Zionis ke perbatasan 1967 dan mengakhiri konflik Israel-Palestina.



[The entire original message is not included]

RE: [Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

-----Original Message-----
From: aendangzr@yahoo.co.id <aendangzr@yahoo.co.id>
Sent: Tuesday, 14 June 2011 16:32
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

Prihatin dan menyedihkan pak....

Salam
Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Tue, 14 Jun 2011 01:15:10
To: Milis_Iqra<milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

[hidayatullah.com]DALAM sebuah wawancara dengan situs Kristen
Reformata berujudul, "Tujuan Mereka Adalah Negara Islam!" (di Posting
07 Juni 2011), Kepala BNPT Ansyaad Mbai untuk kesekian kalinya mencoba
menjelaskan cara pandangnya terhadap persoalan radikalisme dan
terorisme di Indonesia.

Di kota Makasar-Sulsel, BNPT juga pernah menggelar seminar nasional
bertajuk "Ayo Lawan Terorisme", di Balai Prajurit M Yusuf, Makassar,
Rabu (25 Mei 2011). Saat itu, tampil sebagai pemateri, Kepala BNPT
Ansyaad Mbai, Perwakilan Kedutaan Australia Andrew Barner, Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Perwakilan Kadin Indonesia Wibawanto
Nugroho, Ketua Komisi I DPR RI Luthfi Hasan Ishak dan dipandu Guru
Besar UIN, Prof Dr Hamdan Juhannis.

Mbai dihadapan ratusan remaja dan mahasiswa juga mengulang penjelasan
yang sama seperti diberbagai forum sebelumnya. Penulis melihatnya hal
ini wajar. Beliau harus bicara di mana-mana dengan konten seperti itu
karena posisinya di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tapi yang menjadi tidak wajar jika kita menguji pemikiran (doktrin)
Mbai terkait persoalan terorisme dan akar masalahnya. Dalam
wawancaranya dengan situs Reformata minimal ada beberapa poin yang
bisa kita uji kesahihannya.

Pertama; ia mengatakan, ciri-ciri radikalisme (mengutip pandangan Gus
Dur dalam buku Ilusi Negara Islam), antara lain bahwa kelompok itu
suka mengkafirkan orang. "Jangankan yang berbeda agama, yang berbeda
saja, dalam tata ibadah misalnya, itu sudah dianggapnya kafir."

Kedua, beliau juga mengatakan, ciri-ciri mereka selalu mengatasnamakan
Tuhan untuk menghukum yang lain. "Tujuan gerakan mereka adala


[The entire original message is not included]

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Wednesday, June 15, 2011

Re: [Milis_Iqra] Hizb An Nur, Partai Salafy Pertama di Mesir

sekarang menjadilah sebuah organisasi.....sebuah kelompok yg terlembagakan dalam sebuah organisasi parti politik
Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: muhamad ahid <ahid_lg@yahoo.co.id>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Tue, 14 Jun 2011 22:29:45
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Hizb An Nur, Partai Salafy Pertama di Mesir

Hizb An Nur, Partai Salafy Pertama di Mesir

www.hidayatullah.com/read/17502/14/06/2011/hizb-an-nur,-partai-salafy-pertama-di-mesir.html

Selasa, 14 Juni 2011

Hidayatullah.com--Lajnah Syu'run Al Ahzab As Siyasiyah (Komite Urusan Partai-Partai Politik) Mesir telah mengeluarkan keputusan resmi mengenai diterimanya Hizb An Nur, sebagai salah satu partai politik yang secara resmi memperoleh hak untuk berkecimpung dalam perpolitikan Mesir mulai pada hari Senin (13/6/2011) kemarin. Dan partai ini juga merupakan partai Salafy pertama yang berdiri di Mesir, sebagaimana dilansir onislam.net

Hizb An Nur yang merupakan partai ke tiga yang lahir pasca "Revolusi Mesir" ini akan berusaha untuk ikut serta dalam perolitikan Mesir dan menjadikan Mesir lebih maju dengan menjadikan syariat Islam sebagai pedoman tertinggi. Diamping itu partai ini juga menjamin kebebasan beragama untuk para pemeluk Qibthy (Koptik) serta mengakui hak-hak mereka dalam hukum dan ajaran mereka, sebagaimana ditegaskan oleh Imad Abdu Al Ghafur selaku wakil daripada para pendiri partai.

Masih menurut Imad, Hizb An Nur bahkan telah memiliki anggota dari sekelompok penganut Kristen dan 51 % anggotanya merupakan kaum hawa.

Sebagaimana diketahui, Hizb An Nur merupakan partai yang didirikan oleh beberapa tokoh muda dari "Ad Dakwah As Salafiyah" Iskandariyah Mesir. Disamping Hizb An Nur, komunitas Salafy lainnya juga mengumumkan berdirinya Hizb Al Fadhilah, yang disebutkan oleh beberapa media Mesir bertekad mendukung partai yang dimiliki Al Ikhwan Al Muslimun.

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] WikiLeaks Ungkap Aliansi Israel-Arab Saudi

WikiLeaks Ungkap Aliansi Israel-Arab Saudi

WikiLeaks merilis dokumen yang menguak sebuah aliansi erat antara rezim Zionis Israel dan Arab Saudi. Hubungan itu bahkan telah mempengaruhi Riyadh dalam menjalin hubungan dengan negara-negara regional.

Salah satu kabel yang dikirim dari Tel Aviv pada Maret 2009, mengacu pada pertemuan antara Asisten Menteri Luar Negeri AS Urusan Timur Dekat, Jeffrey Feltman dan Deputi Menteri Luar Negeri Bidang Timur Tengah, Yacov Hadas-Handelsman, harian Mesir, al-Masry al-Youm melaporkan pada Selasa (14/6).

Pertemuan, yang melibatkan para pejabat tinggi Israel lainnya, membahas masalah hubungan Tel Aviv dengan negara-negara Teluk Persia dan situasi di Lebanon, Suriah, Mesir dan Iran. Pada kesempatan itu, Hadas-Handelsman mengaku memiliki komunikasi rahasia dengan Arab Saudi melalui berbagai saluran.

Ditambahkannya, hubungan antara Qatar dan Israel bahkan terpengaruh oleh keyakinan Doha bahwa Tel Aviv mempertahankan hubungan rahasia dan kuat dengan Riyadh. Saudi selalu berhati-hati untuk tidak memiliki komunikasi langsung dan terbuka atau hubungan dengan Israel karena posisinya di dunia Muslim. (republika)

Namun, pada 2002, Saudi memperpanjang sebuah inisiatif yang akan menormalkan hubungan dengan Israel dengan syarat penarikan pasukan Zionis ke perbatasan 1967 dan mengakhiri konflik Israel-Palestina.

Inisiatif itu ditegaskan kembali pada tahun 2007, namun tidak ada kemajuan yang dicapai. Kabel WikeLeaks juga menekankan bahwa meskipun terjadi perkembangan di kawasan baru-baru ini, Israel terus menikmati hubungan mantap dengan negara-negara Arab.


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Limpahan Nikmat dan Maksiat

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: Hai anak Adam, ingat dan
waspadalah
bila kaulihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu,
sementara kau terus menerus mengerjakan maksiat terhadap-Nya. (Nahjul
Balaghah)

Mutiara Hikmah dan Mutiara Cinta
http://tokoku99.com/visitor/mutiara-hikmah/504-limpahan-nikmat-dan-maksiat.html

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Mengkritisi Konsistensi Presiden SBY

http://www.suarakarya-online.com/news.html?category_name=Opini


Mengkritisi Konsistensi Presiden SBY
Oleh Iding R Hasan

Rabu, 15 Juni 2011
"Saya memperkenalkan diri. Nama saya, Susilo Bambang Yudhoyono.
Jabatan saya, Presiden hasil Pemilu 2004-2009. Saya bukan Capres 2014.
Istri dan anak-anak saya juga tidak akan mencalonkan diri. Biarkan
rakyat dan demokrasi yang bicara 2014 mendatang. Setiap orang memiliki
hak dan peluang untuk running ke RI 1..."

Inilah salah satu petikan dari pidato Presiden SBY yang
disampaikan saat membuka perhelatan Indonesia Young Leaders Forum di
Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, baru-baru ini. Ucapan Presiden SBY
tersebut segera mendapatkan respons publik, khususnya yang terkait
dengan penekanannya bahwa diri, anak dan istrinya tidak akan
mencalonkan diri sebagai presiden pada 2014.

Pertanyaannya adalah benarkah Presiden SBY tidak sedang
mempersiapkan keluarganya, terutama istrinya untuk maju pada Pilpres
2014? Bahkan, tidak hanya anak dan istri, Presiden SBY pun menegaskan
tidak sedang mempersiapkan siapa pun di kalangan Partai Demokrat untuk
menjadi capres?

Strategi Pencitraan?

Bagi kalangan yang berpandangan optimis, apa yang disampaikan
Presiden SBY tersebut dipandang sebagai langkah yang positif dari
seorang tokoh politik (negarawan). Bahwa sosok SBY sedang memainkan
peran keteladanan politik sebagai seorang yang berkomitmen terhadap
demokrasi. Presiden SBY agaknya tidak mau terperosok ke dalam anomali-
anomali demokrasi yang justru kian menonjol di era reformasi ini,
antara lain adalah politik dinasti.

Pada tataran internal Partai Demokrat sendiri, ucapan Presiden SBY
yang disampaikan secara lugas tersebut bisa dianggap sebagai
komitmennya untuk memberikan peluang yang sama kepada setiap kader
Demokrat. Bahwa siapa pun kader partai berlambang 'bintang tiga' ini
sepanjang memenuhi kualifikasi untuk menjadi orang nomor satu di
Indonesia dapat menjadi capres pada 2014. Dari segi momentum, agaknya
juga tepat karena sekarang ini Partai Demokrat tengah dilanda kemelut
internal akibat kasus yang melibatkan Nazaruddin, mantan Bendahara
Umum Partai Demokrat, yang boleh jadi memiliki muara pada pemilu
mendatang.

Namun, bagi kalangan yang berpandangan pesimis, penegasan Presiden
SBY di atas tidak serta-merta dianggap sebagai sebuah janji yang akan
ditepatinya. Setidaknya ada sejumlah alasan yang mendukung pendapat
ini.

Pertama, ucapan Presiden SBY tersebut sesungguhnya masih memiliki
makna ganda karena kalimatnya bersayap. Memang, Presiden menegaskan
bahwa anak dan istrinya tidak akan mencalonkan diri, tetapi di kalimat
berikutnya ada ungkapan, "Biarkan rakyat dan demokrasi yang bicara..."
Tentu kalimat ini sah saja kalau ditafsirkan bahwa seandainya rakyat
menghendaki keluarga (istri)nya menjadi capres, maka kalimat
sebelumnya bisa ternegasikan.

Kedua, dari perspektif waktu, kalimat, "Saat ini ia tidak sedang
mempersiapkan..." dapat pula ditafsirkan secara berbeda dengan apa
yang ditegaskan Presiden SBY. 'Saat ini', artinya tahun 2011, boleh
jadi Presiden SBY memang tidak sedang mempersiapkan capres, tapi
bagaimana dengan tahun-tahun berikutnya, sebab masih ada jarak sekitar
dua tahun lebih ke waktu pemilu. Tidak ada jaminan bahwa di dalam
interval waktu tersebut, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini tidak
mempersiapkan kadernya untuk menjadi penerusnya. Logika politik
tampaknya sulit menerimanya, apalagi Demokrat merupakan partai
penguasa.

Ketiga, bukan tidak mungkin bahwa ucapan Presiden SBY tersebut
semata-mata sebagai testing the water untuk melihat reaksi publik,
khususnya terhadap pencalonan Ibu Negara Ani Yudhoyono sebagai capres.
Pada waktunya nanti, jika ternyata reaksi publik tidak begitu keras
terhadap istrinya, tidak mustahil akan ada perubahan sikap dari
Presiden SBY. Di dalam dunia politik, tidak ada sesuatu yang konstan;
selalu ada dinamika yang kerap menawarkan berbagai kemungkinan.

Keempat, Presiden SBY tampaknya sudah telanjur lekat dengan
pencitraan. Karenanya, apa pun yang dilakukannya, kerap dianggap
sebagai bentuk politik pencitraan,termasuk ucapannya di atas.
Kenyataannya adalah bahwa sekarang ini Demokrat mengalami kemerosotan
yang cukup signifikan, seperti yang diperlihatkan dari hasil survei
Lingkaran Survei Indonesia (LSI), baru-baru ini. Penyebab utamanya
adalah diduga akibat terkuaknya kasus Nazaruddin.

Sebagai Ketua Dewan Pembina tentu Presiden SBY juga akan terkena
imbas politik dari menurunnya kepercayaan publik terhadap partai yang
didirikannya. Apalagi, Presiden SBY juga dipandang ikut andil dalam
penurunan citra partai tersebut, karena sikap kurang tegasnya kepada
kader-kader Demokrat yang bermasalah. Padahal, Presiden SBY sendiri
selalu berjanji untuk berada di garis depan dalam pemberantasan
korupsi di negeri ini.

Oleh karena itu, janji Presiden SBY untuk tidak mencalonkan anak
dan istrinya, boleh jadi sekadar strategi menaikkan kembali citra
Demokrat. Sebagai publik tentu kita patut menunggu bagaimanakah
komitmen Presiden SBY terhadap janjinya tersebut. Apakah akan ada
konsistensi ataukah ini cuma sekadar janji yang hanya manis pada
tataran verbal. ***

Penulis adalah Deputi Direktur Bidang Politik The Political
Literacy Institute, kandidat doktor komunikasi Unpad.
__._,_.___

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Tuesday, June 14, 2011

[Milis_Iqra] Hizb An Nur, Partai Salafy Pertama di Mesir

Hizb An Nur, Partai Salafy Pertama di Mesir

www.hidayatullah.com/read/17502/14/06/2011/hizb-an-nur,-partai-salafy-pertama-di-mesir.html

Selasa, 14 Juni 2011

Hidayatullah.com--Lajnah Syu'run Al Ahzab As Siyasiyah (Komite Urusan Partai-Partai Politik) Mesir telah mengeluarkan keputusan resmi mengenai diterimanya Hizb An Nur, sebagai salah satu partai politik yang secara resmi memperoleh hak untuk berkecimpung dalam perpolitikan Mesir mulai pada hari Senin (13/6/2011) kemarin. Dan partai ini juga merupakan partai Salafy pertama yang berdiri di Mesir, sebagaimana dilansir onislam.net

Hizb An Nur yang merupakan partai ke tiga yang lahir pasca "Revolusi Mesir" ini akan berusaha untuk ikut serta dalam perolitikan Mesir dan menjadikan Mesir lebih maju dengan menjadikan syariat Islam sebagai pedoman tertinggi. Diamping itu partai ini juga menjamin kebebasan beragama untuk para pemeluk Qibthy (Koptik) serta mengakui hak-hak mereka dalam hukum dan ajaran mereka, sebagaimana ditegaskan oleh Imad Abdu Al Ghafur selaku wakil daripada para pendiri partai.

Masih menurut Imad, Hizb An Nur bahkan telah memiliki anggota dari sekelompok penganut Kristen dan 51 % anggotanya merupakan kaum hawa.

Sebagaimana diketahui, Hizb An Nur merupakan partai yang didirikan oleh beberapa tokoh muda dari "Ad Dakwah As Salafiyah" Iskandariyah Mesir. Disamping Hizb An Nur, komunitas Salafy lainnya juga mengumumkan berdirinya Hizb Al Fadhilah, yang disebutkan oleh beberapa media Mesir bertekad mendukung partai yang dimiliki Al Ikhwan Al Muslimun.

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] wajib salat fardu di masjid?

wajar saja mas, para ulama memang berbeda pendapat tentang hukum shalat berjamaah ini, paling tdk ada 3 perbedaan pendapat,
1. shalat berjamaah wajib `ain, artinya tidak boleh ditinggalkan siapapun juga yang muslim kecualia da udzur yang membolehkan untuk meninggalkan. apabila tdk ditinggalkan maka orang tsb berdosa
2. sahalat berjamaah adalah wajib kifayah, artinya kalau ditinggalkan sama sekali dalam suatu kampung atau negeri, semua orang muslim berdosa
3. shalat berjamaah sunnah muakkadah, artinya sangat dianjurkan, mendekati wajib namun tidak menyebabkan dosa dan fasiq orang yang meninggalkannya sekali-kali. Namun definisi sunnah muakkadah ini adalah apabila ditinggalkan secara terus menerus, orangnya akan dianggap berdosa, fasiq dan tdk komitmen kepada agama.

yang nomor 3 ini adalah pendapat yang paling ringan, dan umumnya yang berpendapat demikian adalah madzhabnya imam syafii, yang juga banyak dianut di indonesia.

jadi tafsir depag tidaklah tafsir yang sesat, meskipun kita bisa berpendapat dengan pendapat yang nomor 1 tapi perbedaan ini masuk dalam bab ikhtilaf mafwu` (perbedaan pendapat yang dimaklumi dan menuntut toleransi). Wallahu a`lam.

2011/6/10 Heru Sutomarmo <601469@gmail.com>

Dari Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Baz, kepada kaum muslimin, semoga Allah memberi mereka taufiq menuju apa yang dia ridloi dan mengumpulkan kita semua bersama orang-orang takut dan bertaqwa kepada Allah. Amin.

As Salamu 'alaikum wa rahmatulahi wa barakatuhu. Amma ba'du:

Sampai berita kepada saya bahwa kebanyakan orang telah melalaikan penunaian shalat dengan berjama'ah. Mereka beralasan dengan penggampangan oleh sebagian ulama dalam masalah itu. Maka wajib bagiku untuk menjelaskan perkara yang agung dan hebat ini.

Dari Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Baz, kepada kaum muslimin, semoga Allah memberi mereka taufiq menuju apa yang dia ridloi dan mengumpulkan kita semua bersama orang-orang takut dan bertaqwa kepada Allah. Amin.

As Salamu 'alaikum wa rahmatulahi wa barakatuhu. Amma ba'du:

Sampai berita kepada saya bahwa kebanyakan orang telah melalaikan penunaian shalat dengan berjama'ah. Mereka beralasan dengan penggampangan oleh sebagian ulama dalam masalah itu. Maka wajib bagiku untuk menjelaskan perkara yang agung dan hebat ini.

Selayaknya seorang muslim tidak meremehkan suatu perkara yang Allah malah menganggapnya besar dalam Al Qur'an. Dan rasul-Nya juga melakukan demikian. Semoga shalawat dan salam tercurah atas beliau dengan sebaik-baik shalawat dan salam. Allah sering sekali menyebut tentang shalat dalam Al Qur'an. Dan juga membuat masalahnya besar. Allah menyuruh untuk menjaganya dan menunaikannya dengan berjama'ah. Allah mengabarkan bahwa sikap meremehkannya dan bermalas-malas menunaikannya termasuk sifat orang munafik. Allah mengatakan dalam Kitab-Nya yang Jelas:

"Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha. Dan berdirilah (kalian semua) karena Allah (dalam shalat) dengan khusyu' " (Al Baqarah: 238)

Bagaimana seseorang akan dianggap "menjaga" shalat-shalat tersebut dan mengagungkannya, bila kenyataannya dia tidak mau menunaikannya bersama saudara-saudaranya dan meremehkannya. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat serta ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Al Baqarah:43)

Ayat yang mulia ini mengaskan wajibnya shalat dengan berjama'ah. Dan bersama-samanya orang yang shalat dalam shalat mereka. Kalau maksudnya hanya menegakkannya saja, tentu tidak akan sesuai dengan akhir ayatnya, yaitu: Ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." Karena pada Allah memerintahkan untuk menegakkannya di awal ayat. Allah berfirman:

"Dan apabila kalian berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu merekashalat bersamamu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata." (An Nisa': 102)

Walau dalam keadaan perang, Allah tetap mewajibkan shalat berjama'ah, maka bagaimana pula dalam keadaan aman?!

Kalau seseorang diperbolehkan meninggalkan shalat berjama'ah, tentu orang-orang yang sedang menghadapi musuh dan yang sedang bersiap menyerang mereka tentu lebih pantas untuk diperbolehkan meninggalkan shalat berjama'ah. Ketika realitanya tidak demikian, tahulah kita bahwa menunaikan shalat dengan berjama'ah adalah termasuk perkara wajib yang sangat penting. Dan tidak boleh bagi seorang pun untuk terlambat darinya.

Dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:

"Saya sangat ingin agar ada yang memimpin pelaksanaan shalat, kemudian saya pergi bersama beberapa orang sambil membawa kayu bakar mendatangi rumah-rumah orang yang tidak mengikuti shalat berjama'ah, kemudian kubakar rumah mereka."

Dalam shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud radliyallahu 'anhu, ia berkata: "Kami (para sahabat) berpendapat bahwa tidak ada orang yang meninggalkan shalat berjama'ah kecuali dia adalah seorang munafik atau orang sakit. Dan pada masa itu orang sakit dipapah untuk bisa sampai kemasjid melaksanakan shalat."

Ibnu Mas'ud berkata lagi: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamm telah mengajarkan kami Sunnah-Sunnah yang berisi hidayah, dan diantara Sunnah-Sunnah itu: Shalat di masjid yang disitu dilakukan adzan."

Dalam shahih Muslim dari Ibnu Mas'ud juga, ia berkata: "Siapa yang ingin bertemu dengan Allah esok hari dalam keadaan sebagai seorang muslim, maka hendaklah dia menjaga shalat-shalat ini ketika diserukan adzan baginya. Karena Allah telah mensyari'atkan Sunnah-Sunnah yang berisi petunjuh bagi Nabi kalian, dan shala-shalat pada saat ada adzan baginya termasuk Sunnah-Sunnah yang berisi petunjuk itu. Kalau kalian shalat di rumah-rumah kalian , sebagaimana orang-orang yang tidak turut berjama'ah shalat di rumahnya, niscaya kalian akan meninggalkan Sunnah Nabi kalian. Dan bila kalian meninggalkan Sunnah Nabi kalian, pasti kalian akan sesat. Bila seseorang bersuci kemudian dia melakukannya dengan baik, kemudian menuju salah satu mesjid, maka Allah akan mencatatkan untuknya satu pahala bagi satu langkahnya. Dan mengangkatnya karena satu langkah itu satu derajat. Dan menghilangkan baginya karena langkah itu satu dosa. Kami (para sahabat) berpendapat bahwa tidak ada seseorang yang tidak ikut berjama'ah, kecuali doa seorang munafik yang tidak diragukan kemunafikannya. Dan dimasa itu seseorang ada yang mendatangi masjid untuk shalat berjama'ah dalam keadaan dipapah dua orang sampai masuk kedalam shaf."

Dalam shahih Muslim juga dari Abu Hurairah, radliyallahu 'anhu, ia berkata: "Ada seorang buta berkata: Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang tetap ke mesjid. Maka apakah saya memiliki keringanan untuk boleh shalat di rumahku? Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: Apakah engkau mendengar suara adzan memanggil untuk shalat? Kata orang itu: Ya. Kata Nabi: Maka penuhilah."

Hadits-hadits tadi menunjukkan wajibnya shalat berjama'ah dan wajibnya menegakkannya di rumah-rumah Allah yang Allah mengizinkan kita untuk meninggikan dan menyebut-nyebut Nama-Nya didalamnya, banyak sekali. Maka wajib bagi setiap muslim untuk memperhatikan hal ini. Dan bersegera kepadanya serta saling berwasiat dengannya bersama anak-anaknya, keluarganya, tetangganya dan seluruh saudaranya kaum muslimin. Itu sebagai sikap melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan sebagai sikap waspada terhadap apa yang Allah larang dan Rasul-Nya. Dan sebagai sikap untuk tidak meniru-niru kaum munafik yang Allah banyak mencela mereka karena akhlak-akhlak mereka yang jelek dan yang paling jeleknya: Mereka bermalas-malas menunaikan shalat. Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir) : tidakmasuk kedalam golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barang siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan 9untuk memberi petunjuk) baginya."(An Nisa': 142-143)

Karena meninggalkannya dalam penunaian dengan berjama'ah adalah sebab terbesar untuk meningalkannya secara menyeluruh. Dan kita sudah tahu bahwa meninggalkan shalat adalah kufur, sesat dan keluar dari Islam. Ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Antara seseorang dan antara kekufuran dan syirik adalah meninggalkan shalat."(HR Muslim dalam shahihnya dari Jabir radliyallahu 'anhu)

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat. Maka siapa yang meninggalkannya, dia telah kafir."

Ayat-ayat dan hadits-hadits yang menerangkan tentang pengagungan kepada masalah shalat, wajib menjaganya dan menegakkannya sebagaimana yang disyri'atkan Allah serta peringatan kepada orang yang meninggalkannya, banyak sekali.

Maka wajib atas setiap muslim untuk mejaganya pada waktunya dan menegakkannya seperti yang disyari'atkan Allah. Dan agar menunaikannya bersama saudara-saudaranya dengan berjama'ah di rumah-rumah Allah. Sebagai sikap taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, serta sebagai sikap waspada dari kemurkaan Allah dan sakitnya hukuman-Nya.

Bila kebenaran telah tampak dan jelas dalil-dalilnya, tidak boleh bagi seorang pun untuk berkilah darinya dengan berdalih kepada pendapat si A atau si B. karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (Sunnah), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."(An Nisa': 59)

Allah Subhanahu juga berfirman:

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (An Nur:63)

Kita tahu banyak sekali faedah dalam shalat berjama'ah, yang paling jelasnya adalah adanya sikap saling mengenal dan tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran untuk terus mengamalkannya.

Juga disana kita bisa memberikan semangat kepada orang-orang yang suka meninggalkannya, memberitahu kepada yang tidak mengetahuinya, menjauhi jalan mereka, menampakkan simbol-simbol Allah diantara hamba-Nya, mengajak kepada Allah dengan ucapan dan amalan dan banyak lagi faedah yang lainnya.

Semoga Allah memberi taufiqnya kepadaku dan juga kepada kalian untuk bisa mengamalkan apa-apa yang membuat-Nya ridla dan kebaikan dalam urusan dunia dan akhirat. Dan semoga Allah melindungi kita semua dari kejelekan-kejelekan diri-diri kita dan amal-amal kita serta melindungi kita agar jangan sampai meniru-niru sifat kaum munafik. Karena Dia Maha Dermawan lagi Maha Mulia.

Judul Asli: Rasa'il fit Thoharoti wash Sholah, Syaikh Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah

Tafsir depag tentang shalat :

"Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha. Dan berdirilah (kalian semua) karena Allah (dalam shalat) dengan khusyu' " (Al Baqarah: 238)

Tafsir Depag

Tepat sekali dalam ayat ini Allah menerangkan keutamaan melakukan salat, dan selalu memeliharanya. Kita dapat melihat bahwa keluarga merupakan bagian dari masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhan dan persoalan hidupnya banyak sekali menemui kesulitan yang kadang-kadang dapat menjerumuskannya kepada hal-hal yang dilarang agama. Karena itu Allah memberikan suatu cara yang baik untuk dilakukan manusia agar selalu terjamin hubungan keduniaannya dengan ketakwaan kepada Allah yaitu dengan selalu memelihara salat. Mulai dari bangun tidur sebelum melakukan kontak dengan manusia lainnya ia ingat dan bermunajat lebih dahulu dengan Allah (waktu subuh). Kemudian setelah ia berhubungan dengan masyarakat, dan mungkin sekali terjadi perbuatan yang tidak diridai Allah maka untuk mengingatkan dan menyelamatkannya, ia dipanggil untuk berhubungan lagi dengan Allah di waktu tengah hari (salat zuhur). Begitulah seterusnya selama 24 jam. Dengan demikian selalu terjalin antara kesibukan manusia (untuk memenuhi hajat hidupnya) dengan ingat kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.
Hal ini mempunyai pengaruh dan membekas kepada jiwa dan peri kehidupan manusia itu sendiri sebagaimana ditegaskan Allah bahwa dengan salat itu manusia dapat terhindar dari perbuatan jahat dan mungkar. Selain dari itu memelihara salat adalah merupakan bukti iman kepada Allah dan menjadi syarat mutlak bagi kehidupan seorang muslim, menguatkan tali persaudaraan dan dapat menjamin hak-hak manusia.
Menurut riwayat Ahmad, Rasulullah saw. bersabda:

العهد الذي بيننا و بينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر
Artinya:
Perjanjian antara aku sebagai rasul dengan kaum Muslimin adalah salat, siapa yang meninggalkannya maka ia mengingkari nikmat Allah kepada dirinya.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani, Rasulullah saw. bersabda:

من حافظ عليها كانت له نورا و برهانا و نجاة يوم القيامة و من لم يحافظ عليها لم يكن له نور ولا برهان ولا نجاة و كان يوم القيامة مع قارون و فرعون و هامان و أبي بن خلف
Artinya:
Barang siapa selalu memelihara salat maka ia akan dapat cahaya dan petunjuk serta akan dapat keselamatan di hari kiamat. Sebaliknya orang yang tidak memelihara salat maka tidak ada baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan. Di akhirat nanti ia akan bersama Firaun, Haman dan Ubai bin Khalaf di dalam neraka.
Dengan demikian jelaslah bagaimana pentingnya menjaga dan memelihara salat terus-menerus. Manusia yang melakukan perintah ini benar-benar akan menjadi makhluk Allah yang penuh takwa dan hidupnya akan selalu aman, di dalam magfirah dan rida Allah.
Adapun sebab turun ayat ini menurut riwayat dari Zaid bin Sabit, Rasulullah saw. selalu melakukan salat zuhur, meskipun pada siang hari yang panas terik yang bagi para sahabat dirasakan berat melakukannya, maka turunlah ayat ini.
Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk selalu menjaga terus-menerus melakukan salat yang lima waktu. Jika salat itu dilaksanakan, ia dapat memelihara diri di berbuat hal-hal yang jahat dan mungkar. Dan juga ia dapat penenang jiwa dan segala kegelisahan yang menimpa diri. Karena itu salat adalah merupakan tiang agama.
Allah menekankan lagi mengenai salat wusta. Yang dimaksud dengan salat wusta menurut jumhur ulama ialah salat asar. Allah mengajarkan pula, agar dalam melakukan salat kita berlaku khusyuk dan tawaduk. Sebab pemusatan kepada Allah semata-mata adalah tingkat salat yang paling baik dan salat inilah yang dapat membekas pada jiwa dan tindak-tanduk manusia.
Karena pentingnya melaksanakan dan memelihara salat ini seorang muslim tidak boleh meninggalkannya walau dalam keadaan bagaimanapun. Seandainya terhalang melaksanakan salat dengan sempurna namun salat itu tetap tidak boleh ditinggalkan, meskipun dalam suasana kekhawatiran terhadap jiwa, harta atau kedudukan. Dalam keadaan uzur, salat dapat dikerjakan menurut cara yang mungkin dilakukan, baik dalam keadaan berjalan kaki atau berkendaraan atau pun sakit. Maka setelah hilang uzur itu, terutama yang berupa kekhawatiran, hendaklah bersyukur kepada Allah, karena Allah mengajarkan kepada manusia hal-hal yang tidak diketahuinya termasuk mengenai cara melakukan salat dalam masa tidak aman.

"Dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat serta ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Al Baqarah:43)

Tafsir Depag

Pada ayat ini terdapat pula tiga macam perintah Allah yang ditujukan kepada Bani Israel, ialah:
1.Agar mereka mendirikan salat, yaitu melaksanakan salat dengan cara yang sebaik-baiknya dengan melengkapi segala syarat-syarat dan rukun-rukunnya serta menjaga waktu-waktunya yang telah ditentukan dan menghadapkan seluruh hati kepada-Nya dengan tulus dan khusuk. Inilah jiwa dari ibadah salat. Adapun bentuk lahir dari pada ibadah salat ini adalah formalitas yang dapat berbeda-beda caranya menurut perbedaan agama, namun isi dan jiwanya tetap sama.
2.Agar mereka menunaikan zakat, karena zakat itu merupakan salah satu dari pernyataan syukur kepada Allah atas nikmat yang telah dilimpahkan-Nya dan menumbuhkan hubungan yang erat antar sesama manusia dan karena zakat itu merupakan pengorbanan harta benda untuk membantu fakir miskin. Dengan zakat itu pula dapat dilakukan kerja sama dan saling membantu dalam masyarakat, di mana orang-orang yang miskin memerlukan bantuan dari yang kaya dan sebaliknya, yang kaya pun memerlukan pertolongan orang-orang yang miskin. Dalam hubungan ini Rasulullah saw. telah bersabda:

المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا
Artinya:
Orang Mukmin terhadap mukmin yang lain tak obahnya seperti sebuah bangunan, masing-masing bagiannya saling menguatkan (HR Bukhari dan Muslim)


3.Agar mereka rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Maksudnya ialah agar mereka masuk dalam jemaah kaum muslimin dan agar mendirikan salat sebagaimana mereka mengerjakannya. Jadi ayat ini
menganjurkan untuk mendirikan salat dengan berjemaah yang merupakan perpaduan jiwa dalam bermunajat kepada Allah dan menumbuhkan hubungan yang erat antara sesama mukmin dan karena dalam kesempatan berjemaah itu mereka dapat pula mengadakan musyawarah sesudah beribadah, untuk merundingkan usaha-usaha yang akan mereka lakukan, baik untuk memperoleh sesuatu kebaikan, maupun untuk membendung malapetaka yang akan menimpa. Dalam hubungan ini Rasulullah pun telah bersabda:

صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة
Artinya:
Salat berjemaah itu lebih utama daripada salat sendirian dengan beda 27 derajat lebih tinggi daripada salat seorang diri". (HR Bukhari dan Muslim)
Kita telah mengetahui, bahwa salat menurut agama Islam terdiri dari bermacam-macam gerakan jasmaniyah, seperti rukuk, sujud, iktidal dan sebagainya. Tetapi pada akhir ayat ini salat tersebut hanya diungkapkan dengan kata-kata "rukuk ini adalah untuk menekankan agar mereka menunaikan salat itu benar-benar seperti yang dikehendaki syariat Islam, seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw bukan salat menurut cara mereka dahulunya, yaitu salat tanpa rukuk.

"Dan apabila kalian berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu merekashalat bersamamu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata." (An Nisa': 102)

Tafsir Depag

Dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang cara salat khauf, yaitu bilamana Rasul berada dalam barisan kaum Muslimin dan beliau hendak salat bersama pasukannya, maka lebih dahulu beliau membagi pasukannya dalam dua kelompok. Kelompok pertama salat bersama Rasul sedang kelompok kedua tetap ditempatnya menghadapi musuh sambil melindungi kelompok yang sedang salat. Kelompok yang sedang salat ini di haruskan menyandang senjata dalam salat untuk menjaga kemungkinan musuh menyerang dan agar mereka tetap waspada. Bilamana kelompok pertama ini telah menyelesaikan rakaat pertama, hendaklah mereka pergi menggantikan kelompok kedua, dan Nabi menanti dalam salat. Kelompok kedua ini juga harus menyandang senjata bahkan harus lebih bersiap siaga. Nabi bersalat dengan kelompok kedua ini dalam rakaat kedua. Sesudah rakaat kedua ini beliau membaca salam, kemudian masing-masing kelompok menyelesaikan satu rakaat lagi dengan cara bergantian. Dari Ibnu Umar beliau berkata:

صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الخوف بإحدي الطائفتين ركعة والطائفة الأخرى مواجهة الالعدو ثم انصرفوا وقاموا مقام أصحابهم مقبلين على العدو وجاء أولئك ثم صلى بهم النبي صلى الله عليه وسلم ركعة ثم سلم ثم قضى هؤلااء ركعة وهؤلااء ركعة (رواه الشيخان)
Artinya:
"Nabi saw mengerjakan salat khauf dengan salah satu di antara dua kelompok satu rakaat. sedang kelompok lainnya menghadapi musuh. Kemudian kelompok pertama pindah menempati kelompok teman-teman mereka sambil menghadapi musuh, lalu datanglah kelompok kedua dan bersalat di belakang Nabi satu rakaat pula kemudian Nabi membaca salam. Kemudian masing-masing kelompok menyelesaikan salatnya satu rakaat lagi".
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Ayat ini menjadi dasar salat khauf. Kecuali cara tersebut dalam ayat ini terdapat pula cara salat khauf yang diterangkan dalam Sunah Rasul. Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan alasan kaum muslimin bersalat menyandang senjata dalam salat khauf itu yaitu musuh yang tidak jauh dan mereka selalu mengintai saat-saat pasukan Islam kehilangan kewaspadaan dan melengahkan senjata dan perlengkapan mereka, maka pada saat itulah pasukan kafir dapat kesempatan menggempur mereka dengan sekali gempuran. Kemudian Allah menerangkan pula bilamana ternyata pasukan itu mendapat kesusahan karena hujan atau sakit atau kesulitan lain karena membawa senjata dalam salat khauf itu dibolehkan dia tidak menyandang senjata. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan terhadap orang-orang kafir it! yaitu kekalahan-kekalahan yang mereka alami.

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir) : tidakmasuk kedalam golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barang siapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan 9untuk memberi petunjuk) baginya."(An Nisa': 142-143)

Tafsir Depag 142

Kemudian Allah SWT menjelaskan sikap orang-orang munafik yang selalu membantu tipu daya untuk menghalang-halangi berkembangnya agama Islam. Dan bahwa mereka menipu Rasul saw dengan jalan menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran.
Di dalam ayat ini diungkapkan bahwa mereka telah menipu Allah dengan menipu Rasul-Nya, karena menipu Rasul itu disamakan dengan menipu Allah. Perbuatan mereka menipu Allah dan Rasul Nya itu adalah perbuatan sesat Allah SWT Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam hati mereka.
Oleh sebab itulah Allah membalas tipuan mereka seperti yang diterangkan dalam firman Nya:

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Artinya:
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya"
(Q.S. Ali Imran: 54)
Dan firman Allah:

مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ

Artinya:
"Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyimpan) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat"
(Q.S. Al-Baqarah: 17)
Demikianlah Allah menggambarkan bahwa tipu daya mereka tidak akan berhasil dan mereka tidak akan mendapat manfaat dari petunjuk-petunjuk yang datang dan Allah karena sifat-sifat kemunafikannya yang bersemi di dalam dada mereka.
Dan apabila mereka mendirikan salat merekapun bermalas-malas karena tidak mempunyai keinginan untuk melakukannya, mereka tide: meyakini adanya pahala di akhirat dan tidak merasa takut akan ancaman Allah di hari kemudian. Hal ini disebabkan karena hatinya kosong dari iman yang benar. Mereka ikut melakukan salat hanyalah supaya dikatakan orang-orang muslim, sedangkan apabila mereka tidak lagi berada di lingkungan kaum Muslimin, mereka tidak lagi melakukannya.
Pantaslah apabila mereka berlaku demikian karena mereka sebenarnya adalah bersifat ria, ingin agar mereka dianggap mukmin. Dan mereka tidak melakukan salat terkecuali dalam waktu-waktu tertentu saja yaitu pada saat-saat mereka berada di hadapan orang-orang Islam.

Tafsir Depag143

Kemudian dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa orang-orang munafik itu kadang-kadang memihak orang-orang mukmin dan kadang-kadang memihak orang-orang kafir. Sikap mereka memihak itupun tidak dilakukan secara ikhlas. karena mereka hanya menginginkan keuntungan duniawi dan melepaskan diri dari tekanan-tekanan yang akan dijumpainya dari kedua belah pihak.
Pada akhir ayat, Allah SWT menegaskan bahwa barang Si apa yang disesatkan dari hidayah Allah, maka tide: ada yang dapat menolong dan tide: ada yang dapat menunjukinya kepada jalan yang benar yang akan melepaskan mereka dari kesesatan itu.

Jadi  dalam afsir depag tdk ada satu pun yang mewajibkan salat di masjid yang ada hanyalah menganjurkan…..

Mohon pencerahan dari siapapun tentang masalah ini……

tks

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] OOT: Survey Pemasaran Perbankan Syariah (Bisa juga diakses melalui iPhone)

PERHATIAN: Survey ini TIDAK BISA diisi melalui Blackberry dan
Perangkat Sejenis, KECUALI iPhone. Mohon Gunakan PC/Laptop untuk
mengisi kuesioner.


Link Survey: https://www.surveymonkey.com/s/surveybanksyariah


Assalamualaikum Wr.Wb,


Bapak/Ibu Yang Saya Hormati,


Nama saya Muhammad Arham, mahasiswa tingkat akhir program Doktoral
dari Durham University, Durham , Inggris. Saat ini saya sedang
mengerjakan "Survey Pemasaran Perbankan Syariah" sebagai bagian dari
tugas akhir saya. Survey ini dilakukan untuk mengetahui persepsi
nasabah bank (baik konvensional maupun syariah) terhadap aspek aspek
pemasaran perbankan syariah.


Survey ini membutuhkan waktu 15 - 20 menit untuk diisi . Jika Bapak/
Ibu berkenan, dimohon bantuannya agar dapat mengisi survey ini melalui
link yang disediakan dibawah ini:


https://www.surveymonkey.com/s/surveybanksyariah

Saya berharap agar Bapak/Ibu berkenan meluangkan sebagian waktunya
untuk dapat mengisi kuesioner saya ini. Data yang Bapak/Ibu berikan
bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan riset semata.


Sebagai penutup, perkenankanlah saya meminta maaf secara tulus jika
email ini mengganggu kenyamanan Bapak/Ibu sekalian.


Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan, silahkan menghubungi saya melalui
email yang tercantum dibawah.


Terima kasih banyak atas bantuannya.


Wassalam,


Muhammad Arham

IMEIS, Durham University

Durham, Inggris

muhammad_rhm@yahoo.com

muhammad.arham@durham.ac.uk

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

Maklum lagi mejabat sebagai pejabat negara, Mbai harus memuaskan atasannya dan penyandang dana israel, aussie dan amerik. Gak tau nanti kalau sudah pensiun, isi omongannya apa ? nanti kita lihat.

2011/6/14 subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
[hidayatullah.com]DALAM sebuah wawancara dengan situs Kristen
Reformata berujudul, "Tujuan Mereka Adalah Negara Islam!" (di Posting
07 Juni 2011), Kepala BNPT Ansyaad Mbai untuk kesekian kalinya mencoba
menjelaskan cara pandangnya terhadap persoalan radikalisme dan
terorisme di Indonesia.

Di kota Makasar-Sulsel, BNPT juga pernah menggelar seminar nasional
bertajuk "Ayo Lawan Terorisme", di Balai Prajurit M Yusuf, Makassar,
Rabu (25 Mei 2011). Saat itu, tampil sebagai pemateri, Kepala BNPT
Ansyaad Mbai, Perwakilan Kedutaan Australia Andrew Barner, Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Perwakilan Kadin Indonesia Wibawanto
Nugroho, Ketua Komisi I DPR RI Luthfi Hasan Ishak dan dipandu Guru
Besar UIN, Prof Dr Hamdan Juhannis.

Mbai dihadapan ratusan remaja dan mahasiswa juga mengulang penjelasan
yang sama seperti diberbagai forum sebelumnya. Penulis melihatnya hal
ini wajar. Beliau harus bicara di mana-mana dengan konten seperti itu
karena posisinya di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tapi yang menjadi tidak wajar jika kita menguji pemikiran (doktrin)
Mbai terkait persoalan terorisme dan akar masalahnya. Dalam
wawancaranya dengan situs Reformata minimal ada beberapa poin yang
bisa kita uji kesahihannya.

Pertama; ia mengatakan, ciri-ciri radikalisme (mengutip pandangan Gus
Dur dalam buku Ilusi Negara Islam), antara lain bahwa kelompok itu
suka mengkafirkan orang. "Jangankan yang berbeda agama, yang berbeda
saja, dalam tata ibadah misalnya, itu sudah dianggapnya kafir."

Kedua, beliau juga mengatakan, ciri-ciri mereka selalu mengatasnamakan
Tuhan untuk menghukum yang lain. "Tujuan gerakan mereka adalah ingin
mengubah negara bangsa menjadi negara agama. Ganti ideologi Pancasila
dengan Islam versi mereka, mengganti NKRI dengan khilafah. Ini ancaman
bagi NKRI, karena itu Presiden selalu mengatakan, negara tidak boleh
kalah, bagitu katanya.
Ketiga, Mbai juga mengatakan begini; "jelas tujuan mereka adalah
Negara Islam, khilafah dan penegakan syariat Islam."

Ada banyak hal yang perlu ditanggapi masalah ini. Pertama, cara main
kutip tanpa memperhatikan kredibilitas buku adalah sangat berbahaya.
Lebih-lebih referensinya buku "Ilusi Negara Islam" terbitan LibForAll
Foundation (kerjasama The Wahid Institut dengan Ma'arif Institut dan
Gerakan Bhineka Tunggal Ika yang diluncurkan 16 Mei 2009) ini telah
banyak menuai kritikan.

Empat peniliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham,
Nur khalik Ridwan, memprotes isi buku "Ilusi Negara Islam" tersebut.
Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya "mengadu
domba" umat Islam. Aneh bukan?

Buku yang memuat hasil penelitian mereka (4 orang di atas), tapi
justru ketika jadi buku isinya jauh dari apa yang ditelitinya. Isi
dari buku telah menyimpang dari yang mereka teliti selain mereka juga
tidak dilibatkan dalam proses penerbitan. Dan tujuan penerbitan di
nilai telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada
kepentingan politis. Dan ini diperkuat hampir semua peneliti daerah
yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk
berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil
penelitian yang utuh. Di catutnya para peneliti daerah hanya untuk
melegitimasi kepentingan politis pihak asing. Sebagaimana dilakukan
Holland Taylor dari Lib For All, Amerika Serikat yang begitu dominan
bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku itu. Jika malu
mengatakan buku ini ilmiah. Dari sini saja sudah bermasalah, kenapa
hasilnya juga dipaksakan seolah itu pendapat shahih? Apalagi yang
disimpulkan itu masalah penting, menyangkut syariat Islam.

Serasa lebih aneh lagi dengan buku tersebut ketika mencantumkan Gus
Dur menjadi editornya. Padahal, pada saat itu Gus Dur terganggu
penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya, aneh
bukan?

Penulis pernah menjadi salah satu penanggap dalam diskusi terbatas
yang di lakukan Litbang Depag Pusat (Tahun 2010), membahas buku "Ilusi
Negara Islam" dengan menghadirkan salah satu narasumbernya adalah
Direktur The Wahid Institute. Banyak perserta diskusi mengkritisi dan
tidak puas bahkan meragukan kredibilitas dan intelektualistas orang-
orang The Wahid Institute jika mengacu kepada produk buku "Ilusi
Negara Islam". Sebuah buku yang substansinya sarat adu domba dan tidak
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Buku yang cacat secara
ilmiah. Namun tetap saja, buku ini tak pernah direvisi dan tidak
pernah ditarik. Bagaimana mungkin sebuah istitusi riset masih saja
mengeluarkan buku bermasalah? Ada apa ini?

Rupanya, buku semacam inilah yang dijadikan referensi Ansyaad Mbai
untuk menjelaskan doktrin-doktrinya siapakah yang dianggap radikal
atau yang bukan radikal. Apalagi itu dilakukan dengan sebuah parameter
yang gegabah dan sarat dengan cara pandang yang tendensius.

Dengan tetap memaksakan menggunakan buku "Ilusi Negara Islam", Mbai,
kata orang Jawa, ingin "nggepuk, nyilih tangan" (memukul dengan
meminjam tangan orang, red).

Bagi Mbai --seperti yang pernah ia ungkapkan juga di Loka Karya Sespim
27 Oktober 2009-- pada umumnya jika seorang mempunyai persepsi
(mindset) tentang adanya kondisi yang menindas secara terus menerus
oleh Barat pimpinan AS terhadap Islam. Dan kemudian menganggap bahwa
kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah maka cukup
seorang bisa di labeli Radikal bahkan teroris. Nah, jika itu alasanya,
akan banyak para intelektual dan para pengamat politik yang masuk
kategori "radikal" dan "teroris". Apalagi jika dikaitkan dengan
kewajiban dalam Islam "amar makruf nahi munkar", berapa juta orang
yang akan masuk radikal jika mereka dengan beraninya mengkritisi
setiap kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa atau oleh negara
imperialis semacam Amerika?

Sungguh naïf sekali jika pendapatnya untuk mengidentifikasi seorang
itu radikal atau tidak dengan ciri-ciri sangat sederhana. Bahkan
terlihat lebay memberikan label radikal jika ada seorang mengkafirkan
orang lain karena berbeda dalam masalah ibadahnya. Betulkah demikian?
Apakah ada di ormas Islam NU, Muhamadiyah, AL Wasilah, Al Irsyad atau
DDII saling mengkafirkan karena perbedaan dalam wilayah ibadah
(furu'iyah)? Umat Islam tak sebego itu melakukannya. Mereka memang
berbeda pendapat, namun mengkafirkan orang itu bukan masalah main-
main. Hukumannya sangat berat. Jadi di mana ada ormas atau kelompok
Islam saling mengkafirkan? Dari mana dapat data itu? Mengapa hal
seperti ini diungkapkan di publik tanpa data akurat?

Umat Islam "sudah melek akidah dan fiqh", tak akan mengkafirkan atau
memurtad kan orang" hanya untuk urusan furu'iyah(cabang-cabang
ibadah).

Kedua,  lebih setia mana kelompok Islam dan pesantren dengan kelompok
yang mengusung semangat etno-nasionalism atau separatism seperti OPM
(organisasi Papua Merdeka) dan Republik Maluku Selatan (RMS)? Ribuan
pesantren di Indonesia hadir justru untuk membantu pemerintah
mengatasi kemiskinan dan tingkat buta huruf. Harusnya beruntung
pemerintah pada mereka yang ingin mendirikan sekolah-sekolah gratis
dan menyelanggarakan pendidikan tanpa bantuan pemerintah. Betapa
pusingnya pemerintah jika semua harus ditanggung. Sedang mengurusi
Century dan operasinya Malinda Dee saja sudah pusing.

Banyak mahasiswa aktif di masjid-masjid kampus. Mereka rajin shalat
dan rajin belajar. Karena sifat berislam itu, jika ia makin beriman,
maka ia majin rajin dan ingin berprestasi. Maka tak sedikit aktivis
kampus itu menjadi peneliti, doktor dan profesor dan akhirnya menjadi
cendekiawan yang akhirnya membantu dan menjadi mitra pemerintah juga.

Mereka kuliah sembari belajar agama, supaya mereka tidak menjadi
ilmuwan, politisi atau teknokrat yang koruptor. Sudah beruntung
pemerintah tidak mengeluarkan biaya training mereka selama kuliah. Lha
kok para aktivis Islam ini justru "diburu?" dan dimasuk-masukkan
kategori "radikal" dan "teroris". Mengapa bukan para bandar narkoba
yang merusak mental jutaan remaja kita?

Kenapa pula BNPT dengan Densus 88 tidak bekerja keras menangkap OPM,
RMS dan bandar narkoba dan para koruptor selama 7 kali 24 jam?
Sementara hingga saat ini lebih dari 600 orang aktifis Islam dalam bui
rezim karena dikaitkan dengan "terorisme".

Di bidang perminyakan, penghasil minyak utama didominasi oleh asing.
Di antaranya, Chevron 44%, Pertamina & mitra 16%, Total E&P 10%,
Conoco Phillip 8%, Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico
Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 % lainnya 3% (sumber: Dirjen Migas,
2009).

Di bidang pertambangan, lebih dari 70% dikuasai asing. Porsi operator
minyak dan gas, 75 % dikuasai asing. Asing juga menguasai 50,6% aset
perbankan nasional per Maret 2011. Total kepemilikan investor asing
60-70 persen dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan
diperdagangkan di bursa efek. Dari semua BUMN yang telah
diprivatisasi, kepemilikan asing sudah mencapai 60 persen. Begitu pula
telekomunikasi dan industri sawit pun juga lebih banyak dikuasai asing
(lihat, Kompas, 22/5).

Lantas siapa sebenarnya yang membahayakan NKRI? Jika kita telisik
banyak sekali kebijakan-kebijakan politik yang menjadikan kedaulatan
NKRI hanya menjadi mimpi di siang bolong.

Ketiga, Mbai mencontohkan Malasyia dan Singapura tentang perangkat
hukum. Menurutnya, Malaysia sangat keras terhadap kelompok Islam.
Menurutnya, di sana, radikalis tidak memiliki ruang gerak. Ia
mencontohkan Mahathir, mantan perdana menteri Malaysia yang dianggap
tegas. Sebbab semua ceramah, dakwah atau apa pun yang ditengarai
menyebarkan permusuhan dan kebencian, itu ditangkap dan dimonitor.
Sungguh aneh, apa yang dilakukan Mahatir (yang sebenarnya ingin meniru
Pak Harto) dianggap mundur. Sebab di hari akhir, pak Harto merevisi
kebijakannya semasa Orde Baru. Lha kok pak Mbai ingin kita seperti
Orde Baru lagi?

Atau mungkinkah pemerintah ingin menerapkan kembali masa Orde Baru,
sebagaimana kini diterapkan di Malaysia? Di mana semua masjid akan
diberi kamera? Aktivis Islam ditangkapi dan dipenjara? Mengapa tak
berkaca pada jatuhnya Soeharto, Revolusi di Mesir, Aljazair dan
beberapa Negara Timur Tengah?
Sebagai bagian dari umat, rasanya ingin sekali penulis berdiskusi
secara gayeng dengan Mbai. Sayang, di banyak kesempatan beliau jarang
membuka ruang dialog secara fair dan gayeng. Dalam banyak diskusi yang
saya temui, beliau datang, lantas pergi.

Telah banyak darah umat Islam tumpah untuk negeri ini. Banyak darah
syuhada, ulama para santri menjadi saksi hingga negeri ini berdiri
sampai kini. Jadi, mengapa masih saja umat Islam dianggap membahayakan
NKRI dan dipertanyakan kesetiannya?

Penulis Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI

Foto: Sebuah halaqoh deradikalisasi

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
 Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
 Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
    Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

Prihatin dan menyedihkan pak....

Salam
Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Tue, 14 Jun 2011 01:15:10
To: Milis_Iqra<milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

[hidayatullah.com]DALAM sebuah wawancara dengan situs Kristen
Reformata berujudul, "Tujuan Mereka Adalah Negara Islam!" (di Posting
07 Juni 2011), Kepala BNPT Ansyaad Mbai untuk kesekian kalinya mencoba
menjelaskan cara pandangnya terhadap persoalan radikalisme dan
terorisme di Indonesia.

Di kota Makasar-Sulsel, BNPT juga pernah menggelar seminar nasional
bertajuk "Ayo Lawan Terorisme", di Balai Prajurit M Yusuf, Makassar,
Rabu (25 Mei 2011). Saat itu, tampil sebagai pemateri, Kepala BNPT
Ansyaad Mbai, Perwakilan Kedutaan Australia Andrew Barner, Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Perwakilan Kadin Indonesia Wibawanto
Nugroho, Ketua Komisi I DPR RI Luthfi Hasan Ishak dan dipandu Guru
Besar UIN, Prof Dr Hamdan Juhannis.

Mbai dihadapan ratusan remaja dan mahasiswa juga mengulang penjelasan
yang sama seperti diberbagai forum sebelumnya. Penulis melihatnya hal
ini wajar. Beliau harus bicara di mana-mana dengan konten seperti itu
karena posisinya di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tapi yang menjadi tidak wajar jika kita menguji pemikiran (doktrin)
Mbai terkait persoalan terorisme dan akar masalahnya. Dalam
wawancaranya dengan situs Reformata minimal ada beberapa poin yang
bisa kita uji kesahihannya.

Pertama; ia mengatakan, ciri-ciri radikalisme (mengutip pandangan Gus
Dur dalam buku Ilusi Negara Islam), antara lain bahwa kelompok itu
suka mengkafirkan orang. "Jangankan yang berbeda agama, yang berbeda
saja, dalam tata ibadah misalnya, itu sudah dianggapnya kafir."

Kedua, beliau juga mengatakan, ciri-ciri mereka selalu mengatasnamakan
Tuhan untuk menghukum yang lain. "Tujuan gerakan mereka adalah ingin
mengubah negara bangsa menjadi negara agama. Ganti ideologi Pancasila
dengan Islam versi mereka, mengganti NKRI dengan khilafah. Ini ancaman
bagi NKRI, karena itu Presiden selalu mengatakan, negara tidak boleh
kalah, bagitu katanya.
Ketiga, Mbai juga mengatakan begini; "jelas tujuan mereka adalah
Negara Islam, khilafah dan penegakan syariat Islam."

Ada banyak hal yang perlu ditanggapi masalah ini. Pertama, cara main
kutip tanpa memperhatikan kredibilitas buku adalah sangat berbahaya.
Lebih-lebih referensinya buku "Ilusi Negara Islam" terbitan LibForAll
Foundation (kerjasama The Wahid Institut dengan Ma'arif Institut dan
Gerakan Bhineka Tunggal Ika yang diluncurkan 16 Mei 2009) ini telah
banyak menuai kritikan.

Empat peniliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham,
Nur khalik Ridwan, memprotes isi buku "Ilusi Negara Islam" tersebut.
Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya "mengadu
domba" umat Islam. Aneh bukan?

Buku yang memuat hasil penelitian mereka (4 orang di atas), tapi
justru ketika jadi buku isinya jauh dari apa yang ditelitinya. Isi
dari buku telah menyimpang dari yang mereka teliti selain mereka juga
tidak dilibatkan dalam proses penerbitan. Dan tujuan penerbitan di
nilai telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada
kepentingan politis. Dan ini diperkuat hampir semua peneliti daerah
yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk
berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil
penelitian yang utuh. Di catutnya para peneliti daerah hanya untuk
melegitimasi kepentingan politis pihak asing. Sebagaimana dilakukan
Holland Taylor dari Lib For All, Amerika Serikat yang begitu dominan
bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku itu. Jika malu
mengatakan buku ini ilmiah. Dari sini saja sudah bermasalah, kenapa
hasilnya juga dipaksakan seolah itu pendapat shahih? Apalagi yang
disimpulkan itu masalah penting, menyangkut syariat Islam.

Serasa lebih aneh lagi dengan buku tersebut ketika mencantumkan Gus
Dur menjadi editornya. Padahal, pada saat itu Gus Dur terganggu
penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya, aneh
bukan?

Penulis pernah menjadi salah satu penanggap dalam diskusi terbatas
yang di lakukan Litbang Depag Pusat (Tahun 2010), membahas buku "Ilusi
Negara Islam" dengan menghadirkan salah satu narasumbernya adalah
Direktur The Wahid Institute. Banyak perserta diskusi mengkritisi dan
tidak puas bahkan meragukan kredibilitas dan intelektualistas orang-
orang The Wahid Institute jika mengacu kepada produk buku "Ilusi
Negara Islam". Sebuah buku yang substansinya sarat adu domba dan tidak
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Buku yang cacat secara
ilmiah. Namun tetap saja, buku ini tak pernah direvisi dan tidak
pernah ditarik. Bagaimana mungkin sebuah istitusi riset masih saja
mengeluarkan buku bermasalah? Ada apa ini?

Rupanya, buku semacam inilah yang dijadikan referensi Ansyaad Mbai
untuk menjelaskan doktrin-doktrinya siapakah yang dianggap radikal
atau yang bukan radikal. Apalagi itu dilakukan dengan sebuah parameter
yang gegabah dan sarat dengan cara pandang yang tendensius.

Dengan tetap memaksakan menggunakan buku "Ilusi Negara Islam", Mbai,
kata orang Jawa, ingin "nggepuk, nyilih tangan" (memukul dengan
meminjam tangan orang, red).

Bagi Mbai --seperti yang pernah ia ungkapkan juga di Loka Karya Sespim
27 Oktober 2009-- pada umumnya jika seorang mempunyai persepsi
(mindset) tentang adanya kondisi yang menindas secara terus menerus
oleh Barat pimpinan AS terhadap Islam. Dan kemudian menganggap bahwa
kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah maka cukup
seorang bisa di labeli Radikal bahkan teroris. Nah, jika itu alasanya,
akan banyak para intelektual dan para pengamat politik yang masuk
kategori "radikal" dan "teroris". Apalagi jika dikaitkan dengan
kewajiban dalam Islam "amar makruf nahi munkar", berapa juta orang
yang akan masuk radikal jika mereka dengan beraninya mengkritisi
setiap kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa atau oleh negara
imperialis semacam Amerika?

Sungguh naïf sekali jika pendapatnya untuk mengidentifikasi seorang
itu radikal atau tidak dengan ciri-ciri sangat sederhana. Bahkan
terlihat lebay memberikan label radikal jika ada seorang mengkafirkan
orang lain karena berbeda dalam masalah ibadahnya. Betulkah demikian?
Apakah ada di ormas Islam NU, Muhamadiyah, AL Wasilah, Al Irsyad atau
DDII saling mengkafirkan karena perbedaan dalam wilayah ibadah
(furu'iyah)? Umat Islam tak sebego itu melakukannya. Mereka memang
berbeda pendapat, namun mengkafirkan orang itu bukan masalah main-
main. Hukumannya sangat berat. Jadi di mana ada ormas atau kelompok
Islam saling mengkafirkan? Dari mana dapat data itu? Mengapa hal
seperti ini diungkapkan di publik tanpa data akurat?

Umat Islam "sudah melek akidah dan fiqh", tak akan mengkafirkan atau
memurtad kan orang" hanya untuk urusan furu'iyah(cabang-cabang
ibadah).

Kedua, lebih setia mana kelompok Islam dan pesantren dengan kelompok
yang mengusung semangat etno-nasionalism atau separatism seperti OPM
(organisasi Papua Merdeka) dan Republik Maluku Selatan (RMS)? Ribuan
pesantren di Indonesia hadir justru untuk membantu pemerintah
mengatasi kemiskinan dan tingkat buta huruf. Harusnya beruntung
pemerintah pada mereka yang ingin mendirikan sekolah-sekolah gratis
dan menyelanggarakan pendidikan tanpa bantuan pemerintah. Betapa
pusingnya pemerintah jika semua harus ditanggung. Sedang mengurusi
Century dan operasinya Malinda Dee saja sudah pusing.

Banyak mahasiswa aktif di masjid-masjid kampus. Mereka rajin shalat
dan rajin belajar. Karena sifat berislam itu, jika ia makin beriman,
maka ia majin rajin dan ingin berprestasi. Maka tak sedikit aktivis
kampus itu menjadi peneliti, doktor dan profesor dan akhirnya menjadi
cendekiawan yang akhirnya membantu dan menjadi mitra pemerintah juga.

Mereka kuliah sembari belajar agama, supaya mereka tidak menjadi
ilmuwan, politisi atau teknokrat yang koruptor. Sudah beruntung
pemerintah tidak mengeluarkan biaya training mereka selama kuliah. Lha
kok para aktivis Islam ini justru "diburu?" dan dimasuk-masukkan
kategori "radikal" dan "teroris". Mengapa bukan para bandar narkoba
yang merusak mental jutaan remaja kita?

Kenapa pula BNPT dengan Densus 88 tidak bekerja keras menangkap OPM,
RMS dan bandar narkoba dan para koruptor selama 7 kali 24 jam?
Sementara hingga saat ini lebih dari 600 orang aktifis Islam dalam bui
rezim karena dikaitkan dengan "terorisme".

Di bidang perminyakan, penghasil minyak utama didominasi oleh asing.
Di antaranya, Chevron 44%, Pertamina & mitra 16%, Total E&P 10%,
Conoco Phillip 8%, Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico
Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 % lainnya 3% (sumber: Dirjen Migas,
2009).

Di bidang pertambangan, lebih dari 70% dikuasai asing. Porsi operator
minyak dan gas, 75 % dikuasai asing. Asing juga menguasai 50,6% aset
perbankan nasional per Maret 2011. Total kepemilikan investor asing
60-70 persen dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan
diperdagangkan di bursa efek. Dari semua BUMN yang telah
diprivatisasi, kepemilikan asing sudah mencapai 60 persen. Begitu pula
telekomunikasi dan industri sawit pun juga lebih banyak dikuasai asing
(lihat, Kompas, 22/5).

Lantas siapa sebenarnya yang membahayakan NKRI? Jika kita telisik
banyak sekali kebijakan-kebijakan politik yang menjadikan kedaulatan
NKRI hanya menjadi mimpi di siang bolong.

Ketiga, Mbai mencontohkan Malasyia dan Singapura tentang perangkat
hukum. Menurutnya, Malaysia sangat keras terhadap kelompok Islam.
Menurutnya, di sana, radikalis tidak memiliki ruang gerak. Ia
mencontohkan Mahathir, mantan perdana menteri Malaysia yang dianggap
tegas. Sebbab semua ceramah, dakwah atau apa pun yang ditengarai
menyebarkan permusuhan dan kebencian, itu ditangkap dan dimonitor.
Sungguh aneh, apa yang dilakukan Mahatir (yang sebenarnya ingin meniru
Pak Harto) dianggap mundur. Sebab di hari akhir, pak Harto merevisi
kebijakannya semasa Orde Baru. Lha kok pak Mbai ingin kita seperti
Orde Baru lagi?

Atau mungkinkah pemerintah ingin menerapkan kembali masa Orde Baru,
sebagaimana kini diterapkan di Malaysia? Di mana semua masjid akan
diberi kamera? Aktivis Islam ditangkapi dan dipenjara? Mengapa tak
berkaca pada jatuhnya Soeharto, Revolusi di Mesir, Aljazair dan
beberapa Negara Timur Tengah?
Sebagai bagian dari umat, rasanya ingin sekali penulis berdiskusi
secara gayeng dengan Mbai. Sayang, di banyak kesempatan beliau jarang
membuka ruang dialog secara fair dan gayeng. Dalam banyak diskusi yang
saya temui, beliau datang, lantas pergi.

Telah banyak darah umat Islam tumpah untuk negeri ini. Banyak darah
syuhada, ulama para santri menjadi saksi hingga negeri ini berdiri
sampai kini. Jadi, mengapa masih saja umat Islam dianggap membahayakan
NKRI dan dipertanyakan kesetiannya?

Penulis Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI

Foto: Sebuah halaqoh deradikalisasi

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Siapa yang Lebih Membahayakan NKRI?

[hidayatullah.com]DALAM sebuah wawancara dengan situs Kristen
Reformata berujudul, "Tujuan Mereka Adalah Negara Islam!" (di Posting
07 Juni 2011), Kepala BNPT Ansyaad Mbai untuk kesekian kalinya mencoba
menjelaskan cara pandangnya terhadap persoalan radikalisme dan
terorisme di Indonesia.

Di kota Makasar-Sulsel, BNPT juga pernah menggelar seminar nasional
bertajuk "Ayo Lawan Terorisme", di Balai Prajurit M Yusuf, Makassar,
Rabu (25 Mei 2011). Saat itu, tampil sebagai pemateri, Kepala BNPT
Ansyaad Mbai, Perwakilan Kedutaan Australia Andrew Barner, Gubernur
Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Perwakilan Kadin Indonesia Wibawanto
Nugroho, Ketua Komisi I DPR RI Luthfi Hasan Ishak dan dipandu Guru
Besar UIN, Prof Dr Hamdan Juhannis.

Mbai dihadapan ratusan remaja dan mahasiswa juga mengulang penjelasan
yang sama seperti diberbagai forum sebelumnya. Penulis melihatnya hal
ini wajar. Beliau harus bicara di mana-mana dengan konten seperti itu
karena posisinya di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tapi yang menjadi tidak wajar jika kita menguji pemikiran (doktrin)
Mbai terkait persoalan terorisme dan akar masalahnya. Dalam
wawancaranya dengan situs Reformata minimal ada beberapa poin yang
bisa kita uji kesahihannya.

Pertama; ia mengatakan, ciri-ciri radikalisme (mengutip pandangan Gus
Dur dalam buku Ilusi Negara Islam), antara lain bahwa kelompok itu
suka mengkafirkan orang. "Jangankan yang berbeda agama, yang berbeda
saja, dalam tata ibadah misalnya, itu sudah dianggapnya kafir."

Kedua, beliau juga mengatakan, ciri-ciri mereka selalu mengatasnamakan
Tuhan untuk menghukum yang lain. "Tujuan gerakan mereka adalah ingin
mengubah negara bangsa menjadi negara agama. Ganti ideologi Pancasila
dengan Islam versi mereka, mengganti NKRI dengan khilafah. Ini ancaman
bagi NKRI, karena itu Presiden selalu mengatakan, negara tidak boleh
kalah, bagitu katanya.
Ketiga, Mbai juga mengatakan begini; "jelas tujuan mereka adalah
Negara Islam, khilafah dan penegakan syariat Islam."

Ada banyak hal yang perlu ditanggapi masalah ini. Pertama, cara main
kutip tanpa memperhatikan kredibilitas buku adalah sangat berbahaya.
Lebih-lebih referensinya buku "Ilusi Negara Islam" terbitan LibForAll
Foundation (kerjasama The Wahid Institut dengan Ma'arif Institut dan
Gerakan Bhineka Tunggal Ika yang diluncurkan 16 Mei 2009) ini telah
banyak menuai kritikan.

Empat peniliti asal Yogyakarta, Zuli Qodir, Adur Rozaki, Laode Arham,
Nur khalik Ridwan, memprotes isi buku "Ilusi Negara Islam" tersebut.
Buku itu dinilai tidak sesuai dengan yang diteliti dan isinya "mengadu
domba" umat Islam. Aneh bukan?

Buku yang memuat hasil penelitian mereka (4 orang di atas), tapi
justru ketika jadi buku isinya jauh dari apa yang ditelitinya. Isi
dari buku telah menyimpang dari yang mereka teliti selain mereka juga
tidak dilibatkan dalam proses penerbitan. Dan tujuan penerbitan di
nilai telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada
kepentingan politis. Dan ini diperkuat hampir semua peneliti daerah
yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk
berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil
penelitian yang utuh. Di catutnya para peneliti daerah hanya untuk
melegitimasi kepentingan politis pihak asing. Sebagaimana dilakukan
Holland Taylor dari Lib For All, Amerika Serikat yang begitu dominan
bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku itu. Jika malu
mengatakan buku ini ilmiah. Dari sini saja sudah bermasalah, kenapa
hasilnya juga dipaksakan seolah itu pendapat shahih? Apalagi yang
disimpulkan itu masalah penting, menyangkut syariat Islam.

Serasa lebih aneh lagi dengan buku tersebut ketika mencantumkan Gus
Dur menjadi editornya. Padahal, pada saat itu Gus Dur terganggu
penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya, aneh
bukan?

Penulis pernah menjadi salah satu penanggap dalam diskusi terbatas
yang di lakukan Litbang Depag Pusat (Tahun 2010), membahas buku "Ilusi
Negara Islam" dengan menghadirkan salah satu narasumbernya adalah
Direktur The Wahid Institute. Banyak perserta diskusi mengkritisi dan
tidak puas bahkan meragukan kredibilitas dan intelektualistas orang-
orang The Wahid Institute jika mengacu kepada produk buku "Ilusi
Negara Islam". Sebuah buku yang substansinya sarat adu domba dan tidak
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Buku yang cacat secara
ilmiah. Namun tetap saja, buku ini tak pernah direvisi dan tidak
pernah ditarik. Bagaimana mungkin sebuah istitusi riset masih saja
mengeluarkan buku bermasalah? Ada apa ini?

Rupanya, buku semacam inilah yang dijadikan referensi Ansyaad Mbai
untuk menjelaskan doktrin-doktrinya siapakah yang dianggap radikal
atau yang bukan radikal. Apalagi itu dilakukan dengan sebuah parameter
yang gegabah dan sarat dengan cara pandang yang tendensius.

Dengan tetap memaksakan menggunakan buku "Ilusi Negara Islam", Mbai,
kata orang Jawa, ingin "nggepuk, nyilih tangan" (memukul dengan
meminjam tangan orang, red).

Bagi Mbai --seperti yang pernah ia ungkapkan juga di Loka Karya Sespim
27 Oktober 2009-- pada umumnya jika seorang mempunyai persepsi
(mindset) tentang adanya kondisi yang menindas secara terus menerus
oleh Barat pimpinan AS terhadap Islam. Dan kemudian menganggap bahwa
kondisi tersebut adalah ketidakadilan yang harus diubah maka cukup
seorang bisa di labeli Radikal bahkan teroris. Nah, jika itu alasanya,
akan banyak para intelektual dan para pengamat politik yang masuk
kategori "radikal" dan "teroris". Apalagi jika dikaitkan dengan
kewajiban dalam Islam "amar makruf nahi munkar", berapa juta orang
yang akan masuk radikal jika mereka dengan beraninya mengkritisi
setiap kedzaliman yang dilakukan oleh penguasa atau oleh negara
imperialis semacam Amerika?

Sungguh naïf sekali jika pendapatnya untuk mengidentifikasi seorang
itu radikal atau tidak dengan ciri-ciri sangat sederhana. Bahkan
terlihat lebay memberikan label radikal jika ada seorang mengkafirkan
orang lain karena berbeda dalam masalah ibadahnya. Betulkah demikian?
Apakah ada di ormas Islam NU, Muhamadiyah, AL Wasilah, Al Irsyad atau
DDII saling mengkafirkan karena perbedaan dalam wilayah ibadah
(furu'iyah)? Umat Islam tak sebego itu melakukannya. Mereka memang
berbeda pendapat, namun mengkafirkan orang itu bukan masalah main-
main. Hukumannya sangat berat. Jadi di mana ada ormas atau kelompok
Islam saling mengkafirkan? Dari mana dapat data itu? Mengapa hal
seperti ini diungkapkan di publik tanpa data akurat?

Umat Islam "sudah melek akidah dan fiqh", tak akan mengkafirkan atau
memurtad kan orang" hanya untuk urusan furu'iyah(cabang-cabang
ibadah).

Kedua, lebih setia mana kelompok Islam dan pesantren dengan kelompok
yang mengusung semangat etno-nasionalism atau separatism seperti OPM
(organisasi Papua Merdeka) dan Republik Maluku Selatan (RMS)? Ribuan
pesantren di Indonesia hadir justru untuk membantu pemerintah
mengatasi kemiskinan dan tingkat buta huruf. Harusnya beruntung
pemerintah pada mereka yang ingin mendirikan sekolah-sekolah gratis
dan menyelanggarakan pendidikan tanpa bantuan pemerintah. Betapa
pusingnya pemerintah jika semua harus ditanggung. Sedang mengurusi
Century dan operasinya Malinda Dee saja sudah pusing.

Banyak mahasiswa aktif di masjid-masjid kampus. Mereka rajin shalat
dan rajin belajar. Karena sifat berislam itu, jika ia makin beriman,
maka ia majin rajin dan ingin berprestasi. Maka tak sedikit aktivis
kampus itu menjadi peneliti, doktor dan profesor dan akhirnya menjadi
cendekiawan yang akhirnya membantu dan menjadi mitra pemerintah juga.

Mereka kuliah sembari belajar agama, supaya mereka tidak menjadi
ilmuwan, politisi atau teknokrat yang koruptor. Sudah beruntung
pemerintah tidak mengeluarkan biaya training mereka selama kuliah. Lha
kok para aktivis Islam ini justru "diburu?" dan dimasuk-masukkan
kategori "radikal" dan "teroris". Mengapa bukan para bandar narkoba
yang merusak mental jutaan remaja kita?

Kenapa pula BNPT dengan Densus 88 tidak bekerja keras menangkap OPM,
RMS dan bandar narkoba dan para koruptor selama 7 kali 24 jam?
Sementara hingga saat ini lebih dari 600 orang aktifis Islam dalam bui
rezim karena dikaitkan dengan "terorisme".

Di bidang perminyakan, penghasil minyak utama didominasi oleh asing.
Di antaranya, Chevron 44%, Pertamina & mitra 16%, Total E&P 10%,
Conoco Phillip 8%, Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico
Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 % lainnya 3% (sumber: Dirjen Migas,
2009).

Di bidang pertambangan, lebih dari 70% dikuasai asing. Porsi operator
minyak dan gas, 75 % dikuasai asing. Asing juga menguasai 50,6% aset
perbankan nasional per Maret 2011. Total kepemilikan investor asing
60-70 persen dari semua saham perusahaan yang dicatatkan dan
diperdagangkan di bursa efek. Dari semua BUMN yang telah
diprivatisasi, kepemilikan asing sudah mencapai 60 persen. Begitu pula
telekomunikasi dan industri sawit pun juga lebih banyak dikuasai asing
(lihat, Kompas, 22/5).

Lantas siapa sebenarnya yang membahayakan NKRI? Jika kita telisik
banyak sekali kebijakan-kebijakan politik yang menjadikan kedaulatan
NKRI hanya menjadi mimpi di siang bolong.

Ketiga, Mbai mencontohkan Malasyia dan Singapura tentang perangkat
hukum. Menurutnya, Malaysia sangat keras terhadap kelompok Islam.
Menurutnya, di sana, radikalis tidak memiliki ruang gerak. Ia
mencontohkan Mahathir, mantan perdana menteri Malaysia yang dianggap
tegas. Sebbab semua ceramah, dakwah atau apa pun yang ditengarai
menyebarkan permusuhan dan kebencian, itu ditangkap dan dimonitor.
Sungguh aneh, apa yang dilakukan Mahatir (yang sebenarnya ingin meniru
Pak Harto) dianggap mundur. Sebab di hari akhir, pak Harto merevisi
kebijakannya semasa Orde Baru. Lha kok pak Mbai ingin kita seperti
Orde Baru lagi?

Atau mungkinkah pemerintah ingin menerapkan kembali masa Orde Baru,
sebagaimana kini diterapkan di Malaysia? Di mana semua masjid akan
diberi kamera? Aktivis Islam ditangkapi dan dipenjara? Mengapa tak
berkaca pada jatuhnya Soeharto, Revolusi di Mesir, Aljazair dan
beberapa Negara Timur Tengah?
Sebagai bagian dari umat, rasanya ingin sekali penulis berdiskusi
secara gayeng dengan Mbai. Sayang, di banyak kesempatan beliau jarang
membuka ruang dialog secara fair dan gayeng. Dalam banyak diskusi yang
saya temui, beliau datang, lantas pergi.

Telah banyak darah umat Islam tumpah untuk negeri ini. Banyak darah
syuhada, ulama para santri menjadi saksi hingga negeri ini berdiri
sampai kini. Jadi, mengapa masih saja umat Islam dianggap membahayakan
NKRI dan dipertanyakan kesetiannya?

Penulis Ketua Lajnah Siyasiyah DPP HTI

Foto: Sebuah halaqoh deradikalisasi

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-