Saturday, October 9, 2010

Re: [Milis_Iqra] Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...

4. Trus apakah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibanding dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)" berlawanan tujuan dan maksudnya?

Karena dari artikel tersebut mengesankan ahlul bait berbeda dengan orang yang menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassallam

[Arman] : Untuk melihat bedanya, sekarang siapa dan seperti apa orang yang menerapkan sunnah yang anda maksudkan ini ?

(Addin) maaf mas, justru saya itu bertanya bahwa apakah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibanding dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)" saling berlawanan tujuan dan maksudnya? Sedangkan pernyataan sy tentang berbeda itu adalah kesan dari artikel yg mas Arman posting

Mungkin mas Arman bisa menambahkan apa yang dimaksud "sunnahku" dari hadist yg telah masyur tersebut.

Terima Kasih ya mas...

Sent from my Mumtaz TourBerry


From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Sun, 10 Oct 2010 12:53:41 +0700
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...



2010/10/10 addin <addinkesmas@gmail.com>
Biar tambah fokus, mungkin mas Arman dan saudara/i lainnya bisa membantu menjelaskan tentang:

1. definisi ahlul bait yang dimaksud Rasulullah sallallahu alaihi wassallam,
2. siapa saja yg dimaksudkan dengan ahlul bait dimaksud,



[Arman] : Berikut untuk jawaban no. 1 dan no. 2


Secara bahasa atau etimologi, kata "Al-Ahlu" merupakan bentuk jamak yang berasal dari kata "Ahila" atau "Ya'halu" yang berarti menghuni suatu tempat. Arti dari istilah Bait sendiri adalah rumah. As-Sa'labi berkata seperti yang ada dalam Tafsir al-Qurtubi: 14. 182-183 : Mereka (Ahli Bait) tidak lain dari Bani Hashim. Ini menunjukkan yang dimaksudkan dengan perkataan Al-Bait (rumah) yang digandengkan pada istilah Al-Ahlu adalah "Baitunnasab" (rumah keturunan). Dengan demikian maka berdasar pemahaman ini, Keluarga Abu Thalib, keluarga Al-Abbas, bapak-bapak saudaranya dan anak-anak mereka serta yang memiliki kaitan nasab kepada mereka termasuk dalam kelompok Ahlul Bait Nabi. Meski demikian, perkataan Ahlul Bait (sering disebut dan ditulis juga dengan istilah Ahli Bait) tidak bisa hanya terbatas pada kelompok-kelompok diatas saja namun juga mencakup istri-istri  beliau Saw, dalilnya adalah karena al-Qur'an pernah menyinggung penggunaan istilah tersebut untuk menyebut istri-istri Nabi Ibrahim.

Qaalat yaa waylataa a-alidu wa-anaa 'ajuuzun wahaadzaa ba'lii syaykhan inna haadzaa lasyay-un 'ajiib(un). qaaluu ata'jabiina min amri (al)laahi rahmatu (al)laahi wabarakaatuhu 'alaykum ahla (a)lbayti innahu hamiidun majiid(un).

Artinya : Isteri (Ibrahim) berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku (masih) akan (bisa) melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan suamiku inipun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya Ini benar-benar suatu yang sangat aneh." ; Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu, Hai Ahlul Bait ! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." (QS. Huud [11] : 72-73)

Dengan demikian, maka secara umum dapat dipahami bila yang dimaksud dengan Ahli Bait Nabi adalah siapapun orang yang merupakan keluarga dari Nabi Muhammad Saw dan terlebih lagi mereka tinggal dikediaman beliau. Termasuk para istri dan anak-anaknya serta orang-orang yang ada dalam asuhan beliau Saw. Kedalam kelompok umum ini maka kita bisa menyebutkan nama-nama Ahli Bait itu terdiri dari Khadijjah dan putera-puterinya, kemudian Ali bin Abi Thalib yang sejak kecil berada dibawah asuhan Rasul dan tinggal serumah dengan beliau, semua istri-istri beliau diluar Khadijjah serta keluarga-keluarga beliau lainnya yang masih berhubungan darah secara silsilah dan dekat dengan beliau seperti Hamzah bin Abdul Mutthalib dan Ja'far bin Abu Thalib r.a. 




Menyangkut ahli baitnya tersebut, Rasulullah SAW diriwayatkan pernah membacakan surah al-Ahzab ayat 33 atas diri mereka malah sejumlah sebagian ulama ada yang menyebutkan bila asbabun nuzul atau latar belakang turunnya ayat tersebut memang diperuntukkan bagi ahli bait Rasul.  

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih¬bersihnya. -Qs. 33 al-Ahzab :33 

Al-Hakim misalnya, dalam kitab beliau yang berjudul "al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain fi al-Hadis" jilid 3, hal 197¬198 menyatakan turunnya ayat ini kepada Ali bin Abu Thalib, Fatimah Az-Zahrah, Hasan dan Husein. Demikian juga pendapat dari Ibnu Hajar dalam kitab "Ash-Shawa'iq" mengatakan, "Sesungguhnya mayoritas para mufassir mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ali, Fatimah, Hasan dan Husein." ; Sejumlah hadis yang berkaitan dengan surah al-Ahzab ayat 33 diataspun memang mengindikasikan demikian, diantaranya : 

"Dari Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib berkata, 'Ketika Rasulullah SAW memandang kearah rahmat yang turun, Rasulullah SAW berkata, 'Panggilkan untukku, panggilkan untukku.' Shafiyyah bertanya, 'Siapa, ya Rasulullah?!' Rasulullah menjawab, 'Ahlul Baitku, yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.' Maka mereka pun dihadirkan ke hadapan Rasulullah, lalu Rasulullah SAW meletakkan pakaiannya ke atas mereka, kemudian Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berkata, 'Ya Allah, mereka inilah keluargaku.' Lalu Allah SWT menurunkan ayat 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya." ; al-Hakim menyatakan sanad dari hadis ini shahih. 

Al-Hakim meriwayatkan hadis serupa juga dalam kitabnya yang sama tapi dari jalur sanad Ummu Salamah yang berkata, "Di rumah saya turun ayat yang berbunyi 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya'. Lalu Rasulullah saw mengirim Ali, Fatimah, Hasan dan Husein, dan kemudian berkata, 'Mereka inilah Ahlul Baitku.'" Kemudian, al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat Bukhari." Di tempat lain al-Hakim juga meriwayatkan hadis ini dari Watsilah, dan kemudian berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat mereka berdua." 

Imam Muslim dalam kitab shahihnya mengenai keutamaan ahli bait, meriwayatkan hadis ini dari jalur 'Aisyah r.a, yang berkata, "Rasulullah SAW pergi ke luar rumah pagi-pagi sekali dengan mengenakan pakaian (yang tidak dijahit dan) bergambar. Lalu Hasan bin Ali datang, dan Rasulullah SAW memasukkannya ke dalam pakaiannya; lalu Husein datang dan Rasulullah SAW memasukkannya ke dalam pakaiannya; lalu datang Fatimah, dan Rasulullah SAW pun memasukkannya ke dalam pakaiannya; berikutnya Ali juga datang, dan Rasulullah SAW memasukkannya ke dalam pakaiannya; kemudian Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya." 

Disisi lain, surah al-Ahzab ayat 33 mengenai pensucian ahli Bait dalam skala khusus dari berbagai riwayat terkait, hanya memperlihatkan kepada kita tentang rujukan yang jelasnya terhadap Fatimah az-Zahrah, Ali bin Abu Thalib serta kedua putera mereka, Hasan dan Husein.

Yazid bin Hayyan berkata, "Aku pergi kepada Zaid bin Arqam bersama Husain bin Sabrah dan Umar bin Muslim. Setelah kami duduk, Husain berkata kepada Zaid bin Arqam, 'Hai Zaid, kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Kau melihat Rasulullah, kau mendengar sabda beliau, kau bertempur menyertai beliau, dan kau telah shalat dengan diimami oleh beliau. Sungguh kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Karena itu, sampaikan kepada kami hai Zaid, apa yang kau dengar dari Rasulullah!'". Kata Zaid bin Arqam, "Hai kemenakanku, demi Allah, aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar dari Rasulullah. Apa yang bisa aku sampaikan kepadamu terimalah dan apa yang tidak bisa aku sampaikan kepadamu janganlah kamu memaksaku untuk menyampaikannya. Rasulullah Saw berdiri dan berkhutbah dihadapan kami dekat suatu sumur air yang dinamakan Khum, antara Mekkah dan Madinah. Lalu beliau memuji dan menyanjung Allah memberikan pelajaran dan peringatan. Kemudian beliau mengucapkan : "Adapun kemudian dari pada itu ketahuilah hai orang banyak, sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang sudah dekat datang utusan Tuhanku dan nanti kupenuhi. Aku meninggalkan untuk kamu dua yang berharga, yang pertama kitab Allah, didalamnya bimbingan dan cahaya yang terang. Sebab itu ambillah kitab Allah dan berpegang teguhlah kepadanya !", Beliau menganjurkan dengan kitab Allah dan menumbuhkan keinginan untuk mengamalkannya. Kemudian beliau bersabda lagi : "dan Ahli Baitku, aku peringatkan kepada kamu perintah Allah tentang Ahli Baitku, aku peringatkan kepada kamu perintah Allah tentang Ahli Baitku." (HR. Muslim)

Begitupun dalam lanjutan riwayat Imam Muslim dari Zaid bin Arkam, disebutkan pula pertanyaan Husain bin Sabrah terhadap Zaid : "Siapakah Ahli Bait beliau, wahai Zaid ? Bukankah istri-istri beliau termasuk Ahli Baitnya ?", Zaid menjawab : "Istri-istri beliau memang termasuk Ahli Baitnya. Tapi Ahli Bait beliau (sesungguhnya) adalah siapa yang tidak diperbolehkan menerima sedekah sepeninggal beliau (Nisa uhu min ahli bayti walakin ahlu baytihi man hurrimas shodaqoh ba'dahu). Tanya : "Siapakah mereka itu ?", Zaid menjawab : "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas". Tanya, "Semua orang-orang itu tidak diperbolehkan menerima sedekah ?". Jawab : "Ya". (HR. Muslim)

"Sesungguhnya sedekah itu tidak pantas bagi keluarga Muhammad." (HR. Muslim)

Di dalam Sahih Turmudzi, Musnad Ahmad, Musnad ath-Thayalisi, Mustadrak al-Hakim 'ala ash-Shahihain, Usud al-Ghabah, tafsir ath-Thabari, Ibnu Katsir dan as-Suyuthi juga shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah Saw mendatangi pintu rumah Fatimah selama enam bulan setiap kali keluar hendak melaksanakan shalat malam dengan berseru, "Shalat, wahai Ahli Bait. 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya".

Oleh karena itu juga, melalui berbagai hadis yang sudah kita sebutkan dibagian atas kita bisa menyimpulkan bila Ahli Bait Nabi dalam arti khusus dan terutama adalah anggota keluarga Nabi Muhammad Saw yang disebutkan haram menerima zakat seperti keluarga Ali dan Fatimah beserta putra-putra mereka (Hasan dan Husain) serta keturunan mereka. Juga keluarga Abbas bin Abdul-Muththalib dan keluarga Ja'far serta keluarga Aqil bin Abu Thalib yang masih bersaudara dengan Ali, yaitu merupakan putra-putra Abu Thalib (paman Nabi Muhammad). 



 
3. Seperti apa akidah ahlul bait, dan apakah ahlul bait tidak menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassalam?


[Arman] : Ahlul Bait Rasul adalah orang-orang pilihan yang berasal dari dinasti yang sama dengan Rasul, memiliki hubungan darah yang kuat serta hak melebihi siapapun diluar mereka. Akidah Ahlul Bait adalah Islam dan mereka siap mati untuk Islam seperti yang dicontohkan dalam kepahlawanan Imam Hussain di Karbala.

Islam seperti apa ? saya percaya Islam mereka adalah Islam yang tidak ortodok, menghargai perbedaan pendapat, cerdas dan terbuka, menghargai peranan akal dan rasio dan tahu banyak hal tentang sunnah Rasulullah tanpa harus memberatkan orang lain dan atau mempermudah atas dasar hawa nafsunya.


 


4. Trus apakah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibanding dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)" berlawanan tujuan dan maksudnya?

Karena dari artikel tersebut mengesankan ahlul bait berbeda dengan orang yang menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassallam

[Arman] : Untuk melihat bedanya, sekarang siapa dan seperti apa orang yang menerapkan sunnah yang anda maksudkan ini ?


 

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...



2010/10/10 addin <addinkesmas@gmail.com>
Biar tambah fokus, mungkin mas Arman dan saudara/i lainnya bisa membantu menjelaskan tentang:

1. definisi ahlul bait yang dimaksud Rasulullah sallallahu alaihi wassallam,
2. siapa saja yg dimaksudkan dengan ahlul bait dimaksud,



[Arman] : Berikut untuk jawaban no. 1 dan no. 2


Secara bahasa atau etimologi, kata "Al-Ahlu" merupakan bentuk jamak yang berasal dari kata "Ahila" atau "Ya'halu" yang berarti menghuni suatu tempat. Arti dari istilah Bait sendiri adalah rumah. As-Sa'labi berkata seperti yang ada dalam Tafsir al-Qurtubi: 14. 182-183 : Mereka (Ahli Bait) tidak lain dari Bani Hashim. Ini menunjukkan yang dimaksudkan dengan perkataan Al-Bait (rumah) yang digandengkan pada istilah Al-Ahlu adalah "Baitunnasab" (rumah keturunan). Dengan demikian maka berdasar pemahaman ini, Keluarga Abu Thalib, keluarga Al-Abbas, bapak-bapak saudaranya dan anak-anak mereka serta yang memiliki kaitan nasab kepada mereka termasuk dalam kelompok Ahlul Bait Nabi. Meski demikian, perkataan Ahlul Bait (sering disebut dan ditulis juga dengan istilah Ahli Bait) tidak bisa hanya terbatas pada kelompok-kelompok diatas saja namun juga mencakup istri-istri  beliau Saw, dalilnya adalah karena al-Qur'an pernah menyinggung penggunaan istilah tersebut untuk menyebut istri-istri Nabi Ibrahim.

Qaalat yaa waylataa a-alidu wa-anaa 'ajuuzun wahaadzaa ba'lii syaykhan inna haadzaa lasyay-un 'ajiib(un). qaaluu ata'jabiina min amri (al)laahi rahmatu (al)laahi wabarakaatuhu 'alaykum ahla (a)lbayti innahu hamiidun majiid(un).

Artinya : Isteri (Ibrahim) berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku (masih) akan (bisa) melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan suamiku inipun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya Ini benar-benar suatu yang sangat aneh." ; Para malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? Rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu, Hai Ahlul Bait ! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." (QS. Huud [11] : 72-73)

Dengan demikian, maka secara umum dapat dipahami bila yang dimaksud dengan Ahli Bait Nabi adalah siapapun orang yang merupakan keluarga dari Nabi Muhammad Saw dan terlebih lagi mereka tinggal dikediaman beliau. Termasuk para istri dan anak-anaknya serta orang-orang yang ada dalam asuhan beliau Saw. Kedalam kelompok umum ini maka kita bisa menyebutkan nama-nama Ahli Bait itu terdiri dari Khadijjah dan putera-puterinya, kemudian Ali bin Abi Thalib yang sejak kecil berada dibawah asuhan Rasul dan tinggal serumah dengan beliau, semua istri-istri beliau diluar Khadijjah serta keluarga-keluarga beliau lainnya yang masih berhubungan darah secara silsilah dan dekat dengan beliau seperti Hamzah bin Abdul Mutthalib dan Ja'far bin Abu Thalib r.a. 




Menyangkut ahli baitnya tersebut, Rasulullah SAW diriwayatkan pernah membacakan surah al-Ahzab ayat 33 atas diri mereka malah sejumlah sebagian ulama ada yang menyebutkan bila asbabun nuzul atau latar belakang turunnya ayat tersebut memang diperuntukkan bagi ahli bait Rasul.  

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih¬bersihnya. -Qs. 33 al-Ahzab :33 

Al-Hakim misalnya, dalam kitab beliau yang berjudul "al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain fi al-Hadis" jilid 3, hal 197¬198 menyatakan turunnya ayat ini kepada Ali bin Abu Thalib, Fatimah Az-Zahrah, Hasan dan Husein. Demikian juga pendapat dari Ibnu Hajar dalam kitab "Ash-Shawa'iq" mengatakan, "Sesungguhnya mayoritas para mufassir mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ali, Fatimah, Hasan dan Husein." ; Sejumlah hadis yang berkaitan dengan surah al-Ahzab ayat 33 diataspun memang mengindikasikan demikian, diantaranya : 

"Dari Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib berkata, 'Ketika Rasulullah SAW memandang kearah rahmat yang turun, Rasulullah SAW berkata, 'Panggilkan untukku, panggilkan untukku.' Shafiyyah bertanya, 'Siapa, ya Rasulullah?!' Rasulullah menjawab, 'Ahlul Baitku, yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.' Maka mereka pun dihadirkan ke hadapan Rasulullah, lalu Rasulullah SAW meletakkan pakaiannya ke atas mereka, kemudian Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berkata, 'Ya Allah, mereka inilah keluargaku.' Lalu Allah SWT menurunkan ayat 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya." ; al-Hakim menyatakan sanad dari hadis ini shahih. 

Al-Hakim meriwayatkan hadis serupa juga dalam kitabnya yang sama tapi dari jalur sanad Ummu Salamah yang berkata, "Di rumah saya turun ayat yang berbunyi 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya'. Lalu Rasulullah saw mengirim Ali, Fatimah, Hasan dan Husein, dan kemudian berkata, 'Mereka inilah Ahlul Baitku.'" Kemudian, al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat Bukhari." Di tempat lain al-Hakim juga meriwayatkan hadis ini dari Watsilah, dan kemudian berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat mereka berdua." 

Imam Muslim dalam kitab shahihnya mengenai keutamaan ahli bait, meriwayatkan hadis ini dari jalur 'Aisyah r.a, yang berkata, "Rasulullah SAW pergi ke luar rumah pagi-pagi sekali dengan mengenakan pakaian (yang tidak dijahit dan) bergambar. Lalu Hasan bin Ali datang, dan Rasulullah SAW memasukkannya ke dalam pakaiannya; lalu Husein datang dan Rasulullah SAW memasukkannya ke dalam pakaiannya; lalu datang Fatimah, dan Rasulullah SAW pun memasukkannya ke dalam pakaiannya; berikutnya Ali juga datang, dan Rasulullah SAW memasukkannya ke dalam pakaiannya; kemudian Rasulullah SAW berkata, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya." 

Disisi lain, surah al-Ahzab ayat 33 mengenai pensucian ahli Bait dalam skala khusus dari berbagai riwayat terkait, hanya memperlihatkan kepada kita tentang rujukan yang jelasnya terhadap Fatimah az-Zahrah, Ali bin Abu Thalib serta kedua putera mereka, Hasan dan Husein.

Yazid bin Hayyan berkata, "Aku pergi kepada Zaid bin Arqam bersama Husain bin Sabrah dan Umar bin Muslim. Setelah kami duduk, Husain berkata kepada Zaid bin Arqam, 'Hai Zaid, kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Kau melihat Rasulullah, kau mendengar sabda beliau, kau bertempur menyertai beliau, dan kau telah shalat dengan diimami oleh beliau. Sungguh kau telah memperoleh kebaikan yang banyak. Karena itu, sampaikan kepada kami hai Zaid, apa yang kau dengar dari Rasulullah!'". Kata Zaid bin Arqam, "Hai kemenakanku, demi Allah, aku ini sudah tua dan ajalku sudah semakin dekat. Aku sudah lupa sebagian dari apa yang aku dengar dari Rasulullah. Apa yang bisa aku sampaikan kepadamu terimalah dan apa yang tidak bisa aku sampaikan kepadamu janganlah kamu memaksaku untuk menyampaikannya. Rasulullah Saw berdiri dan berkhutbah dihadapan kami dekat suatu sumur air yang dinamakan Khum, antara Mekkah dan Madinah. Lalu beliau memuji dan menyanjung Allah memberikan pelajaran dan peringatan. Kemudian beliau mengucapkan : "Adapun kemudian dari pada itu ketahuilah hai orang banyak, sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang sudah dekat datang utusan Tuhanku dan nanti kupenuhi. Aku meninggalkan untuk kamu dua yang berharga, yang pertama kitab Allah, didalamnya bimbingan dan cahaya yang terang. Sebab itu ambillah kitab Allah dan berpegang teguhlah kepadanya !", Beliau menganjurkan dengan kitab Allah dan menumbuhkan keinginan untuk mengamalkannya. Kemudian beliau bersabda lagi : "dan Ahli Baitku, aku peringatkan kepada kamu perintah Allah tentang Ahli Baitku, aku peringatkan kepada kamu perintah Allah tentang Ahli Baitku." (HR. Muslim)

Begitupun dalam lanjutan riwayat Imam Muslim dari Zaid bin Arkam, disebutkan pula pertanyaan Husain bin Sabrah terhadap Zaid : "Siapakah Ahli Bait beliau, wahai Zaid ? Bukankah istri-istri beliau termasuk Ahli Baitnya ?", Zaid menjawab : "Istri-istri beliau memang termasuk Ahli Baitnya. Tapi Ahli Bait beliau (sesungguhnya) adalah siapa yang tidak diperbolehkan menerima sedekah sepeninggal beliau (Nisa uhu min ahli bayti walakin ahlu baytihi man hurrimas shodaqoh ba'dahu). Tanya : "Siapakah mereka itu ?", Zaid menjawab : "Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas". Tanya, "Semua orang-orang itu tidak diperbolehkan menerima sedekah ?". Jawab : "Ya". (HR. Muslim)

"Sesungguhnya sedekah itu tidak pantas bagi keluarga Muhammad." (HR. Muslim)

Di dalam Sahih Turmudzi, Musnad Ahmad, Musnad ath-Thayalisi, Mustadrak al-Hakim 'ala ash-Shahihain, Usud al-Ghabah, tafsir ath-Thabari, Ibnu Katsir dan as-Suyuthi juga shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah Saw mendatangi pintu rumah Fatimah selama enam bulan setiap kali keluar hendak melaksanakan shalat malam dengan berseru, "Shalat, wahai Ahli Bait. 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya".

Oleh karena itu juga, melalui berbagai hadis yang sudah kita sebutkan dibagian atas kita bisa menyimpulkan bila Ahli Bait Nabi dalam arti khusus dan terutama adalah anggota keluarga Nabi Muhammad Saw yang disebutkan haram menerima zakat seperti keluarga Ali dan Fatimah beserta putra-putra mereka (Hasan dan Husain) serta keturunan mereka. Juga keluarga Abbas bin Abdul-Muththalib dan keluarga Ja'far serta keluarga Aqil bin Abu Thalib yang masih bersaudara dengan Ali, yaitu merupakan putra-putra Abu Thalib (paman Nabi Muhammad). 



 
3. Seperti apa akidah ahlul bait, dan apakah ahlul bait tidak menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassalam?


[Arman] : Ahlul Bait Rasul adalah orang-orang pilihan yang berasal dari dinasti yang sama dengan Rasul, memiliki hubungan darah yang kuat serta hak melebihi siapapun diluar mereka. Akidah Ahlul Bait adalah Islam dan mereka siap mati untuk Islam seperti yang dicontohkan dalam kepahlawanan Imam Hussain di Karbala.

Islam seperti apa ? saya percaya Islam mereka adalah Islam yang tidak ortodok, menghargai perbedaan pendapat, cerdas dan terbuka, menghargai peranan akal dan rasio dan tahu banyak hal tentang sunnah Rasulullah tanpa harus memberatkan orang lain dan atau mempermudah atas dasar hawa nafsunya.


 


4. Trus apakah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibanding dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)" berlawanan tujuan dan maksudnya?

Karena dari artikel tersebut mengesankan ahlul bait berbeda dengan orang yang menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassallam

[Arman] : Untuk melihat bedanya, sekarang siapa dan seperti apa orang yang menerapkan sunnah yang anda maksudkan ini ?


 

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Ikhwanul Muslimin Siap Terjun ke Pemilu Legislatif Mesir

Ikhwanul Muslimin Siap Terjun ke Pemilu Legislatif Mesir

Kelompok Ikhwanul Muslimin yang merupakan kubu oposisi terbesar di Mesir menyatakan secara resmi tekadnya untuk ikut ambil bagian dalam pemilu legislatif yang bakal digelar di Mesir. Kantor berita Jerman dari Kairo melaporkan, Mohammad Badi', pimpinan Ikhwanul Muslimin hari Sabtu (9/10) menyatakan bahwa pihaknya akan mengajukan sejumlah calon independen dalam pemilu mendatang untuk melawan para politikus korup dan merebut pentas politik dari tangan mereka.

Badi' menambahkan, "Keikutsertaan dalam pemilu dimaksudkan untuk menekankan keharusan menghormati nilia-nilai positif di tengah masyarakat dan pemenuhan hak-hak rakyat yang telah ditetapkan dalam undang-undang."

Pada pemilu legislatif tahun 2005, Ikhwanul Muslimin berhasil merebut 88 kursi parlemen dan menguasai satu perlima dari seluruh jatah kursi yang ada. Sampai saat ini belum ada pengumuman resmi tentang jadwal waktu penyelenggaraan pemilu legislatif di Mesir. Meski demikian, berbagai media menyatakan, kemungkinan pemilu akan digelar tanggal 29 November mendatang. (IRIB/AHF) 

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] ARTIKEL ISLAM

Baginda Rasulullah saw. bersabda, "Jabatan (kedudukan) itu pada
permulaannya penyesalan, pertengahannya kesengsaraan (kekesalan hati),
dan akhirnya adalah azab pada Hari Kiamat". (HR. Ath-Thabrani).
Begitu besar tanggung jawab seorang pemimpin, tetapi banyak di antara
kita bahkan para pemimpin kita yang sepertinya lupa akan tanggung
jawab tersebut. Bagaimana rasa tanggung jawab pemimpin kita tergambar
dalam artikel "Kecelakaan Kereta Api Terus Terjadi, Penguasa Tetap Tak
Peduli" di www.abuanjeli.wordpress.com. Mudahan dapat mengingatkan
kita akan besarnya tanggung jawab seorang pemimpin atau penguasa.
Amin.

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...

Biar tambah fokus, mungkin mas Arman dan saudara/i lainnya bisa membantu menjelaskan tentang:

1. definisi ahlul bait yang dimaksud Rasulullah sallallahu alaihi wassallam,
2. siapa saja yg dimaksudkan dengan ahlul bait dimaksud,
3. Seperti apa akidah ahlul bait, dan apakah ahlul bait tidak menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassalam?

4. Trus apakah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibanding dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)" berlawanan tujuan dan maksudnya?

Karena dari artikel tersebut mengesankan ahlul bait berbeda dengan orang yang menerapkan sunnah Rasulullah sallallahu alaihi wassallam

Terima kasih

Sent from my Mumtaz TourBerry


From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Sat, 9 Oct 2010 23:35:19 +0700
To: Milis_Iqra@googlegroups.com<milis_iqra@googlegroups.com>
ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...

Beberapa waktu yang lalu, mas Dani Permana pernah melempar sebuah topik diskusi, dimana sebenarnya buat saya pribadi sangat menarik tapi setelah saya berikan tanggapan, topik ini menjadi hilang tanpa jelas bagaimana kesimpulannya. Topik diskusi tersebut berikut tanggapannya adalah sebagai berikut (silahkan bagi rekan-rekan lain untuk membuka dan membacanya kembali jika tertarik) : 


---------- Forwarded message ----------
From: Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
Date: 2010/8/30
Subject: [Milis_Iqra] Kitabullah dan Sunnahku atau Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
 Mungkin sudah sering kita dengar hadist yang paling masyur di kalangan kaum muslim di Indonesia adalah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibandingkan dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)"
Padahal hadist yang kedua lebih banyak termaktub di kitab-kitab hadist di bandingkan dengan hadist pertama.
 Contoh yang diriwayatkan Imam Muslim dan lainnya:
 Sayyidina Zaid bin Arqam r.a. Dia berkata, "Suatu hari Rasulullah saw. Pernah berdiri dihadapan kami seraya berkhutbah disuatu tempat (kebun) kosong diantara Makkah dan Madinah. Beliau saw memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya. Lalu menasehati dan mengingatkan (ummatnya). Kemudian bersabda, "Amma ba'du (adapun sesudah itu), ingatlah wahai sekalian manusia, sesunguhnya aku ini hanya manusia biasa, hampir-hampir (sebentar lagi) akan datang utusan Tuhanku (yang akan memanggilku ke Hadhrat-Nya), maka akupun (pasti) mengabulkannya. Dan aku akan meninggalkan pada kalian dua pusaka. Pertama, Kitabullah itu dan peganglah teguh-teguh." Beliau saw. Memerintahkan untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an sebagai Kitabullah dan mendorong untuk mengamalkannya. Kemudian beliau saw bersabda, "Dan Ahli Baitku (keluargaku)"
Itulah Lafadh atau redaksi Imam Muslim. Dan diantara perawi lain yang meriwayatkan dengan redaksi seperti itu ialah Al-Darimy dalam Sunan-nya (II : 431 - 432) dengan isnad shahih seperti (terangnya) matahari.
---------- Forwarded message ----------
From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2010/8/30
Subject: Re: [Milis_Iqra] Kitabullah dan Sunnahku atau Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)
ANALISIS HADIS "KITAB ALLAH DAN SUNAHKU"

Al Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah SAW adalah landasan dan sumber syariat Islam. Hal ini merupakan kebenaran yang sifatnya pasti dan diyakini oleh umat Islam. Banyak ayat Al Quran yang memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah SAW, diantaranya
Masih ada hubungannya dengan topik diskusi tersebut diatas, berikut saya dapatkan sebuah tulisan disalah satu akun facebook milik seseorang bernama Idrus Shahab. Perlu diterangkan disini, bahwa saya tidak mendiskaskan tentang syiah atau ahlussunnahnya, tetapi seperti ditopik awalnya mas Dani Permana, kita berbicara menyangkut hadis atau kabar tentang al-Qur'an dan as-Sunnah atau al-Qur'an dan Ahli Baitku. Jadi bila ada rekan-rekan yang mau menanggapi, silahkan fokus dibagian yang ini saja dan tidak melebar dulu kepada hal lainnya yang akan membuatnya menjadi bias.

Berikut : alamat sumber tulisan Idrus Shahab dibawah ini : http://ja-jp.facebook.com/topic.php?uid=111131255590440&topic=88

Idrus Shahab Hadis yang menyatakan "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin sepeninggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu" dan hadis yang menyatakan "Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunahku", keduanya bagi saya merupakan dalil terkuat yang saya gunakan ketika saya cenderung kepada pemikiran Wahabi. Saya hafal betul kedua hadis tersebut sering diulang-ulang oleh para ulama mereka di dalam buku-buku dan ceramah-ceramahnya, tidak terlintas di dalam benak saya untuk memeriksa referensi aslinya. Bagi saya kedua hadis itu sebagai sesuatu yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Karena kedua hadis itu merupakan dasar utama bangunan pemikiran Ahlus Sunnah, lebih khusus lagi pemikiran Wahabi yang dibangun kokoh di atas dasar kedua hadis ini. Tidak terlintas sedikit pun di dalam benak saya untuk meragukan kesahihan kedua hadis tersebut. Hadis ini pula yang menjadi landasan titik tolak bergabungnya saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah. Oleh Karenanya, keraguan terhadap hadis tersebut merupakan keraguan akan keanggotan saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah.

Pemikiran ini bukanlah merupakan produk jaman sekarang atau produk pemikiran Ahlus Sunnah, melainkan telah dirancang sejak masa silam dengan tujuan untuk menyembunyikan kebenaran dan menghadapi jalan Ahlul Bait, memerankan Islam dengan bentuknya yang paling indah. Namun sangat disayangkan, kebanyakkan mazhab pemikiran berdiri di atas reruntuhan perancang yang jahat itu. Mereka menganut pemikiran-pemikirannya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah sebagai sesuatu yang turun dari Allah. Mereka menyebarkan dan membelanya dengan segala cara. Wahabi merupakan contoh yang jelas dari korban perancang jahat tersebut, yang telah menjerumuskan umat Islam ke dalam jurang perpecahan.

Kita akan berusaha menyingkap sedikit tipu daya dan persekongkolannya pada tiap-tiap bab buku ini.

Yang perlu menjadi perhatian kita dari perancang di atas, di dalam masalah ini, ialah bahwa kedua hadis di atas adalah merupakan langkah pertama untuk menyelewengkan agama, merubah perjalanan risalah dan menjauhkan kaum Muslimin dari hadis Rasulullah saw, "Sesungguhnya aku tinggalkan padamu dua perkara yang sangat berharga, yang jika kamu berpegang teguh kepada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku", yang merupakan hadis mutawatir yang diriwayatkan oleh kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah dan Syi'ah, namun tangan-tangan jahil telah berusaha menyembunyikannya dari pandangan manusia, dan sebagai gantinya mereka menyebarkan hadis "Kitab Allah dan sunahku" dan hadis "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin...." yang kelak akan tersingkap ke-dhaifan-nya.

Saya terkejut manakala mendengar pertama kali hadis "... Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku". Saya takut ... dan berharap hadis itu tidak sahih, karena dia akan meruntuhkan bangunan pemikiran agama saya, dan bahkan lebih jauh lagi akan merobohkan tiang penyangga Ahlus Sunnah. Namun, angin bertiup tidak sebagaimana yang diinginkan perahu .... dan yang terjadi justru sebaliknya manakala saya memeriksa kedua hadis di atas ke dalam referensi-referensi aslinya, saya menemukan bahwa hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku ..." termasuk hadis sahih yang tidak dapat seorang pun meragukannya. Berbeda dengan hadis "... Kitab Allah dan sunahku ..", yang tidak lebih hanya merupakan hadis ahad yang marfu' atau mursal. Melihat itu hati saya menjadi terpukul. Dari sinilah awal mula saya melakukan pembahasan. Setelah itu mulailah terkumpul beberapa petunjuk satu demi satu, sehingga pada akhirnya tersingkaplah kebenaran dengan sejelas-jelasnya. Di sini kita akan buktikan ke-dhaif-an hadis "Kamu harus berpegang kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin .." dan hadis ".. Kitab Allah dan sunahku ..", serta sekaligus kesahihan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku ..", yang merupakan peluru pertama yang mengenai jantung pemikiran Ahlus Sunnah.


Hadis "Kamu Harus Berpegang Teguh Kepada Sunahku Dan Sunah Para Khulafa` Rasyidin" Merupakan Kebohongan Yang Nyata

"Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin sepeniggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu."

Orang yang melihat hadis ini untuk pertama kali dia akan mengira hadis ini merupakan hujjah yang kokoh dan petunjuk yang jelas akan kewajiban mengikuti mazhab para Khulafa` Rasyidin. Yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dan tidak mungkin membawanya ke arti lain, kecuali dengan melakukan takwil yang didasari ta'assub. Dari sini tampak sekali kehebatan tipuan dan kelihaian para pemalsu. Di dalamnya mereka menetapkan kebenaran mazhab Ahlus Sunnah —madrasah Khulafa` Rasyidin— dihadapan madzhab Syi'ah —madrasah Ahlul Bait. Dari sini kita dapat menjelaskan bahwa pertumbuhan madrasah-madrasah pemikiran Ahlus Sunnah adalah di dalam rangka menentang mazhab Ahlul Bait. Karena madrasah-madrasah tersebut berdiri di atas dasar hadis ini dan hadis-hadis lain yang sepertinya.

Namun, dengan menggunakan pandangan ilmiah dan dengan sedikit bersusah payah di dalam meneliti kenyataan sejarah dan hal-hal yang melingkupi hadis ini dan hadis-hadis lain yang sepertinya, atau dengan melihat ke dalam ilmu hadis dan ilmu al-Jarh wa at-Ta'dil, niscaya akan tampak dengan jelas kebohongan hadis ini.

Sungguh sangat bodoh jika seorang Ahlus Sunnah berhujjah kepada orang Syi'ah dengan hadis ini. Itu dikarenakan hadis ini hanya ada di kalangan Ahlus Sunnah, sehingga mereka tidak bisa memaksa orang Syi'ah dengan hadis yang tidak mereka riwayatkan di dalam kitab-kitab referensi mereka.

Namun, disebabkan saya seorang pembahas dari kalangan Ahlus Sunnah maka mau tidak mau saya harus bertitik tolak dari kitab-kitab referensi Ahlus Sunnah, sehingga dapat menjadi pegangan bagi saya; dan ini yang menjadi acuan saya di dalam melakukan pembahasan. Kita harus bersandar kepada acuan ini di dalam berdialog dan berargumentasi. Karena sebuah argumentasi tidak dapat dikatakan argumentasi kecuali jika mengikat pihak lawan, sehingga menjadi hujjah baginya. Dan ini yang tidak disadari oleh kebanyakkan ulama Ahlus Sunnah manakala mereka berhujjah kepada orang-orang Syi'ah. Misalnya, mereka berhujjah dengan menggunakan hadis ini, sementara orang Syi'ah berhujjah dengan menggunakan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku .." Perbedaan di antara kedua hujjah ini sangat besar sekali. Karena hadis "sunahku" hanya ada di dalam kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah sementara hadis "'itrah Ahlul Baitku" dapat ditemukan di dalam kitab-kitab hadis kedua kelompok.


--------------- Bagaimana menurut pendapat teman-teman milis Iqra ? ----------------------


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Al-Qur'an dan 'Itrah Ahlul Baitku ...

Beberapa waktu yang lalu, mas Dani Permana pernah melempar sebuah topik diskusi, dimana sebenarnya buat saya pribadi sangat menarik tapi setelah saya berikan tanggapan, topik ini menjadi hilang tanpa jelas bagaimana kesimpulannya. Topik diskusi tersebut berikut tanggapannya adalah sebagai berikut (silahkan bagi rekan-rekan lain untuk membuka dan membacanya kembali jika tertarik) : 


---------- Forwarded message ----------
From: Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
Date: 2010/8/30
Subject: [Milis_Iqra] Kitabullah dan Sunnahku atau Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
 Mungkin sudah sering kita dengar hadist yang paling masyur di kalangan kaum muslim di Indonesia adalah hadist "Kitabullah dan Sunnahku" dibandingkan dengan "Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)"
Padahal hadist yang kedua lebih banyak termaktub di kitab-kitab hadist di bandingkan dengan hadist pertama.
 Contoh yang diriwayatkan Imam Muslim dan lainnya:
 Sayyidina Zaid bin Arqam r.a. Dia berkata, "Suatu hari Rasulullah saw. Pernah berdiri dihadapan kami seraya berkhutbah disuatu tempat (kebun) kosong diantara Makkah dan Madinah. Beliau saw memuji Allah SWT dan menyanjung-Nya. Lalu menasehati dan mengingatkan (ummatnya). Kemudian bersabda, "Amma ba'du (adapun sesudah itu), ingatlah wahai sekalian manusia, sesunguhnya aku ini hanya manusia biasa, hampir-hampir (sebentar lagi) akan datang utusan Tuhanku (yang akan memanggilku ke Hadhrat-Nya), maka akupun (pasti) mengabulkannya. Dan aku akan meninggalkan pada kalian dua pusaka. Pertama, Kitabullah itu dan peganglah teguh-teguh." Beliau saw. Memerintahkan untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an sebagai Kitabullah dan mendorong untuk mengamalkannya. Kemudian beliau saw bersabda, "Dan Ahli Baitku (keluargaku)"
Itulah Lafadh atau redaksi Imam Muslim. Dan diantara perawi lain yang meriwayatkan dengan redaksi seperti itu ialah Al-Darimy dalam Sunan-nya (II : 431 - 432) dengan isnad shahih seperti (terangnya) matahari.
---------- Forwarded message ----------
From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2010/8/30
Subject: Re: [Milis_Iqra] Kitabullah dan Sunnahku atau Kitabullah dan Keturunanku (Ahlu Bayiit)
ANALISIS HADIS "KITAB ALLAH DAN SUNAHKU"

Al Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah SAW adalah landasan dan sumber syariat Islam. Hal ini merupakan kebenaran yang sifatnya pasti dan diyakini oleh umat Islam. Banyak ayat Al Quran yang memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah SAW, diantaranya
Masih ada hubungannya dengan topik diskusi tersebut diatas, berikut saya dapatkan sebuah tulisan disalah satu akun facebook milik seseorang bernama Idrus Shahab. Perlu diterangkan disini, bahwa saya tidak mendiskaskan tentang syiah atau ahlussunnahnya, tetapi seperti ditopik awalnya mas Dani Permana, kita berbicara menyangkut hadis atau kabar tentang al-Qur'an dan as-Sunnah atau al-Qur'an dan Ahli Baitku. Jadi bila ada rekan-rekan yang mau menanggapi, silahkan fokus dibagian yang ini saja dan tidak melebar dulu kepada hal lainnya yang akan membuatnya menjadi bias.

Berikut : alamat sumber tulisan Idrus Shahab dibawah ini : http://ja-jp.facebook.com/topic.php?uid=111131255590440&topic=88

Idrus Shahab Hadis yang menyatakan "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin sepeninggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu" dan hadis yang menyatakan "Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunahku", keduanya bagi saya merupakan dalil terkuat yang saya gunakan ketika saya cenderung kepada pemikiran Wahabi. Saya hafal betul kedua hadis tersebut sering diulang-ulang oleh para ulama mereka di dalam buku-buku dan ceramah-ceramahnya, tidak terlintas di dalam benak saya untuk memeriksa referensi aslinya. Bagi saya kedua hadis itu sebagai sesuatu yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Karena kedua hadis itu merupakan dasar utama bangunan pemikiran Ahlus Sunnah, lebih khusus lagi pemikiran Wahabi yang dibangun kokoh di atas dasar kedua hadis ini. Tidak terlintas sedikit pun di dalam benak saya untuk meragukan kesahihan kedua hadis tersebut. Hadis ini pula yang menjadi landasan titik tolak bergabungnya saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah. Oleh Karenanya, keraguan terhadap hadis tersebut merupakan keraguan akan keanggotan saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah.

Pemikiran ini bukanlah merupakan produk jaman sekarang atau produk pemikiran Ahlus Sunnah, melainkan telah dirancang sejak masa silam dengan tujuan untuk menyembunyikan kebenaran dan menghadapi jalan Ahlul Bait, memerankan Islam dengan bentuknya yang paling indah. Namun sangat disayangkan, kebanyakkan mazhab pemikiran berdiri di atas reruntuhan perancang yang jahat itu. Mereka menganut pemikiran-pemikirannya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah sebagai sesuatu yang turun dari Allah. Mereka menyebarkan dan membelanya dengan segala cara. Wahabi merupakan contoh yang jelas dari korban perancang jahat tersebut, yang telah menjerumuskan umat Islam ke dalam jurang perpecahan.

Kita akan berusaha menyingkap sedikit tipu daya dan persekongkolannya pada tiap-tiap bab buku ini.

Yang perlu menjadi perhatian kita dari perancang di atas, di dalam masalah ini, ialah bahwa kedua hadis di atas adalah merupakan langkah pertama untuk menyelewengkan agama, merubah perjalanan risalah dan menjauhkan kaum Muslimin dari hadis Rasulullah saw, "Sesungguhnya aku tinggalkan padamu dua perkara yang sangat berharga, yang jika kamu berpegang teguh kepada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku", yang merupakan hadis mutawatir yang diriwayatkan oleh kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah dan Syi'ah, namun tangan-tangan jahil telah berusaha menyembunyikannya dari pandangan manusia, dan sebagai gantinya mereka menyebarkan hadis "Kitab Allah dan sunahku" dan hadis "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin...." yang kelak akan tersingkap ke-dhaifan-nya.

Saya terkejut manakala mendengar pertama kali hadis "... Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku". Saya takut ... dan berharap hadis itu tidak sahih, karena dia akan meruntuhkan bangunan pemikiran agama saya, dan bahkan lebih jauh lagi akan merobohkan tiang penyangga Ahlus Sunnah. Namun, angin bertiup tidak sebagaimana yang diinginkan perahu .... dan yang terjadi justru sebaliknya manakala saya memeriksa kedua hadis di atas ke dalam referensi-referensi aslinya, saya menemukan bahwa hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku ..." termasuk hadis sahih yang tidak dapat seorang pun meragukannya. Berbeda dengan hadis "... Kitab Allah dan sunahku ..", yang tidak lebih hanya merupakan hadis ahad yang marfu' atau mursal. Melihat itu hati saya menjadi terpukul. Dari sinilah awal mula saya melakukan pembahasan. Setelah itu mulailah terkumpul beberapa petunjuk satu demi satu, sehingga pada akhirnya tersingkaplah kebenaran dengan sejelas-jelasnya. Di sini kita akan buktikan ke-dhaif-an hadis "Kamu harus berpegang kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin .." dan hadis ".. Kitab Allah dan sunahku ..", serta sekaligus kesahihan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku ..", yang merupakan peluru pertama yang mengenai jantung pemikiran Ahlus Sunnah.


Hadis "Kamu Harus Berpegang Teguh Kepada Sunahku Dan Sunah Para Khulafa` Rasyidin" Merupakan Kebohongan Yang Nyata

"Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin sepeniggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu."

Orang yang melihat hadis ini untuk pertama kali dia akan mengira hadis ini merupakan hujjah yang kokoh dan petunjuk yang jelas akan kewajiban mengikuti mazhab para Khulafa` Rasyidin. Yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dan tidak mungkin membawanya ke arti lain, kecuali dengan melakukan takwil yang didasari ta'assub. Dari sini tampak sekali kehebatan tipuan dan kelihaian para pemalsu. Di dalamnya mereka menetapkan kebenaran mazhab Ahlus Sunnah —madrasah Khulafa` Rasyidin— dihadapan madzhab Syi'ah —madrasah Ahlul Bait. Dari sini kita dapat menjelaskan bahwa pertumbuhan madrasah-madrasah pemikiran Ahlus Sunnah adalah di dalam rangka menentang mazhab Ahlul Bait. Karena madrasah-madrasah tersebut berdiri di atas dasar hadis ini dan hadis-hadis lain yang sepertinya.

Namun, dengan menggunakan pandangan ilmiah dan dengan sedikit bersusah payah di dalam meneliti kenyataan sejarah dan hal-hal yang melingkupi hadis ini dan hadis-hadis lain yang sepertinya, atau dengan melihat ke dalam ilmu hadis dan ilmu al-Jarh wa at-Ta'dil, niscaya akan tampak dengan jelas kebohongan hadis ini.

Sungguh sangat bodoh jika seorang Ahlus Sunnah berhujjah kepada orang Syi'ah dengan hadis ini. Itu dikarenakan hadis ini hanya ada di kalangan Ahlus Sunnah, sehingga mereka tidak bisa memaksa orang Syi'ah dengan hadis yang tidak mereka riwayatkan di dalam kitab-kitab referensi mereka.

Namun, disebabkan saya seorang pembahas dari kalangan Ahlus Sunnah maka mau tidak mau saya harus bertitik tolak dari kitab-kitab referensi Ahlus Sunnah, sehingga dapat menjadi pegangan bagi saya; dan ini yang menjadi acuan saya di dalam melakukan pembahasan. Kita harus bersandar kepada acuan ini di dalam berdialog dan berargumentasi. Karena sebuah argumentasi tidak dapat dikatakan argumentasi kecuali jika mengikat pihak lawan, sehingga menjadi hujjah baginya. Dan ini yang tidak disadari oleh kebanyakkan ulama Ahlus Sunnah manakala mereka berhujjah kepada orang-orang Syi'ah. Misalnya, mereka berhujjah dengan menggunakan hadis ini, sementara orang Syi'ah berhujjah dengan menggunakan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku .." Perbedaan di antara kedua hujjah ini sangat besar sekali. Karena hadis "sunahku" hanya ada di dalam kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah sementara hadis "'itrah Ahlul Baitku" dapat ditemukan di dalam kitab-kitab hadis kedua kelompok.


--------------- Bagaimana menurut pendapat teman-teman milis Iqra ? ----------------------


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Bakorpakem Ungkap Aliran Sesat di Pamekasan


REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Koordinasi Pengawas Kepercayaan (Bakorpakem) yang terdiri dari pihak Kejari, Kantor Kementerian Agama, Pemkab, dan jajaran Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur, akan meneliti aliran Islam yang diduga sesat yang diajarkan oleh Supardi.

"Kami telah melakukan rapat koordinasi dengan semua pihak dan sepakat untuk melakukan penelitian tentang sesat-tidaknya aliran Islam yang disampaikan oleh seorang warga bernama Supardi," kata Bupati Pamekasan, Kholilurrahman, Sabtu.

Ia menjelaskan pertemuan dengan jajaran Muspida di lingkungan Pemkab Pamekasan telah dilakukan Jumat (8/10) malam di Pendopo Pemkab dan melibatkan sejumlah organisasi keagamaan di Pamekasan, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Irsyad, Majelis Ulama Indonesia, dan Front Pembela Islam (FPI).

"Hasil dari pertemuan itu kami sepakat untuk melakukan penelitian terlebih dahulu benar-tidaknya aliran Islam Supardi yang diduga sesat tersebut," katanya.

Pembahasan aliran Islam Supardi oleh jajaran Muspida di lingkungan

Pemkab Pamekasan ini dilakukan, akibat adanya keluhan dari sejumlah Kepala Desa yang melaporkan banyaknya warga yang telah direkrut menjadi anggota aliran itu.

Tidak hanya warga, sejumlah aparat desa juga dilaporkan telah menjadi pengikut aliran Islam Supardi tersebut.

"Di desa saya ada dua orang aparat desa yang telah masuk menjadi aliran Islam Supardi," kata Kepala Desa Teja Barat, Misnadin.

Oleh karenanya, kata dia, pihaknya segera melaporkan hal itu ke pemkab dan jajaran Muspida Pamekasan dan meminta pihak-pihak terkait untuk menyelidiki persoalan tersebut.

"Kalau aliran Islam Supardi ini dibiarkan terus menyebar dan akhirnya banyak pengikutnya, maka nantinya akan menjadi persoalan besar di Pamekasan," katanya.

Aliran Islam Supardi ini diduga sesat, karena mengajarkan kepada masyarakat bahwa shalat dan puasa hukumnya tidak wajib, sehingga umat Islam boleh tidak melaksanakannya.

Supardi sendiri merupakan warga Desa Tobungan, Kecamatan Galis, terletak sekitar 5 kilometer dari arah Kota Pamekasan.

Sebelumnya, Bakorpakem Pamekasan juga pernah melakukan penyelidikan aliran Islam yang diduga sesat ini, namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya, karena ketika itu yang bersangkutan berjanji tidak akan melakukan ajakan kepada warga untuk menjadi pengikutnya lagi.

Menurut Misnadin, saat ini pihaknya melakukan gerakan lagi dan meminta Bakorpakem Pamekasan melakukan penelitian lanjutan, karena ternyata banyak aparat desa yang masuk menjadi anggotanya.

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Siapa Mau Sajadah Bergambar Salib Dari Masjidil Haram?

Siapa Mau Sajadah Bergambar Salib Dari Masjidil Haram?

Diposting pada Jum'at, 08-10-2010 | 18:31:33 WIB

Warga Saudi geger dan meminta pihak berwenang Saudi segera menghentikan penjualan karpet sajadah di kota Mekkah, setelah seorang warga menemukan lambang salib dari sajadah yang ia beli.

Seorang warga yang bernama Mansur mengatakan, "Saya baru membeli sajadah dari penjual yang terletak di sebelah masjidil Haram Mekkah, namun saya terkejut ketika saya melihat ada gambar salib di tengah sajadah tersebut dan heran kenapa barang seperti ini bisa lolos memasuki wilayah kerajaan Saudi tanpa ada pemeriksaan terlebih dahulu."

Mansur juga menyatakan bahwa sesuatu yang aneh dan tidak lazim jika harus sujud di atas sajadah yang sajadah tersebut ada gambar salibnya.

Masih belum jelas apakah sajadah yang bergambar salib tersebut memang sengaja diproduksi dengan ada gambar salibnya atau hanya kesalahan cetak.

Gambar salib sangat kentara terlihat di sajadah yang menghebohkan tersebut. Sajadah itu bergambar masjid lengkap dengan menaranya dan tepat ditengah pintu masjid tergambar jelas salib yang merupakan lambang kekristenan.


http://www.muslimdaily.net/berita/internasional/6562/siapa-mau-sajadah-bergambar-salib-dari-masjidil-haram


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Punya Hubungan Khusus dengan Zainuddin MZ

Kita tidak sedang berprasangka, kita sedang membahas sebuah pemberitaan yang tersebar luas dimasyarakat melalui berbagai medianya. Jikapun nantinya ada prasangka yang timbul, maka ini harus dilihat dari aspek konsekwensi logis dari suatu pemberitaan ataupun perdiskusian yang berkembang dan sama sekali tidak mungkin bisa dihindarkan. Intinya kita tidak punya keinginan untuk berprasangka negatif ataupun menyebarkan isu yang tidak patut. Prasangka tidak semuanya negatif, silahkan diperiksa ulang ayat yang dikutipkan. ijtanibuu katsiiran mina alzhzhanni inna ba'dhalzhzhanni itsmun sebagian dari zhan/praduga/prasangka memang dapat menjadi dosa, tetapi bagaimana sebagian lagi dari yang lainnya ? jawabnya tentu saja merupakan lawan dari dosa adalah tidak berdosa. Tentu saja selama kita tetap menjaga niat dan mengambil ibrah dari setiap pembahasan.



2010/10/9 Sutarno Sutarno <Sutarno.Sutarno@id.flextronics.com>
Lalu Bagaimana Dengan :
 
Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ - الحجرات :
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Hujurat 49 : 12)
 

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا - الأحزاب :
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al Ahzab :58)
 
2.Hadis Nabi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ  - رواه مسلم

Dari Abu Hurairoh, sesunguhnya Rasulullah SAW bersabda, "aApakah kalian mengetahui apa ghibah itu?" Para shababat menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui". Beliau mengatakan, "Ghibah itu adalah bercerita tentang saudara kalian apa-apa yang tidak ia sukai." Rasul bersabda, "Bagaimana menurut kalian kalau yang direcitakan itu benar-benar nyata apa adanya? Maka inilah yang disebut ghibah, dan apabila apa yang kalian ceritakan tidak nyata, maka berarti kalian telah membuat kedustaan (fitnah) kepadanya.
 
3.Fatwa Ulama'
 


قال القرطبي: "... قوله تعالى ﴿ أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا ﴾ مثل الله الغيبة بأكل الميتة لأن الميت لا يعلم بأكل لحمه كما أن الحي لا يعلم بغيبة من اغتابه

Imam Qurtubi memberikan penjelasan tentang firman Allah, "Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati": Allah memberikan perumpamaan mengenai kejelekan ghibah dengan memakan daging orang mati karena orang mati tidak mungkin mengetahui kalau dagingnya sedang dimakan, seperti saat ia hidup tidak mengetahui bahwa dirinya sedang digunjingkan.
 
 
Terima Kasih Atas Penjelasannya
 
Sutarno
 

 


From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Armansyah
Sent: Saturday, October 09, 2010 10:47 AM

To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Punya Hubungan Khusus dengan Zainuddin MZ

laa tahsabuuhu syarran lakum bal huwa khayrun lakum
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. (Qs. 24/11)

Kita tidak sedang menyebarkan aib, berita ini sudah menjadi kabar umum yang diekspos oleh media dan bisa diketahui oleh siapa saja. Disini kita berbagi ilmu dan sekaligus mencermati perkembangan (termasuk berita) yang berkaitan dengan dunia Islam termasuk juga didalamnya adalah para tokoh yang dihormati.

Ini adalah juga dalam rangka menjalankan surah al-Hujuraat ayat 6 : yaa ayyuhaa alladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binaba-in fatabayyanuu an tushiibuu qawman bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiina | Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.



2010/10/9 Sutarno Sutarno <Sutarno.Sutarno@id.flextronics.com>
Mau Tanya,

Kalau ini tidak terbukti,kita yang membicarakan disini,termasuk menyebar
luaskan Aib,gimana ya Hukumnya ??




--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Friday, October 8, 2010

RE: [Milis_Iqra] Punya Hubungan Khusus dengan Zainuddin MZ

Lalu Bagaimana Dengan :
 
Firman Allah :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ - الحجرات :
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Hujurat 49 : 12)
 

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا - الأحزاب :
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al Ahzab :58)
 
2.Hadis Nabi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ  - رواه مسلم

Dari Abu Hurairoh, sesunguhnya Rasulullah SAW bersabda, "aApakah kalian mengetahui apa ghibah itu?" Para shababat menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui". Beliau mengatakan, "Ghibah itu adalah bercerita tentang saudara kalian apa-apa yang tidak ia sukai." Rasul bersabda, "Bagaimana menurut kalian kalau yang direcitakan itu benar-benar nyata apa adanya? Maka inilah yang disebut ghibah, dan apabila apa yang kalian ceritakan tidak nyata, maka berarti kalian telah membuat kedustaan (fitnah) kepadanya.
 
3.Fatwa Ulama'
 


قال القرطبي: "... قوله تعالى ﴿ أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا ﴾ مثل الله الغيبة بأكل الميتة لأن الميت لا يعلم بأكل لحمه كما أن الحي لا يعلم بغيبة من اغتابه

Imam Qurtubi memberikan penjelasan tentang firman Allah, "Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati": Allah memberikan perumpamaan mengenai kejelekan ghibah dengan memakan daging orang mati karena orang mati tidak mungkin mengetahui kalau dagingnya sedang dimakan, seperti saat ia hidup tidak mengetahui bahwa dirinya sedang digunjingkan.
 
 
Terima Kasih Atas Penjelasannya
 
Sutarno
 

 


From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Armansyah
Sent: Saturday, October 09, 2010 10:47 AM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Punya Hubungan Khusus dengan Zainuddin MZ

laa tahsabuuhu syarran lakum bal huwa khayrun lakum
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. (Qs. 24/11)

Kita tidak sedang menyebarkan aib, berita ini sudah menjadi kabar umum yang diekspos oleh media dan bisa diketahui oleh siapa saja. Disini kita berbagi ilmu dan sekaligus mencermati perkembangan (termasuk berita) yang berkaitan dengan dunia Islam termasuk juga didalamnya adalah para tokoh yang dihormati.

Ini adalah juga dalam rangka menjalankan surah al-Hujuraat ayat 6 : yaa ayyuhaa alladziina aamanuu in jaa-akum faasiqun binaba-in fatabayyanuu an tushiibuu qawman bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiina | Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.



2010/10/9 Sutarno Sutarno <Sutarno.Sutarno@id.flextronics.com>
Mau Tanya,

Kalau ini tidak terbukti,kita yang membicarakan disini,termasuk menyebar
luaskan Aib,gimana ya Hukumnya ??




--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message