(Dani)
Memangnya menasehati pemimpin cuman sembunyi-sembunyi saja http://rizkilesus.wordpress.com/2010/11/04/menasihati-penguasa-ngapain-juga-sembunyi-sembuny/
(Whe-en)
Mas Dani, saya belum bisa buka linknya yang diberikan, namun pernyataan mas Dani tentang Memangnya menasehati pemimpin cuman sembunyi-sembunyi saja, membuat saya bertanya2 mengingat yang memposting hadits menasehati penguasa caranya dibalik layar adalah mas Dani, apakah mas dani sudah menemukan bahwa dalil yang mas dani posting dulu harusnya ditolak?
Mohon share jika begitu, agar saya tahu kebenarannya, karena bukankah orang yang sombong menurut Rasulullah adalah orang yang menolak kebenaran?
(Nandang)
Kelihatanya mba wheen sangat sibuk,padahal saya sudah meminta beliau untuk memposting jawaban untuk mas doer,karena setahu saya beliu lebih tahu dan pernah mempostingnya
(Whe-en)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta'ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim)
Mas Nandang, saya fikir, ketika mas Nandang bilang mengerti kesibukan saya mas Nandang benar2 mengerti keadaan saya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang tidak menaruh belas kasihan terhadap sesamanya, maka Allah ta'ala tidak akan mengasihinya." (HR. Muslim)
Jika saya pernah mempostingnya apa perlu diposting lagi mas Nandang?
Hehheheh
Kembali ke masalah pokok,
Mas Nandang berpendapat Setahu saya ini adalah dalil yg sering di pakai oleh kalangan salafi
Pendapat whe-en, suatu dalil dipakai atau ditolak bukan karena sering dipakai oleh salafi, wahabi, syiah, dsb namun kedudukan hadits tersebut.
Termasuk hadits dibawah, diterima dan tidaknya pasti bukan karena salafi sering menggunakannya:
Dari Iyadh bin Ghunaim radhiallohu 'anhu berkata, bersabda Rasul sholallohu 'alaihi wa sallam:
"Barangsiapa yang ingin menasehati penguasa maka janganlah melakukannya dengan terang-terangan di hadapan umum. Akan tetapi dengan cara mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri. Jika ia menerimanya maka inilah yang diharapkan, jika tidak menerimanya maka ia telah melakukan kewajibannya." (HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al-Hakim, dan Baihaqi. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Adz-Dzilal)
Merujuk kepada firman Allah :
Dan tidaklah patut bagi laki-laki maupun perempuan mu'min, apabila ALLAH dan Rasul-Nya menetapkan suatu ketetapan dalam urusan mereka, mereka memilih pilihan lain. Barangsiapa mendurhakai ALLAH dan Rasul-Nya, sungguh, dia telah nyata-nyata sesat." (Q.S. Al Ahzab: 36)
Apakah pendapat mas Nandang memperbolehkan menasehati penguasa dengan terang2an tidak melanggar firman Allah tersebut mas?
Soalnya dalil tadi dan berikut setahu saya dipakai untuk acuan bagaimana menasehati pemimpin, kepada mas Doer maupun mas Nandang, apabila menemukan dalil tersebut ditolak mohon memberitahu saya:
Mohon maaf baru sempat menjawab sekarang mas Doer, disamping saya pernah mempostingnya, saya juga ada kesibukan di luar kantor yang tidak memungkinkan saya browsing, dan Insya Allah minggu depan masih.
"Penguasa adalah naungan Alloh di muka bumi, maka barangsiapa yang menghinakan penguasa maka Alloh akan menghinakannya, barangsiapa yang memuliakan penguasa maka Alloh akan memuliakannya." (HR. Ibnu Abi Ashim, Ahmad, At-Thayalisi, At-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Adz-Dzilal)
Bagaimana dengan yang ini mas Nandang?
Bisa menerangkan kepada saya jika ditolak?
Dari Ubaidah bin Khiyar berkata: "Aku mendatangi Usamah bin Zaid radhiallohu 'anhu dan aku mengatakan: "Kenapa engkau tidak menasehati Ustman bin Affan untuk menegakkan hukum had atas Al-Walid?" Maka Usamah berkata: "Apakah kamu mengira aku tidak menasehatinya kecuali harus dihadapanmu? Demi Alloh, sungguh aku telah menasehatinya secara sembunyi-sembunyi antara aku dan ia saja. Dan aku tidak ingin membuka pintu kejeleken dan aku tidak ingin menjadi orang yang pertama kali membukanya." (Atsar yang shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Bagaimana dengan yang berikut?
Jika ditolak, mohon menerangkan kepada saya alasan ditolaknya hadits tersebut
Dari Wail bin Hujr radhiallohu 'anhu berkata: Kami bertanya: "Yaa Rasululloh, bagaimaan pendapatmu jika penguasa kami merampas hak-hak kami dan meminta hak-hak mereka?" Beliau bersabda: "Mendengar dan taatlah kalian kepada mereka maka sesungguhnya bagi merekalah balasan amalan mereka dan bagi kalianlah pahala atas kesabaran kalian." (HR. Muslim)
Dari Anas radhiallohu 'anhu berkata: "Bersabda Rasul sholallohu 'alaihi wa sallam: "Kalian akan menjumpai sesudahku atsarah (pemerintah yang tidak menunaikan hak-hak rakyatnya tapi selalu meminta hak-haknya) maka bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallohu 'anhu berkata, bersabda Rasululloh sholallohu 'alaihi wa sallam: "Kelak akan terjadi para penguasa dan mereka mengumpulkan harta-harta (korupsi)." Maka kami bertanya: "Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab: "tunaikanlah baiat yang pertama, tunaikanlah hak-hak penguasa, sesungguhnya Alloh akan bertanya pada mereka atas apa-apa yang mereka lakukan terhadap kalian." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Mu'awiyah radhiallohu 'anhu berkata, ketika Abu Dzar radhiallohu 'anhu keluar ke Ar-Rubdzah, beberapa orang Iraq menemuinya dan berkata: "Wahai Abu Dzar, angkatlah bendera bersama kami maka orang-orang akan mendatangi kamu dan tunduk kepadamu." Maka Abu Dzar berkata: "Tenang wahai Ahlul Islam, sesungguhnya aku mendengar Rasululloh bersabda: 'Kelak akan ada sesudahku penguasa maka muliakanlah ia, barangsiapa yang menghinakannya maka ia telah berbuat kehancuran dalam Islam dan tidak akan diterima taubatnya sampai ia mengembalikan kehancuran umat ini menjadi seperti semula.' (HR. Ahmad dan Ibnu Abi Ashim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Adz-Dzilal)
Itu dulu ya mas
Insya Allah bersambung jika kita ada waktu luang
Wassalam
Whe-en
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message-----
From: Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Sat, 22 Jan 2011 18:06:16
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: RE: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin Gaduh
(Nandang)Kelihatanya mba wheen sangat sibuk,padahal saya sudah meminta beliau untuk memposting jawaban untuk mas doer,karena setahu saya beliu lebih tahu dan pernah mempostingnya
(Dani) seharusnya memang begitu, orang yang mengutarakan sesuatu maka dialah yang harus mempertanggungjawabkan bukan mengalihkan pertanggungjawaban kepada orang lain dengan alasan sibuk.
Ada sedikit artikel beda dr yang biasanya diposting....
Memangnya menasehati pemimpin cuman sembunyi-sembunyi saja http://rizkilesus.wordpress.com/2010/11/04/menasihati-penguasa-ngapain-juga-sembunyi-sembuny/
Namun tetap saja saya tidak setuju Demonstrasi.
Dani Permana
Sent from my Windows Mobile® phone.
-----Original Message-----
From: aendangzr@yahoo.co.id
Sent: Saturday, January 22, 2011 5:12 PM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin Gaduh
Kelihatanya mba wheen sangat sibuk,padahal saya sudah meminta beliau untuk memposting jawaban untuk mas doer,karena setahu saya beliu lebih tahu dan pernah mempostingnya
Pertanyaan saya ,mungkinkah pak din syamsuddin tidak tahu tatacara menasehati dalam islam? Adalah sebenarnya sebuah sindiran kepada tulisan mba wheen dalam komentar di artikel yg dia posting sendiri
"Saya setuju dengan pendapat KH Sahal M , apalagi menasehati pemimpin ada tatacaranya sendiri dalam Islam, sudah dicontohkan oleh Rasulullah."
Mungkin juga pertanyaan mas doer "bagamana mengkritik dalam islam?"adalah hanya sebuah sindiran juga......karena yg kita tahu pak din adalah orang alim.....hehehehehe
Setahu saya ini adalah dalil yg sering di pakai oleh kalangan salafi
"barang siapa yang hendak menasehati penguasa pada suatu perkara maka JANGAN DIA TAMPAKKAN KEPADANYA SECARA TERANG-TERANGAN, melainkan hendaklah dia pegang tangannya dan menyendiri dengannya, kalau dia (penguasa) menerima maka itu bagus, dan kalau tidak, maka dia telah menunaikan kewajibannya memberikan nasihat".(diriwayatkan oleh al-imam Ahmad dalam Musnad-nya : 3/403 dan Ibnu Abi Ashim dalam as-sunnah hlm.507 dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam zhilalul-Jannah : 1096).
Menurut mererka ,Jika terjadi kesalahan pada para penguasa maka yang wajib adalah menasehati mereka dengan cara yang syar'I dan ittiba' kepada jalan salafush-sholih yaitu dengan menasehatinya secara sembunyi-sembunyi, bukan dengan cara demonstrasi, provokasi, dan agitasi,
.mungkin juga dalil ini yg digunakan salah satu ulama saudi yg pernah suatu waktu mengharamkan demonstrasi
Tapi sebenarnya mungkin hadits ini berlaku untuk pemimpin yg melakukan kesalahan pribadi nya dgn Allah dan hanya berdampak untuk pribadinya saja.setiap manusia punya aib pribadi dan seorang muslim wajib menutup aib saudaranya
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-