Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Friday, January 1, 2010
Re: [Milis_Iqra] Aku dan Islam
Jazakumulloh
Kurniawan
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] E-BOOK PROFIL GUSDUR
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden RI ke 4. Download gratis di:
http://tokoku99.com/free-download-/e-book.html
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Thursday, December 31, 2009
[Milis_Iqra] Re: Surga Kristen & Surga menurut Islam
Wahyu 12:7
Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya
berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-
malaikatnya...
Jadi jangan heran!!! Sorga dalam Kristen mungkin tidak ada kedamaian
seperti yg biasa di sampaikan... :)
On Dec 30 2009, 2:15 am, abdi yono <boiran2...@yahoo.co.uk> wrote:
> Antara Kristen dan Islam ada pemahaman yang berbeda
> dalam keyakinan tentang kehidupan di surga.
>
> Surga dalam Kristen.
>
> Umat Kristen mempunyai keyakinan bahwa kehidupan di-
> surga adalah kehidupan Roh,sesuai yang tetulis dalam
> Alkitab sbb:
>
> Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.(Matius..22:30).
>
> Sebab Kerajaan Allah(Sorga) bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.(Roma.14:17)
>
> Kehidupan disurga menurut Alkitab tidak ada kawin mawin,atau sex,kita disurga hidup seperti malaikat,
> semua sama kita disurga setiap harinya hanya memuji
> dan memuliakan sang pencipta.
>
> Surga dalam Islam.
>
> Umat Islam mempunyai keyakinan bahwa kehidupan disurga
> kelak adalah kenikmatan seperti duniawi,ada kawin-
> mawin,persetubuhan dengan semburan sperma yang sangat keras
> dan setelah persetubuhan siwanita kembali perawan lagi,
> ada makanan,buah-buahan,bidadari-bidadari cantik yang
> bermata jeli yang siap menyambut para pria yang ber-
> telekan diatas dipan-dipan.
>
> Jawaban Muhammad ketika seorang sahabat bertanya :
>
> "Apakah penghuni surga melakukan persetubuhan ?"
> Jawab beliau :"Ya" dengan penyemburan yang keras,
> dengan kemaluan yang tidak lemas dan dengan syahwat
> yang tidak terputus,tetapi tidak keluar air mani
> sedikitpun,baik dari lelaki maupun perempuan.
> Apabila selesai,perempuan kembali bersih dan kembali
> perawan (Hadist Shahih Ibnu Hibban)
>
> Surah 52 At-Tuur
>
> 17. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,
>
> 18. mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka.
>
> 19. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan",
>
> 20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan KAMI KAWINKAN MEREKA DENGAN BIDADARI-BIDADARI YANG
> CANTIK BERMATA JELI.
>
> 22. Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.
>
> 23. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.
>
> 24. Dan berkeliling di sekitar MEREKA ANAK-ANAK MUDA
> untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.
>
> Surah.37 AS-SAAFFAAT
>
> 40. tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
>
> 41. Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu,
>
> 42. yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan.
>
> 43. di dalam surga-surga yang penuh nikmat,
>
> 44. di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan.
>
> 45. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.
>
> 46. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
>
> 47. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.
>
> 48. Di sisi mereka ada BIDADARI-BIDADARI yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,
>
> 49. seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
>
> Dan para pelaku bom bunuh diri meyakini bahwa mereka
> akan mati syahid sebagai syuhada dan disambut oleh
> 72 bidadari yang setiap disetubuhi akan kembali
> perawan,sehingga dilihat dari iming-iming para pemim-
> pin motivasi mereka mau mati sebagai pelaku bom bunuh
> diri ialah karena balasan surga yang dijanjikan dan
> sambutan para bidadari,apalagi kehidupan mereka sedang
> terjepit oleh konflik yang tak pernah berhenti di-
> dalam kehidupannya.
>
> Satu lagi tidak tersedianya surga untuk perempuan dan
> anak-anak,seandainya ada surga untuk wanita pastilah
> tertulis diQuran disediakan cowok-cowok ganteng atau
> untuk anak-anak tempat bermain anak yang indah.
>
> Ada pepatah jawa sbb:"Surgo katut neroko nunut"
>
> Pepatah ini ditujukan untuk wanita,apabila sang
> suami masuk surga siistri terbawa,sebaliknya apabila
> sang suami masuk neraka siistri ikut.
>
> Wasallam
> abdi yono
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Re: [Milis_Iqra] Fw: 10 Kerusakan dalam Perayaan Tahun Baru
Meskipuun ritual tersebut sudah dimodifikasi ?
Apakah sama saja mengikuti perbuatan suatu kaum seperti ada di hadis.
--- On Tue, 29/12/09, Agus Rasyidi <rasidi@wicaksana.co.id> wrote:
> From: Agus Rasyidi <rasidi@wicaksana..co.id>
> Subject: [Milis_Iqra] Fw: 10 Kerusakan dalam Perayaan Tahun Baru
> To: jamaah@arroyyan.com, Milis_Iqra@googlegroups.com
> Date: Tuesday, 29 December, 2009, 16:59
>
> ----- Original Message -----
> From: Muhammad Abduh Tuasikal
> Sent: Tuesday, December 29, 2009 4:37 PM
>
> Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang
> memberikan hidayah
> demi hidayah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
> keluarga, para
> sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir
> zaman. Manusia di
> berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang
> hanya setahun
> sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka
> dengan rela dan sabar
> menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan
> Islam -agama yang
> hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan
> merayakannya
> diperbolehkan? Semoga artikel yang singkat ini bisa
> menjawabnya.
> Sejarah Tahun Baru Masehi
> Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45
> SM (sebelum
> masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan
> sebagai kaisar Roma, ia
> memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi
> yang telah
> diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender
> baru ini, Julius
> Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari
> Iskandariyah,
> yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan
> mengikuti revolusi
> matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir.
> Satu tahun dalam
> penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari
> dan Caesar
> menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM
> dimulai pada 1
> Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun,
> satu hari
> ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis
> bisa menghindari
> penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum
> Caesar terbunuh di
> tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan
> namanya, yaitu Julius
> atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan
> nama pengganti
> Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
> Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru
> dimulai dari
> orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam.
> Perayaan tahun baru ini
> terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak
> dulu telah
> dirayakan oleh orang-orang kafir.
> Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim
> merayakan tahun
> baru.
> Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan
> 'Ied (Perayaan)
> yang Haram
> Perlu diketahui bahwa perayaan ('ied) kaum muslimin ada
> dua yaitu 'Idul
> Fithri dan 'Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan,
> كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ
> يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ
> يَلْعَبُونَ
> فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ
> النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
> عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
> الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ
> يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا
> وَقَدْ
> أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا
> خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ
> الْفِطْرِ وَيَوْمَ
> الْأَضْحَى
> "Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari
> Nairuz dan Mihrojan)
> di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu.
> Ketika Nabi
> shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau
> mengatakan, 'Dulu
> kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya.
> Sekarang Allah
> telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik
> yaitu hari Idul
> Fithri dan Idul Adha.'"[2]
> Namun setelah itu muncul berbagai perayaan ('ied) di
> tengah kaum muslimin.
> Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar
> meniru-niru orang
> kafir. Di antara perayaan yang kami maksudkan di sini
> adalah perayaan tahun
> baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan
> yang Nabi
> shallallahu 'alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan
> yang lebih baik
> yang Allah ganti.. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah
> dua yang dikatakan
> baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.
> Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts
> 'Ilmiyyah wal Ifta',
> komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
> Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, "Yang disebut 'ied
> atau hari perayaan
> secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang
> berulang secara periodik
> boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi
> dalam ied
> terkumpul beberapa hal:
> Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
> Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
> Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa
> ritual ibadah
> ataupun non ibadah.
> Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:
> Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri
> kepada Allah dan
> mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala,
> atau
> Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah
> atau
> golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya
> adalah bid'ah yang
> terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu
> 'alaihi wa sallam,
>
> مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا
> هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ
> رَدٌّ
>
> "Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami
> ini padahal bukanlah
> bagian dari agama maka amal%
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Wednesday, December 30, 2009
[Milis_Iqra] Aku dan Islam
Saturday, November 22nd, 2008 | Author: Felix Siauw
"Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum
dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve".
Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat
didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen
Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup
saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling
besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan
ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga
pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, "Kenapa
tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus?
Darimana asal tuhan bapa?", atau "Mengapa tuhan bisa disalib dan
dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?". Jawaban-jawaban itu selalu
akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.
Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam
alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa
memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi
alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan
sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami
dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14
dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh
manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab
yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus.
Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang
lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus.
Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari
itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu
dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti
dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea
pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun,
saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di
dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati, hari kiamat, dan asal
usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan
bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau
diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan
mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi
dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk
menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada
Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang
benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan
waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan
tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana
matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan
yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang
sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu
itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang
sinkretis dan pluralis pada waktu itu.
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya
memasuki semester ketiga, ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya
menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama, hancur
samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat
pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da'wah islam
internasional, perkenalan saya dengan al-Qur'an dimulai. Diskusi itu
bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang
kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur'an,
sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah
saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu
bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan
hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu
kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan,
atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan
dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi
saya lalu bertanya pada ustadz muda itu "Saya yakin Tuhan itu ada, dan
saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim
mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang
manakah lalu yang bisa kita percaya?!". Ustadz muda itu berkata
"Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja"
lalu dia menambahkan "Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah
kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia
datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa" lalu diapun
membacakan suatu ayat dalam al-Qur'an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa (TQS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan
kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis
kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya,
ustadz itu melanjutkan "kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar
bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan
Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur'an menantang
manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!"
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami
wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar (TQS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami
kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata "Mungkin inilah
kebenaran yang selama ini saya cari!". Tetapi waktu itu ada beberapa
keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang
al-Qur'an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada
seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya
lagi "Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi
pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?". Dengan tersenyum
dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab "Islam tidak sama dengan
Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak
bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi
juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah
(sempurna) dalam kehidupan mereka"
"Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan
Islam secara sempurna?!" sata menyimpulkan.
"Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat" tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda
dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga
memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang
belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang
tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat
itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama
ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan
Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan
sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah
SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah
perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur'an. Dan al-Qur'an dijamin
datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu
mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah
saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan
dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan
oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil
pemikiran saya. Saya memutuskan:
"Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!"
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya
memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada
Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang.
Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan
kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!.
"Tidak, sama sekali tidak" saya memastikan pada diri saya sendiri
lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa
Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus
didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus
perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam.
Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam
dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui,
kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti
saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya
dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang
terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu
dekat. Allahuakbar!
Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang
fasik (TQS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur'an dan taufik.
Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan
perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan
mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya
sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas
kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan
perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT,
terimakasih atas bimbingannya.
http://biotis.co.id/felix/2008/11/22/aku-dan-islam/#more-20
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] Fw: Gerhana Bulan 15 Muharram 1431 H (1 januari 2010 ), Disunnahkan Sholat Gerhana Bulan (Khusuf)
From: Syahrizal Musa
Sent: Wednesday, December 30, 2009 5:39 PM
Subject: [warnaislam] Gerhana Bulan 15 Muharram 1431 H (1 januari 2010 ),
Disunnahkan Sholat Gerhana Bulan (Khusuf)
Gerhana Bulan 15 Muharram 1431 H (1 Januari 2010 ) , Disunnahkan Sholat
Gerhana Bulan (Khusuf)
Seperti yang diberitakan Republika online (29/12) , malam pergantian tahun
2009 ke tahun 2010 ditandai fenomena alam yang sangat langka. Pada 1 Januari
2010 dinihari, secara bersamaan terjadi gerhana bulan sebagian dan sekaligus
bulan purnama. Menurut Ahli Astronomi ITB, Dr Moedji Raharto, gerhana bulan
sebagian ini bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan dari hampir
seluruh dunia.
Secara kasat mata, tutur Moedji, gerhana bulan sebagian ini mulai terlihat
pukul 01.53 hari Jum'at tanggal 1 Januari 2010 (15 Muharram 1431 H).
Sedangkan puncak gerhananya terjadi pukul 02.23. Selanjutnya, gerhana bulan
sebagian ini secara kasat mata berakhir pukul 02.53. Sedangkan posisi bulan
purnamanya terjadi pada pukul 02.14.
Umat Islam disunnahkan untuk melaksakan sholat Kusuf (gerhana matahari) &
Khusuf (gerhana bulan).
Dari Aisyah r.a, ia berkata. Bahwasanya Rasulullah saw bersabada:
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari kekuasaan Allah.
Tidak akan terjadi gerhana pada keduanya karena mati atau hidupnya
seseorang. Maka apabila kamu melihat yang demikian (gerhana pada keduanya)
berdo'alah kepada Allah, bertakbirlah, bershodaqohlah dan sholatlah."
(Muttafaqun 'alaih). Nail Al-Authar (FW)
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] Injil Didache
Injil Prespektfi Baru yang terungkap di yerusalem. Memuat 20 butir kabar gembira tentang nabi Muhammad.SAW Oleh:Prof. DR. Abdul Qadir Sayyid Ahmad Download melalui link berikut, semoga bermanfaat.. . http://www.ziddu. com/download/ 7383236/injildid ache.zip. html |
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Re: [Milis_Iqra] Tadarrus Menggunakan Pengeras Suara
TURUT BERDUKA CITA ATAS WAFATNYA MANTAN PRESIDEN RI KE 4
KH. ABDURAHMAN WAHID / GUS DUR
PADA HARI RABU TANGGAL 30 DESEMBER 2009
SEMOGA AMAL IBADAH BELIAU DITERIMA ALLAH SWT. AMIEN....
http://alianu.wordpress.com
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Tuesday, December 29, 2009
[Milis_Iqra] Yuk, koreksi shalat kita..!
|
|
|
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] INFO : "Trilogi Shalat Sempurna"
|
|
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] Surga Kristen & Surga menurut Islam
dalam keyakinan tentang kehidupan di surga.
Surga dalam Kristen.
Umat Kristen mempunyai keyakinan bahwa kehidupan di-
surga adalah kehidupan Roh,sesuai yang tetulis dalam
Alkitab sbb:
Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.(Matius..22:30).
Sebab Kerajaan Allah(Sorga) bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.(Roma.14:17)
Kehidupan disurga menurut Alkitab tidak ada kawin mawin,atau sex,kita disurga hidup seperti malaikat,
semua sama kita disurga setiap harinya hanya memuji
dan memuliakan sang pencipta.
Surga dalam Islam.
Umat Islam mempunyai keyakinan bahwa kehidupan disurga
kelak adalah kenikmatan seperti duniawi,ada kawin-
mawin,persetubuhan dengan semburan sperma yang sangat keras
dan setelah persetubuhan siwanita kembali perawan lagi,
ada makanan,buah-buahan,bidadari-bidadari cantik yang
bermata jeli yang siap menyambut para pria yang ber-
telekan diatas dipan-dipan.
Jawaban Muhammad ketika seorang sahabat bertanya :
"Apakah penghuni surga melakukan persetubuhan ?"
Jawab beliau :"Ya" dengan penyemburan yang keras,
dengan kemaluan yang tidak lemas dan dengan syahwat
yang tidak terputus,tetapi tidak keluar air mani
sedikitpun,baik dari lelaki maupun perempuan.
Apabila selesai,perempuan kembali bersih dan kembali
perawan (Hadist Shahih Ibnu Hibban)
Surah 52 At-Tuur
17. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,
18. mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka.
19. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan",
20. mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan KAMI KAWINKAN MEREKA DENGAN BIDADARI-BIDADARI YANG
CANTIK BERMATA JELI.
22. Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.
23. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa.
24. Dan berkeliling di sekitar MEREKA ANAK-ANAK MUDA
untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.
Surah.37 AS-SAAFFAAT
40. tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).
41. Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu,
42. yaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan.
43. di dalam surga-surga yang penuh nikmat,
44. di atas takhta-takhta kebesaran berhadap-hadapan.
45. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir.
46. (Warnanya) putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum.
47. Tidak ada dalam khamar itu alkohol dan mereka tiada mabuk karenanya.
48. Di sisi mereka ada BIDADARI-BIDADARI yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya,
49. seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik.
Dan para pelaku bom bunuh diri meyakini bahwa mereka
akan mati syahid sebagai syuhada dan disambut oleh
72 bidadari yang setiap disetubuhi akan kembali
perawan,sehingga dilihat dari iming-iming para pemim-
pin motivasi mereka mau mati sebagai pelaku bom bunuh
diri ialah karena balasan surga yang dijanjikan dan
sambutan para bidadari,apalagi kehidupan mereka sedang
terjepit oleh konflik yang tak pernah berhenti di-
dalam kehidupannya.
Satu lagi tidak tersedianya surga untuk perempuan dan
anak-anak,seandainya ada surga untuk wanita pastilah
tertulis diQuran disediakan cowok-cowok ganteng atau
untuk anak-anak tempat bermain anak yang indah.
Ada pepatah jawa sbb:"Surgo katut neroko nunut"
Pepatah ini ditujukan untuk wanita,apabila sang
suami masuk surga siistri terbawa,sebaliknya apabila
sang suami masuk neraka siistri ikut.
Wasallam
abdi yono
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] Fw: 10 Kerusakan dalam Perayaan Tahun Baru
From: Muhammad Abduh Tuasikal
Sent: Tuesday, December 29, 2009 4:37 PM
Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang memberikan hidayah
demi hidayah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Manusia di
berbagai negeri sangat antusias menyambut perhelatan yang hanya setahun
sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun, mereka dengan rela dan sabar
menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan Islam -agama yang
hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya
diperbolehkan? Semoga artikel yang singkat ini bisa menjawabnya.
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum
masehi). Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia
memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah
diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius
Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah,
yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi
matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam
penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar
menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1
Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari
ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari
penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di
tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius
atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti
Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari
orang-orang kafir dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini
terjadi pada pergantian tahun kalender Gregorian yang sejak dulu telah
dirayakan oleh orang-orang kafir.
Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim merayakan tahun
baru.
Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan 'Ied (Perayaan)
yang Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan ('ied) kaum muslimin ada dua yaitu 'Idul
Fithri dan 'Idul Adha. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ
فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ
أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ
الْأَضْحَى
"Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan)
di setiap tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau mengatakan, 'Dulu
kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah
telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul
Fithri dan Idul Adha.'"[2]
Namun setelah itu muncul berbagai perayaan ('ied) di tengah kaum muslimin.
Ada perayaan yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang
kafir. Di antara perayaan yang kami maksudkan di sini adalah perayaan tahun
baru Masehi. Perayaan semacam ini berarti di luar perayaan yang Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan yang lebih baik
yang Allah ganti. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang dikatakan
baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.
Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts 'Ilmiyyah wal Ifta',
komisi fatwa di Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, "Yang disebut 'ied atau hari perayaan
secara istilah adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik
boleh jadi tahunan, bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi dalam ied
terkumpul beberapa hal:
Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah
ataupun non ibadah.
Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:
Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan
mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala, atau
Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau
golongan-golongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bid'ah yang
terlarang karena tercakup dalam sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
"Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah
bagian dari agama maka amal tersebut tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Misalnya adalah peringatan maulid nabi, hari ibu dan hari kemerdekaan.
Peringatan maulid nabi itu terlarang karena hal itu termasuk mengada-adakan
ritual yang tidak pernah Allah izinkan di samping menyerupai orang-orang
Nasrani dan golongan orang kafir yang lain. Sedangkan hari ibu dan hari
kemerdekaan terlarang karena menyerupai orang kafir."[3] -Demikian
penjelasan Lajnah-
Begitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena
menyerupai perayaan orang kafir.
Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang
Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi
kita shallallahu 'alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang
akan mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum
muslimin mengikuti mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ
قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ » . فَقِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ « وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ »
"Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta." Lalu ada yang menanyakan
pada Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-, "Apakah mereka itu
mengikuti seperti Persia dan Romawi?" Beliau menjawab, "Selain mereka,
lantas siapa lagi?"[4]
Dari Abu Sa'id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا
بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ .
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal
demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian
ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun
akan mengikutinya." Kami (para sahabat) berkata, "Wahai Rasulullah, Apakah
yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?" Beliau menjawab, "Lantas siapa
lagi?" [5]
An Nawawi -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan,
"Yang dimaksud dengan syibr (sejengkal) dan dziro' (hasta) serta lubang dhob
(lubang hewan tanah yang penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah
laku kaum muslimin sangat mirip sekali dengan tingkah Yahudi dan Nashroni.
Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam kemaksiatan dan berbagai
penyimpangan, bukan dalam hal kekufuran. Perkataan beliau ini adalah suatu
mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat
ini."[6]
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Apa
yang beliau katakan memang benar-benar terjadi saat ini. Berbagai model
pakaian orang barat diikuti oleh kaum muslimin, sampai pun yang setengah
telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun diikuti, termasuk pula perayaan
tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam secara tegas telah melarang
kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh).
Beliau bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari
mereka." [7]
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan
dan kebiasaan. Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Qur'an, As
Sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma').[8]
Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir
dan merupakan tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil
ada yang mensyari'atkan amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun.
"Daripada waktu kaum muslimin sia-sia, mending malam tahun baru kita isi
dengan dzikir berjama'ah di masjid. Itu tentu lebih manfaat daripada
menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya", demikian ungkapan sebagian
orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu
amalan yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan
perayaan atau ritual kaum muslimin, lantas kenapa harus disyari'atkan amalan
tertentu ketika itu? Apalagi menunggu pergantian tahun pun akan
mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana nanti akan kami
utarakan.
Jika ada yang mengatakan, "Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal
yang tidak bermanfaat, mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat
kita baik."
Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Mas'ud
ketika dia melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak
ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu Mas'ud,
وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلاَّ الْخَيْرَ.
"Demi Allah, wahai Abu 'Abdurrahman (Ibnu Mas'ud), kami tidaklah
menginginkan selain kebaikan."
Ibnu Mas'ud lantas berkata,
وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
"Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak
mendapatkannya." [9]
Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita
harus juga mengikuti contoh dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, baru
amalan tersebut bisa diterima di sisi Allah.
Kerusakan Keempat: Terjerumus dalam Keharaman dengan Mengucapkan Selamat
Tahun Baru
Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru adalah syiar orang kafir dan
bukanlah syiar kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang muslim memberi
selamat dalam syiar orang kafir seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan
berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma').
Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah mengatakan, "Adapun memberi ucapan
selamat pada syi'ar-syi'ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir
(seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan
berdasarkan ijma' (kesepakatan) para ulama. Contohnya adalah memberi ucapan
selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, 'Semoga hari ini
adalah hari yang berkah bagimu', atau dengan ucapan selamat pada hari besar
mereka dan semacamnya." Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa
selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang
diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja
dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib,
bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan
selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi
ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina,
atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.
Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut.
Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka
perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang
yang berbuat maksiat, bid'ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan
kebencian dan murka Allah Ta'ala."[10]
Kerusakan Kelima: Meninggalkan Perkara Wajib yaitu Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu
detik-detik pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi
hingga jam 1, jam 2 malam atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang
yang begadang seperti ini luput dari shalat Shubuh yang kita sudah sepakat
tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak mengerjakan shalat Shubuh
sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya, mereka tidur
hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama
sekali. Na'udzu billahi min dzalik.
Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah
perkara sepele. Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk
dosa besar.
Ibnul Qoyyim -rahimahullah- mengatakan, "Kaum muslimin tidaklah berselisih
pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu)
dengan sengaja termasuk dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar
dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum
minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan
kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat."[11]
Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, "Orang yang mengakhirkan shalat
hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan
shalat -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan
mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar.
Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk
pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan
shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang
berbuat dosa)."[12]
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengancam dengan kekafiran bagi orang
yang sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al
Aslamiy berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,
الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ
كَفَرَ
"Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah kafir."[13] Oleh karenanya, seorang muslim
tidak sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus
dalam dosa besar.
Dengan merayakan tahun baru, seseorang dapat pula terluput dari amalan yang
utama yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam."[14] Shalat
malam adalah sebaik-baik shalat dan shalat yang biasa digemari oleh
orang-orang sholih. Seseorang pun bisa mendapatkan keutamaan karena bertemu
dengan waktu yang mustajab untuk berdo'a yaitu ketika sepertiga malam
terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang mendapati malam tersebut namun ia
menyia-nyiakannya. Melalaikan shalat malam disebabkan mengikuti budaya orang
barat, sungguh adalah kerugian yang sangat besar.
Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syar'i dibenci oleh Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian
tahun yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah,
beliau berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ
الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat
'Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya."[15]
Ibnu Baththol menjelaskan, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak suka
begadang setelah shalat 'Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat
malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama'ah. 'Umar
bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah
shalat Isya, beliau mengatakan, "Apakah kalian sekarang begadang di awal
malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!"[16] Apalagi dengan begadang,
ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!
Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru
pada mereka tidaklah lepas dari ikhtilath (campur baur antara pria dan
wanita) dan berkholwat (berdua-duan), bahkan mungkin lebih parah dari itu
yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan kemaluan. Inilah yang sering
terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan Allah dalam
bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun
dan ini riil terjadi di kalangan muda-mudi. Padahal dengan melakukan seperti
pandangan, tangan dan bahkan kemaluan telah berzina. Ini berarti melakukan
suatu yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ
مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا
الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ
وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ
ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
"Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang
pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina
kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina
tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah.
Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah
yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian."[17]
Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin
Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan,
terompet atau suara bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu
kemungkaran karena mengganggu muslim lainnya, bahkan sangat mengganggu
orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi sakit. Padahal
mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam,
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
"Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu
orang lain."[18]
Ibnu Baththol mengatakan, "Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan
agar seorang muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan,
tangan dan seluruh bentuk menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan,
"Orang yang baik adalah orang yang tidak menyakiti walaupun itu hanya
menyakiti seekor semut"."[19] Perhatikanlah perkataan yang sangat bagus dari
Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti, lantas
bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara
bising atau mungkin lebih dari itu?!
Kerusakan Kesembilan: Meniru Perbuatan Setan dengan Melakukan Pemborosan
Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu
satu malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam
tahun baru sebesar Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang
memeriahkan perayaan tersebut, lalu yang merayakan tahun baru sekitar 10
juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa jumlah uang yang
dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap orang
menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah sangat
banyak sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang
dihamburkan sia-sia dalam waktu semalam untuk membeli petasan, kembang api,
mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas musik, dsb. Padahal Allah Ta'ala
telah berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ
الشَّيَاطِينِ
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan." (Qs. Al
Isro': 26-27)
Ibnu Katsir mengatakan, "Allah ingin membuat manusia menjauh sikap boros
dengan mengatakan: "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan."
Dikatakan demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam
hal ini.
Ibnu Mas'ud dan Ibnu 'Abbas mengatakan, "Tabdzir (pemborosan) adalah
menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar." Mujahid mengatakan,
"Seandainya seseorang menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar,
itu bukanlah tabdzir (pemborosan). Namun jika seseorang menginfakkan satu
mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang keliru, itulah yang
dinamakan tabdzir (pemborosan)." Qotadah mengatakan, "Yang namanya tabdzir
(pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah,
pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan."[20]
Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah
kita butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda
kebaikan Islam seseorang,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
"Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat baginya." [21]
Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu hampir sama dengan kematian yaitu
sama-sama memiliki sesuatu yang hilang. Namun sebenarnya membuang-buang
waktu masih lebih jelek dari kematian.
Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, "(Ketahuilah bahwa)
menyia-nyiakan waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan
memutuskanmu (membuatmu lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan
kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia dan penghuninya."[22]
Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah
Dia berikan. Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru.
Namun mensyukuri nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah
kepada Allah. Itulah hakekat syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang
menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang Allah cela. Allah Ta'ala
berfirman,
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءكُمُ
النَّذِيرُ
"Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk
berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu
pemberi peringatan?" (Qs. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, "Beramallah
karena umur yang panjang itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu.
Marilah kita berlindung kepada Allah dari menyia-nyiakan umur yang panjang
untuk hal yang sia-sia."[23]
Inilah di antara beberapa kerusakan dalam perayaan tahun baru. Sebenarnya
masih banyak kerusakan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu
dalam tulisan ini karena saking banyaknya. Seorang muslim tentu akan
berpikir seribu kali sebelum melangkah karena sia-sianya merayakan tahun
baru. Jika ingin menjadi baik di tahun mendatang bukanlah dengan
merayakannya. Seseorang menjadi baik tentulah dengan banyak bersyukur atas
nikmat waktu yang Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya adalah dengan
melakukan ketaatan kepada Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan bukan
dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Lalu yang harus kita pikirkan
lagi adalah apakah hari ini kita lebih baik dari hari kemarin? Pikirkanlah
apakah hari ini iman kita sudah semakin meningkat ataukah semakin anjlok!
Itulah yang harus direnungkan seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.
Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat ini. Perbaikilah keadaan
saudara-saudara kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah petunjuk pada
mereka agar mengenal agama Islam ini dengan benar.
"Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku
kembali." (Qs. Hud: 88)
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihat. Wa shallallahu 'ala
nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Disempurnakan atas nikmat Allah di Pangukan-Sleman, 12 Muharram 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id, dipublish ulang oleh Rumaysho.com
[1] Sumber bacaan: http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_baru
[2] HR. An Nasa-i no. 1556. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih.
[3] Fatawa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts 'Ilmiyyah wal Ifta', 3/88-89,
Fatwa no. 9403, Mawqi' Al Ifta'.
[4] HR. Bukhari no. 7319, dari Abu Hurairah.
[5] HR. Muslim no. 2669, dari Abu Sa'id Al Khudri.
[6] Al Minhaj Syarh Shohih Muslim, Abu Zakariya Yahya bin Syarf An Nawawi,
16/220, Dar Ihya' At Turots Al 'Arobiy, cetakan kedua, 1392.
[7] HR. Ahmad dan Abu Daud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho' (1/269) mengatakan
bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shohih sebagaimana dalam Irwa'ul Gholil no. 1269.
[8] Lihat penukilan ijma' (kesepakatan ulama) yang disampaikan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah dalam Iqtidho' Ash Shirotil Mustaqim, 1/363, Wazarotu
Asy Syu-un Al Islamiyah, cetakan ketujuh, tahun 1417 H.
[9] HR. Ad Darimi. Dikatakan oleh Husain Salim Asad bahwa sanad hadits ini
jayid (bagus).
[10] Ahkam Ahli Dzimmah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, 1/441, Dar Ibnu Hazm,
cetakan pertama, tahun 1418 H.
[11] Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7, Dar Al Imam Ahmad
[12] Al Kaba'ir, hal. 26-27, Darul Kutub Al 'Ilmiyyah.
[13] HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh
Syaikh Al Albani. Lihat Misykatul Mashobih no. 574
[14] HR. Muslim no. 1163
[15] HR. Bukhari no. 568
[16] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 3/278, Asy Syamilah.
[17] HR. Muslim no. 6925
[18] HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 41
[19] Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 1/38, Asy Syamilah
[20] Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 5/69, pada tafsir surat Al Isro' ayat
26-27
[21] HR. Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho'if Sunan Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini shohih.
[22] Al Fawa'id, hal. 33
[23] Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 6/553, pada tafsir surat Fathir ayat
37.
--
****
Muhammad Abduh Tuasikal
Kunjungi "Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (http://rumaysho.com)"
Ingatlah, Letak Kebahagiaan adalah Di Hati
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Monday, December 28, 2009
Re: [Milis_Iqra] test
Jumat, 18 Desember 2009 16:03:10 WIB
TERAPI PENYAKIT SUKA SESAMA JENIS
Oleh
Ustadz Muhammad Arifin Badri
Dalam setiap proses pengobatan, langkah pertama yang ditempuh oleh
dokter atau tenaga medis adalah melakukan diagnosis. Tujuannya, ialah
untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita. Diagnosis ini dapat
ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari wawancara dengan pasien,
hingga dengan test laborat dengan menggunakan teknologi canggih.
Islam sendiri telah memudahkan proses pengobatan. Yaitu dengan cara
mengajarkan kepada umatnya hasil diagnosa yang benar-benar aktual.
Allah Ta'ala yang telah menurunkan penyakit, telah mengabarkan kepada
kita bahwa di antara faktor yang menjadi penyebab datangnya penyakit
adalah perbuatan dosa kita sendiri.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ الشورى 30
"Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah
tanganmu sendiri". [asy-Syûrâ/42 : 30]
Abu Bilaad rahimahullah yang terlahir dalam keadaan buta bertanya
kepada al-'Alâ` bin Badr rahimahullah : "Bagaimana penerapan ayat ini
pada dirinya, padahal ia menderita buta mata sejak dalam kandungan
ibunya?"
Jawaban al-'Alâ` bin Badr sangat mengejutkan, ia berkata: "Itu adalah
akibat dari dosa kedua orang tuamu".[1]
Singkat kata, penyakit yang menimpa kita, tidak terkecuali penyakit
suka sesama jenis sangat dimungkinkan adalah akibat dari perbuatan
dosa, baik yang kita lakukan atau yang dilakukan oleh orang-orang yang
ada di sekitar kita.
DIAGNOSA PENYAKIT SUKA SESAMA JENIS
Berikut beberapa perbuatan dosa atau kesalahan yang mungkin pernah
dialami oleh orang yang dihinggapi penyakit suka sesama jenis.
Pertama : Nama Yang Tidak Menunjukkan Identitas.
Di antara kewajiban pertama yang harus dilakukan oleh kedua orang tua,
ialah memilihkan nama yang baik untuk anaknya. Bukan sekedar baik
ketika didengar atau diucapkan, akan tetapi juga baik dari segala
pertimbangan, dari makna maupun nilai sejarahnya. Pertimbangan
pemilihan nama yang baik dapat menunjukkan identitas, baik secara
agama maupun jenis kelamin. Oleh sebab itu, banyak ulama yang mencela
penggunaan nama-nama yang terkesan "lembut" bagi anak laki-laki.
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: "Ada hubungan keserasian antara nama
dan pemiliknya. Sangat jarang terjadi ketidakserasian antara nama dan
pemiliknya. Yang demikian itu, karena setiap kata sebagai pertanda
makna yang terkandung di dalamnya. Dan nama adalah petunjuk bagi
kepribadian pemiliknya. Bila engkau merenungkan julukan seseorang,
niscaya makna dari julukan tersebut ada padanya. Sehingga nama yang
buruk merupakan pertanda bahwa jiwa pemiliknya buruk. Sebagaimana
wajah yang buruk, pertanda bagi buruknya jiwa seseorang".[2]
Oleh karena itu, bila seseorang yang ditimpa penyakit suka sesama
jenis memiliki nama yang kurang menunjukkan jati dirinya, maka
hendaklah segera merubah namanya, sehingga lebih menunjukkan jati
dirinya sebagai seorang laki-laki atau wanita.
Kedua : Pengaruh Pakaian Dan Perhiasan.
Islam melarang kaum laki-laki menyerupai kaum wanita, baik dalam
berpakaian, perhiasan, perilaku atau lainnya, dan demikian juga
sebaliknya.
لَعَنَ النبي n الْمُخَنَّثِينَ من الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ من
النِّسَاءِ وقال: (أَخْرِجُوهُمْ من بُيُوتِكُمْ). متفق عليه
"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki, dan beliau bersabda:
"Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian". [Muttafaqun 'alaih]
Berdasarkan hadits ini, kaum laki-laki dilarang mengenakan pakaian dan
perhiasan yang merupakan ciri khas kaum wanita, dan demikian juga
sebaliknya. Sebagaimana kaum laki-laki juga dilarang untuk menyerupai
suara, cara berjalan, dan seluruh gerak-gerik kaum wanita, demikian
juga sebaliknya.[3]
Berdasarkan ini pula, maka diharamkan bagi kaum lelaki mengenakan
perhiasan emas dan pakaian yang terbuat dari sutera. Karena kedua hal
itu merupakan ciri khas kaum wanita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
حُرِّمَ لِبَاسُ الْحَرِيْرِ وَالذَّهَبُ عَلَى ذُكُوْرِ أُمَّتِيْ
وَأُحِلَّ لِإِنَاثِهِمْ رواه الترمذي والنسائي وصححه الألباني
"Diharamkan pakaian sutera dan perhiasan emas atas kaum laki-laki dari
umatku, dan dihalalkan atas kaum wanita mereka" [HR at-Tirmidzi,
an-Nasâ`i, dan dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni]
Para ulama menjelaskan hikmah larangan ini, bahwa perhiasan emas dan
pakaian sutera dapat mempengaruhi kepribadian seorang laki-laki yang
mengenakannya. Bahkan Ibnul-Qayyim rahimahullah menyatakan, biasanya,
seseorang yang mengenakan perhiasan emas atau pakaian sutera memiliki
perilaku yang menyerupai kaum wanita. Kedua hal ini akan terus-menerus
melunturkan kejantanan laki-laki yang memakainya. Hingga pada akhirnya
(sifat kelelakiannya) akan menjadi sirna, dan berubah menjadi seorang
yang banci. Karena itu, pendapat yang benar ialah diharamkan bagi
orang tua mengenakan kepada anak lelakinya perhiasan emas atau pakaian
sutera, agar kejantanan anak tersebut tidak terkikis.[4]
Aturan untuk membedakan dari lawan jenis. Demikian juga hal ini
ditekankan kepada kaum wanita, sehingga mereka juga dilarang
berperilaku yang menyerupai kaum laki-laki, dan dianjurkan untuk
melakukan hal-hal yang selaras dengan kewanitaannya.
Salah satu yang dapat menunjukkan identitas kewanitaan seseorang,
ialah dengan cara merubah warna kuku jari jemarinya dengan hinna'
(pacar kuku dari tumbuhan tertentu, ed).
عن عَائِشَةَ رضي الله عنها قالت: مَدَّتِ امْرَأَةٌ من وَرَاءِ
السِّتْرِ بِيَدِهَا كِتَاباً إلى رسول اللَّهِ n، فَقَبَضَ النبي n
يَدَهُ، وقال: (ما أَدْرِى أَيَدُ رَجُلٍ أو أيد امْرَأَةٍ) فقالت: بَلِ
امْرَأَةٌ . فقال: (لو كُنْتِ امْرَأَةً، غَيَّرْتِ أَظْفَارَكِ
بِالْحِنَّاءِ).
"'Aisyah Radhiyallahu 'anha menceritakan: "Ada seorang wanita dari
balik tabir yang menyodorkan secarik surat kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabipun menahan tangannya, dan
beliau bersabda: 'Aku tidak tahu, apakah ini tangan seorang laki-laki
atau wanita?' Wanita itupun berkata: 'Ini adalah tangan wanita,' maka
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Andai engkau
benar-benar wanita, niscaya engkau telah mewarnai kukumu dengan
hinna'." [HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasâ`i dan dihasankan oleh Syaikh
al-Albâni]
Ketiga : Pengaruh Makanan Haram.
Tidak dapat dipungkiri, perangai dan kepribadian setiap manusia bisa
dipengaruhi oleh jenis makanan yang ia konsumsi. Sehingga tidak
mengherankan bila seseorang yang memakan daging onta disyari'atkan
untuk berwudhu, untuk menghilangkan pengaruh buruk daging yang ia
makan.
Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah, ia mengisahkan: "Ada seorang
laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam : 'Apakah kita diwajibkan berwudlu karena memakan daging
kambing?' Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: 'Engkau boleh
berwudhu, dan juga boleh untuk tidak berwudhu,' laki-laki itu kembali
bertanya: 'Apakah kita wajib berwudhu karena memakan daging onta?'
Beliau menjawab: 'Ya, berwudhulah engkau karena memakan daging onta'."
[HR Muslim]
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: "Orang yang berwudhu setelah
memakan daging onta akan terhindar dari pengaruh sifat hasad dan jiwa
yang kaku yang biasa menimpa orang-orang yang senang memakannya,
sebagaimana dialami orang-orang pedalaman. Ia akan terhindar dari
perangai hasad dan jiwa yang kaku seperti disebutkan oleh Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Imam Bukhâri dan
Muslim:
(إِنَّ اْلغِلْظَةَ وَقَسْوَةَ الْقُلُوْبِ فِيْ الْفَدَّادِيْنَ
أَصْحَابِ الْإِبِلِ وَإِنَّ السَّكِيْنَةَ فِيْ أَهْلِ الْغَنَمِ)
"Sesungguhnya perangai kasar dan jiwa yang kaku, biasanya ada pada
orang-orang pedalaman, para pemelihara onta, sedangkan lemah-lembut
biasanya ada pada para pemelihara kambing" [5].
Bila demikian, maka tidak diragukan lagi bahwa makanan yang jelas
keharamannya memiliki pengaruh buruk pada diri dan kepribadian
pemakannya. Dan di antara makanan haram yang dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang, sehingga dijangkiti penyakit suka sesama jenis
ialah daging babi dan keledai. Ibnu Sirin rahimahullah berkata:
"Tidaklah ada binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain
babi dan keledai".[6]
Bila seseorang membiasakan dirinya dan juga keluarganya memakan daging
babi atau keledai, lambat laun, berbagai perangai buruk kedua binatang
ini dapat menular kepadanya. Na'udzubillah.
Keempat : Pengaruh Pergaulan Dan Pendidikan.
Masing-masing diri kita pasti memiliki pengalaman tersendiri tentang
pergaulan dalam mempengaruhi pembentukan jati diri dan perangainya.
Sedikit banyak, cara berpikir dan kesukaan manusia dipengaruhi oleh
keluarga, teman bergaul, atau masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
jauh hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan
agar memilihkan kawan yang baik untuk anak-anak kita, sehingga mereka
terpengaruh oleh kebaikan dan terhindar dari pengaruh buruk.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu , ia menuturkan: Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah ada seorang yang
dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (muslim), maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.
Perumpamaannya bagaikan seekor binatang yang dilahirkan dalam keadaan
utuh anggota badannya, maka apakah kalian mendapatkan padanya hidung
yang dipotong?" [Muttafaqun 'alaih]
Sebagaimana Islam juga mengajarkan agar orang tua mulai memisahkan
tempat tidur anak laki-laki dengan tempat tidur anak wanita.
(مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ
وَاضْرِبُوهُمْ عليها وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ في
الْمَضَاجِعِ)
"Perintahlah anak-anakmu untuk mendirikan shalat ketika mereka telah
berumur tujuh tahun, dan pukullah bila enggan mendirikan shalat ketika
telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka"
[Riwayat Abu Dawud dan dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni]
Pemisahan tempat tidur antara anak laki-laki dan tempat tidur anak
wanita dapat menumbuhkan kesadaran pada diri masing-masing tentang
jati dirinya. Sehingga anak laki-laki mulai menyadari bahwa dirinya
berlawanan jenis dengan saudarinya, demikian juga dengan anak wanita.
Sejalan dengan perjalanan waktu dan disertai pendidikan yang baik,
masing-masing akan menjadi manusia yang berkepribadian lurus lagi
luhur.
Di antara yang dapat memupuk kesuburan jati diri anak-anak, ialah
dengan membedakan jenis permainan mereka. Melalui sarana permainan
yang terarah dan mendidik, orang tua dapat menumbuhkan kesadaran pada
masing-masing anak tentang jati dirinya. Salah satu permainan yang
dapat memupuk kepribadian anak wanita adalah boneka.
Ummul Mukminin 'Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata:
(كُنْتُ أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ في بَيْتِهِ وَهُنَّ اللُّعَبُ) متفق عليه
"Dahulu, aku bermain boneka anak-anak di rumah Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam" [Muttafaqun 'alaih]
Para ulama' menyatakan, bahwa dibolehkannya membuatkan boneka untuk
anak-anak wanita yang masih kecil ini merupakan keringanan atau
pengecualian dari dalil-dalil umum yang melarang kita membuat patung.
Melalui sarana permainan ini, anak-anak wanita kita diharapkan mulai
memahami jati dirinya dan juga peranan yang harus mereka lakukan kelak
ketika telah dewasa dan berkeluarga.[7]
Dengan demikian, pergaulan dan pendidikan memiliki peranan besar dalam
pembentukan karakter dan cara pandang anak-anak. Sehingga kesalahan
dalam pendidikan dan pergaulan dapat mengakibatkan perilaku kurang
terpuji di kemudian hari.
TERAPI PENYEMBUHAN
Bila melalui diagnosa di atas, seseorang dapat menemukan penyebab
datangnya penyakit yang dideritanya, maka segeralah melakukan
langkah-langkah pengobatan.
Langkah Pertama : Yang harus dilakukan ialah dengan membenahi
kesalahan dan bertobat dari kekhilafan.
Langkah Kedua : Berdoa Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ketahuilah, perbuatan dosa dan khilaf dapat terjadi karena kita
memperturutkan bisikan kotor, baik yang datang dari iblis maupun dari
jiwa yang tidak suci. Oleh karena itu, dahulu Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam senantiasa memohon agar dikaruniai hati yang suci dan
dijauhkan dari perilaku buruk :
اللهم آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أنت خَيْرُ من زَكَّاهَا (رواه مسلم )
"Ya Allah, limpahkanlah ketakwaan kepada jiwaku dan sucikanlah. Engkau
adalah sebaik-baik Dzat Yang Mensucikan jiwaku" [Riwayat Muslim]
Pada kesempatan lain, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلاَقِ
وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ (رواه الترمذي والحاكم والطبراني )
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari akhlak, amalan, dan hawa nafsu
yang buruk" [Riwayat at-Tirmidzi, al-Hakim, dan ath-Thabrani]
Oleh sebab itu,bagi orang yang telah terjangkiti penyakit ini,
hendaknya memohonlah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar jiwanya
disucikan, dan perangainya diluruskan. Ia hendaklnya yakin, bila
bersungguh-sungguh berdoa, terlebih ketika sedang sujud dan pada
sepertiga akhir malam, yakinlah, pasti Allah Subhanahu wa Ta'ala akan
mengabulkan.
Langkah Ketiga : Melakukan Kegiatan-Kegiatan Yang Sesuai Dengan Jenis
Kelamin Kita.
Di antara cara yang dapat kita tempuh untuk memupuk jati diri ialah
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang selaras dengan diri kita. Bagi
kaum wanita, misalnya dengan mengasuh anak kecil (keponakan, adik,
atau lainnya), memasak, berdandan, menjahit, membuat karangan bunga.
Bagi kaum laki-laki, misalnya dengan mencangkul, olah raga angkat
besi, bela diri, tukang kayu, berenang. Dan hendaklah menjauhi segala
perbuatan dan perilaku yang biasa dilakukan oleh lawan jenis.
Langkah Keempat : Terapi Hormon.
Salah satu metode pengobatan yang sekarang dikenal masyarakat adalah
dengan terapi hormon. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bila
seseorang yang menderita penyakit suka sesama jenis mencoba pengobatan
dengan cara ini. Akan tetapi, sebelum mencoba terapi ini, seyogyanya
ia terlebih dahulu berkonsultasi kepada tenaga medis yang berkompeten,
untuk mengetahui sejauh mana kegunaannya. Juga untuk meyakinkan bahwa
dalam seluruh proses terapi ini tidak mengandung hal-hal yang
diharamkan atau melanggar syari'at.
Langkah Kelima : Berbesar Harapan Dan Kuatkan Semangat.
Sebagaimana telah diisyaratkan di atas, bahwa setiap manusia terlahir
ke dunia dalam keadaan normal dan berjiwa suci, dan hanya lantaran
pengaruh dunia luarlah seseorang mengalami perubahan. Allah Ta'ala
berfirman dalam hadits qudsi:
وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ
الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عن دِينِهِمْ (رواه مسلم)
"Sesungguhnya Aku telah menciptakan seluruh hamba-Ku dalam keadaan
lurus lagi suci, kemudian mereka didatangi oleh setan dan kemudian
setanlah yang menyesatkan mereka dari agamanya" [Riwayat Muslim]
Dari situ, hendaklah kita senantiasa berbesar harapan dan optimis
bahwa segala penyakit yang kita derita dapat disembuhkan. Yakinlah,
penyakit yang kita derita merupakan salah satu akibat dari ulah dan
godaan setan. Setanlah yang telah menodai kesucian jiwa kita. Oleh
karena itu, besarkan harapan, bulatkan tekad, dan kuatkan semangat
untuk merebut kembali kesucian jiwa kita dari belenggu setan dengan
selalu berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla dan membaca Al-Qur`ân.
Ketahuilah, wahai Saudaraku, membaca Al-Qur`ân dengan khusyu' dan
penuh penghayatan merupakan senjata paling ampuh untuk menghancurkan
perangkap syetan.
Termasuk pula di antara cara untuk menghindarkan diri dari perangkap
setan ialah dengan senantiasa menghadiri majlis-majlis ilmu, dan
berusaha agar selalu berada bersama dengan teman-teman yang baik.
إِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ ، وَ هُوَ مِنَ الْاِثْنَيْنِ
أَبْعَدُ (رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني)
"Sesungguhnya setan itu bersama orang yang menyendiri, dan ia akan
menjauh dari dua orang" [Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, dan dishahîhkan
oleh Syaikh al-Albâni]
Semoga pemaparan singkat ini bermanfaat bagi kita. Dan semoga Allah
Ta'ala senantiasa melimpahkan kesucian jiwa dan keluhuran budi pekerti
kepada kita.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Wallahu a'lam bish-Shawab.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XII/1429H/2008M.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
________
Footnote
[1]. Tafsîr Ibnu Abi Hâtim (10/3279) dan Tafsîr al-Baghawi (7/355).
[2]. Tuhfatul-Maudûd, Ibnul Qayyim, 51.
[3]. Fat-hul-Bâri, Ibnu Hajar al-Asqalâni (10/334) dan Faidhul-Qadîr,
al-Munawi (5/271).
[4]. Zâdul-Ma'âd, Ibnul-Qayyim, 4/80.
[5]. Majmu' Fatâwa Ibnu Taimiyyah, 21/11.
[6]. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab Dzammul-Malâhi.
[7]. Fat-hul-Bâri, Ibnu Hajar al-Asqalâni, 10/527.
2009/12/24 ulum fa <ulum.zsimia@gmail.com>:
> test email kok tidak ada postingan masuk
>
> --
> Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
[Milis_Iqra] Fw: [Koran-Digital] CALAK EDU - Illogical Numeric: logika bahasa dan matematika
From: "Satriyo"
Sent: Monday, December 28, 2009 3:25 PM
---------- Forwarded message ----------
From: Koran Digital <korandigital@gmail.com>
Date: 2009/12/28
Subject: [Koran-Digital] CALAK EDU - Illogical Numeric
To: Koran Digital <koran-digital@googlegroups.com>
SELAIN bahasa, matematika adalah bidang studi yang bisa memberikan gambaran
seberapa besar daya jelajah logika yang dimiliki seorang siswa. Jika
kemampuan membaca dan berbicara seorang siswa baik, sangat mungkin logikanya
berfungsi dengan baik, apalagi bila dibarengi dengan kemampuannya untuk
menulis. Begitu juga dengan matematika. Selain berisi rumus dan angka yang
membuat logika bekerja, kemampuan matematis siswa juga akan berakibat
munculnya kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving) secara logis.
Pendek kata, jika ingin mengukur kemampuan logika seorang siswa, logika
berbahasa dan logika matematis adalah tuntutannya.
Tapi bagaimana sebenarnya cara kita mengajarkan logika matematis dan bahasa
di kehidupan nyata? Ada beberapa logika matematis dan bahasa yang tidak
logis dan diterima sebagai kebenaran serta berlaku umum. Beberapa cerita dan
fakta berikut adalah contohnya.
Syamsuardi, anak kelas tiga SMA Sukma yang tidak lulus ujian nasional tahun
lalu, bercerita tentang pengalaman diajak gurunya tidur di hotel. Mendapat
kamar terpisah dari gurunya, dia dan seorang temannya ternyata tak dapat
tidur nyenyak karena hotel begitu panas. Padahal, hotel tersebut seharusnya
sejuk karena dilengkapi dengan AC. Pagi harinya dia bercerita kepada gurunya
bahwa dia tak bisa tidur karena panas. Ketika penyejuk ruangan dicek,
ternyata remote control AC terpasang pada posisi 30 derajat celsius. "Kenapa
kamu pasang pada posisi 30º? Pantas saja AC-nya jadi tidak dingin." Dengan
enteng Syamsuardi menjawab, "Bukankah kalau semakin tinggi angkanya berarti
akan semakin dingin AC-nya, Bu?" "Buktinya, kalau semakin tinggi sebuah
tempat, dia akan semakin dingin, bukan?" Logika numerik yang tidak logis
juga berlaku di sekolah kita. Semakin pintar seorang anak, maka rangkingnya
adalah rangking 1 (satu), bukan 2, 3 dan seterusnya. Padahal, ketika
penilaian diberikan oleh para guru, semakin tinggi angkanya, itu berarti
nilai seorang siswa terhadap mata pelajaran yang dikuasainya semakin tinggi.
Bahkan dalam pengalaman belajar Edu di tahun 70-an, nilai di bawah 5,
seperti 4, 3, 2, dan 1, pasti akan ditulis dengan tinta berwarna merah.
Tidakkah evaluasi belajar kita juga mempertimbangkan penggunaan penilaian
afektif dan kualitatif agar kondisi logika dan psikologis anak dapat
terjaga? Cara sekolah-sekolah memberi penilaian di negara yang sudah maju
dilakukan dengan menuliskan kalimat sangat memuaskan (very satisfied),
memuaskan (satisfied), dan wajar (performed). Pendekatan ini jauh lebih
memberikan apresiasi kepada bakat dan minat siswa, ketimbang nilai angka
yang terkadang menyesakkan.
Keganjilan penggunaan angka yang tidak logis juga terjadi di sekitar
penilaian sebuah produk. Kecap nomor satu, daging nomor satu, sayuran
kualitas satu, hingga keramik kualitas satu. Tetapi mengapa hotel berbintang
memilih angka 5 atau bahkan sekarang ada hotel dengan kualitas bintang 6,
sebagai yang terbaik? Hotel bintang satu kurang diminati orang, apalagi
kelas melati. Bandingkan dengan ruang-ruang kamar di rumah sakit, kelas VIP
paling mahal dan pelayanannya pasti berkualitas. Selanjutnya secara
berurutan adalah kamar kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, dan kelas
bangsal. Semakin ke atas, semakin jelek pelayanannya atau semakin rendah
nilainya.
Logika bahasa dan matematis apa sesungguhnya yang sedang kita ajarkan di
ruang-ruang kelas sekolah kita? Jelas sekali bahwa orientasi kognitif dunia
pendidikan kita sedang kurang sehat. Fakta dan aspek-aspek evaluatif di atas
jelas sekali memberikan kesimpulan bahwa kita kurang memperhatikan aspek
afektif dan psikomotorik siswa dalam proses belajar mengajar. Mengajarkan
aspek kognitif saja penuh dengan kesalahan, apalagi menimbang aspek afektif
dan psikomotorik siswa sebagai bahan pertimbangan untuk menilai siswa.
Dalam buku-buku teks tentang sosiologi pendidikan, ada teori sosial yang
diterima secara umum, yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan sebuah
masyarakat, maka akan tinggi kepedulian sosialnya. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat pendidikan masyarakat, semakin rendah pula kepedulian sosial
masyarakat. Tetapi, bagaimana logika umum dan fakta yang ada sekarang? Koin
Peduli Prita adalah salah satu indikator, apakah teori tersebut masih bisa
kita pegang secara logis atau tidak. Kesalahankesalahan premis dalam logika
matematis dan logika bahasa di dunia pendidikan kita memang harus terus
dibenahi; dievaluasi dan dipantau secara kritis secara terus-menerus.
--
Groups "Koran Digital"
- One Touch News-
To post to this group : koran-digital@googlegroups.com
To unsubscribe from this group : koran-digital-unsubscribe@googlegroups.com
"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius
Syrus
Catatan : - Gunakan bahasa yang baik dan santun
- Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu
- Hindari ONLINER
- POTONG EKOR EMAIL
- Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau
Moderator
Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda.
- Berdiskusilah dengan baik dan bijak.
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-