Wednesday, December 30, 2009

[Milis_Iqra] Aku dan Islam

Aku dan Islam
Saturday, November 22nd, 2008 | Author: Felix Siauw
"Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum
dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve".
Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat
didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen
Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup
saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling
besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan
ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga
pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, "Kenapa
tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus?
Darimana asal tuhan bapa?", atau "Mengapa tuhan bisa disalib dan
dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?". Jawaban-jawaban itu selalu
akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.

Ketidakpuasan lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam
alkitab, kitab yang datang dari tuhan, yang saya pikir waktu itu bisa
memberikan jawaban. Sejak saat itu, mulailah saya mempelajari isi
alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan
sengaja. Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami
dan mendalami alkitab, saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14
dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh
manusia, saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab
yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus.
Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang
lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus.
Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya. Lebih dari
itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu
dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti
dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea
pada tahun 325 M. Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun,
saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di
dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati, hari kiamat, dan asal
usul manusia.

Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan
bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau
diseriusi, karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan
mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi
dalam menjalani hidup ini. Sejak saat itu, saya memutuskan untuk
menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada
Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang
benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan
waktu. Saya menganggap semua agama sama, tidak ada yang benar dan
tidak ada yang salah. Saya juga berpandangan bahwa Tuhan laksana
matahari, dimana para nabi dengan agamanya masing-masing adalah bulan
yang memantulkan cahaya matahari, dan pemantulan itu tidak ada yang
sempurna, sehingga agama pun tidak ada yang sempurna Tanpa sadar waktu
itu saya masuk kedalam ideologi sekular. Menjadilah saya manusia yang
sinkretis dan pluralis pada waktu itu.

Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya
memasuki semester ketiga, ketika berkuliah di salah satu PTN. Saya
menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama, hancur
samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan. Lewat
pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da'wah islam
internasional, perkenalan saya dengan al-Qur'an dimulai. Diskusi itu
bermula dari perdebatan saya dengan seorang teman saya tentang
kebenaran. Dia berpendapat bahwa kebenaran ada di dalam al-Qur'an,
sedangkan saya belum mendapatkan kebenaran. Sehingga dipertemukanlah
saya dengan ustadz muda ini untuk berdiskusi lebih lanjut.

Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu
bercerota tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan
hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu
kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Adanya Tuhan,
atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan
dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita. Tapi
saya lalu bertanya pada ustadz muda itu "Saya yakin Tuhan itu ada, dan
saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim
mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang
manakah lalu yang bisa kita percaya?!". Ustadz muda itu berkata
"Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja"
lalu dia menambahkan "Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah
kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia
datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa" lalu diapun
membacakan suatu ayat dalam al-Qur'an:

Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa (TQS al-Baqarah [2]:2)

Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan
kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu. Mengapa penulis
kitab itu berani menuliskan seperti itu?. Seolah membaca pikiran saya,
ustadz itu melanjutkan "kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar
bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan
Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur'an menantang
manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!"

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami
wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar (TQS al-Baqarah [2]: 23)

Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami
kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata "Mungkin inilah
kebenaran yang selama ini saya cari!". Tetapi waktu itu ada beberapa
keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang
al-Qur'an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada
seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya. Lalu saya bertanya
lagi "Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi
pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?". Dengan tersenyum
dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab "Islam tidak sama dengan
Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak
bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi
juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah
(sempurna) dalam kehidupan mereka"

"Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan
Islam secara sempurna?!" sata menyimpulkan.

"Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat" tegas ustadz muda itu.

Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda
dengan Muslim. Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga
memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang
belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang
tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat
itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam. Hanya saja selama
ini saya membenci Islam karena saya hanya melihat muslimnya bukan
Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.

Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan
sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah
SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah
perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur'an. Dan al-Qur'an dijamin
datang dari-Nya karena tak ada seorangpun manusia yang mampu
mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah
saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan
dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan
oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil
pemikiran saya. Saya memutuskan:

"Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!"

Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya
memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada
Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang.
Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan
kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!.
"Tidak, sama sekali tidak" saya memastikan pada diri saya sendiri
lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa
Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus
didahulukan.

Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus
perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam.
Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam
dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui,
kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti
saya bangga kepada Islam. Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya
dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang
terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu
dekat. Allahuakbar!

Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang
fasik (TQS an-Nuur [24]: 55)

Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur'an dan taufik.
Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan
perjuangannya. Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan
mengasuh serta membesarkanku. Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya
sehingga aku bisa menemukan Islam. al-Ustadz Fatih Karim atas
kesabaran dan persaudaraanya. al-Ustadz Ahmad Muhdi atas kritik dan
perhatiannya. Ummi Iin atas percaya dan penurutnya. Teman-teman HDHT,
terimakasih atas bimbingannya.

http://biotis.co.id/felix/2008/11/22/aku-dan-islam/#more-20

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment