Friday, September 10, 2010

[Milis_Iqra] Iran: Pembakaran Al-Quran Bukan Ulah Kristen!!!

Iran: Pembakaran Al-Quran Bukan Ulah Kristen!!!
Sumber : http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=25163&Itemid=18

Deputi Kebudayaan Departemen Budaya dan Hubungan Islam di Iran, Mohsen
Pak-Ayin, meminta AS supaya mengambil langkah tegas dalam menyikapi
sikap radikal pendeta AS yang menyerukan pembakaran al-Quran pada
tanggal 11 September. Dikatakannya, "Jika tidak ingin berhadapan
dengan umat Islam di dunia, AS harus menindak keras pendeta yang
bersikap frontal itu terhadap Islam dan al-Quran."

Pak-Ayin, hari Rabu (8/9) sebagaimana dilaporkan Kantor Berita IRNA,
menyatakan bahwa langkah pendeta AS itu tidak mempunyai akar dalam
ajaran Kristen yang tentunya tidak akan didukung oleh para penganut
agama ini di seluruh dunia." Dikatakannya, "Pemikiran Kristen Zionis
yang didukung oleh Tel Aviv, harus ditentang karena pemikiran ini
berupaya menciptakan perselisihan antara pengikut Kristen dan Islam."

Pak-Ayin juga mengingatkan bahaya pemikiran Kristen Zionis dan meminta
lembaga-lembaga pendukung perdamaian internasional temasuk Organisasi
Konferensi Islam (OKI) untuk mengecam langkah pendeta yang menyerukan
pembakaran al-Quran pada tanggal 11 September. Peristiwa 11 September
digunakan kelompok Kristen Zionis Israel untuk memancing amarah umat
Islam sedunia. Apalagi rencana pembakaran al-Quran itu kemungkinan
bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.

Dalam kesempatan itu, Pak-Ayin mengungkap tujuan-tujuan di balik
gerakan Kristem Zionis. Dikatakannya, "Kristen Zionis adalah kelompok
minoritas di Kristen yang juga menekankan adanya perang suci di akhir
zaman. Selain itu, kelompok ini juga mendukung penuh program Bush yang
menginvasi Irak demi kepentingan Zionis Israel."

Pak Ayin juga menekankan pentingnya penghormatan atas agama lain, dan
mengatakan, "Gerakan radikal yang digagas Kristen Zionis diguliran
saat dunia membutuhkan ketenangan dan keamanan. Untuk itu, gerekan
semacam ini harus dikecam dan dihadapi secara serius, bukan malah
dibiarkan."

Keputusan pendeta asal AS, Terry Jones, untuk membakar kitab suci
al-Quran menuai kritik dan kecaman luas. Dove World Outreach Center,
gereja non-denominasi di Gainesville, Florida, belum lama ini
mengumumkan akan menggelar acara pembakaran al-Quran di properti
gerejanya dalam peringatan peristiwa 11 September untuk memperingatkan
warga Amerika tentang bahaya Islam. (IRIB/AR/RM)

--
Salamun 'ala manittaba al Huda

ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Wednesday, September 8, 2010

[Milis_Iqra] Selamat Idul Fitri 1431H

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dear members.,

Atas nama pribadi dan keluarga, saya, Admin/Owner dari Milis_Iqra@googlegroups.com mengucapkan :

Selamat kembali kefitrah ditanggal 01 Syawal 1431H, hari raya 'Iedul Fitri.
Mohon dimaafkan lahir dan batin 

atas semua perkataan / lisan,
semua tulisan,
semua kelakuan,
dan semua pemikiran yang mungkin menyakiti
dan tidak berkenan dihati

Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT


Bila muka tak bisa saling bersua
Bila lidah tidak bisa saling mengucap kata
Bila waktu sudah tak lagi tersisa
Maka untaian maaf ini jadikanlah pencukup sebagai perantaranya


Salam hangat untuk anda semua beserta keluarga

Allahu Akbar-Allahu Akbar-Allahu Akbar Walilla hilhamd. Sekali lagi, selamat hari lebaran buat semua, selamat kembali kefitrah. Ampun dan maaf semoga di-Ijabah. Jika ada waktu silahkan berkunjung kerumah. Taqobballahu Minna Waminkum, Shiyamana wa shiyamakum.



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Sang Pencerah (2010) Movie Synopsis and preview film.

Sang Pencerah (2010) Movie Synopsis and preview film
Source : http://indonesianmovies.net/sang-pencerah.html

Sang Pencerah the movie, Indonesian Religious films. Movie story about History of  Kyai Haji Ahmad Dahlan. Kyai Haji Ahmad Dahlan (1 August 1868 Yogyakarta -- 23 February 1923 Yogyakarta) was an Indonesian Islamic revivalist who established Muhammadiyah in 1912.

After returning to Java around 1888 from Mecca, "Darwiss", changing his name to "Ahmad Dahlan."
As one of the growing group who regarded themselves as modernists, he was concerned at the many Javanese practices not justified by Islamic scripture and argued for the creation of a renewed purer Islam more in step with the modern world.

Through a small mosque, Ahmad Dahlan started a movement to change the wrong direction, and angered a kyai "elders guard tradition". Ahmad Dahlan accused as "infidels" simply because he opened the school that puts the students sit in a chair like a Dutch modern school. Ahmad Dahlan was also accused as the Javanist kyai ,only because he's very familiar with with intellectual people in Budi Utomo.

But the allegations didn't make him desperate. Accompanied by his wife, Siti Walidah and five faithful disciples: Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) Dirjo (Abdurrahman Arif), He created Muhammadiyah in 1912 as an educational organisation as a means of realising his reformist ideals. It was quickly joined by traders and craftsment. Today, Muhammadiyah is the second largest Muslim organisation in Indonesia after Nahdlatul Ulama.

Sang Pencerah Movie Cast starring : Lukman Sardi, Zaskia A. Mecca, Slamet Rahardjo, Giring Nidji, Ihsan Idol, Ikranegara,Sudjiwo Tedjo.

Film Sang Pencerah

Movie Running Time: -
Cinema Release Date : August 2010
Sang Pencerah Films Directed by: Hanung Bramantyo
Producers :Raam Punjabi
Production: Mvp Pictures
Original Soundtrack Sang Pencerah (Tuhan Maha Cinta by: Nidji)
Sang Pencerah (2010) Official Website : www.sangpencerahthemovie.com

Sang Pencerah

Movie


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Tuesday, September 7, 2010

[Milis_Iqra] Parvez Syeikh Asad: Muslim Dan Syiah Adalah Dua Agama Terpisah

Salah satu kesalahan mendasar yang dibuat oleh media populer adalah pengelompokan Muslim dengan Syiah (menjadi satu). Muslim dan Syiah adalah dua agama terpisah dengan ideologi politik yang sama sekali tidak kompatibel. Mayoritas Afghan adalah Muslim dan pengaruh Iran, dalam hal ini Syiah, di kawasan Afghanistan tidak akan diterima.

 

================

Parvez Syeikh Asad: Muslim Dan Syiah Adalah Dua Agama Terpisah

Rabu, 08/09/2010 08:13 WIB

http://www.eramuslim.com/berita/bincang/parvez-syeikh-asad-muslim-dan-syiah-adalah-dua-agama-terpisah.htm

Afghanistan tak pernah berhenti berdetak. 'Taliban', pembunuhan sipil, pasukan asing adalah tiga hal yang sangat akrab di bumi itu dengan latar belakang kemiskinan dan korupsi.

Untuk mendapatkan lebih dari hanya sekadar laporan utama, GlobaliaMagazine berbicara dengan Parvez Syeikh Asad. Syeikh adalah sarjana lulusan dari Afrika Selatan Dallas College, Cape Town, dan telah mengelilingi semua wilayah Afghanistan dan telah menerbitkan beberapa makalah mengenai isu-isu geo-strategis dan regional. Berikut petikannya:

Jumlah data sekarang ini tidak memungkinkan untuk para jurnalis dan pembaca untuk melihat sekilas pada situasi nyata di Afghanistan...

Afghanistan ditutupi dengan retorika 'perang melawan teror.' Jika orang mulai untuk menganalisis situasinya dengan mencoba menganalisis, mustahil untuk sampai pada pemahaman tentang 'situasi yang sebenarnya.' Kemampuan untuk menganalisis kejadian-kejadian di Afghanistan mengharuskan dibentuknya model analisis atau tesis yang tepat. Setelah model ini dibentuk, data akan didapat dengan sendirinya. Perang di Afghanistan dan 'perang melawan teror' bukan tentang terorisme atau Taliban, itu adalah hasil alami dari sifat politik dan ekonomi dari hegemoni Amerika. Gerakan neo-konservatif selama pemerintahan Bush memulai percobaan besar untuk mendirikan pemerintahan dan model keuangan Amerika, dengan paksa.

Pada saat yang sama mekanisme keuangan federal Amerika mengambil keuntungan dari perang, dari masa Civil War-nya sendiri. Pengeluaran federal yang besar selalu oleh perang, dan itu dimaksudkan untuk membantu ekonomi Amerika agar tidak goyah. Secara geo-politik, Amerika perlu memiliki beberapa cara kehadiran di wilayah Asia Tengah dan Selatan sebagai alat untuk menjamin akses kepada kekayaan alam yang luas dan dekat dengan jalur perdagangan utama. Itu juga sebagai alat untuk memeriksa saudara "kembar siam"-nya; Cina dan Rusia.

Tidak seperti kasus Vietnam, mengapa hampir tidak ada tekanan nyata dari politisi Barat untuk mengubah program pro-perang mereka?

Terpilihnya Barack Obama merupakan acara katarsis yang menyerap langkah awal menentang perang. Obama menyatakan bahwa ia akan fokus pada dan mengakhiri Perang di Afghanistan sebagai bagian dari kampanyen pemilihannya. Publik Amerika yang melawan perang sedang menunggu Obama untuk melaksanakan janjinya. Segmen ini bukanlah mayoritas penduduk dan kita harus menghargai peran penting media dalam mengarahkan opini publik.

Obama perlu menemukan strategi keluar dari perang dan gerakan rakyat yang menentang perang itu akan membantu menciptakan suasana politik yang kondusif. Ini untuk kompromi kepada kemenangan lawan (Amerika) yang tak terduga di Afghanistan. Kita mungkin mulai melihat tekanan yang lebih besar dalam negeri Amerika untuk mengakhiri perang. Artikel Rolling Stone yang diterbitkan baru-baru ini sampai mengakibatkan pemecatan Stanley McChrystal, dan itu adalah contoh bagaimana kompromi dapat diproduksi melalui media; Obama membutuhkannya jalan keluar, McChrystal ingin keluar, jurnalis menginginkan Pullitzer, semua orang menang. Perang di Afghanistan tidak membantu Amerika, baik secara politik dan ekonomi dan tekanan untuk mengakhirinya selalu terus datang.

Bagaimana dengan posisi Taliban sendiri?

Taliban baru-baru ini setuju untuk bekerja dengan organisasi-organisasi hak asasi manusia untuk menyelidiki tindakan tidak adil yang dilakukan oleh pasukan Barat, dan korban sipil yang tinggi disebabkan oleh serangan pesawat siluman. Jika ada hasilnya, akan menjadi bagian dari gerakan media untuk menciptakan suasana kondusif untuk keluar dari jurang kemerosotan Afghanistan. Taliban beroperasi di luar lingkup hukum internasional.

Bagaimana pengaruh pihak asing di Afghanistan; katakanlah Iran?

Salah satu kesalahan mendasar yang dibuat oleh media populer adalah pengelompokan Muslim dengan Syiah (menjadi satu). Muslim dan Syiah adalah dua agama terpisah dengan ideologi politik yang sama sekali tidak kompatibel. Mayoritas Afghan adalah Muslim dan pengaruh Iran, dalam hal ini Syiah, di kawasan Afghanistan tidak akan diterima. Presiden Iran di Afghanistan (tempo hari) hanya untuk mendukung Aliansi Utara yang terdiri dari suku Hazara di Afghanistan utara. Iran, serta India, bekerjasama dengan rezim Karzai, tetapi tidak akan mudah dicerna (diterima) oleh rakyat Afghan.

Bagaimana dengan pemerintah Pakistan?

Amerika sudah menekan Pakistan begitu rupa untuk mengambil sikap keras sejak awal Perang Afganistan. Pada kenyataannya, ketika Presiden Obama menyatukan Pakistan dan Afghanistan pada awal 2009, Pakistan secara resmi menjadi perang Afghanistan dengan porsi sama banyaknya. Amerika sekarang perlu menciptakan kambing hitam yang akan memfasilitasi alasan untuk keluar dari teater Afghanistan dan tekanannya ditempatkan pada Pakistan. Tahun lalu, ketika peningkatan tentara Amerika di Afghanistan sebagai bagian dari rencana Obama. Tekanan pada Pakistan merupakan elemen strategis dalam wacana politik dalam negeri Amerika yang memfasilitasi sikap di Afghanistan, sementara pada saat yang sama, merestui kehadiran Amerika di salah satu negara penting dan strategis di seluruh Tengah dan wilayah Asia Selatan.

Bagaimana mungkin perang Afghansitan lebih lama dari Perang Dunia II?

Amerika perlu broker kesepakatan dengan mayoritas Pathan dan Taliban. Satu-satunya cara Amerika untuk keluar dari Afghanistan adalah dengan kompromi terhadap Taliban. Model Karzai saat ini tidak akan bertahan jika Amerika menarik keluar tanpa naungan Pathan dan situasinya hanya akan memburuk. Pakistan adalah satu-satunya negara yang dapat menjadi broker dan Amerika harus melihat Pakistan sebagai fasilitator kunci menuju keluar dari Afghanistan dengan terhormat. (sa/globaliamagazine)

 


 
==========
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/

"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Berhari Raya Dengan Siapa?

Semoga bermanfaat

---------- Forwarded message ----------
From: www.assunnah -qatar.com <assunnah.qatar@gmail.com>
To: assunnah-qatar@yahoogroups.com

 

 

Sudah beberapa tahun ini, sering kali kaum muslimin di Indonesia tidak merasakan berhari raya bersama-sama. Mungkin dalam berpuasa boleh berbarengan, namun untuk berhari raya kadang kaum muslimin berbeda pendapat. Ada yang manut saja dengan keputusan Departemen Agama RI (pemerintah). Ada pula yang manut pada organisasi atau kelompok tertentu. Ada juga yang mengikuti hari raya di Saudi Arabia karena di sana sudah melihat hilal. Ada pula yang berpegang pada hasil hisab dari ilmu perbintangan. Ada pula yang semaunya sendiri kapan berpuasa dan berhari raya, mana yang berhari rayanya paling cepat itulah yang diikuti. Lalu manakah yang seharusnya diikuti oleh seorang muslim? Berikut kami bawakan beberapa fatwa Komisi Tetap Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi (Al Lajnah Ad Da'imah Lil Buhuts Al 'Ilmiyah wal Ifta').

[Fatwa Pertama - Sekelompok Orang Berhari Raya Sendiri]

Fatawa no. 10973

Soal: Di negeri kami ada sekelompok saudara kami yang berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berupa memelihara jenggot. Akan tetapi, mereka ini menyelisihi kami dalam beberapa perkara. Di antaranya adalah dalam berpuasa Ramadhan. Mereka enggan untuk berpuasa sampai mereka sendiri dengan mata kepala melihat hilal (bulan sabit tanggal satu kalender Hijriah -pent). Pernah suatu waktu, kami memulai puasa Ramadhan satu atau dua hari sebelum mereka. Terkadang pula mereka berhari raya satu atau dua hari setelah kami merayakan Idul Fitri. Ketika kami bertanya pada mereka tentang puasa pada hari raya, mereka malah menjawab, "Kami tidak mau berhari raya dan tidak mau berpuasa sampai kami melihat sendiri hilal dengan mata kepala kami." Mereka beralasan dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Berpuasalah karena melihat hilal dan berhari rayalah karena melihatnya". Akan tetapi, mereka tidaklah menentukan ru'yah dengan alat tertentu sebagaimana yang kalian ketahui. Mereka juga menyelisihi kami dalam shalat 'ied, mereka tidak shalat kecuali satu hari setelah 'ied sesuai dengan ru'yah yang mereka lakukan. Semacam ini pula terjadi ketika Idul Adha, mereka menyelisihi kami dalam memulai menyembelih hewan kurban dan wukuf di Arofah. Mereka baru merayakan Idul Adha setelah dua hari kami merayakannya. Mereka tidaklah menyembelih hewan kurban kecuali setelah seluruh kaum muslimin menyembelih. Mereka juga shalat di masjid yang ada kuburan lalu mereka mengatakan bahwa tidaklah diharamkan shalat di masjid yang ada kuburan. Semoga Allah membalas amal kebaikan kalian.

Jawab: Wajib bagi mereka untuk berpuasa dan berhari raya sebagaimana manusia pada umumnya. Hendaklah pula mereka melaksanakan shalat 'ied bersama dengan kaum muslimin yang lainnya yang berada di negeri mereka. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ والإِفْطَارُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ

"Awal puasa adalah hari yang kamu semua memulai puasa. Idul fitri adalah hari yang kamu semua merayakan idul fitri. Idul Adha adalah hari yang kamu semua merayakan idul adha." (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 224)

Semoga Allah memberi kita taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Al Lajnah Ad Da'imah Lil Buhuts Al 'Ilmiyah wal Ifta'

Anggota: Abdullah bin Ghodyan
Wakil Ketua: Abdur Rozaq 'Afifi
Ketua: 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz

[Fatwa Kedua - Menentukan Hari Raya dengan Ilmu Hisab]

Pertanyaan Kedua, Fatawa no. 2036

Soal: Terdapat perselisihan yang cukup sengit di antara ulama kaum muslimin mengenai penentuan awal puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Sebagian dari mereka beramal dengan hadits, "Berpuasalah karena melihat hilal, begitu pula berhari rayalah karena melihatnya". Namun, ulama lainnya berpegang teguh dengan pendapat ahli falak (ahli ilmu perbintangan). Para ulama ini mengatakan, "Sesungguhnya ahli falak adalah pakar dalam ilmu perbintangan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui awal bulan qomariyah (tanggal 1 bulan hijriyah)." Oleh karena itu, para ulama tadi mengikuti kalender (sesuai dengan ilmu perbintangan).

Jawab: Pertama, pendapat yang kuat yang wajib diamalkan adalah yang sesuai dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا العِدَّةَ

"Berpuasalah karena melihat hilal, begitu pula berhari rayalah karena melihatnya. Apabila kalian tertutup mendung, genapkanlah bulan tersebut" (HR. Bukhari dengan berbagai lafazh). Hadits ini menunjukkan bahwa awal dan akhir bulan Ramadhan ditentukan dengan melihat hilal. Dan syariat Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah umum tetap kekal dan berlaku hingga hari kiamat.

Kedua, Allah ta'ala tentu mengetahui apa yang telah dan akan terjadi, ini berarti Allah juga mengetahui nanti akan muncul ilmu falak dan ilmu-ilmu yang lainnya. Namun, Allah ta'ala berfirman,

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan (di negeri tempat tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut." (QS. Al Baqarah [2]: 185)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan maksud ayat ini kepada kita,

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ

"Berpuasalah karena melihat hilal, begitu pula berhari rayalah karena melihatnya." (HR. Bukhari)

Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa awal dan akhir puasa Ramadhan ditentukan dengan melihat hilal dan tidaklah dikaitkan dengan ilmu hisab/ilmu perbintangan,  padahal Allah telah mengetahui nanti ada ilmu perbintangan semacam ini.

Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim kembali dan percaya pada syariat Allah yang disampaikan melalui lisan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu menentukan awal dan akhir puasa dengan melihat hilal. Pendapat inilah sebagaimana ijma' (kesepakatan) dari para ulama. Barangsiapa yang menyelisihi dalam hal ini dan beralih kepada ilmu hisab, maka perkataannya syadz (pendapat yang nyleneh) dan pendapat ini tidaklah perlu diperhatikan.

Semoga Allah memberi kita taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Al Lajnah Ad Da'imah Lil Buhuts Al 'Ilmiyah wal Ifta'

Anggota: Abdullah bin Ghodyan
Wakil Ketua: Abdur Rozaq 'Afifi
Ketua: 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baz

[Fatwa Ketiga - Perbedaan Penentuan Hari Raya Hendaknya Dikembalikan pada Keputusan Pemerintah]

Fatawa no. 388

Soal: Bagaimana menurut Islam mengenai perbedaan kaum muslimin dalam berhari raya Idul Fitri dan Idul Adha? Mengingat jika salah dalam menentukan hal ini, kita akan berpuasa pada hari yang terlarang (yaitu hari 'ied) atau akan berhari raya pada hari yang sebenarnya wajib untuk berpuasa. Kami mengharapkan jawaban yang memuaskan mengenai masalah yang krusial ini sehingga bisa jadi hujah (argumen) bagi kami di hadapan Allah. Apabila dalam penentuan hari raya atau puasa ini terdapat perselisihan, ini bisa terjadi ada perbedaan dua sampai tiga hari. Jika agama Islam ini ingin menyelesaikan perselisihan ini, apa jalan keluar yang tepat untuk menyatukan hari raya kaum muslimin?

Jawab: Para ulama telah sepakat bahwa terbitnya hilal di setiap tempat itu bisa berbeda-beda dan hal ini dapat diketahui dengan pasti secara inderawi dan logika. Akan tetapi, para ulama berselisih pendapat mengenai teranggapnya atau tidak hilal di tempat lain dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan. Dalam masalah ini ada dua pendapat. Pendapat pertama adalah yang menyatakan teranggapnya hilal di tempat lain dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan walaupun berbeda matholi' (wilayah terbitnya hilal). Pendapat kedua adalah yang menyatakan tidak teranggapnya hilal di tempat lain. Masing-masing dari dua kubu ini memiliki dalil dari Al Kitab, As Sunnah dan Qiyas. Dan terkadang dalil yang digunakan oleh kedua kubu adalah dalil yang sama. Sebagaimana mereka sama-sama berdalil dengan firman Allah,

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan (di negeri tempat tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut." (QS. Al Baqarah [2]: 185)

Begitu juga firman Allah,

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ

"Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah: "Hilal (bulan sabit) itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji." (QS. Al Baqarah [2]: 189)

Mereka juga sama-sama berdalil dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ

"Berpuasalah karena melihat hilal, begitu pula berhari rayalah karena melihatnya." (HR. Bukhari)

Perbedaan pendapat menjadi dua kubu semacam ini sebenarnya terjadi karena adanya perbedaan dalam memahami dalil. Kesimpulannya bahwa dalam masalah ini masih ada kelapangan untuk berijtihad. Oleh karena itu, para pakar fikih terus berselisih pendapat dalam masalah ini dari dahulu hingga saat ini.

Tidak mengapa jika penduduk suatu negeri yang tidak melihat hilal pada malam ke-30, mereka mengambil ru'yah negeri yang berbeda matholi' (beda wilayah terbitnya hilal). Namun, jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat, maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya. Namun, jika penguasa di negeri tersebut bukanlah muslim, hendaklah dia mengambil pendapat majelis ulama di negeri tersebut. Hal ini semua dilakukan dalam rangka menyatukan kaum muslimin dalam berpuasa Ramadhan dan melaksanakan shalat 'ied.

Semoga Allah memberi kita taufik. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Al Lajnah Ad Da'imah Lil Buhuts Al 'Ilmiyah wal Ifta'

Anggota: Abdullah bin Mani'
Wakil Ketua: Abdullah bin Ghodyan
Ketua: Abdur Rozaq 'Afifi

Itulah beberapa fatwa mengenai bagaimana sebaiknya kita berhari raya. Kesimpulan dari penjelasan di atas:

  1. Penentuan hari raya bukanlah urusan pribadi atau kelompok, sehingga keputusan mengenai hal ini dikembalikan kepada pemerintah dan jamaah kaum muslimin.
  2. Kita diperintahkan untuk melaksanakan puasa dan hari raya bersama dengan pemerintah dan jamaah kaum muslimin sehingga syi'ar Islam ini tampak dan tidak tampak perpecahan di tengah-tengah umat.
  3. Penentuan hari raya tidaklah tepat menggunakan ilmu hisab karena kita diperintahkan untuk menentukan awal bulan qomariyah dengan ru'yah.
  4. Hendaklah semua orang memahami bahwa masalah penentuan hari raya adalah masalah yang sudah terdapat perselisihan sejak dahulu di kalangan ulama, maka hendaklah perselisihan ini tidak memecah belah kaum muslimin. Hendaklah semuanya memahami bahwa penyatuan kalimat dan barisan adalah prinsip penting dalam agama ini.

15 Ramadhan 1429 H

Muhammad Abduh Tuasikal
Yang menginginkan umat ini bersatu di atas kebenaran

***

Penyusun: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

_.___
===========
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/

"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] PKS dan Rabithah Alawiyah Minta Pemerintah RI Desak AS untuk Cegah Rencana Pembakaran Al-Qur’an

PKS dan Rabithah Alawiyah Minta Pemerintah RI Desak AS untuk Cegah Rencana Pembakaran Al-Qur'an


dakwatuna.com – Jakarta. Kelompok Habaib yang tergabung dalam Rabithah Alawiyah meminta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) turut mendesak pemerintah untuk melakukan antisipasi terhadap isu akan dilakukannya pembakaran Al Quran di AS pada tanggal 11 September 2010 mendatang. Hal itu disampaikan Ketua Rabithah Alawiyah Habib Zein bin Smith ketika menerima silaturahim Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dan pengurus PKS, Selasa (7/9) di kantor Rabithah Alawiyah, Jakarta.

Sebagai anggota koalisi dalam pemerintahan, PKS diharapkan berperan besar untuk mengingatkan pemerintah terhadap dampak yang mungkin timbul dari peristiwa tersebut, apabila pemerintah tidak mengantisipasi dengan baik. "Perisitiwanya memang jauh di Amerika, tapi umat Islam di mana pun, termasuk Indonesia tidak akan rela kitab sucinya dibakar. Jika pemerintah tidak mengantisipasi dikhawatirkan akan muncul sentiment-sentimen agama yang merusak keharmonisan kehidupan beragama," kata Habib Zein.

Menanggapi permintaan tersebut, Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan pihaknya sudah membicarakan hal itu dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa maupun Presiden SBY. "Mudah-mudahan pemerintah Indonesia segera meresponnya, dan mendesak pemerintah AS untuk mencegah tindakan provokasi seperti itu," jelas Luthfi.

Kepada pemerintah AS, Lutfhi mengingatkan, tindakan provokasi seperti itu justru akan semakin meningkatkan sentimen anti-AS di berbagai belahan dunia. Karena itu sebisa mungkin pemerintah AS harus mencegah agar tindakan kurang terpuji itu tidak dilakukan warganya.

Dan kepada umat Islam, baik PKS maupun Rabithah Alawiyah mengimbau untuk menjaga suasana tetap tenang dan tidak melakukan tindakan sendiri-sendiri yang kontraproduktif. Namun, sebaliknya pemerintah harus menunjukkan sikap yang serius dalam mendesak pemerintah AS untuk mencegah rencana tersebut. (*higgi)

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Isi Surat Terbuka Ipar Tony Blair kepada Blair

Isi Surat Terbuka Ipar Tony Blair kepada Blair

Dear Tony,

Congratulations on your political memoir becoming an instant bestseller. I'm in Iran and have the only copy in the country. I can tell you, it's so fiercely fought over, it's worth its weight in WMD's. Note to Random House; have 'A Journey' translated into Farsi and Arabic ASAP, it'll fly off the shelves in this part of the world.

Tony, yesterday I went to Al Quds day protest in Tehran. You may have heard of it? It's the rally where Iranians gather to protest against Israel's illegal occupation of Palestine, including the Holy city of Jerusalem (al-Quds).

I'm being sarcastic by asking if you've heard of Al Quds day, because I know you have. It is your very worst nightmare right? After all Tehran is the place where politics and Islam intertwine.

Personally I've never understood this fear of 'political Islam' it seems to me that religious people should always be educated on world events rather than kept in ignorance. Like say, Midwest Christian Zionists in the US. The kind of folk who can't find their home city on a map of their state but are certain they hate Islam even if they're not sure whether it's a type of curry or a foreign make of veh-ic-ule.

Anyway, yesterday, I stood in the midst of more than one million Iranian Muslims all chanting in unison 'Marg Bar Isre-hell!' and 'Marg Bar Am-ri-ca!' You know what that means Tony I'm sure; 'Down with Israel, down with America'. The men, women and children around me withstood a day of no water and no food (it's called Ramadan, Tony, it's a fast). Coping with hunger and thirst in the hundred degrees heat, as if it were nothing. They can withstand deprivation in the Muslim world. Here in Iran they feel proud to suffer in order to express solidarity with the people of Palestine. It's kind of like the way you express solidarity with America only without illegal chemical weapons and a million civilian deaths.

Some mothers at the rally wept, not out of hatred for 'the West' but out of empathy for the mothers of Rafah, Khan Younis, Nablus and Jenin. Do you recognise these place names Tony, as Middle East peace envoy you really should. Israel has massacred children in all of these cities in recent years. Didn't you know?

Today when the streets of London reverberate with cries of 'Allahuakbar!' and 'Down Down Israel.' Christians and Jews will join the thunderous cries of 'Down Down Israel, marching shoulder to shoulder with the 'political' Muslims you say you fear so much.

Perhaps you believe that I am in danger in Iran, especially on a day like Al Quds. Well here again Tony, you've been fed and have consumed in its entirety, a massive lie. The lie that says when Muslims express an opinion in groups, in public, it is always spurred on by hatred of 'us' infidels. As if all protests that are led by Muslim communities are a kind of long held grudge against the Crusades.

Perhaps they should be more, not less angry here than they are Tony. Because having read the postscript to your bestseller its clear you are on a modern Crusade.

The 'conflict' between Palestine and Israel is according to you all about religion and has nothing at all to do with the ethnic cleansing of the Arab population, nor the degradation of those who remain beneath the boots of their Israeli occupiers. You say that Arabs have and always will see 'Jews' as enemies. For God's sake Tony do your history. And if you're going to run a 'Faith Foundation' then better gen up on Islam 101 don't you think? Did your pals in Tel Aviv forget to tell you how many thousands of Jews lived in Historic Palestine in harmony with their Arab neighbours before 1948? Do you really not know that even today tens of thousand of Jews reside contentedly in Iran?

I've sat with Muslim families, those whose children have been burned by Israeli/US phosphorous bombs. Those who are still suffering hunger due to the Israel siege of Gaza. Those who have lived through the early days of sanctions against Iran when they needed food vouchers just to live. And every single Muslim in these suffering families has the same message; 'We don't hate anyone for their race or their religion. We cannot hate Jews they are in our holy book it is against the teachings of the Koran.' But Tony let me ask you this. Why should any people, Muslim or otherwise, be expected to put up with this kind of constant threats from you and your bosses in Tel Aviv and Washington? Do you have any understanding of what it is like to live in Gaza? Under siege, attacked with chemical weapons, your children's schools razed to the ground by Israeli missiles, your hospitals shelled, your electricity limited, your water undrinkable?

Actually Tony I think you are a sympathetic person. I actually think that you do feel twinges of pain at the hardships suffered by millions in the Middle East as a direct result of your support for Israel. Then you put that feeling to one side, because on a fundamental level - you think 'they' deserve it don't you?

In your book you say you knew full well how many Beirut homes were flattened, how many civilians died in Lebanon in 2006. Yet you dismiss Lebanese rage about Israeli occupation of 'Shebas Farm' as being an irrelevance, about a 'tiny' amount of land. You cannot see it as part of the constant pressure on Lebanese society as a whole by their heavily armed aggressive Israeli neighbour. You see it as: 'Israel is attacked. Israel strikes back.' As if Israel lives in placid peace, being kindly to all around it in between these massacres.

As other world leaders came out to demand Israel immediately cease its 2006 bombing raids on Lebanese cities, you stayed silent.

'If I had condemned Israel' you say in your book 'I would have been more than dishonest. It would have undermined my world view.'

Your world view is that Muslims, are mad, bad, dangerous to know. A contagion to be contained. Your final chapter is a must read here in the Middle East Tony, congratulations! For it lays out the 'them' and 'us' agenda of your friends in Washington and Tel Aviv.

In the final chapter you say; 'we need a religious counter attack' against Islam. And by 'Islam' you mean the Al Quds rallies, the Palestinian intifada (based on an anti Apartheid struggle Tony, NOT religious bigotry), against every Arab who fails to put their arms in the air as the F16 missiles rain on their homes and refugee camps and sing a rousing chorus of 'Imagine all the people...'

When you say 'extremism' must be 'controlled and beaten' you mean that you and your kind of morally bankrupt (but filthy rich) world leader wants control over the rising solidarity spreading through the Ummah and being joined by activist of all creeds on the streets of Paris, London, Bradford, Rome.

'Not only extremism must be defeated' you have written but 'the narrative' ' has to be assailed.'

Iran is indeed the place where Islamic tradition meets political action.

They are highly aware of the history of this region, the wrongs perpetrated by Israel against Palestine and the political machinations of the US and the UK governments to isolate them. All things considered and nice as the people have been during my stay. I wouldn't recommend coming over on a book tour though...

Lauren Booth is a British broadcaster, journalist and human rights activist. She has written for the New Statesman, the Mail on Sunday, the Sunday Times and the Daily Mail. She is a vocal opponent of the war in Iraq and a supporter of the Stop the War Coalition. Booth is the sister-in-law of former British prime minister Tony Blair. Presently, Booth presents 'Remember Palestine' on Press TV. (Press Tv)

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Ipar Tony Blair Hadiri Al-Quds Sedunia di Tehran

Ipar Tony Blair Hadiri Al-Quds Sedunia di Tehran

Lauren Booth, saudara perempuan dari istri Tony Blair, ikut serta dalam Hari Quds Dunia di Iran. Ia dalam buku terbaruya menyebut Blair sebagai pendukung Perang Salib baru moderen.
Booth yang berkunjung ke Tehran, mengirimkan surat terbuka kepada Press TV. Setelah menyaksikan parsitipasi luar masyarakat Iran pada Hari Quds Sedunia, Booth mengkritik habis buku terbaru Tony Blair, " A Journey."

Booth seraya menyinggung apa yang dilihat pada hari Al-Quds Sedunia mengatakan, "Dalam buku A Journey, kamu tahu persis bahwa berapa rumah di Beirut hancur dan berapa warga sipil tewas pada tahun 2006." Ia menambahkan, "Meski demikian, kamu beranggapan kemarahan Lebanon atas pendudukan Sheba sebagai masalah yang tidak ada hubungannya dengan sepetak tanah kecil dan tidak bernilai."

Ia kemudian melanjutkan kritikannya dan mengatakan, "Kamu menilai masalah Palestina dengan menyatakan bahwa Israel diserang, maka rezim ini membalas serangan itu."

Booth yang juga saudari ipar Blair menyatakan bahwa pandangan-pandangan Blair berdekatan dengan para pendukung Perang Salib. Bahkan Blooth menganjurkan Blair supaya belajar lebih banyak tentang Islam dan Palestina. Lebih jauh lagi, Blooth mengatakan, "Dengan membaca catatan-catatan anda di buku terlaris yang anda tulis, anda terbukti sebagai seorang pendukung Perang Salib moderen."

Blooth adalah kolomnis media-media Inggris, pengamat pers dan aktivis hak-hak asasi manusia. Hingga kini, Booth mempunyai kerjasama dengan media-media seperti New Statesman, Mail on Sunday, Sunday Times dan Daily Mail. Selain itu, saudari ipar Blair ini adalah penentang keras kebijakan perang Irak yang didukung penuh oleh Blair. Ia juga termasuk pendukung Aliansi Anti-Perang. Selain itu, ia saat ini menjadi presenter acara Remember Palestine di Press TV.

 (IRIB/AR/SL)

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Izinkan Aku Menciummu, Ibu

Wednesday, July 16, 2003


Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku 'dipaksa' membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do'a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku. (Bayu Gautama, 24/09/2002, Untuk Semua Ibu Di Seluruh Dunia)

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Monday, September 6, 2010

Re: [Milis_Iqra] Stephen Hawking: Tuhan Bukan Pencipta Alam Semesta

terimakasih mas sutiyono atas pencerahanya.
mudah2an qt dan saya hususnya terhindar dari kesesatan seperti orang2 atheis itu.
dan qt berlindung kepada Allah yg suka membolak balikan hati.

--- Pada Sen, 6/9/10, sutiyono doang <sutiyonodoang@gmail.com> menulis:

Dari: sutiyono doang <sutiyonodoang@gmail.com>
Judul: Re: [Milis_Iqra] Stephen Hawking: Tuhan Bukan Pencipta Alam Semesta
Kepada: milis_iqra@googlegroups.com
Tanggal: Senin, 6 September, 2010, 4:35 PM

@Mas Nandang
Inilah bukti firman Allah di surat 7:172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Bahwa manusia mengakui adanya Tuhan adalah sebuah fitrah, sesuatu keyakinan yang sadar/tidak sadar sudah tertanam dalam diri setiap Manusia.

Iblis saja sebagai mahluk paling durhaka mengakui adanya Allah (bahkan bicara langsung dengan Allah), kira-kira sebutan apa yang pantas untuk makhluk yang tidak mempercayai adanya Tuhan (atheis) ?

Wallohua'lam
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Anak Janda Dirajam Mengadu ke Vatikan

Ada data gak ttg jumlah kasus perzinahan atau perkosaan yang terjadi di Iran ? saya berharap case nya jauh lebih kecil di banding dengan negara sekuler..., sebagai dampak efektif nya hukum Islam. Sehingga bisa dijadikan bahan untuk meyakinkan kalangan yang anti hukum Islam ini.
 
a. muttaqin
----- Original Message -----
From: Armansyah
Sent: Tuesday, September 07, 2010 10:00 AM
Subject: [Milis_Iqra] Anak Janda Dirajam Mengadu ke Vatikan

Ada komentar ?


Anak Janda Dirajam Mengadu ke Vatikan
Janda dua anak itu divonis hukum rajam pada 2006 atas kasus perzinahan dan pembunuhan.

Sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/176238-vatikan-coba-selamatkan-janda-dari-rajam

VIVAnews - Putra Ashtinani, Sajad, mengaku kepada kantor berita Italia, Adnkronos, bahwa dia telah memohon Kepala Gereja Katolik Roma, Paus Benediktus XVI, dan Italia agar berupaya membantu ibunya terhindar dari eksekusi rajam.

Ibunya bernama Sakineh Mohammadi Ashtiani, seorang warga Iran. Janda dua anak itu divonis hukum rajam--dilempari batu hingga mati--pada 2006 atas kasus perzinahan dan pembunuhan suaminya. Pada Juli lalu otoritas Iran menunda eksekusi, namun hukuman bagi Ashtiani tidak berubah.

Otoritas Gereja Katolik Roma di Vatikan menyatakan turut bersimpati atas nasib Ashtiani. Melalui jalur diplomasi, Vatikan mungkin akan berupaya membujuk pihak berwenang Iran untuk meringankan vonis bagi terpidana agar terhindar dari hukuman rajaml itu. Demikian dinyatakan juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, Minggu, 5 September 2010.  

Namun, Lombardi mengaku bahwa Vatikan tidak menerima permohonan secara resmi. Kendati demikian, Paus (Tahta Suci) mengikuti kasus itu. 

Lombardi juga mengisyaratkan bahwa Vatikan kemungkinan menerapkan pendekatan diplomasi untuk menyelamatkan Ashtiani. Namun, langkah itu tampaknya tidak dilakukan secara terbuka.

"Saat Tahta Suci diminta, dengan cara yang patut, untuk turun tangan dalam isu-isu kemanusiaan dengan pihak berwenang di negara-negara lain - seperti yang sering terjadi di masa lalu - maka langkah itu tidak dilakukan di depan umum, melainkan melalui saluran-saluran diplomatik," demikian pernyataan Lombardi. Pada dasarnya, menurut Lombardi, Vatikan menentang hukuman mati dalam bentuk apapun.

Berdasarkan hukum di Iran, hubungan seksual sebelum pernikahan mengandung ancaman hukuman seratus kali cambukan. Namun, seseorang dengan status perkawinan sah tetapi menjalin hubungan dengan orang lain terancam hukuman rajam.

Pada Mei 2006, pengadilan kriminal di Provinsi Azerbaijan Timur menyatakan bahwa Ashtiani bersalah karena menjalin hubungan tidak sah dengan dua pria pasca kematian suaminya. Dia divonis 99 kali cambukan.

Namun, pada September 2006, saat persidangan dengan terdakwa seorang pria yang dituduh membunuh suami Ashtiani, pengadilan lalu juga membuka kembali kasus perzinahan. Diduga, perzinahan tersebut terjadi sebelum kematian suami Ashtiani.

Ashtiani saat itu mengaku dipaksa melakukan perzinaan itu karena di bawah ancaman. Namun, pengadilan tetap memutuskan bahwa Ashtiani bersalah.

Tidak hanya Vatikan yang mengikuti masalah itu. Kalangan aktivis HAM Iran dan mancanegara juga prihatin atas keputusan hukum rajam yang diterima Ashtiani.

Kelompok Amnesty International, misalnya, terus menggalang kampanye untuk melunakkan hati pihak berwenang di Iran agar bersedia meringankan hukuman bagi Ashtiani dan warga lain yang terancam hukuman serupa.

Dari pihak Iran, kalangan aktivis dari Komite Anti Rajam dan Iran Human Rights berharap pihak berwenang di negara itu tidak lagi menerapkan hukuman berat tersebut.

"Kami berharap perhatian internasional atas kasus Ibu Ashtiani bisa menginspirasi pihak berwenang untuk tidak menerapkan hukuman itu," ujar juru bicara Iran Human Rights, Mahmood Amiry-Moghaddam, di laman kelompok itu

 

(Associated Press)

• VIVAnews


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Anak Janda Dirajam Mengadu ke Vatikan

Ada komentar ?


Anak Janda Dirajam Mengadu ke Vatikan
Janda dua anak itu divonis hukum rajam pada 2006 atas kasus perzinahan dan pembunuhan.

Sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/176238-vatikan-coba-selamatkan-janda-dari-rajam

VIVAnews - Putra Ashtinani, Sajad, mengaku kepada kantor berita Italia, Adnkronos, bahwa dia telah memohon Kepala Gereja Katolik Roma, Paus Benediktus XVI, dan Italia agar berupaya membantu ibunya terhindar dari eksekusi rajam.

Ibunya bernama Sakineh Mohammadi Ashtiani, seorang warga Iran. Janda dua anak itu divonis hukum rajam--dilempari batu hingga mati--pada 2006 atas kasus perzinahan dan pembunuhan suaminya. Pada Juli lalu otoritas Iran menunda eksekusi, namun hukuman bagi Ashtiani tidak berubah.

Otoritas Gereja Katolik Roma di Vatikan menyatakan turut bersimpati atas nasib Ashtiani. Melalui jalur diplomasi, Vatikan mungkin akan berupaya membujuk pihak berwenang Iran untuk meringankan vonis bagi terpidana agar terhindar dari hukuman rajaml itu. Demikian dinyatakan juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, Minggu, 5 September 2010.  

Namun, Lombardi mengaku bahwa Vatikan tidak menerima permohonan secara resmi. Kendati demikian, Paus (Tahta Suci) mengikuti kasus itu. 

Lombardi juga mengisyaratkan bahwa Vatikan kemungkinan menerapkan pendekatan diplomasi untuk menyelamatkan Ashtiani. Namun, langkah itu tampaknya tidak dilakukan secara terbuka.

"Saat Tahta Suci diminta, dengan cara yang patut, untuk turun tangan dalam isu-isu kemanusiaan dengan pihak berwenang di negara-negara lain - seperti yang sering terjadi di masa lalu - maka langkah itu tidak dilakukan di depan umum, melainkan melalui saluran-saluran diplomatik," demikian pernyataan Lombardi. Pada dasarnya, menurut Lombardi, Vatikan menentang hukuman mati dalam bentuk apapun.

Berdasarkan hukum di Iran, hubungan seksual sebelum pernikahan mengandung ancaman hukuman seratus kali cambukan. Namun, seseorang dengan status perkawinan sah tetapi menjalin hubungan dengan orang lain terancam hukuman rajam.

Pada Mei 2006, pengadilan kriminal di Provinsi Azerbaijan Timur menyatakan bahwa Ashtiani bersalah karena menjalin hubungan tidak sah dengan dua pria pasca kematian suaminya. Dia divonis 99 kali cambukan.

Namun, pada September 2006, saat persidangan dengan terdakwa seorang pria yang dituduh membunuh suami Ashtiani, pengadilan lalu juga membuka kembali kasus perzinahan. Diduga, perzinahan tersebut terjadi sebelum kematian suami Ashtiani.

Ashtiani saat itu mengaku dipaksa melakukan perzinaan itu karena di bawah ancaman. Namun, pengadilan tetap memutuskan bahwa Ashtiani bersalah.

Tidak hanya Vatikan yang mengikuti masalah itu. Kalangan aktivis HAM Iran dan mancanegara juga prihatin atas keputusan hukum rajam yang diterima Ashtiani.

Kelompok Amnesty International, misalnya, terus menggalang kampanye untuk melunakkan hati pihak berwenang di Iran agar bersedia meringankan hukuman bagi Ashtiani dan warga lain yang terancam hukuman serupa.

Dari pihak Iran, kalangan aktivis dari Komite Anti Rajam dan Iran Human Rights berharap pihak berwenang di negara itu tidak lagi menerapkan hukuman berat tersebut.

"Kami berharap perhatian internasional atas kasus Ibu Ashtiani bisa menginspirasi pihak berwenang untuk tidak menerapkan hukuman itu," ujar juru bicara Iran Human Rights, Mahmood Amiry-Moghaddam, di laman kelompok itu

 

(Associated Press)

• VIVAnews


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Hukum Mengangkat Kedua Tangan pada Takbir-takbir Shalat ‘Id

Hukum Mengangkat Kedua Tangan pada Takbir-takbir Shalat 'Id
 

Banyak pertanyaan muncul tentang hukum mengangkat kedua tangan pada takbir-takbir shalat 'id selain takbiratul ihram, apakah amalan itu termasuk sunnah atau bukan. Permasalahan ini sering dibicarakan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  mengangkat kedua tangannya pada takbir yang dilakukan 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua itu. Sementara pada prakteknya, ada di antara jama'ah shalat 'id yang mengangkat tangannya dan ada pula yang tidak. Padahal di sana ada kaidah dan prinsip yang menyatakan bahwa ibadah itu sifatnya adalah tauqifiyyah, tidak ditunaikan kecuali ada tuntunannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kami mencoba menyebutkan keterangan para ulama dalam permasalahan ini dan bagaimana seharusnya sikap kita, apakah kita harus mengangkat kedua tangan pada setiap takbir -yang juga diistilahkan dengan takbir-takbir tambahan itu- ataukah tidak.

Silakan mengikuti pembahasan berikut.

Para ulama berbeda pendapat, apakah mengangkat tangan ketika takbir-takbir tambahan (selain takbiratul ihram) dalam shalat 'id itu termasuk sunnah atau bukan.

Pendapat Pertama

Menyatakan disyari'atkannya mengangkat kedua tangan ketika takbir.

Ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama, di antaranya Abu Hanifah, Asy-Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, dan salah satu pendapat dari madzhab Maliki.

Dan di antara ulama yang memilih pendapat ini adalah An-Nawawi, Al-Juzajani, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, Ibnul Qayyim, Ath-Thahawi, Asy-Syaikh bin Baz, Asy-Syaikh Al-Fauzan, dan juga Al-Lajnah Ad-Da'imah, serta para ulama yang lain.

Dalilnya adalah:

1. Al-Imam Ahmad, Ibnul Mundzir, Al-Baihaqi, dan yang lainnya berdalil dengan hadits dari Ibnu 'Umar, bahwa dia berkata:

كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- إذا قام إلى الصلاة رفع يديه حتى إذا كانتا حذو منكبيه كبر ، ثم إذا أراد أن يركع رفعهما حتى يكونا حذو منكبيه ، كبر وهما كذلك ، فركع ، ثم إذا أراد أن يرفع صلبه رفعهما حتى يكونا حذو منكبيه، ثم قال سمع الله لمن حمده ، ثم يسجد ، ولا يرفع يديه في السجود ، ويرفعهما في كل ركعة وتكبيرة كبرها قبل الركوع حتى تنقضي صلاته

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika hendak shalat, beliau mengangkat kedua tangannya, sampai ketika keduanya sejajar dengan pundaknya, beliau bertakbir. Kemudian ketika hendak ruku', beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar pundaknya, dan beliau pun bertakbir dalam keadaan kedua tangannya tetap pada posisi demikian. Kemudian beliau ruku'. Kemudian ketika hendak mengangkat punggungnya (bangkit dari ruku'), beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar kedua pundaknya, kemudian mengatakan : sami'allahu liman hamidah. Kemudian beliau sujud, dan beliau tidak mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud. Dan beliau mengangkat kedua tangannya pada setiap rakaat dan takbir yang dilakukan sebelum rukuk sampai selesai shalat beliau."

[HR. Ahmad dalam Musnadnya, Abu Dawud dalam Sunannya, Ibnul Jarud dalam Al-Muntaqa', Ibnul Mundzir, Ad-Daraquthni dalam sunannya, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, dan yang lainnya, sanadnya shahih].

Adapun sisi pendalilannya adalah keumuman lafazh:

ويرفعهما في كل ركعة وتكبيرة كبرها قبل الركوع حتى تنقضي صلاته

"Dan beliau mengangkat kedua tangannya pada setiap rakaat dan takbir yang dilakukan sebelum rukuk sampai selesai shalat beliau."

Dan takbir-takbir tambahan (pada shalat 'id) adalah termasuk takbir yang dilakukan sebelum rukuk.

2. Hadits dari shahabat Wail bin Hujr radhiyallahu 'anhu, dia berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ التَّكْبِيرِ

"Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi  wasallam mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir." [HR. Ahmad dan yang lainnya dengan lafazh yang serupa, dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Al-Irwa' no. 641]

3. Atsar 'Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu

أن عمر بن الخطاب -رضي الله عنه- كان يرفع يديه في كل تكبيرة من الصلاة على الجنازة وفي الفطر والأضحى

"Sesungguhnya 'Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu mengangkat kedua tangannya pada setiap takbir-takbir shalat jenazah, idul fithri dan idul adha." [HR. Al-Baihaqi dalam Al-Kubra (III/293), Ibnul Mundzir dalam Al-Ausath (IV/282), atsar ini didha'ifkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Al-Irwa' no. 640].

4. Atsar dari 'Abdullah bin 'Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhuma, bahwa beliau dahulu juga mengangkat kedua tangannya ketika takbir-takbir shalat jenazah.

Adapun sisi pendalilan dari atsar ini adalah bahwa takbir-takbir shalat id diqiyaskan dengan takbir-takbir shalat jenazah.

5. Atsar dari 'Atha' bin Abi Rabah rahimahullah

قال ابن جريج : قلت لعطاء : يرفع الإمام يديه كلما كبر هذه التكبيرة الزيادة في صلاة الفطر؟ قال: نعم ، ويرفع الناس أيضاً.

"Ibnu Juraij berkata: "Aku bertanya kepada 'Atha': 'Apakah seorang imam disyari'atkan untuk mengangakat kedua tangannya pada setiap takbir-takbir tambahan shalat idul fithri?' 'Atha' menjawab: 'Ya, dan orang-orang (para makmum) juga disyari'atkan untuk mengangkat tangan-tangan mereka." [HR. 'Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf  no. 5699, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra (III/293), dan sanadnya shahih sesuai syarat Al-Bukhari dan Muslim].

Dan 'Atha' adalah seorang imam dari kalangan tabi'in yang sangat bersemangat di dalam berpegang teguh dan mengamalkan sunnah, telah berguru dan mengambil ilmu dari sekian shahabat di antaranya Ibnu 'Abbas, Ibnu 'Umar, Ibnu Az-Zubair, Abu Hurairah, Abu Sa'id, 'Aisyah, dan yang lainnya radhiyallahu 'anhum.

Perkataan para ulama terkait pendapat ini:

Al-Imam Malik bin Anas berkata: "Angkat kedua tanganmu pada setiap takbir." [Ahkamul 'Idain, karya Al-Firyabi hal. 182].

Yahya bin Ma'in berkata: "Aku berpendapat (disyari'atkannya) mengangkat kedua tangan pada setiap takbir." [Su'alaat Ad-Duuri (III/464)].

Ibnu Qudamah berkata: "Jadi kesimpulannya adalah disukai untuk mengangkat kedua tangan." [Al-Mughni (II/119)].

Ibnul Qayyim berkata: "Ibnu 'Umar yang beliau adalah seorang yang benar-benar berupaya untuk mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mengangkat kedua tangannya pada setiap takbir." [Zaadul Ma'ad (I/443)].

Asy-Syaikh 'Abdurrahman As-Sa'di mengatakan dalam Manhajus Salikin, ketika menyebutkan tata cara shalat id, beliau mengatakan: "Dan mengangkat kedua tangan pada setiap takbir."

Asy-Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz berkata tentang hadits Ibnu 'Umar tersebut: "Cukuplah hadits tersebut sebagai dalil disyari'atkannya mengangkat kedua tangan." [At-Ta'liq terhadap kitab Fathul Bari (III/190)].

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin mengatakan ketika ditanya dengan beberapa pertanyaan, di antaranya tentang hukum mengangkat kedua tangan pada takbir-takbir  tambahan shalat id, beliau menjawab: "Dan adapun mengangkat kedua tangan pada setiap takbir adalah sunnah."

Pendapat Kedua

Menyatakan tidak disyari'atkannya mengangkat kedua tangan ketika takbir.

Ini adalah satu pendapat dari madzhab Maliki, Ibnu Hazm Azh-Zhahiri, Ibnu Abi Laila, Abu Yusuf, Asy-Syaikh Al-Albani, dan yang lainnya.

Dalilnya adalah:

1. Tidak ada di dalam sunnah shahihah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menyebutkan bahwa beliau mengangkat kedua tangannya pada setiap takbir.

Al-Imam Malik berkata: "Tidak disyari'atkan mengangkat kedua tangan sekalipun pada setiap takbir shalat idul fithri dan idul adha kecuali pada takbir yang pertama (yakni takbiratul ihram)."

Asy-Syaikh Al-Albani mendha'ifkan atsar yang diriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa beliau dahulu juga mengangkat kedua tangannya ketika takbir-takbir shalat jenazah.

Beliau (Asy-Syaikh Al-Albani ) berkata ketika menyanggah pendapat yang menshahihkan atsar tersebut: "Adapun penshahihan sebagian ulama yang mulia terhadap atsar yang menyebutkan diyari'atkannya mengangkat kedua tangan sebagaimana dalam ta'liq beliau terhadap Fathul Bari [III/190] adalah merupakan kesalahan yang nyata sebagaimana hal ini tidak tersamarkan lagi di kalangan orang yang mengetahui bidang ini (ilmu hadits)." [Ahkamul Jana'iz (148)]

Beliau (Asy-Syaikh Al-Albani ) juga berkata: "Tidak disunnahkan mengangkat kedua tangan karena yang demikian tidak pernah disebutkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan yang diriwayatkan dari 'Umar dan putranya (Ibnu 'Umar) tidak menjadaikan amalan ini sebagai amalan yang sunnah." [Tamamul Minnah (348)]

Beliau (Asy-Syaikh Al-Albani ) juga berkata: "Kami tidak mendapatkan dalam sunnah satu dalil pun yang menunjukkan disyari'atkannya mengangkat kedua tangan selain dari takbir pertama (takbiratul ihram), dan ini adalah madzhab Al-Hanifiyyah, dan pendapat yang dipilih oleh Asy-Syaukani, dan Ibnu Hazm juga memilih madzhab ini." [Ahkamul Jana'iz (148)].

Asy-Syaikh Al-Albani juga berkata ketika mengomentari hadits Wail bin Hujr di atas: "Pembahasan hadits ini sama dengan pembahasan hadits Ibnu 'Umar sebelumnya, yaitu tentang tidak bisanya hadits tersebut dijadikan dalil disyari'atkannya mengangkat kedua tangan pada setiap takbir-takbir tambahan, wallahu a'lam." [Irwa'ul Ghalil (III/114)]

Asy-Syaikh 'Abdul Muhsin Al-'Abbad berkata: "Aku tidak mendapati satu dalil pun yang menunjukkan disyari'atkannya mengangkat kedua tangan pada takbir-takbir shalat id." [Kutub Wa Rasa'il 'Abdil Muhsin Al-'Abbad (V/260)]

Setelah melihat perbedaan pendapat dan ijtihad dari para ulama ahlussunnah tersebut, apa yang harus kita lakukan ketika shalat 'id nanti? Mengangkat tangan ketika takbir atau tidak?

Jawaban yang cukup bagus dan menenangkan hati adalah sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Shalih Al-Luhaidan, beliau mengatakan:

"Jika mengangkat kedua tangan, maka ini tidak mengapa. Dan jika tidak mengangkat kedua tangan, maka inipun juga tidak mengapa." [Dari Durus Al-Haram Al-Makki tahun 1424 H].

Mungkin ada yang bertanya, apa bisa dibenarkan pendapat yang menyatakan disyari'atkannya mengangkat kedua tangan? Padahal ibadah sifatnya adalah tauqifiyyah? Sementara kita tidak mengetahui satu dalil pun dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau mengangkat kedua tangannya?

Maka jawabannya adalah:

Pertama, bahwa mengangkat kedua tangan pada takbir-takbir shalat itu tidak disebutkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, baik yang menafikan (meniadakan) maupun yang menetapkan.

Maksudnya adalah bahwa bagi yang mengangkat kedua tangannya, maka ini tidak mengapa karena tidak disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menafikannya. Dan barangsiapa yang tidak mengangkat kedua tangannya, maka ini juga tidak mengapa karena tidak disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkannya.

Kedua, adalah hendaknya kita mengembalikan permasalahan seperti ini kepada ahlinya dari kalangan ulama, kita telah mengetahui bahwa mayoritas ulama berpendapat demikian. Tentunya kita tidak bisa dibandingkan dengan mereka dalam hal keilmuan dan pemahaman serta istinbath terhadap nash-nash / dalil-dalil syar'i. Mereka berijtihad dengan kedalaman ilmu dan ketaqwaan mereka kepada Allah 'azza wajalla. Maha benar Allah dalam firman-Nya:

فاسئلوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

"Maka bertanyalah kepada ahludz dzikr (para ulama) jika kalian tidak mengetahuinya." [Al-Anbiya': 7]

Pelajaran penting dari sini adalah hendaknya kita bisa bersikap lapang dada, ketika mendapati sebagian saudara kita melakukan amalan yang berbeda dengan amalan yang kita lakukan. Masing-masing beramal sesuai dengan keterangan dan ijtihad para ulama ahlussunnah. Tidak boleh saling menyalahkan satu terhadap yang lainnya.

Walhamdulillahi Rabbil 'Alamin.

Dirangkum dari beberapa referensi:

- Irwa'ul Ghalil jilid 3, karya Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah.

- Manhajus Salikin, karya Asy-Syaikh 'Abdurrahman As-Sa'di.

- http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=284549

- http://www.sahab.net/forums/showthread.php?t=361603

Ditulis oleh Abu Abdillah, Ma'had As-Salafy Jember

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-