Saturday, April 23, 2011

Re: [Milis_Iqra] OOT : Demi Justin Bieber, Biaya Kuliah Melayang

.. inilah mungkin salah satu hikmah diharamkannya musik oleh manhadj salafi..

On 4/24/11, Erwin Bayu Aji <erwinbayu@gmail.com> wrote:
> Ikut prihatin.......nge-fans artis, uang tabungan melayang, apalagi
> biaya sekolah dipake buat nonton konser...
> jangan2 pergi sama orang tua-nya hehehe :)
>
> 2011/4/23 <whe.en9999@gmail.com>:
>> Demi Justin Bieber, Biaya Kuliah Melayang
>>
>> 
>> Anggi Kusumadewi, Beno Junianto | Sabtu, 23 April 2011, 15:25 WIB
>>
>> VIVAnews – Justin Bieber mempunyai fans fanatik di berbagai belahan dunia,
>> termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah Dea Novi, siswi sebuah SMU di
>> Jakarta. Ia rela menghabiskan biaya kuliahnya untuk menonton konser Bieber
>> malam ini di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor.
>>
>> "Celengan kesayangan saya, saya pecah demi nonton Justin hari ini. Padahal
>> uang itu untuk biaya masuk kuliah," kata Dea saat berbincang dengan
>> VIVAnews. Apakah Dea tidak menyesal telah menghabiskan biaya kuliahnya
>> hanya untuk bertemu seorang Justin Bieber? "Justru kalau nggak nonton,
>> saya akan menyesal," tutur Dea yang sangat tergila-gila pada Bieber.
>>
>> Dea membeli tiket 'blue class' seharga Rp1,5 juta. Saat ini, ia mengaku
>> sangat menikmati suasana di sekitar areal konser, meskipun ia harus antri
>> berdesak-desakan di pintu masuk, dan cuaca mendadak berubah tak menentu.
>> Setelah dari pagi sampai siang dihadang panas matahari yang menyengat,
>> menjelang sore ini hujan lebat tiba-tiba mengguyur Sentul selama sejam.
>>
>> "Pokoknya aku senang," ujar Dea yang datang bersama kawan-kawannya.
>> Sebagian besar penonton Bieber memang terdiri dari remaja atau ABG (Anak
>> Baru Gede). Saat ini ribuan penonton sudah memadati SICC meskipun konser
>> baru akan dimulai pada pukul 20.00 malam.
>>
>> Mereka mengenakan kaos dan atribut berwarna ungu, warna khas para
>> Beliebers atau fans Bieber. Mereka yang tidak membawa pernak-pernik
>> Bieber, terlihat membelinya di sekitar SICC. Selain penonton, areal SICC
>> memang dipadati oleh pedagang yang menjual barang-barang berbau Bieber.
>> (eh)
>>
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] OOT : Demi Justin Bieber, Biaya Kuliah Melayang

Ikut prihatin.......nge-fans artis, uang tabungan melayang, apalagi
biaya sekolah dipake buat nonton konser...
jangan2 pergi sama orang tua-nya hehehe :)

2011/4/23 <whe.en9999@gmail.com>:
> Demi Justin Bieber, Biaya Kuliah Melayang
>
> 
> Anggi Kusumadewi, Beno Junianto | Sabtu, 23 April 2011, 15:25 WIB
>
> VIVAnews – Justin Bieber mempunyai fans fanatik di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah Dea Novi, siswi sebuah SMU di Jakarta. Ia rela menghabiskan biaya kuliahnya untuk menonton konser Bieber malam ini di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor.
>
> "Celengan kesayangan saya, saya pecah demi nonton Justin hari ini. Padahal uang itu untuk biaya masuk kuliah," kata Dea saat berbincang dengan VIVAnews. Apakah Dea tidak menyesal telah menghabiskan biaya kuliahnya hanya untuk bertemu seorang Justin Bieber? "Justru kalau nggak nonton, saya akan menyesal," tutur Dea yang sangat tergila-gila pada Bieber.
>
> Dea membeli tiket 'blue class' seharga Rp1,5 juta. Saat ini, ia mengaku sangat menikmati suasana di sekitar areal konser, meskipun ia harus antri berdesak-desakan di pintu masuk, dan cuaca mendadak berubah tak menentu. Setelah dari pagi sampai siang dihadang panas matahari yang menyengat, menjelang sore ini hujan lebat tiba-tiba mengguyur Sentul selama sejam.
>
> "Pokoknya aku senang," ujar Dea yang datang bersama kawan-kawannya. Sebagian besar penonton Bieber memang terdiri dari remaja atau ABG (Anak Baru Gede). Saat ini ribuan penonton sudah memadati SICC meskipun konser baru akan dimulai pada pukul 20.00 malam.
>
> Mereka mengenakan kaos dan atribut berwarna ungu, warna khas para Beliebers atau fans Bieber. Mereka yang tidak membawa pernak-pernik Bieber, terlihat membelinya di sekitar SICC. Selain penonton, areal SICC memang dipadati oleh pedagang yang menjual barang-barang berbau Bieber. (eh)
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Empati

Sekedar share.. Dapat dari tetangga.. Mangga.. 
 
EMPATI
By: Andy F Noya

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari. Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika
menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak
terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak
terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan
sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat,
pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang
dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru
saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang
berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.

Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa
makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya. Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah ke luar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit. Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.

Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk
membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.

Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.

Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya. Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chiken Soup", saya kerap
membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di
belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan
merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia
bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus
kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya
berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.

Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang
setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda
puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada
orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet,
bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?'' Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak
memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari
hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu. Mulailah sekarang
juga.

.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Qtel

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] OOT : Demi Justin Bieber, Biaya Kuliah Melayang

Demi Justin Bieber, Biaya Kuliah Melayang


Anggi Kusumadewi, Beno Junianto | Sabtu, 23 April 2011, 15:25 WIB

VIVAnews – Justin Bieber mempunyai fans fanatik di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satunya adalah Dea Novi, siswi sebuah SMU di Jakarta. Ia rela menghabiskan biaya kuliahnya untuk menonton konser Bieber malam ini di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor.

"Celengan kesayangan saya, saya pecah demi nonton Justin hari ini. Padahal uang itu untuk biaya masuk kuliah," kata Dea saat berbincang dengan VIVAnews. Apakah Dea tidak menyesal telah menghabiskan biaya kuliahnya hanya untuk bertemu seorang Justin Bieber? "Justru kalau nggak nonton, saya akan menyesal," tutur Dea yang sangat tergila-gila pada Bieber.

Dea membeli tiket 'blue class' seharga Rp1,5 juta. Saat ini, ia mengaku sangat menikmati suasana di sekitar areal konser, meskipun ia harus antri berdesak-desakan di pintu masuk, dan cuaca mendadak berubah tak menentu. Setelah dari pagi sampai siang dihadang panas matahari yang menyengat, menjelang sore ini hujan lebat tiba-tiba mengguyur Sentul selama sejam.

"Pokoknya aku senang," ujar Dea yang datang bersama kawan-kawannya. Sebagian besar penonton Bieber memang terdiri dari remaja atau ABG (Anak Baru Gede). Saat ini ribuan penonton sudah memadati SICC meskipun konser baru akan dimulai pada pukul 20.00 malam.

Mereka mengenakan kaos dan atribut berwarna ungu, warna khas para Beliebers atau fans Bieber. Mereka yang tidak membawa pernak-pernik Bieber, terlihat membelinya di sekitar SICC. Selain penonton, areal SICC memang dipadati oleh pedagang yang menjual barang-barang berbau Bieber. (eh)

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Petunjuk Nabi Tentang Minum

Semoga bermanfaat
Silahkan jika rekan2 ada yang ingin menambahkan atau mengcounter.

Regards
Whe-en

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Prada Aisyah <aisyahprada65@gmail.com>
Sender: assunnah@yahoogroups.com
Date: Sat, 23 Apr 2011 08:47:34
To: <assunnah@yahoogroups.com>
Reply-To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] >>Petunjuk Nabi Tentang Minum<<

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM
http://almanhaj.or.id/content/3045/slash/0

Jauh sebelum manusia menemukan beragam minuman multivitamin penjaga stamina
tubuh, berabad silam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
memberikan teladan sempurna perihal minum. Dalam paparan hadits dijelaskan,
beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat menyukai minuman yang dingin dan
manis. Aisyah Radhiyallahu anha menuturkan.

كَانَ أَحَبُّ الشَّرَابِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْحُلْوَ الْبَارِدَ

Minuman yang paling disukai Rasulullah ialah yang dingin dan manis. [1]

Penuturan Aisyah di atas memiliki beberapa ihtimal (kemungkinan). Bisa jadi,
yang dimaksud ialah air yang dicampur madu, rendaman kismis ataupun kurma,
sebagaimana tercantum dalam riwayat Muslim berikut.

َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُنْبَذُ لَهُ الزَّبِيبُ فِي السِّقَاءِ فَيَشْرَبُهُ يَوْمَهُ
وَالْغَدَ وَبَعْدَ الْغَدِ فَإِذَا كَانَ مَسَاءُ الثَّالِثَةِ شَرِبَهُ
وَسَقَاهُ فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ أَهَرَاقَهُ

Dari Ibnu Abbas Radhiyalahu 'anhu, ia berkata,"Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam pernah dibuatkan rendaman kismis dalam satu bejana,
kemudian beliau minum rendaman tersebut pada hari itu, juga esok harinya dan
keesokannya harinya. Pada sore hari ketiga beliau memberi minuman tersebut
kepada yang lain, jika masih ada yang tersisa , beliaupun menuangnya." [2]

Ibnul Qayyim rahimahullah mengungkapkan dalam kitab Zaaduul Ma'ad, jika dua
sifat dingin dan manis terhimpun dalam satu minuman, akan memberikan manfaat
yang sangat besar bagi tubuh, membantu proses pencernaan dan penyaluran
saripati makanan dengan sempurna, mencairkan dahak, mencuci dan membasmi
bibit penyakit di lambung, menetralisir sisa-sisa makanan , serta
menstabilkan kehangatan lambung. Di samping itu juga sangat bermanfaat bagi
hati, ginjal dan kandung kemih.

Lebih jauh lagi beliau menjelaskan, air dingin yang telah dienapkan memiliki
kelembaban yang mampu menetralisir panas tubuh, sekaligus menjaga
kelembabannya, serta mengganti sebagian zat yang telah terurai dari tubuh.
Karena itulah Rasulullah amat menggemarinya, sebagaimana tercantum dalam
riwayat Bukhari,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِاللَّهِ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَىرَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ
رَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ وَمَعَهُ صَاحِبٌ لَهُ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ مَاءٌ بَاتَ هَذِهِ
اللَّيْلَةَ فِي شَنَّةٍ وَإِلَّا كَرَعْنَا

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam masuk ke rumah salah seorang laki-laki Anshar bersama
seorang sahabatnya, seraya berkata kepadanya,"Adakah engkau mempunyai air
yang telah diinapkan dalam bejana kulit? Jika tidak kami akan minum langsung
dari mulut kami."

Selain memberitahukan jenis minuman yang bermanfaat bagi tubuh kita,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga memberitahukan dan melarang
kita mengkonsumsi semua jenis minuman yang memabukkan. Sebagaimana hadits
yang diriwayatkan dari Ibnu Umar.

كًلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَ كُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ

Semua yang memabukkan itu adalah khamr. Dan semua khamr hukum haram [HR.
Muslim no. 5185]

Walaupun menurut sebagian orang khamr itu bermanfaat, akan tetapi bahaya
yang diakibatkan jauh lebih besar.

Itulah diantara petunjuk-petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
kepada umatnya. Memerintahkan mereka untuk mengkonsumsi yang jelas halalnya
dan bermanfaat serta melarang selain itu.

Disamping memberitahukan jenis minuman, Rasulullah juga memberikan tuntunan
tentang adab-adab minum serta hal lain yang berkaitan dengan minum.
Diantaranya:

• Minum dengan terlebih dahulu membaca Bismillah. Hal ini berdasarkan hadits
yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan. Sebagaimana tasmiyah
(membaca bismillah) di sunnahkan sebelum makan, maka demikian juga hal
sebelum minum. (Syarah Shahih Muslim juz 13 hal. 189) Syaitan akan menjauhi
makanan dan minuman yang dibacakan bismillah sebelum di konsumsi.

• Minum dengan tangan kanan dan tidak menggunakan tangan kiri. Rasulullah n
bersabda.

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَإِذَا شَرِبَ
فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ
وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ

Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah dia makan dengan
tangan kanannya dan apabila salah seorang diantara kalian minum maka
hendaklah dia minum dengan tangan kanannya, karena syaitan makan dengan
tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya. [HR. Muslim no. 5233]

لاَ يَأْكُلَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِشِمَالِهِ وَلاَيَشْرَبَنَّ بِهَا فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِهَا

Janganlah sekali-kali salah seseorang diantara kalian makan dengan tangan
kirinya dan jangan pula minum dengannya. Karena syaitan makan dengan minum
dengan tangan kirinya. [HR. Muslim no. 5236]

• Minum dengan duduk, dan beliau melarang dengan tegas minum dalam keadaan
berdiri.

Dari Abu Hurairah ia berkata Rasullah bersabda,

لَا يَشْرَبَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ قَائِمًا فَمَنْ نَسِيَ فَلْيَسْتَقِئْ

Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian minum dengan berdiri, jika
lupa
hendaklah ia memuntahkannya.[3]

Adapun riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah pernah minum dengan
berdiri juga merupakan riwayat yang shahih. Namun begitu semua riwayat
tersebut merupakan perbuatan Rasulullah. Sedangkan perkataan beliau lebih
didahulukan daripada perbuatan beliau. Kerena perbuatan beliau terkadang
menjelaskan, bahwa hal itu merupakan kekhususan bagi beliau. Wallahu a'lam.[4]

Imam Nawawi t ketika menjelaskan makna larangan minum dalam keadaan berdiri
berkata, "Bahwa larangan yang terdapat dalam hadits-hadits tersebut dibawa
pengertiannya kepada hukum makruh tanzih" [Syarah Shahih Muslim juz 13 hal.
192]

Berdasarkan adab-adab diatas, kita bisa mengambil satu faidah yaitu
bathilnya kebiasaan yang disuguhkan musuh Islam berupa makan dan minum
sambil berdiri, dengan menggunakan tangan kiri.

• Tidak bernafas di dalam gelas, dan dianjurkan untuk bernafas tiga kali
ketika minum.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى
أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الْإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ

Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi melarang bernafas dalam bejana ataupun
meniupnya." [5]

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
يَتَنَفَّسُ فِي الْإِنَاءِ ثَلَاثًا

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bernafas tiga kali ketika minum.[6]

• Tidak minum langsung dari mulut teko.

أَبُو هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنِ الشُّرْبِ مِنْ فَمِ الْقِرْبَةِ أَوِ السِّقَاءِ عن

Dari Abu Hurairah ia berkata,"Rasulullah melarang minum lansung dari mulut
teko ataupun qirbah (wadah minum dari kulit)." [7]

• Tidak minum dengan menggunakan bejana dari emas ataupun perak, karena
adanya larangan Rasulullah tentang hal tersebut.

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ شَرِبَ فِي إِنَاءٍ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ فَإِنَّمَا
يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارًا مِنْ جَهَنَّمَ

Dari Umu Salamah Radhiyallahu 'anha , ia berkata, Rasulullah bersabda,"Orang
yang minum menggunakan wadah emas atau perak, sesungguhnya ia ibarat menelan
api neraka ke dalam perutnya." [8]

• Menutup bejana air pada malam hari, tidak membiarkannya terbuka.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ غَطُّوا الْإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ
فَإِنَّ فِي السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ لَا يَمُرُّ بِإِنَاءٍ
لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ إِلَّا نَزَلَ
فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasululah bersabda,"
Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu
malam, ketika itu turun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tak
tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya
bibit penyakit." [9]

Inilah beberapa adab yang diajarkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
kepada umatnya. Sebagai seorang muslim, kita berkewajiban untuk mengikuti
adab-adab tersebut. Janganlah kita tergiur dengan berbagai kebiasan yang
banyak di pamerkan oleh musuh Islam meskipun dihiasi dengan berbagai
slogan-slogan indah. Mereka hanya ingin melihat kita ingkar kepada
Rasulullah n dan ikut bersama mereka dalam kesesatan dan kedurhakaan. Mereka
ingin melihat kita sengsara sementara Rasulullah sangat ingin melihat kita
bahagia di dunia dan akhirat dan beliau sangat susah ketika melihat kita
sengsara. Musuh-musuh Allah ini akan terus berusaha dengan berbagai cara
untuk menyesatkan kita, hendaklah kita selalu waspada. Dan hanya kepada
Allah kita mohon petunjuk dan perlindungan.

Wallahu a'lam bish shawab. (Nur Hasanah)

Maraji : - Zaadul Ma'ad
- Bahjatun Nazhrin

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun VII/1420H/1999M Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscribe@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
assunnah-digest@yahoogroups.com
assunnah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Friday, April 22, 2011

[Milis_Iqra] Intermezzo: The Beatles in Javanese on the weekend

Sekadar intermezzo. Paling-paling sebentar lagi sudah ada versi Bataknya,
Minangnya, atau Sundanya. Jadi, yang nggak begitu paham bahasa Jawa sedikit
sabar...

Yesterday
: Wayah Wingi

A Day in the Life
: Ing Sawijining Dino

All You Need Is Love :
Butuhmu Mung Katresnan

And Your Bird Can Sing :
Manukmu Iso Ngac*ng...eh Nembang

Ballad of John and Yoko :
Kidunge Jono karo Yoko (kancane Ryan karo Noval)

Can't Buy Me Love :
Katresnanku Ora Tak Dol

Free As A Bird
: Mabur Kaya Manuk

Don't Let Me Down :
Aja Njlungupke to...

Hey Jude
: Hei, Cuk...(Jawa Timuran)

I Saw Her Standing There :
Wudunen Nang Mbokong (dadine ngadeg terus)

Let It Be
: Mbarke Wae

Long, Long, Long
: Dowo Tenan (apane?)

Old Brown Shoe
: Theklek Soklat Tuwo

She Came in Through the Bathroom Window : Arep Nginjen Wong Adus Malah
Kejeblos

She's Leaving Home :
Minggat

The Long and Winding Road : Dalane
Ngaluk-aluk Tur Marai Kanginan

Think for Yourself
: Pikiren Udelmu Dhewe

Three Cool Cats
: Kucing Telu Katisen

Ticket to Ride
: Karcis Nggo Nunggang

Too Much Monkey Business :
Kethek-Kethek Kakehan Bisnis

When I Get Home :
Pas Tekan Ngomah

What's The New Mary Jane : Nganyari
Mary Sak Jane

Yellow Submarine
: Kuning-kuning Klelem (Nang Kali)

You Never Give Me Your Money : Medhit

You're Going to Lose That Girl : Arep
Dipegat

Young Blood
: Darah Muda (njiplak Bang Rhoma ki...)

September in the Rain :
Udan Sasi September

The End
: Cunthel

 



Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message

Re: [Milis_Iqra] KELEMAHAN HADITS-HADITS Tentang Mengusap Muka DenganKedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Alhamdulillah dah pulang jumatan tadi siang..

seperti janji tadi pagi.....kali ini lebih diperhatikan, bukan berarti
aku gak sholat trus shooting-in orang2 ;) tapi pas lihat mereka berdoa
dan selesai salam selesai sholat....hmm, ada kok 1-2 orang (yg aku
lihat)...yg habis berdoa lalu ngusap dengan tangan....tapi banyak yg
gak....temenku satu kantor dari Jordan dan bangladesh, mereka juga gak
usap2an....

juga ktemu teman2 yg kebetulan bermashab Hambali dan Hanafi, ada
beberapa "kebiasan" yg aku gak temukan di Indonesia....dalam tata cara
jumatan, kutbah dll, krn sebagai makmum yowis aku ngikut aja sama
imam-nya donk ;-)

memang islam itu indah....dan beragam....itu yg ada dibenakku saat ini....

Dulu sempat ada pengajian bareng....kumpul2 teman2 dari berbagai
negara, + temen dari Iran (kbetulan Syiah). Sorry bawa2 sunni dan
syiah nih...tapi kita dalam diskusi rukun juga kok, kadang2 memang ada
berbenturan ehhehhee....sempat terjadi diskusi rameee...tapi wajar,
abis itu makan bareng, ya trus berpelukan...kayak teletubiss hehehe,
gak pernah kok trus bunuh2an atau bom2an :)...daripada gontok2an di
negara orang, di China lagi, dimana muslim adalah minoritas, mendingan
kumpul dan bersatu, saling bantu....syukur2 bisa mengislamkan orang
china.

yowis gitu aja.....kalo ada yg mau berbagi ilmu lagi mengenai usap2an
itu setelah sholat dan berdoa, monggo...aku juga pengen ngerti lebih
lanjut....malah penasaran jadinya....maklum, ilmunya gak ada...beda dg
suhu dan master2 disini hehehe...


Salam,
Erwin


2011/4/22 <aendangzr@yahoo.co.id>:
> Makasih juga mas erwin sharing tentang cara2 orang2 dari bangsa lain yg bisa bareng beribadah dgn mas erwin.
> Saya hanya menginformasikan apa yg sudah umum ketahui dan hal ini memang akan selalu menjadi kontroversi,kalau ada rekan2 yg menyanggah tentunya saya bukan ahlinya.
> Dalam hal ini saya tidak ikut menetapan hukumnya bid'ah,akan tetapi saya hanya sebastas mengikuti tatacara yg terdapat dalam hujjah sperti di artikel ini.
>
> Salam
>
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> -----Original Message-----
> From: Erwin Bayu Aji <erwinbayu@gmail.com>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Fri, 22 Apr 2011 08:25:13
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] KELEMAHAN HADITS-HADITS Tentang Mengusap Muka Dengan
>  Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a
>
> Makasih Info-nya mas....
>
> Sekedar sharing aja, disini di China, setiap kali saya sholat, dan
> bersama dg temen2 dari Pakistan, China, India, Middle East spt Arab,
> Jordan, Yaman, Irak/Iran, memang mereka juga gak pernah sama sekali
> mengerjakan point2 diatas, dari kesimpulan tsb. -just FYI.
>
> Nanti InshaAllah jumatan lagi bareng dg mereka, dipastikan lagi deh
> hehehhee..biar semua jelas :)
>
> Moga2 kita bisa mendapat banyak ilmu dari hal2 kecil spt ini, memulai
> semuanya dg benar dan lulus, daripada ribut ae gak ono juntrunge :)
>
>
> Salam,
> Erwin
>
> 2011/4/22  <aendangzr@yahoo.co.id>:
>>
>> Kesimpulan
>> 1.  Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a. Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya.
>> 2.  Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH.
>> 3.  Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah sah.
>> 4.  Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat.
>>
>>
>> http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/210
>>
>>
>>
>> KELEMAHAN HADITS-HADITS Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a
>>
>> Oleh Abdul Hakim bin Amir Abdat          Pendahuluan.
>>
>> Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila telah selesai berdo'a, kemudian mereka mengusap muka mereka dengan kedua telapak tangannya. Mereka yang mengerjakan demikian itu, ada yang sudah mengetahui dalilnya, tapi mereka tidak mengetahui derajat dari dalil tersebut. Apakah sah datang dari Nabi shallallau 'alaihi wa sallam atau tidak .? Ada juga yang mengerjakan karena ikut-ikutan (taklid) saja.    Oleh karena itu jika ada orang bertanya kepada saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : "Adakah dalilnya tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a, dan bagaimana derajatnya, sah atau tidak dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..? Maka saya menjawab ; "Bahwa tentang dalilnya ada beberapa riwayat yang sampai kepada kita, tapi tidak satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam".   Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini, mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi saudara-saudara.     Hadist Pertama  "Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ;'Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : Apabila engkau meminta (berdo'a) kepada Allah, maka hendaklah engkau berdo'a dengan kedua telapak tanganmu, dan janganlah engkau berdo'a dengan kedua punggungnya. Maka apabila engkau telah selesai berdo'a, maka usaplah mukamu dengan kedua telapak tanganmu". (Riwayat Ibnu Majah No. 1181 & 3866). Hadits ini derajatnya sangatlah LEMAH/DLO'IF. Karena di sanadnya ada orang (rawi) yang bernama SHALIH BIN HASSAN AN-NADLARY. Para ahli hadits melemahkannya sebagaimana tersebut dibawah ini.  1.  Kata Imam Bukhari : Munkarul Hadits (orang yang diingkari hadits/riwayatnya). 2.  Kata Imam Abu Hatim : Munkarul Hadits, Dlo'if. 3.  Kata Imam Ahmad bin Hambal : Tidak ada apa-apanya (maksudnya : lemah). 4.  Kata Imam Nasa'i : Matruk (orang yang ditinggalkan haditsnya). 5.  Kata Imam Ibnu Ma'in : Dia itu Dlo'if. 6.  Imam Abu Dawud telah pula melemahkannya.     [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid 2 halaman 291, 292).   Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dari jalan Ibnu Abbas, tapi di sanadnya ada seorang rawi yang tidak disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits disebut rawi MUBHAM). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah berkata : "Hadits inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini, dari Muhammad bin Ka'ab al-Quradziy (tapi) SEMUANYA LEMAH. Dan ini jalan yang semisalnya, dan ia (hadits Ibnu Abbas) juga lemah". (Baca : Sunan Abi Dawud No. 1485).     Hadits Kedua   Telah diriwayatkan oleh Saa-ib bin Yazid dari bapaknya (Yazid) :  "Artinya : Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau berdo'a mengangkat kedua tangannya, (setelah selesai) beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tanganya". (Riwayat : Imam Abu Dawud No. 1492). Sanad hadits inipun sangat lemah, karena di sanadnya ada rawi-rawi :  1.  IBNU LAHI'AH, seorang rawi yang lemah. 2.  HAFSH BIN HASYIM BIN 'UTBAH BIN ABI WAQQASH, rawi yang tidak diketahui/dikenal (majhul).     [Baca : Mizanul 'Itidal jilid I hal. 569].     Hadits Ketiga.   Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata :  "Artinya : Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila mengangkat kedua tangannya waktu berdo'a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya) itu sehingga beliau mengusap mukanya lebih dahulu dengan kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Tirmidzi). Hadits ini sangat lemah, karena disanadnya ada seorang rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL-JUHANY.  1.  Dia ini telah dilemahkan oleh Imam-imam : Abu Dawud, Abu Hatim dan Daruquthni. 2.  Imam Al-Hakim dan Nasa'i telah berkata : Ia telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash-Shadiq hadits-hadits palsu.     [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid I hal. 598 dan Tahdzibut-Tahdzib jilid III hal. 18-19]   Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : "Adapun tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya diwaktu berdo'a, maka sesungguhnya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya (sesudah berdo'a), maka tidak ada padanya (hadits yang shahih lagi banyak), kecuali satu-dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan tentang bolehnya) dengan keduanya". [Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid 22 hal. 519].   Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata : Bahwa perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih lagi banyak, ini memang sudah betul dan tepat. Bahkan hadits-haditsnya dapat mencapai derajat mutawatir karena telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat.   Dibawah ini saya akan sebutkan sahabat yang meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya.  1.  Oleh Abu Humaid (Riwayat Bukhari & Muslim). 2.  Oleh Abdullah bin Amr bin Ash (Riwayat Bukhari & Muslim). 3.  Oleh Anas bin Malik (Riwayat Bukhari) tentang Nabi berdo'a diwaktu perang Khaibar dengan mengangkat kedua tangannya. 4.  Oleh Abu Musa Al-Asy'ari (Riwayat Bukhari dan lain-lain). 5.  Oleh Ibnu Umar (Riwayat Bukhari). 6.  Oleh Aisyah (Riwayat Muslim). 7.  Oleh Abu Hurairah (Riwayat Bukhari). 8.  Oleh Sa'ad bin Abi Waqqash (Riwayat Abu Dawud). Dan lain-lain lagi shahabat yang meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya di berbagai tempat. Semua riwayat di atas (yaitu : tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a mengangkat kedua tangannya) adalah merupakan FI'IL (perbuatan) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun yang merupakan QAUL (perkataan/sabda) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada di riwayatkan oleh Malik bin Yasar (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :  "Artinya : Apabila kamu meminta (berdo'a) kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya dengan telapak tangan kamu, dan janganlah kamu meminta kepada-nya dengan punggung (tangan)". (Shahih Riwayat : Abu Dawud No. 1486). Kata Ibnu Abbas (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).  "Artinya : Permintaan (do'a) itu, yaitu : Engkau mengangkat kedua tanganmu setentang dengan kedua pundakmu". (Riwayat Abu Dawud No. 1486). Adapun tentang tambahan "mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a" telah kita ketahui, semua riwayatnya sangat lemah dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang sunahnya itu hanya mengangkat kedua telapak tangan waktu berdoa.   Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat kedua tangan waktu berdo'a.  "Artinya :Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Allah itu Baik, dan Ia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah perintahkan mu'minim sebagaimana Ia telah perintahkan Rasul, Ia berfirman : "Wahai para Rasul !.. Makanlah dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku dengan apa-apa yang kamu kerjakan maha mengetahui ". (Al-Mu'minun : 51). Dan Ia telah berfirman (pula) : "Wahai orang-orang yang beriman !. Makanlah dari yang baik-baik apa-apa yang Kami rizkikan kepada kamu". (Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang seseorang yang mengadakan perjalanan jauh dengan rambut kusut-masai dan berdebu. (orang tersebut) mengangkat kedua tangannya ke langit (berdo'a) : Ya Rabbi ! Ya Rabbi ! (Kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selanjutnya) : "Sedangkan makanannya haram dan minumannya haram dan pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana dapat dikabulkan (do'a) nya itu". (Shahih Riwayat Muslim 3/85). Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya mengangkat kedua tangan waktu berdo'a (hukumnya sunat). Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menceritakan tentang seseorang yang berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya ke langit. Orang tersebut tidak dikabulkan do'anya karena : Makanan, minuman, pakaiannya, dan diberi makan dari barang yang haram atau hasil yang haram.     Kesimpulan  1.  Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a. Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya. 2.  Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH. 3.  Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah sah. 4.  Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat.
>> Sent from BlackBerry® on 3
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Thursday, April 21, 2011

[Milis_Iqra] Talak Bagian 3 (Sebab Talak: Nusyuz) - 2

Maraji':

Ahkaam al-Janaaiz wa Bidaa'uha, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, cet. Maktabah al-Ma'arif, Riyadh

Al-Wajiz (Edisi Terjemah), Syaikh 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, cet. Pustaka as-Sunnah, Jakarta

Do'a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, cet. Pustaka Imam asy-Syafi'i, Jakarta

Ensiklopedi Fiqh Wanita, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, cet. Pustaka Ibnu Katsir, Bogor

Ensiklopedi Islam al-Kamil, Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-Tuwaijiri, cet. Darus Sunnah, Jakarta

Ensiklopedi Larangan Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah, Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, cet. Pustaka Imam asy-Syafi'i, Jakarta

Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Lajnah ad-Daimah lil Ifta', cet. Darul Haq, Jakarta

Meniru Sabarnya Nabi, Syaikh Salim bin 'Ied Al-Hilali, cet. Pustaka Darul Ilmi, Jakarta

Panduan Keluarga Sakinah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, cet. Pustaka at-Taqwa, Bogor

Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin 'Abdir Razzaq, cet. Pustaka Ibnu Katsir, Bogor

Penyimpangan Kaum Wanita, Syaikh 'Abdullah bin 'Abdurrahman al-Jibrin, cet. Pustaka Darul Haq, Jakarta

Pernikahan dan Hadiah Untuk Pengantin, Abdul Hakim bin Amir Abdat, cet. Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta

Shahiih Fiqhis Sunnah, Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, cet. Maktabah at-Taufiqiyyah, Kairo

Subulus Salam (Edisi Terjemah), Imam Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan'ani, cet. Darus Sunnah, Jakarta

Syarah Al-Arba'uun Al-Uswah Min al-Ahaadiits Al-Waaridah fii An-Niswah, Manshur bin Hasan al-Abdullah, cet. Daar al-Furqan, Riyadh

Syarah Riyaadhush Shaalihiin, Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin, cet. Daar al-Wathaan, Riyadh

Syarah Riyadhush Shalihin (Edisi Terjemah), Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, cet. Pustaka Imam asy-Syafi'i, Bogor

'Umdatul Ahkaam, Syaikh 'Abdul Ghani al-Maqdisi, cet. Daar Ibn Khuzaimah, Riyadh


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Talak Bagian 3 (Sebab Talak: Nusyuz) - 1

From muslimah.co.id
--
Talak Bagian 3 (Sebab Talak: Nusyuz)

D. Sebab-Sebab Terjadinya Perpisahan
Hampir tidak kita dapati sebuah kehidupan rumah tangga yang terbebas dari masalah dan konflik. Namun bukan berarti, ketika terjadi masalah boleh dibiarkan, tanpa ada upaya perbaikan. Islam sangat menganjurkan kepada suami dan istri untuk mengatasi berbagai macam masalah yang muncul dalam kehidupan rumah tangga. Disamping itu, islam juga mengajarkan berbagai solusi yang terbaik di saat benih-benih perpecahan mulai muncul. [Lihat Terj. Al-Wajiz (hal. 607)]

Ada banyak hal yang dapat memicu terjadinya perceraian, meskipun pada akhirnya perceraian tidak sampai terjadi, akan tetapi hal-hal tersebut patut untuk diketahui agar kelak kita dapat mengantisipasi. Di antara sebab yang bisa memicu perceraian antara lain:

1. Nusyuz (النشوز )

Nuzyuz menurut bahasa adalah tempat yang tinggi. Sedangkan nusyuz menurut istilah adalah pembangkangan (kedurhakaan) yang dilakukan seorang istri kepada suami, terkait dengan kewajiban istri kepada suaminya. Seakan-akan si istri merasa lebih tinggi dan menyombongkan diri kepada suaminya. [Lihat Al-Misbaahul Muniir (II/605), Mughni Al-Muhtaaj (III/259), Al-Mughni (VII/46), Shahiih Fiqh Sunnah (III/223), Ensiklopedi Fiqh Wanita (II/368), dan Panduan Keluarga Sakinah (hal. 291)]

Seorang wanita diharamkan melakukan nusyuz kepada suaminya. Allah Ta'ala telah menetapkan beberapa hukuman bagi seorang wanita yang berbuat nusyuz kepada suaminya:

Allah Ta'ala berfirman,

… وَالَّتِى تَخَافُونَ نُشُوزَ هُنَّ فَعِظُوهُنَّ واهْجُرُوهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْنَّ سَبِيْلًاۗ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا۝

"… Wanita-wanita yang kamu khawatirkan berbuat nusyuz, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." (Qs. An-Nisaa': 34)

Diantara bentuk-bentuk sikap nusyuz seorang istri kepada suami adalah tidak berhijab di depan laki-laki yang bukan mahramnya, melalaikan hak Allah Ta'ala, bermuka masam ketika bertemu dengan suami, berkata-kata kasar kepada suami, menolak ajakan suami untuk berjima' (bersetubuh) tanpa alasan yang syar'i, dan sikap-sikap lain yang bertentangan dengan akhlakul karimah.

Hendaklah para istri yang beriman kepada Allah Ta'ala betul-betul menaruh perhatian yang besar terhadap hak-hak suaminya, karena suaminya merupakan pintu surga dan nerakanya. Hendaknya sang istri berusaha mencari keridhaan sang suami. Sebagaimana pesan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada bibinya Hushain bin Mihshan ketika beliau bertanya kepadanya, "Apakah engkau telah bersuami?" Ia menjawab, "Sudah." Beliau bertanya lagi, "Bagaimana sikapmu kepada suamimu?" Ia menjawab, "Aku tidak pernah mengurangi (hak)nya kecuali yang aku tidak mampu mengerjakannya."

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya,

فَانْطُرِيْ أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّمَا هُوَجَنَّتُكِ و نَارُكِ .

"Perhatikanlah, kedudukanmu di sisinya, karena sesungguhnya dia (suamimu itu) adalah Surgamu dan Nerakamu." [Hadits shahih. Riwayat Ahmad (IV/341), al-Hakim (II/189), An-Nasa'i dalam 'Isyratin Nisaa' (no. 76-83), Ibnu Abi Syaibah (VI/233 no. 17293), dan Al-Baihaqi (VII/291)]

Namun, apabila suami melihat tanda-tanda nuzyuz dari istrinya, maka hendaklah dia mengobatinya dengan cara berikut:

1.Menasehati istrinya

Pengobatan pertama yang dapat dilakukan dengan perkataan yang lemah lembut, mengingatkan istrinya bahwa Allah Ta'ala mewajibkan dirinya untuk mentaati suami dalam hal kebaikan dan tidak menyelisihinya, memotivasi istrinya untuk meraih pahala dengan mentaati suami, dan menakuti-nakutinya dengan siksa dan adzab Allah Ta'ala yang akan menimpa dirinya apabila dia bersikap durhaka kepada suami.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda,

وَاسْتَو صُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا ، فَإِنَّـهُـنَّ خُلِقْـنَ مِنْ ضِلَعٍ ، وَإِنَّ أَعْـوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعٍ أَعْلاَهُ ، فَإِنْ ذَهَـبْتَ تُـقِيْمُهُ كَـسَرْتَهُ ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَـمْ يَـزَلْ أَعْـوَجَ ، فَاسْتَـوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْـرًا .

"Berwasiatlah dengan baik terhadap wanita. Sebab wanita diciptakan dari tulang rusuk dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika engkau (memaksa untuk) meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau membiarkannya (tetap dalam keadaan bengkok), maka ia akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berwasiatlah dengan baik terhadap wanita." [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 5186) dan Muslim (no. 1468 (60)), dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Dalam riwayat lain juga disebutkan,

إِنَّ الْمَـرْأَةَ خُلِـقَـتْ مِنْ ضِلَعٍ ، لَنْ تَـسْتَـقِيـمَ لَـكَ عَـلَى طَرِيْـقَـةٍ ، فَإِنِ اسْـتَمْـتَعْـتَ بِهَا اِسْـتَمْـتَعْـتَ بِهَا وَ بِهَا عَـوَجٌ ، وَإِنْ ذَهَـبْتَ تُـقِيْـمُهَا كَـسَرْ تَهَا وَكَـسْرُهَا طَلاَقُهَا .

"Sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dia tidak akan pernah berlaku lurus terhadapmu di atas satu jalan. Jika engkau bersenang-senang dengannya, engkau dapat bersenang-senang dengannya, tetapi padanya terdapat kebengkokan. Jika engkau berusaha untuk meluruskannya, berarti engkau mematahkannya, dan mematahkannya itu berarti (engkau) menceraikannya." [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 5184) dan Muslim (no. 1468 (61)), dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata dalam kitabnya Syarah Riyaadhush Shaalihiin (III/117), "Seseorang dapat bersenang-senang dengan seorang wanita (yakni istrinya), meski padanya terdapat kebengkokan. Dan manakala suami hendak meluruskannya, maka dikhawatirkan ia akan mematahkannya, dan mematahkannya berarti ia menceraikan istrinya. Karena suami tidak dapat mengusahakan istrinya untuk berlaku lurus dalam menuruti semua nasihatnya. Maka ketika itulah suami akan merasa bosan dalam menasihati istrinya sehingga dia akan menceraikan istrinya. Padahal, seorang suami tidak mungkin akan mendapatkan wanita yang seratus persen selamat dari kekurangan, bagaimana pun juga keadaannya."

Apabila dengan cara ini, istri dapat langsung memahami dan kembali mentaati suami, maka janganlah suami mengacuhkannya dan memukulnya. Namun, apabila istri masih tetap berlaku nusyuz, maka suami dianjurkan untuk mencoba cara kedua, yaitu:

2.Pisah ranjang

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

اسْتَوْصُوْا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٌ عِنْدَكُمْ، لَيْسَ تَمْلِكُوْنَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذَلِكَ، إِلَّا أَنْ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ، فَإِنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوْهُنَّ فِي الْمَضَاجِعْ، وَاضْرِبُوْهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَمُبَرِّحٍ .

"Berilah wasiat kepada istri dengan cara yang baik, sebab mereka itu (ibarat) tahanan di sisi kalian. Kalian tidak berkuasa atas mereka sedikit pun selain itu (wasiat di atas kebaikan), kecuali jika mereka melakukan perbuatan keji secara terang-terangan. Jika mereka melakukannya, maka tinggalkanlah mereka di tempat tidur dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti." [Hadits hasan li ghairihi. Riwayat Tirmidzi (no. 1163) dan Ibnu Majah (no. 1851) dengan syahid (penguat) dari riwayat Ahmad (V/72), dari 'Amr bin Al-Ahwash radhiyallahu 'anhu]

Hendaklah suami memperingatkan istrinya yang tetap berlaku nusyuz bahwa dia akan mengacuhkannya (hajr), tidak menggaulinya, dan tidak akan bersanding di dekatnya. Sehingga apabila wanita tersebut termasuk istri yang tidak tahan apabila ditinggal oleh suaminya, maka dia akan cepat merubah sikapnya, dan itulah yang diharapkan. Namun, apabila istri mengabaikan peringatan suaminya ini, maka hendaklah suaminya benar-benar menjauhi istrinya dengan cara apa saja yang disukainya dan disesuaikan dengan keadaan istri yang dapat membuat istrinya jera dari kedurhakaannya. Misalkan, dengan tidak mencampuri istri, tidak mengajaknya bicara, tidak tidur disampingnya, dan hal-hal lain yang semisal dengannya. [Lihat Al-Badaa'i (II/334), Manhul Jaliil (II/176), Mughni Al-Muhtaaj (III/259), Al-Mughni (VII/46), Ahkaamul Mu'aasyarah Al-Jauziyah (hal. 292), Shahiih Fiqh Sunnah (III/225), Ensiklopedi Fiqh Wanita (II/370), dan Panduan Keluarga Sakinah (hal. 293)]

Seorang suami dapat mengacuhkan istrinya tersebut selama yang dia inginkan sampai istrinya menyadari kesalahannya dan mau bertaubat. Namun, janganlah seorang suami memboikot istrinya kecuali di dalam rumahnya. Supaya hukuman yang diberikan kepada istri tidak diketahui orang lain. Karena hal ini dapat menimbulkan penghinaan bagi istri dengan merasa direndahkan harga dirinya. Bahkan bisa jadi membuat sang istri semakin durhaka. Jangan pula menunjukkannya di hadapan anak-anaknya, karena hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada jiwa mereka. [Lihat (hal. 610), (III/225) dan (II/371)]

Apabila cara kedua ini tidak juga efektif untuk menyadarkan istri yang durhaka, maka suami dapat melakukan cara yang ketiga, yaitu:

3. Memukul istrinya

Ini adalah langkah 'pamungkas' yang dapat dilakukan oleh suami demi mengobati kedurhakaan istrinya, jika nasihat dan pemboikotan tidak membuahkan hasil. Akan tetapi perlu diperhatikan, islam menetapkan beberapa persyaratan bagi suami yang hendak menerapkan cara ini kepada istrinya, agar tidak disalahgunakan. Diantara persyaratannya adalah sebagai berikut::

a. Pukulan tersebut bukanlah pukulan yang menyakitkan, seperti pukulan yang dapat mematahkan tulang, membuat cacat, atau meninggalkan bekas. Karena tujuan utama pukulan ini adalah untuk mendidik, bukan untuk menyakiti dan melukai. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala,

… وَاضْـرِبُـوهُـنَّ ۖ…

"… dan (kalau perlu) pukullah mereka…" (Qs. An-Nisaa': 34)

Pukulan yang dimaksudkan dalam ayat di atas adalah pukulan yang tidak melukai fisik. Karena tujuan utama dilakukannya pukulan ini adalah memberikan hukuman yang diharapkan dapat 'mematahkan jiwa' sehingga membuatnya menyadari kesalahannya.

Catatan penting:

Sebagian suami yang masih awam akan ilmu agama tentang adab bergaul antara suami istri, menjadikan metode perbaikan ini (pukulan) sebagai kebiasaan. Mereka tidak menjadikan metode ini sebagai sarana perbaikan, melainkan mereka merubah tujuan hakikinya menjadi suatu kezhaliman. Bukan pukulan mendidik yang mereka berikan, melainkan siksaan yang membabi buta, yang dimaksudkan sebagai ajang balas dendam atau pelampiasan emosi. Selayaknya bagi para suami untuk menghindari pukulan sebagai metode pendidikan dalam keluarganya, terlebih metode yang diterapkan tersebut sudah jauh menyimpang dari apa yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

b. Tidak memukulnya lebih dari sepuluh kali. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

لَايُجْلَدُ أَحَدٌفَوْقَ عَشَرَةِ أَسْوَاطٍ إِلَّا فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللهِ .

"Tidaklah seseorang dipukul lebih dari sepuluh pukulan kecuali ketika menegakkan hadd (hukuman) yang ditentukan Allah." [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 6848) dan Muslim (no. 1708), dari Abu Burdah Al-Anshari radhiyallahu 'anhu]

c. Tidak memukul wajah istri (menampar dan sejenisnya) dan bagian-bagian yang dapat mematikan, karena itu merupakan hak istri atas suaminya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang hak istri atas suaminya,

أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعَمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ وَلَا تَضْرِبُ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ .

"Diantara kewajibanmu (para suami) kepada mereka (para istri): engkau memberinya makan ketika engkau makan, dan engkau memberinya pakaian ketika engkau berpakaian, dan janganlah engkau memukul wajahnya, dan jangan pula menghinanya, dan jangan pula meng-hajr (memboikot) dirinya kecuali di dalam rumah." [Hadits shahih. Riwayat Abu Dawud (VI/180 no. 2128), Ibnu Majah (I/593 no. 1850), dan Ahmad (IV/447), dari Mu'awiyah bin Hairah radhiyallahu 'anhu]

Melanggar larangan dalam hadits di atas merupakan tindakan kedzliman dan pelecehan terhadap seorang wanita. Selain itu, hal tersebut dapat menyakiti dan merusak badan dan jiwanya. Jika seorang suami melakukannya, maka dia telah melakukan suatu tindakan kriminal, yang karenanya si istri boleh meminta talak dan qishash (hukuman setimpal). [Lihat Shahiih Fiqh Sunnah (III/227) dan Ensiklopedi Fiqh Wanita (II/374)]

d. Suami harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa pukulannya terhadap sang istri dapat membuat istrinya jera. Karena pukulan tersebut hanyalah merupakan sarana untuk mendidik dan memperbaiki akhlak istri. Sebaliknya, pukulan ini tidaklah disyari'atkan ketika suami berkeyakinan bahwa tujuan untuk memperbaiki akhlak istri tidak akan tercapai dengan cara ini. Dalam kondisi semacam ini, dimana pukulan justru dikhawatirkan akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan rumah tangganya, maka janganlah suami tersebut memukul istrinya. [Lihat Manhul Jaliil (II/176), Mughni Al-Muhtaaj (III/260), Shahiih Fiqh Sunnah (III/227), Ensiklopedi Fiqh Wanita (II/374), dan Panduan Keluarga Sakinah (hal. 294)]

e. Suami harus menghentikan pukulan ketika si istri telah mentaatinya. Berdasarkan firman Allah Ta'ala,

… وَاضْرِبُوهُنَّۖۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًاۗ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا۝

"…dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." (Qs. An-Nisaa': 34)

Nusyuz juga terkadang terjadi pada pihak suami, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala,

وَإِنِ امْرَاَةٌ خَافَتْ مِنْ بَعْلِهَا نُشُوْزًا اَوْإِعْرَاضًا فَلَاجُنَاحَ عَلَيْهِمَآ اَنْ يُّصْلِحَا بَيْنَهُمَا صُلْحًاۗ وَالصُّلْحُ خَيْرٌۗ …

"Dan jika seorang wanita khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).." (Qs. An-Nisaa': 128)

Sesungguhnya hati dan perasaan manusia ibarat perkiraan cuaca yang selalu berubah-ubah. Sementara islam merupakan manhajul hayah (pedoman hidup) yang dapat diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam masalah hati dan cinta.

Ketika seorang istri merasa khawatir akan kehilangan perhatian dan kasih sayang dari suaminya yang dapat membawanya kepada perceraian. Atau dia merasa ditinggalkan oleh suaminya begitu saja tanpa ada kepastian, sehingga posisinya terkatung-katung, apakah masih menjadi istrinya atau sudah diceraikan, maka hendaklah seorang istri memberi toleransi kepada suami dengan merelakan sebagian hak-haknya atas suami. Seperti kesediaannya jika nafkahnya dikurangi atau kesediaannya mengurangi giliran bermalam suami, jika suami beristri lebih dari satu. Apabila seorang istri melihat hal ini dengan hati nuraninya, maka dia akan mengetahui dengan pengetahuan yang yakin bahwa inilah jalan yang lebih baik dan lebih mulia baginya daripada harus diceraikan oleh suaminya.

Namun, apabila sikap nusyuz suami adalah berupa kemaksiatan kepada Allah, seperti tidak melaksanakan shalat, meminum khamr (minuman keras), menjadi pecandu narkoba, berjudi, dan semisalnya. Sementara istri sudah tidak mampu lagi untuk bersamanya dan dia mengkhawatirkan akan kehormatan dan kesucian dirinya, maka dia boleh meminta cerai pada suaminya dengan jalur khulu'.

bersambung insyaallah

***
Artikel muslimah.or.id
Penyusun: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
Muraja'ah: Ustadz Ammi Nur Baits


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Cukup Mengusap Sebagian Kepala

Bagaimana dengan rekan2?

Regards
Whe-en

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Tegar Di Atas Sunnah <mudha.keren@gmail.com>
Sender: noreply+feedproxy@google.com
Date: Fri, 22 Apr 2011 06:27:56 +0000
To: <whe.en9999@gmail.com>
Subject: Tegar Di Atas Sunnah

Tegar Di Atas Sunnah


Cukup Mengusap Sebagian Kepala

Posted: 21 Apr 2011 05:00 PM PDT

المحلى – (2 / 52) المحلى – (2 / 53)
* وأما قولنا في مسح الرأس فان الناس اختلفوا.

Manusia berselisih pendapat mengenai mengusap kepala.

فقال مالك بعموم مسح الرأس في الوضوء،

Imam Malik mengharuskan mengusap seluruh rambut kepala dalam wudhu.

وقال أبو حنيفة يمسح من الرأس فرضا مقدار ثلاث أصابع، وذكر عنه تحديد الفرض مما يمسح من الرأس بأنه ربع الرأس وأنه ان مسح رأسه بأصبعين أو بأصبع لم يجزه ذلك، فان مسح بثلاث أصابع أجزأه،

Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah usapan kepala yang wajib adalah sekedar usapan dengan menggunakan tiga jari. Disebutkan dari Abu Hanifah bahwa batasan minimal yang diusap ketika mengusap kepala adalah seperempat bagian dari rambut kepala dan jika seorang itu mengusap kepalanya hanya dengan menggunakan dua jari atau satu jari maka usapannya tersebut tidak sah. Namun jika menggunakan tiga jari maka sah.

وقال سفيان الثوري: يجزئ من الرأس مسح بعضه ولو شعرة واحدة، ويجزئ مسحه باصبع وببعض أصبع،

Sedangkan Sufyan ats Tsauri berpendapat bahwa mengusap sebagian kepala itu sah meski hanya satu helai rambut saja. Demikian pula sah hukumnya mengusap dengan hanya menggunakan satu jari ataupun kurang dari satu jari.

وحد أصحاب الشافعي ما يجزئ من مسح الرأس بشعرتين، ويجزئ بأصبع وببعض أصبع وأحب ذلك إلى الشافعي العموم بثلاث مرات،

Sedangkan batasan minimal usapan kepala yang ditetapkan oleh Syafiiyyah adalah dua helai rambut kepala dan sah hukumnya mengusap kepala hanya dengan menggunakan satu jari atau pun kurang dari satu jari. Akan tetapi yang lebih disukai oleh Imam Syafii adalah mengusap seluruh kepala sebanyak tiga kali.

وقال أحمد بن حنبل يجزئ المرأة أن تمسح بمقدم رأسها

Adapun Imam Ahmad, beliau berpendapat bahwa sah hukumnya bagi wanita jika dia hanya mengusap bagian depan kepalanya saja.

وقال الاوزاعي والليث: يجزئ مسح مقدم الرأس فقط ومسح بعضه كذلك،

Sedangkan Auzai dan al Laits berpendapat sahnya mengusap hanya bagian depan kepala atau pun mengusap sebagian kepala saja.

وقال داود: يجزئ من ذلك ما وقع عليه اسم مسح، وكذلك بما مسح من أصبع أو أقل أو أكثر وأحب إليه العموم ثلاثا وهذا هو الصحيح،

Sedangkan Daud azh Zhahiri berpendapat bahwa minimal usapan kepala yang sah adalah yang bisa disebut usapan baik yang alat yang digunakan untuk mengusap adalah satu jari atau kurang dari satu jari ataupun lebih dari satu jari (yang penting asalkan masih bisa disebut mengusap, pent).

وأما الاقتصار على بعض الرأس فان الله تعالى يقول (وامسحوا برءوسكم)

Dalil bolehnya mengusap sebagian rambut kepala adalah firman Allah yang artinya, "Dan usaplah kepalamu".

والمسح في اللغة التي نزل بها القرآن هو غير الغسل بلا خلاف،

Dalam bahasa Arab yang merupakan bahasa al Qur'an 'mengusap' itu berbeda pengertiannya dengan 'membasuh'. Ini adalah satu hal yang tidak diperselisihkan.

والغسل يقتضى الاستيعاب، والمسح لا يقتضيه *

'Membasuh' itu harus bersifat menyeluruh. Sedangkan 'usapan' itu tidak harus menyeluruh.

حدثنا حمام بن أحمد ثنا عباس بن أصبغ ثنا محمد بن عبد الملك بن أيمن ثنا عبد الله بن أحمد بن حنبل ثنا أبى ثنا يحيى بن سعيد القطان ثنا التيمى هو سليمان – عن بكر بن عبد الله المزني عن الحسن – هو البصري – عن ابن المغيرة ابن شعبة – هو حمزة – عن أبيه: (ان رسول الله صلى الله عليه وسلم توضأ فمسح بناصيته ومسح على الخفين والعمامة) *

Dari Hamzah bin al Mughirah bin Syu'bah dari ayahnya (al Mughirah bin Syu'bah), sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika berwudhu dan beliau hanya mengusap ubun-ubun plus sorban dan mengusap sepatu.

حدثنا عبد الله بن ربيع ثنا محمد بن اسحاق ثنا ابن الاعرابي ثنا أبو داود ثنا مسدد عن المعتمر بن سليمان التيمى قال: سمعت أبى يحدث عن بكر بن عبد الله المزني عن الحسن عن ابن المغيرة بن شعبة عن أبيه: (أن رسول الله (1) صلى الله عليه وسلم كان يمسح على الخفين وعلى ناصيته وعلى عمامته) قال بكر: وقد سمعته من ابن المغيرة:

Dari al Mughirah bin Syu'bah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu sering kali ketika berwudhu hanya mengusap sepatu dan mengusap ubun-ubun plus sorban.

وممن قال بهذا جماعة من السلف،

Berikut ini adalah sejumlah ulama salaf yang membolehkan mengusap sebagian kepala saja.

روينا عن معمر عن أيوب السختياني عن نافع عن ابن عمر: أنه كان يدخل يده في الوضوء فيمسح به مسحة واحدة، اليافوخ فقط.
ورويناه أيضا من طريق عبيد الله بن عمر عن نافع عن ابن عمر.

Dari Nafi' bahwasanya Ibnu Umar memasukkan tangannya ke dalam air wudhu lalu tangan tersebut beliau pergunakan untuk mengusap ubun-ubun saja sebanyak satu kali usapan.

وعن حماد بن سلمة عن هشام بن عروة عن فاطمة بنت المنذر بن الزبير: أنها كانت تمسح عارضها الايمن بيدها اليمنى، وعارضها الايسر بيدها اليسرى من تحت الخمار،

Dari Hisyam bin 'Urwah bahwasanya Fathimah binti al Mundzir bin az Zubair mengusap rambut kepala sisi kanan dengan menggunakan tangan kanan dan rambut kepala sisi kiri dengan menggunakan tangan kiri. Ini semua dilakukan dari balik kerudung.

وفاطمة هذه أدركت جدتها أسماء بنت أبى بكر رضى الله عنها وروت عنها.

Fathimah ini menjumpai neneknya yaitu Asma binti Abu Bakr dan meriwayatkan hadits darinya.

وعن وكيع عن قيس عن أبي هاشم عن النخعي قال: إن أصاب هذا يعنى مقدم رأسه وصدغيه أجزأه يعنى في الوضوء

Ibrahim an Nakhai mengatakan, "Jika bagian depan kepala dan kedua pelipis (pelipis adalah antara mata sampai telinga, pent) sudah diusap maka itu sudah sah dalam wudhu".

وعن وكيع عن اسماعيل الازرق عن الشعبى قال: ان مسح جانب رأسه أجزأه.

Asy Sya'bi mengatakan, "Jika seorang itu sudah mengusap satu sisi kepalanya maka itu sudah sah".

وروى أيضا عن عطاء وصفية بنت أبى عبيد وعكرمة والحسن وأبي العالية وعبد الرحمن بن أبي ليلى وغيرهم *

Demikian pula terdapat riwayat dari Atha bin Abi Rabah, Shofiyah binti Abu 'Ubaid, Ikrimah, al Hasan al Bashri, Abul 'Aliyah, Abdurrahman bin Abi Laila dll yang menunjukkan bahwa beliau-beliau membolehkan mengusap sebagian kepala dalam wudhu.

قال أبو محمد: ولا يعرف عن أحد من الصحابة رضى الله عنهم خلاف لما رويناه عن ابن عمر في ذلك،

Tidak dijumpai adanya shahabat yang menyelisihi pendapat Ibnu Umar yang membolehkan mengusap sebagian kepala.

ولا حجة لمن خالفنا فيمن روى عنه من الصحابة وغيرهم مسح جميع رأسه، لاننا لا ننكر ذلك بل نستحبه، وانما نطالبهم بمن أنكر الاقتصار على بعض الرأس في الوضوء فلا يجدونه

Tidak terdapat alasan kuat bagi orang yang menyelisihi pendapat kami ini. Mereka beralasan dengan perbuatan shahabat atau yang lainnya yang mengusap semua rambut kepala. Ini bukanlah alasan yang kuat karena kami tidak melarang mengusap seluruh kepala bahkan kami menilai bahwa mengusap seluruh kepala adalah amalan yang dianjurkan. Hanya saja kami menuntut mereka agar mendatangkan riwayat dari shahabat yang menyalahkan tindakan mengusap sebagian kepala ketika berwudhu dan mereka tidak akan mendapatkannya.

قال علي: ومن خالفنا في هذا فانهم يتناقضون، فيقولون في المسح على الخفين: إنه خطوط لا يعم الخفين، فما الفرق بين مسح الخفين ومسح الرأس وأخرى؟.

Orang-orang yang menyelisihi kami dalam masalah ini adalah orang-orang yang terjatuh dalam sikap kontradiktif. Dalam masalah mengusap sepatu mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan mengusap sepatu adalah mengusapkan tangan yang jari-jarinya tidak merapat di atas sepatu sehingga usapan tersebut tidak mengenai seluruh bagian atas sepatu. Lantas apa perbedaan mendasar antara mengusap sepatu, mengusap kepala ataupun usapan lainnya?!

وهى أن يقال لهم: ان كان المسح عندكم يقتضى العموم فهو والغسل سواء، وما الفرق بينه

Kita katakan kepada mereka 'Jika mengusap menurut kalian itu bersifat menyeluruh maka mengusap dengan membasuh itu sama saja. Lantas apa perbedaan di antara keduanya?!" [al Muhalla karya Ibnu Hazm tahqiq Ahmad Syakir jilid 2 hal 52-53, cet standar].

Walhasil, pendapat shahabat Nabi adalah hujjah dalam agama dengan tiga syarat:
Pertama, beliau adalah ulama dari kalangan shahabat.
Kedua, pendapat beliau tidaklah bertentangan dengan dalil tegas dari al Qur'an dan sunnah.
Ketiga, tidak ada shahabat lain yang menyelisihi pendapat beliau.
Pendapat Ibnu Umar yang membolehkan mengusap sebagian kepala dalam wudhu memenuhi tiga syarat di atas. Oleh karena itu pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah boleh mengusap sebagian kepala dalam wudhu meski dianjurkan mengusap seluruh kepala sebagaimana perbuatan Nabi.

Artikel www.ustadzaris.com

Sudah membaca yang ini?

Re: [Milis_Iqra] KELEMAHAN HADITS-HADITS Tentang Mengusap Muka DenganKedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Makasih juga mas erwin sharing tentang cara2 orang2 dari bangsa lain yg bisa bareng beribadah dgn mas erwin.
Saya hanya menginformasikan apa yg sudah umum ketahui dan hal ini memang akan selalu menjadi kontroversi,kalau ada rekan2 yg menyanggah tentunya saya bukan ahlinya.
Dalam hal ini saya tidak ikut menetapan hukumnya bid'ah,akan tetapi saya hanya sebastas mengikuti tatacara yg terdapat dalam hujjah sperti di artikel ini.

Salam

Sent from BlackBerry® on 3

-----Original Message-----
From: Erwin Bayu Aji <erwinbayu@gmail.com>
Sender: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Fri, 22 Apr 2011 08:25:13
To: <milis_iqra@googlegroups.com>
Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: Re: [Milis_Iqra] KELEMAHAN HADITS-HADITS Tentang Mengusap Muka Dengan
Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a

Makasih Info-nya mas....

Sekedar sharing aja, disini di China, setiap kali saya sholat, dan
bersama dg temen2 dari Pakistan, China, India, Middle East spt Arab,
Jordan, Yaman, Irak/Iran, memang mereka juga gak pernah sama sekali
mengerjakan point2 diatas, dari kesimpulan tsb. -just FYI.

Nanti InshaAllah jumatan lagi bareng dg mereka, dipastikan lagi deh
hehehhee..biar semua jelas :)

Moga2 kita bisa mendapat banyak ilmu dari hal2 kecil spt ini, memulai
semuanya dg benar dan lulus, daripada ribut ae gak ono juntrunge :)


Salam,
Erwin

2011/4/22 <aendangzr@yahoo.co.id>:
>
> Kesimpulan
> 1.  Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a. Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya.
> 2.  Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH.
> 3.  Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah sah.
> 4.  Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat.
>
>
> http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/210
>
>
>
> KELEMAHAN HADITS-HADITS Tentang Mengusap Muka Dengan Kedua Tangan Sesudah Selesai Berdo'a
>
> Oleh Abdul Hakim bin Amir Abdat          Pendahuluan.
>
> Sering kita melihat diantara saudara-saudara kita apabila telah selesai berdo'a, kemudian mereka mengusap muka mereka dengan kedua telapak tangannya. Mereka yang mengerjakan demikian itu, ada yang sudah mengetahui dalilnya, tapi mereka tidak mengetahui derajat dari dalil tersebut. Apakah sah datang dari Nabi shallallau 'alaihi wa sallam atau tidak .? Ada juga yang mengerjakan karena ikut-ikutan (taklid) saja.    Oleh karena itu jika ada orang bertanya kepada saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) : "Adakah dalilnya tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a, dan bagaimana derajatnya, sah atau tidak dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ..? Maka saya menjawab ; "Bahwa tentang dalilnya ada beberapa riwayat yang sampai kepada kita, tapi tidak satupun yang sah (shahih atau hasan) datangnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam".   Untuk itu ikutilah pembahasan saya di bawah ini, mudah-mudahan banyak membawa manfa'at bagi saudara-saudara.     Hadist Pertama  "Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata ;'Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : Apabila engkau meminta (berdo'a) kepada Allah, maka hendaklah engkau berdo'a dengan kedua telapak tanganmu, dan janganlah engkau berdo'a dengan kedua punggungnya. Maka apabila engkau telah selesai berdo'a, maka usaplah mukamu dengan kedua telapak tanganmu". (Riwayat Ibnu Majah No. 1181 & 3866). Hadits ini derajatnya sangatlah LEMAH/DLO'IF. Karena di sanadnya ada orang (rawi) yang bernama SHALIH BIN HASSAN AN-NADLARY. Para ahli hadits melemahkannya sebagaimana tersebut dibawah ini.  1.  Kata Imam Bukhari : Munkarul Hadits (orang yang diingkari hadits/riwayatnya). 2.  Kata Imam Abu Hatim : Munkarul Hadits, Dlo'if. 3.  Kata Imam Ahmad bin Hambal : Tidak ada apa-apanya (maksudnya : lemah). 4.  Kata Imam Nasa'i : Matruk (orang yang ditinggalkan haditsnya). 5.  Kata Imam Ibnu Ma'in : Dia itu Dlo'if. 6.  Imam Abu Dawud telah pula melemahkannya.     [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid 2 halaman 291, 292).   Imam Abu Dawud juga meriwayatkan dari jalan Ibnu Abbas, tapi di sanadnya ada seorang rawi yang tidak disebut namanya (dalam istilah ilmu hadits disebut rawi MUBHAM). sedang Imam Abu Dawud sendiri telah berkata : "Hadits inipun telah diriwayatkan selain dari jalan ini, dari Muhammad bin Ka'ab al-Quradziy (tapi) SEMUANYA LEMAH. Dan ini jalan yang semisalnya, dan ia (hadits Ibnu Abbas) juga lemah". (Baca : Sunan Abi Dawud No. 1485).     Hadits Kedua   Telah diriwayatkan oleh Saa-ib bin Yazid dari bapaknya (Yazid) :  "Artinya : Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau berdo'a mengangkat kedua tangannya, (setelah selesai) beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tanganya". (Riwayat : Imam Abu Dawud No. 1492). Sanad hadits inipun sangat lemah, karena di sanadnya ada rawi-rawi :  1.  IBNU LAHI'AH, seorang rawi yang lemah. 2.  HAFSH BIN HASYIM BIN 'UTBAH BIN ABI WAQQASH, rawi yang tidak diketahui/dikenal (majhul).     [Baca : Mizanul 'Itidal jilid I hal. 569].     Hadits Ketiga.   Telah diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, ia berkata :  "Artinya : Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila mengangkat kedua tangannya waktu berdo'a, beliau tidak turunkan kedua (tangannya) itu sehingga beliau mengusap mukanya lebih dahulu dengan kedua (telapak) tangannya". (Riwayat : Imam Tirmidzi). Hadits ini sangat lemah, karena disanadnya ada seorang rawi bernama HAMMAD BIN ISA AL-JUHANY.  1.  Dia ini telah dilemahkan oleh Imam-imam : Abu Dawud, Abu Hatim dan Daruquthni. 2.  Imam Al-Hakim dan Nasa'i telah berkata : Ia telah meriwayatkan dari Ibnu Juraij dan Ja'far Ash-Shadiq hadits-hadits palsu.     [Baca : Al-Mizanul 'Itidal jilid I hal. 598 dan Tahdzibut-Tahdzib jilid III hal. 18-19]   Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : "Adapun tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya diwaktu berdo'a, maka sesungguhnya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih (lagi) banyak (jumlahnya). Sedangkan tentang beliau mengusap mukanya dengan kedua (telapak) tangannya (sesudah berdo'a), maka tidak ada padanya (hadits yang shahih lagi banyak), kecuali satu-dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (alasan tentang bolehnya) dengan keduanya". [Baca : Fatawa Ibnu Taimiyah jilid 22 hal. 519].   Saya (Abdul Hakim bin Amir Abdat) berkata : Bahwa perkataan Ibnu Taimiyah tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya telah datang padanya hadits-hadits yang shahih lagi banyak, ini memang sudah betul dan tepat. Bahkan hadits-haditsnya dapat mencapai derajat mutawatir karena telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat.   Dibawah ini saya akan sebutkan sahabat yang meriwayatkannya dan Imam yang mengeluarkan haditsnya.  1.  Oleh Abu Humaid (Riwayat Bukhari & Muslim). 2.  Oleh Abdullah bin Amr bin Ash (Riwayat Bukhari & Muslim). 3.  Oleh Anas bin Malik (Riwayat Bukhari) tentang Nabi berdo'a diwaktu perang Khaibar dengan mengangkat kedua tangannya. 4.  Oleh Abu Musa Al-Asy'ari (Riwayat Bukhari dan lain-lain). 5.  Oleh Ibnu Umar (Riwayat Bukhari). 6.  Oleh Aisyah (Riwayat Muslim). 7.  Oleh Abu Hurairah (Riwayat Bukhari). 8.  Oleh Sa'ad bin Abi Waqqash (Riwayat Abu Dawud). Dan lain-lain lagi shahabat yang meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada berdo'a dengan mengangkat kedua tangannya di berbagai tempat. Semua riwayat di atas (yaitu : tentang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a mengangkat kedua tangannya) adalah merupakan FI'IL (perbuatan) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun yang merupakan QAUL (perkataan/sabda) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada di riwayatkan oleh Malik bin Yasar (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :  "Artinya : Apabila kamu meminta (berdo'a) kepada Allah, maka mintalah kepada-Nya dengan telapak tangan kamu, dan janganlah kamu meminta kepada-nya dengan punggung (tangan)". (Shahih Riwayat : Abu Dawud No. 1486). Kata Ibnu Abbas (sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam).  "Artinya : Permintaan (do'a) itu, yaitu : Engkau mengangkat kedua tanganmu setentang dengan kedua pundakmu". (Riwayat Abu Dawud No. 1486). Adapun tentang tambahan "mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah selesai berdo'a" telah kita ketahui, semua riwayatnya sangat lemah dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya sebagaimana dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Jadi yang sunahnya itu hanya mengangkat kedua telapak tangan waktu berdoa.   Adalagi diriwayatkan tentang mengangkat kedua tangan waktu berdo'a.  "Artinya :Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Wahai sekalian manusia ! Sesungguhnya Allah itu Baik, dan Ia tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah perintahkan mu'minim sebagaimana Ia telah perintahkan Rasul, Ia berfirman : "Wahai para Rasul !.. Makanlah dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih, sesungguhnya Aku dengan apa-apa yang kamu kerjakan maha mengetahui ". (Al-Mu'minun : 51). Dan Ia telah berfirman (pula) : "Wahai orang-orang yang beriman !. Makanlah dari yang baik-baik apa-apa yang Kami rizkikan kepada kamu". (Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang seseorang yang mengadakan perjalanan jauh dengan rambut kusut-masai dan berdebu. (orang tersebut) mengangkat kedua tangannya ke langit (berdo'a) : Ya Rabbi ! Ya Rabbi ! (Kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam selanjutnya) : "Sedangkan makanannya haram dan minumannya haram dan pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana dapat dikabulkan (do'a) nya itu". (Shahih Riwayat Muslim 3/85). Di hadits ini ada dalil tentang bolehnya mengangkat kedua tangan waktu berdo'a (hukumnya sunat). Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, menceritakan tentang seseorang yang berdo'a sambil mengangkat kedua tangannya ke langit. Orang tersebut tidak dikabulkan do'anya karena : Makanan, minuman, pakaiannya, dan diberi makan dari barang yang haram atau hasil yang haram.     Kesimpulan  1.  Tidak ada satupun hadits yang shahih tentang mengusap muka dengan kedua telapak tangan sesudah berdo'a. Semua hadits-haditsnya sangat dlo'if dan tidak boleh dijadikan alasan tentang sunatnya. 2.  Karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka mengamalkannya berarti BID'AH. 3.  Berdo'a dengan mengangkat kedua tangan hukumnya sunat dengan mengambil fi'il dan qaul Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah sah. 4.  Ada lagi kebiasaan bid'ah yang dikerjakan oleh kebanyakan saudara-saudara kita yaitu : Mengusap muka dengan kedua telapak tangan atau satu telapak tangan sehabis salam dari shalat.
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-