Saturday, February 6, 2010

[Milis_Iqra] Adat atau Tradisi dalam Beribadah (2)

Adat atau Tradisi dalam Beribadah (2)
02/02/2010
 
Al-Qur'an dan Hadits merupakan rujukan pamungkas bagi syariat Islam. Keduanya mengandung ajaran global yang akan menjawab berbagai problematika umat, di manapun dan sampai kapan pun. Namun demikian, itu bukan berarti tidak menutup kemungkinan ada masalah yang 'tidak ada' dalam Al-Qur'an dan Hadits. Dalam artian, rujukan dalam Al-Qur'an atau Hadits tidak merinci semua kejadian yang dialami manusia. Hal ini mengingat bahwa fenomena akan terus berlangsung seiring dengan laju zaman, sedangkan nash-nash yang ada terbatas'.

Banyak sekali hal-hal yang sudah dilegimitasi syara', di antaranya shalat. Nash mana pun akan mengatakan bahwa shalat hukumnya wajib. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur'an QS. An-Nur : 56: "Tunaikanlah Shalat!"

Banyak sekali ayat-ayat dan hadits Rasulullah SAW yang menyerukan wajibnya shalat. Ini menunjukkan bahwa shalat adalah bagian terpenting dalam Islam. Bahkan, Allah SWT menegaskan, tidak ada hukuman mati bagi siapapun yang tidak menunaikan bagian dari rukun Islam, baik karena malas atau lainnya, kecuali shalat. Jika seseorang maninggalkannya karena benci akan perintah Allah, atau tidak percaya atas wajibnya shalat, hukumnya murtad.

Setiap muslim berkewajiban manunaikan shalat lima kali dalam sehari semalam. Ketentuan-ketentuanya telah diatur secara gamblang dalam syara.

Rasulullah SAW telah memberikan suri tauladan dalam tata cara shalat ini. Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda : "Shalatlah sebagaimana kalian mlihat cara shalatku" - H.R  Bukhari

Contoh lain adalah hukum mamakan bangkai, Allah SWT juga menegaskan larangan mamakan bangkai, darah dan daging babi. Allah SWT berfirman : "Diharamkan atas kamu (memakan) bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih atas nama selain allah SWT, binatang yang mati tercekik, dipukul, jatuh, tertanduk dan mati karena terkaman binatang buas." QS. Al-Ma'idah: 3.

Itulah contoh perkara yang sudah mendapatkan legimitasi hukum secara jelas. Ketika kita ditanya; Apa hukumnya shalat? Tentu jawabannya adalah wajib. Apa hukum memakan bangkai? Tentunya haram.

Yang menjadi persolaln sekarang; bagaimana dengan hal-hal belum ada ketentuannya, baik perintah atau larangan adalah mubah. Dalam kaidah Fikih disebutkan: "Asal dari segala sesuatu adalah mubah"

Dalam masalah ini, Allah SWT pun berfirman: "Dan tidaklah Jibril turun membawa wahyu, kecuali (itu) karena kehendak Tuhanmu. Apa-apa yang ada di hadapan dan belakang kita serta apa yang belum pernah terjadi adalah atas kehandak-Nya. Dan tidaklah Tuhanmu melupakan hal itu". QS. Maryam: 64

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA: "Saya bersama Kholid bin wahid sedang menemani Rasulullah berkunjung ke rumah Maemunah. Dihilangkan kepadanya seekor biawak. Rasulullah SAW kemudian penasaran dan memegangnya. Lalu sebagian dari (perempuan) berkata kepada sebagian sahabat untuk memberitahukan kepada Rasulullah SAW, bahwa ini hewan biawak ya Rasulullah SAW, lalu beliau mengangkat tangannya. Lalu saya menanyakan"Apakah (binatang) itu diharamkan wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak. Tetapi tidak pernah ada di lingkungan kami, maka segala sesuatu yang aku belum menemuinya, kami mentolerir". Khalid pun kemudian memakannya dan Rasulullah SAW malihatnya" (HR. Bukhari & Muslim)

Tidak semua fenomena-fenomena itu baru tersurat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Namun demikian, Al-Qur'an dan Hadits sudah memberikan pedoman umum berkaitan dengan hal itu, di antaranya ketentuan bahwa sesuatu yang belum mendapatkan legimitasi hukum dari Al-Qur'an dan Al-Hadits hukumnya mubah. Artinya tidak diperintahkan dan tidak dilarang. Hukumnya diserahkan kepada maslahat manusia. Jika hal itu memberikan implikasi positif, maka dianjurkan. Sebaliknya, jika memberikan Implikasi negatif, maka dilarang.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan beberapa kewajiban. Janganlah kalian lalaikan. Allah SWT pun telah menentukan larangan. Jangan kalian terjang. Allah WST pula telah memberikan batasan-batasan atas segala sesuatu. Jangan sampai kalian sebagai rahmat dan keringanan bagi kamu-dan itu bukan lalai-, maka hendaknya kalian jangan mencari-cari hukumnya." (HR Daruquthni)

Dari Salman RA Berkata, "Allah SWT telah menghalalkan yang halal dan mangharamkan yang haram. Jadi yang halal hukumnya halal dan yang haram hukumnya haram. Adapun sesuatu yang belum mendapatkan legimitasi hukum, maka (bisa) ditolerir - (HR Baihaqi)

Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda: Dari Salman Al-Farisi ra. "Kami telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang minyak samin, keju dan kedelai, lalu baliau menjawab: yang halal adalah yang telah dihalalkan Allah di dalam kitab-Nya, yang haram adalah yang telah di haramkan di dalam kitab-Nya, adapun sesuatu yang didiamkan hukumnya dima'fu (ditolerir)". (HR Baihaqi)

"Sahabat Ali bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimanakah bila datang kepada kami sesuatu yang tidak turun di dalam Al-Qur'an, juga tidak ada dijelaskan dalam Sunah Tuan? Rasulullah SAW menjawab; Musyawarahkan hal itu bersama orang-orang yang ahli ibadah dan orang-orang yang mu'min, jangan engkau memutuskan sesuatu itu hanya dengan akal saja." (HR. At-Thabrani)

Imam Ghazali juga memberikan sikap yang sangat cantik dalam menyikapi sesuatu tindakan yang belum dikenal pada masa Rasulullah SAW, dengan mengembalikan kapada pendapatnya ulama. Di bawah ini kutipan Ghazali pada atsar:

"Ketika dikatakan kepada Rasulullah SAW, "Apa yang harus kami perbuat manakala ada perintah dan kami menemukan (hukum)nya baik dalam Al;-Qur'an atau Al-Hadis? "Rasulullah SAW menjawab, "bertanyalah kepada orang-orang shaleh yang telah dijadikan sebagai petunjuk di antara mereka". Dalam riwayat lain, "Ulama dhahir adalah perhiasan bumi dan langit . Sedangkan ulama bathin penghias langit dan alam malakut". (Ihya' Ulumuddin, jilid1, hal. 22)

Ibnu Ajibah, dalam tafsirnya al-Bahrul Madid, mengutip atsar yang senada dengan sikapnya imim Ghazali, yaitu bila datang pada kita sesuatu yang belum mendapat legalitas Al-Kitab dan As-Sunnah, maka hendaknya dikembalikan kepada para ulama' sebagai bahan musyawarah untuk mencari solusi terbaik dan kemaslahatan bagi masyarakat setempat.

"Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, Bagaimana kalau terjadi perselisihan pada kami setelah tuan ada dan tidak kami ketemukan di kitab Allah, tidak juga Sunah Rasulullah? Beliau menjawab: "Kembalikanlah permasalahan kepada pendapat orng-orng shaleh dan jangan melanggar pendapatnya." (Al-Bahrul Madid, Jilid 2, hal. 194).

Dengan demikian segala sesuatu yang belum terdapat dalam Al-Quran dan Al-hadis, hukumnya 'deserahkan' kepada ulama untuk bahan ijtihad, mencari hukum yang sesuai dengan keadaan dan maslahat bagi masyarakat setempat. Bukan malah di jauhi dan diklaim bid'ah, karena mengada-ada yang tidak di temukan dalam Al-Qur'an dan hadits. Orang-orang shaleh yang dimaksud adalah ulama-ulama mujtahidin yang mempunyai kompetensi keilmuan yang mumpuni.

H Fadlolan Musyaffa' Mu'thi, MA
Rais Syuriyah PCNU Mesir


Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang!

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

[Milis_Iqra] Adat atau Tradisi dalam Beribadah (1)

Adat atau Tradisi dalam Beribadah (1)
26/01/2010
 
Setiap komunitas selalu mempunyai adat dan tradisi khas sesuai dengan peradaban dan falsafah hidup mereka. Adat dan tradisi tersebut lahir sebagai akibat dari dinamika dan interaksi yang berkembang di suatu komunitas lingkungan masyarakat. Oleh karenanya, bisa dikatakan, adat dan tradisi merupakan identitas dan ciri khas suatu komunitas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat atau tradisi bermakna kebiasaan perilaku yang dijumpai secara turun-temurun. Karena bermula dari kebiasaan dan itu merupakan warisan dari pendahulu, maka akan terasa sangat ganjil ketika hal itu tidak boleh dilakukan atau dilakukan tapi tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.

Allah SWT menciptakan manusia dalam kemajemukan yang terdiri atas suku, bangsa dan tersebar di berbagai tempat. Kemajemukan tersebut melahirkan adat dan tradisi yang sangat beragam. Namun demikian manusia dibekali software yang tidak diberikan kepada makhluk lain, yaitu akal. Dengan akal inilah manusia menjadi makhluk yang sangat terhormat dan diharapkan bisa menjadi khalifah di muka bumi serta mampu menciptakan kreasi-kreasi baru yang membawa kemaslahatan bagi sesama. Dengan kesempurnaan yang dimilikinya, Allah SWT 'menaruh harapan' bahwa mereka mampu melakukan yang terbaik di muka bumi. Semua itu sebagai amanah Allah SWT yang harus kita manifestasikan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Yang Maha Esa.

Masyarakat Indonesia memiliki beragam adat dan tradisi yang berbeda dengan negara-negara lain, bahkan dari satu daerah ke daerah yang lain. Beragamnya agama, bahasa dan budaya adalah keniscayaan dalam konteks keindonsiaan.

Ketika masuk ke Indonesia lewat Walisongo, Islam begitu ramah menyapa umat. Tidak ada tindakan anarkis dan frontal melawan tradisi. Kelihaian Walisongo mengakomodasi budaya setempat ke dalam ajaran-ajaran Islam, menampakkan hasil yang luar biasa. Para masyarakat yang sebelumnya menjadi penganut kuat ajaran dinamisme dan animisme, pelan-pelan berbondong-bondong menghadiri majelis-majelis yang diselenggarakan Walisongo. Mereka hadir bukan karena dipaksa, tapi karena sadar bahwa ajaran Islam sangat simpatik dan 'patut' diikuti.

Itu hasil kreasi yang patut diapresiasi. Islam adalah agama yang mampu berakumulasi, bahkan hampir bisa dikatakan tak pernah bermasalah dengan budaya setempat. Bahkan budaya bisa didesain ulang atau dimodifikasi dengan tampilan yang elegan menurut syara' dan lebih berdayaguna demi meningkatkan kasejahteraan hidup. Dengan demikian, kehadiran Islam di tengah masyarakat, dimanapun dan sampai kapanpun, akan selalu menjadi rahmatan lil alamin.
   
Islam Mengakomodasi Adat

Adat atau tradisi yang dimaksud di sini adalah adat yang tumbuh dan berkembang disuatu komunitas dab hal itu –secara prinsip- tidak terdapat dalam ritual syariah Islam, baik pada masa Rasulullah SAW.

Adat atau tradisi semacam ini adalah sah-sah saja dan tak masalah. Tentunya dengan catatan, adat atau tradisi tersebut tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur Islam, mempunyai tujuan mulia dan disertai niat ibadah karena Allah SWT. Dalam Kaidah fikih dikatakan, "al-Adah Muhakkamah ma lam yukhalif al-Syar'" (Tradisi itu diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariah).

Sahabat Abdullah bin Abbas mengatakan: Setiap sesuatu yang umat Islam menganggap baik, maka menurut Allah baik juga, dan yang mereka anggap buruk, maka buruk juga manurut Allah" (Diriwayatkan Al-Hakim)

Ia juga berpesan: Sesungguhnya Allah melihat hati hambanya, selalu ditemukan hati Muhammad SAW, sebaik-baiknya hati hambanya, lalu memilihnya untuk-Nya, dan mengutusnya. Lalu melihat hati hambanya selain Muhammad, dan ditemukan beberapa hati sahabatnya, lalu menjadikannya menteri bagi nadi-Nya. Setiap suatu yang umat Islam menganggap baik, maka menurut Allah baik juga, dan yang mereka anggap buruk, maka buruk juga menurut Allah" (Diriwayatkan oleh Ahmad)

Dalam Hasiyah as-Sanady disebutkan, "Bahwa sesungguhnya sesuatu yang mubah (tidak ada perintah dan tidak ada larangan) bisa menjadi amal ibadah selama disertai niat baik. Pelakunya mendapatkan imbalan pahala atas amal tersebut sebagaimana pahalanya orang-orang yang beribadah". (Hasiyah as-Sanady, Jilid 4, hal.368)

Imam Syafi'i memberikan batasan ideal tentang adat atau tradisi ini, menurutnya, selama adat atau tradisi itu tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariat, itu hal terpuji. Artinya, agama memperbolehkannya. Sebaliknya, jika adat atau tradisi tersebut bertentangan dengan dasar-dasar syariat, hal itu dilarang dalam Islam.

Menurut Imam Syafi'i yang dinukil oleh Baihaqi dalam kitabnya Manakip As Syafi'i lil Baihaqi:  Hal baru (bid'ah) terbagi menjadi 2 (dua) macam. Adakalanya hal baru itu bertentangan dengan Al-Qur'an, as-Sunnah, al-Atsar, atau ijma Ulama. Itulah bid'ah yang tercela. Sedangkan hal baru yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar agama tersebut adalah bid'ah yang terpuji. (Fathul Bari, karya Ibn Hajar, jilid 20, hal:330)
 
sumber:www.nu.or.id


Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Friday, February 5, 2010

Re: [Milis_Iqra] Re: Kiamat

Inilah perkataan Yesus pada Matius 24:30
Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia (Yesus) di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kebesaranNya.

25:31

Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka ia akan bersemayam diatas tahta kemuliaanNya.

Kisah para rasul 1:11 (malaikat berkata)
Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.

Yang kamu katakan itu I Tim 17, adalah ketika Yesus di bumi sebagai manusia, tentu saja Dia mengatakan Shallom Alaichem. Tapi nanti kalau Dia datang kembali, semua orang akan tahu siapa Dia, entah bagaimana caranya saya tidak tahu, barangkali itulah gunanya tanda di langit itu. Karena itu manusia2 di bumi yang memusuhi Dia dan pengikutnya akan meratap ketakutan.

Wahyu 6: 16-17
Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: Runruhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk diatas tahta dan terhadap murka Anak Domba (Yesus) itu. Sebab sudah tiba hari besar murka mereka (Yesus dengan malaikat-malaikat) dan siapakah yang dapat bertahan?

--- On Thu, 2/4/10, satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com> wrote:

From: satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com>
Subject: Re: [Milis_Iqra] Re: Kiamat
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Thursday, February 4, 2010, 10:46 AM

Kalau kemudian suatu hari Nabi Isa as (Yesus) datang ke dunia ini dalam rupa yang  tidak dikenal oleh siapapun (karena gambarnya di gereja hanyalah khayalan belaka), kemana beliau akan pergi ?
 
Menebak pertanyaan ini sangat mudah!
 
Lihat injil Lukas 24:36 dan Injil Yohanes 20:19, 21, dan 26. Nabi Isa as (Yesus) sangat fasih mengucapkan: Assalamu'alaikum! Damai Sejahtera bagi kamu!
 
Nabi Isa (Yesus) mempunyai kebiasaan bila bertemu dengan orang, apa yang diucapkannya?... jawabannya: Assalamu'alaikum!
 
Karenanya, andaikata suatu hari dia berpapasan dengan 2 orang:
1. Yang satu mengucapkan : Selamat Pagi!
2. Yang satunya menyalaminya dengan: Assalamu'alaikum!
Beliau akan mengetahui siapa saudaranya yang benar-benar mencintainya!
 
Dalam injil Yohanes 20:19,21 diperlihatkan , Yesus mengucapkan salam 2 kali. Salam yang pertama belum dibalas murid-muridnya yang sedang bersuka cita. Kemudian diulang lagi.
 
Hal seperti itu persis seperti Da'i yang mengucapkan salam sebelum dakwah: Assalamu'alaikum! tapi karen audience sedang sibuk berbicara, maka dai mengucapkan salam dengan lebih meyakinkan dari yang pertama! Assalamu'alaikum!
 

 

 
2010/1/22 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Pastinya, yang bingung itu adalah kamu. Kami tidak bingung.
Yesus itu seperti apa, pastinya adalah seorang Yahudi. Setiap suku bangsa boleh2 saja menggambarkan Yesus sesuai selera mereka, itu adalah kontekstual penghayatan iman masing2 bangsa.
Yesus sekalipun secara resmi baru akan datang kembali secara kebesarannya nanti, namun secara pribadi di alam roh, ada banyak orang2 Kristen yang sudah bertemu dan melihat Dia, sampai hari ini. Orang2 itu bisa bertemu Yesus adalah karena kehendak Beliau sendiri, bukan karena kehendak manusia manapun. Dan banyak buku2 kesaksian yang sudah ditulis oleh orang2 yang sudah pernah melihat dan berbicara dengan Yesus.
Ada satu pesan utama yang selalu ber-ulang2 Yesus katakan kepada semua orang2 yang pernah ditemuinya, yaitu kedatanganNya sudah semakin dekat.
Kamu terlalu dibingungkan oleh pendapat2 teologis Islam akan Yesus dalam perbedaan Dia dengan Bapa. Kami Kristen tidak bingung, kalian yang bingung. Dan wajar saja kalau orang2 non Kristen bingung, karena kalian tidak mendapat pencerahan dari Roh Kudus untuk mengerti dan mengenal Yesus. Sebab tanpa pencerahan dari Roh Kudus, tak ada seorang manusiapun yang bisa mengerti akan Yesus Kristus. Dia takkan pernah bisa dimengerti hanya dengan akal manusia belaka. Dia hanya bisa dimengerti kalau roh seseorang itu mendapatkan pencerahan dari Roh Kudus.
 
Akhirnya, kamu salah mengerti akan peperangan di surga. Kata surga itu adalah heaven dlm bhs Inggris. Sedangkan heaven bisa berarti langit.
Dan peperangan di langit itu adalah antara Iblis yang dahulu bernama Lucifer bersama dengan pasukannya, dengan panglima malaikat Tuhan yang bernama Mikael, juga dengan pasukan malaikat2nya. Iblis kalah dan dicampakkan ke bumi.
 

--- On Thu, 1/21/10, satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com> wrote:

From: satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com>
Subject: Re: [Milis_Iqra] Re: Kiamat
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Thursday, January 21, 2010, 12:40 PM

Zal - Rizal benar bahwa tujuan umat Islam masuk surga salah satunya ialah untuk melihat Allah SWT.
 
Kalau mau lihat wajah Yesus sesuai dengan agamamu ya di dunia aja. Nanti kalau ingin melihat wajah Yesus di surga malah bingung lagi lho....
1.. Yesus di gereja2 digambarkan dengan berbeda-beda, ada yang berkulit putih, hitam dan lain2. Jadi nanti di sorga bingung, Yesus yang mana ya. http://ioanesrakhmat2009b.blogspot.com/2009/10/original-dark-skinned-jesus.html

2. Kalau di sorga Yesus duduk di samping Allah. Nanti bingung lagi kalau ditanya Tuhannya yang mana? Yang kanan atau yang kiri.....
 
 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk disebelah kanan Allah." (Markus 16:19).
 
Whatever besides God is not God.Setiap yang duduk disebelah kanan Tuhan, pasti bukan Tuhan
  
  • Setiap yang diangkat ke surga, pasti yang mengangkatnya, yaitu Tuhan.
  • Yesus di angkat ke surga oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
  • Yesus duduk di sebelah kanan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
 
Tenang Zal, seks di Surga hanya sebagian kecil dari kenikmatan Sorga.
Dan kebahagiaan yang paling tinggi yang disuguhkan Allah dalam sorga adalah berkesempatan bertemu langsung dengan Allah.Bukan cuman untuk seks saja Zal, banyak yang lain . Semua kesenangan ada di Sorga.
 
"Tingkat sorga terendah adalah perumpamaan seseorang yang berkesempatan menikmati kampung halamannya, melihat istrinya, sanak saudaranya dengan penuh kebahagiaan selama seribu tahun. Dan tingkat tertinggi sorga adalah melihat Allah siang dan malam, "Muka-muka mereka pada hari itu berseri karena melihat Tuhan mereka" (H.R. Tirmizi).

 
"Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal soleh ke dalam sorga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka berhiaskan kalung-kalung dari emas dan mutiara, pakaian mereka terbuat dari sutera, mereka diantarkan dalam ruang yang penuh kata-kata baik dan indah dan mereka diantarkan kepada jalan yang terpuji" (QS. Haj : 23-24).
 
 
2010/1/20 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
Aku mau kesurga karena rindu ingin bertemu dan melihat wajah Yesus. Bukan mau kawin, I tim 17.
Kamu, mau kesurga untuk apa? Bukankah alquran bilang kamu akan bertemu dengan bidadari2 dan kawin dengan mereka? SEKS?

--- On Wed, 1/20/10, satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com> wrote:

From: satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com>
Subject: Re: [Milis_Iqra] Re: Kiamat
To: milis_iqra@googlegroups.com
Date: Wednesday, January 20, 2010, 9:18 AM


Rizal - Pertanyaanku gampang sekali. Kenapa kamu pengin masuk sorganya orang Kristen? padahal menurut Al Kitab:
1. Di Sorga terjadi peperangan.. Ngapain ke Sorga kalau cuman untuk perang?
2. Kamu di sorga jadi malaikat yang gak punya hati dan nafsu. di mana orang tidak lagi kawin (Matius 22:30), tetapi menjadi seperti malaikat. Jadi mau ngapain di Sorga kalau semua tersedia tapi gak pengin ngapa-ngapain? Semua serba ada tapi gak bisa dimanfaatkan? Malah jadi malaikat jangan2 disuruh perang di sorga
 
bukankah menurut kristen di sorga gak ngapa2in, gak kawin gak makan dan minum, lalu buat apa?
 
  • Wahyu 12:7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya..
  • Lucifer dalam Alkitab adalah malaikat pemimpin puji-pujian di sorga. Ia diciptakan oleh Allah. Ia terkenal karena keindahannya dan kemegahannya. Hal ini membuatnya sombong dan ingin dipuja, menjadi sama seperti Allah. Karena pemberontakannya ini, ia dilemparkan oleh Allah ke bumi. Ia berhasil merekrut sepertiga dari berlaksa-laksa (laksa: puluhan ribu) malaikat di surga bersamanya. Sejak ia jatuh dalam dosa, ia menjadi tuan dari kegelapan, kekacauan, ketidakteraturan, kerusakan...
 Ngapain ke Sorga Zal? gak ada enaknya.....
 
  
2010/1/19 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
 
>
> Karena ketika mengetahui yang sebenarnya, sudah tidak ada waktu lagi untuk menyesal. Tinggal menerima konsekwensi dari sikap dan pendirian kita.
> Yang kita yakini sekarang baru berupa keyakinan, yang sebenarnya bagaimana, nanti baru nyata, setelah kiamat itu datang...
> Yang jelas, surga dan neraka itu hanya satu. Tdiak ada surga bagi Islam sendiri, bagi Kristen sendiri, bagi Budha sendiri, bagi Hindus sendiri.
> Pada saat ini, setiap agama memiliki Tuhannya masing-masing. Islam dengan Allahnya, Yahudi dengan YHWH, Kristen dengan Yesus.
>  
> Pada waktu Kiamat nanti, akan nyata, siapa yang sebenar-benarnya adalah TUHAN. Tuhan yang Sejati, Tuhan yang Esa.
>  
>  
>  
 
 
--- On Thu, 1/14/10, satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com> wrote:
 
 
From: satutimotius tujuhbelas <satutimotius.tujuhbelas@gmail.com>
Subject: Re: [Milis_Iqra] Re: Kiamat
 
Date: Thursday, January 14, 2010, 4:25 PM
 
 
kenapa malang Sal? kita tidak pernah menghujat Yesus dan ibunya. Bahkan memuliakan beliau sebagai Nabi yang dimuliakan dalam Al Quran di hari kelahiran dan hidupnya. Sedangkan anda menghujat Muhammad rasulullah tanpa pernah memuliakannya. Jadi umat Islam aman-aman aja......
 
 
2010/1/10 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
 
>
> Tentu saja saya tidak akan lupa dengan jesusmuslim, sama dengan Al Pacitan almarhum, lawan debat saya sejak dulu.
>  
> Tentu saja kamu boleh meyakini kiamat versi seperti yang kamu katakan dibawah. Namun kepastian yang sebenarnya tentu nanti, pada saat itulah kita tahu siapa yang salah dan siapa yang benar.
 
Berbahagialah yang benar keyakinannya, dan wahai betapa malang, bagi mereka yang ternyata keyakiannya nanti terbukti keliru....
Wahai...wahai
 
--- On Fri, 11/20/09, Jesus Muslim <jesus.muslim@gmail.com> wrote:
 
 
From: Jesus Muslim <jesus..muslim@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Re: Kiamat
 
 
Date: Friday, November 20, 2009, 5:25 PM
 
 
Masih ingat gw Zal..?
 
Saya adalah salah satu yang tidak menilai negative film 2012, menurut saya film tsb justru membenarkan kiamat versi Islam.
Dalam Islam, bahwa umat Islam tidak ada yang mengalami proses (detik-detik) kiamat karena seluruh umat Islam telah dimatikan sebelum kehancuran bumi terjadi, pada saat itu yang tinggal di bumi hanya orang2 (maaf) kafir.
 
Film 2012 memvisualisasikan orang yang selamat (yang masih hidup / yang tinggal dibumi) adalah orang2 yang masuk/berlindung ke dalam gereja, jadi klop sudah dengan yang dikabarkan oleh junjungan umat Islam SAW.
 
Jika film 2012 adalah sebuah propaganda (tipu daya) maka inipun telah dijelaskan oleh Tuhan semesta alam, Allah SWT berfirman: "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." Maksudnya mau menyalahkan ajaran Islam tetapi yang terjadi justru membenarkan.
 
Subhanallah Walhamdulillah Wala Ilaaha Illallah Wallahu Akbar.
 
 
 
 
2009/11/19 bambang widodo <bmwidodo@yahoo.com>
 
>
> betul juga ya, yesus datang untuk meluruskan pandangan manusia terhadapnya, bahwa yesus bukan Tuhan, tetapi manusia biasa.
>  
>  
> <font style="BACKGROUND-COLOR:#00407f;">bambang widodo</font>
> <font style="BACKGROUND-COLOR:#00407f;"></font>&nbsp;
>  
>  
> ________________________________
> From: rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
> Sent: Wed, November 18, 2009 1:20:39 PM
> Subject: [Milis_Iqra] Kiamat
>  
> Sehubungan dengan diputarnya film 2012, dan reaksi-reaksi dari ulama-ulama Islam di Jawa Timur dan Aceh yang menentang film ini, maka saya merasa perlu untuk mengemukakan pendapat mengenai apakah Kiamat itu dari pandangan Kristen.
>     Pertama-tama yang perlu dikatakan adalah kata Kiamat itu sendiri adalah istilah Islam, dan sebagaimana banyak sudah banyak kata-kata  Islam yang sudah menjadi bahasa Indonesia, maka istilah kiamat dalam bahasa Indonesia bisa memiliki makna yang barangkali sedikit atau banyak berbeda dari istilah Kiamat yang dimaksudkan oleh agama Islam.
>     Kedua, film itu dibuat dengan tujuan hiburan, bukan untuk menyerang agama manapun. Maka alangkah naif dan sempitnya cara berpikir para ulama-ulama Islam yang tersinggung dengan film tersebut. Ingatlah ketika film Dan Brown "Da Vinci Code" diputar di Indonesia, tak ada gereja manapun di Indonesia yang secara resmi meminta pemerintah untuk melarang memutar film tersebut, sekalipun sangat jelas bahwa film tersebut melecehkan beberapa kepercayaan penting dalam agama Kristen. Kami tidak senaif beberapa ulama Islam seperti yang mereka tunjukkan saat ini ketika berespon terhadap film 2012 tersebut.
>     Sekarang, kita bahas dulu apa yang dimaksudkan dengan Kiamat. Dalam bahasa Indonesia kata Kiamat bisa berarti suatu bencana besar yang mengakhiri sesuatu hal yang sedang berlangsung dalam hidup sehari-hari. Dalam hal ini cukup dekat maksudnya dengan Kiamat yang dimaksudkan agama Islam. Kiamat kecil maksudnya adalah berakhirnya hidup seseorang atau dengan lain perkataan, meninggal. Kiamat besar adalah salah satu hal besar yang diimani oleh umat Islam, yaitu berakhirnya dunia ini dalam suatu bencana besar dan dilanjutkan dengan Pengadilan ilahi oleh Allah sendiri. Sampai disini jika apa yang saya katakan keliru atau kurang lengkap, mohon dikoreksi.
>     Bagaimana dengan pemahaman Kristen? Istilah itu memang tidak ada dalam Alkitab, tapi yang maksudnya sama memang ada. Namanya Akhir Dunia atau The End of the World. Yang terjadi adalah hancurnya dunia ini, langit dan bumi lenyap (II Petrus 3:10), yang berarti alam semesta seperti yang kita kenal sekarang juga berakhir. Dan setelah itu semua manusia yang sudah mati akan dibangkitkan, dan semua manusia akan diadili oleh Tuhan (Wahyu 20: 11-13). Namun berbeda dengan kepercayaan Islam yang hanya mengenal satu hari Kiamat, didalam Alkitab ada satu hari lain yang juga harus terjadi sebelum Akhir Dunia, yaitu Hari kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Hari ini disebut juga The Day of The Lord atau Hari Tuhan. Hari Tuhan ini sangat mengerikan bagi mereka yang melawan Yesus Kristus dan umatNya karena merupakan Hari Penghakiman, namun merupakan hari yang dirindukan dan ditunggu-tunggu oleh umat Kristen dari dahulu sampai sekarang (Matius 25: 31-46). Pada hari itu semua manusia yang ada akan dihakimi terutama dari bagaimana mereka memperlakukan umat Kristen.
>     Yesus Kristus sendiri akan menganggap perlakuan terhadap umatNya adalah identik dengan perlakuan terhadapNya sendiri (ayat 35-45).. Dimana yang berbuat baik akan mendapatkan upahnya dan mendapat hidup yang kekal, dan yang jahat akan dihukum dan masuk kedalam tempat siksaan yang kekal. Namun sebelum Yesus Kristus datang untuk kedua kalinya, maka harus datang lebih dahulu Antikristus, yaitu seorang manusia yang merupakan representatif penuh dari Setan sendiri. Sebagaimana Yesus Kristus merupakan representatif penuh dari Allah Bapa, maka seperti itu jugalah Sang Antikristus ini (II Tesalonika 2: 1-4, I Yohanes 2: 18-19). Dia ini sangat jahat dan merupakan Mesias (Kristus) palsu dan akan membuat banyak tanda-tanda mujizat. Mengenai dia ini tak kurang dari Yesus Kristus sendiri telah memperingatkannya lebih dahulu ( Matius 24: 15-26, Markus 13: 14-23, Wahyu 13: 13-18). Fase terakhir dari waktu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya dikatakan oleh Yesus sendiri dalam Matius 24: 29-31, Markus 13: 24-27, Lukas 21: 25-27).
>     Setelah Dia datang dan muncul dilangit, di awan-awan, dan nampak kepada semua mata yang bisa melihat, maka Dia akan mengangkat umatNya lebih dahulu kepadaNya ke udara, dengan membangkitkan yang sudah mati dan mengubah tubuh yang masih hidup (Matius 24: 40-42, I Korintus 15:51-53, I Tesalonika 4: 14-17). Jadi Yesus Kristus menyatukan seluruh umatNya baik yang sudah mati maupun yang masih hidup waktu kedatanganNya yang kedua kalinya tersebut, bertemu denganNya waktu kedatanganNya itu. Perlu jelas disini bahwa yang dimasudkan dengan umatNya bukanlah asal orang itu sudah di baptis dan ber KTP Kristen, tapi yang sungguh-sungguh percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi, yang percaya bahwa dosa-dosanya sudah diampuni. Jadi jika ada orang yang mengaku Kristen tapi tidak percaya bahwa dosa-dosanya sudah diampuni, dan selagi masih hidup tetap terus berbuat dosa tanpa tobat, maka betapa malangnya orang tersebut! Karena dia termasuk orang yang tertinggal dan akan mendapat hukuman Neraka!
>     Kemudian, ketika Yesus Kristus datang kembali ke dunia ini, maka tempat yang dipilihnya adalah bukit Zaitun di Yerusalem. Dia akan memasuki Gerbang Khusus yang telah ditutup selama berabad-abad, hanya Dia Sang Mesias Israel yang berhak memasukinya! Di Yerusalem Dia akan mengadili semua manusia yang masih hidup waktu itu. Dia akan memulihkan kembali kondisi bumi yang sudah rusak, Dia akan memulai KerajaanNya yang akan berusia seribu tahun (Millenium). Pada masa Millenium ini keadaan bumi mencapai puncaknya yang ideal. Tak ada lagi perang, umur manusia panjang (bisa mencapai ratusan tahun), lingkungan hidup ideal, tak ada lagi polusi, semua manusia akan berkembang kembali. Yesus akan menjadi Raja memerintah dari Yerusalem, selama seribu tahun ( Wahyu 20:1-6). Setelah itu Setan akan dilepas lagi dari penjaranya, akan menghasut manusia untuk memberontak terhadap Mesias dan Raja ini. Kemudian Setan dan seluruh pengikutnya akan dihancurkan, dan itulah saatnya terjadi Akhir Dunia dengan pengertian yang sama dengan Kiamatnya Islam (Wahyu 20: 10).
>     Jadi jika dilihat apa kata Alkitab, maka akan jelas nampak bedanya pengertian Kiamatnya Islam dengan Kristen. Inti bedanya adalah: Islam sama sekali tidak tahu kapan datang Kiamat, pokoknya pasti datang, begitu saja.. Tapi di Kristen sebelum datang Hari Akhir yang sama pengertiannya dengan Kiamat tersebut, harus datang lebih dahulu Hari Tuhan, atau Kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya. Dan sebelum datang Yesus, harus datang lebih dahulu Antikristus yang akan memerintah seluruh dunia dalam waktu singkat (7 tahun. 3 setengah tahun memerintah dengan tenang, 3 setengah tahun memerintah dengan kejam. Ayat-ayat referensi menyusul). Persamaannya adalah, kita sama-sama tidak tahu kapan persisnya waktunya datang. Bedanya adalah, Alkitab memberitahukan tanda-tanda zaman mendahului terjadinya waktu itu, sedangkan Alquran tidak memberikan peringatan atau tanda-tanda apapun. Memang di Hadist ada beberapa peringatan yang mendekati maksud seperti itu, namun yang menjadi masalah adalah bahwa saat ini tidak seluruh umat Islam percaya bahwa bobot Hadist itu sama dengan Alquran sebagai kitab suci, karena diakui bahwa ada Hadist yang palsu dan ada yang asli, dan mana yang palsu dan mana yang asli masih tetap terus diperdebatkan.
>  
>  
>    
>  
>  
>  
>  
>  
 
 
 
 
 
--
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
 
 
 
Jesus Muslim
 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
 
 
 
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
 
 
 
 
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
 
 
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
 
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
 
 
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups..com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-


--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
 Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
 Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
    Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] Trinitas : misteri yang tidak bisa dijelaskan

Dari pembukaan kalimat, Armansyah sudah menyebut paganisme atau berhalaisme sebagai kerangka untuk menunjuk kepada misteri Trinitas Kristen. Hal ini jelas mengacu kepada doktrin keesaan Islam, dimana Allah itu tidak terbagi-bagi, bulat satu dan merupakan continuum (tidak terpecah). Artinya, Armansyah melihat Trinitas Kristen jelas sekali dalam kacamata Islam, sebagai berhala yang menyembah banyak tuhan. Dengan perkataan lain, Armansyah tidak mampu obyektif melihat dan memahami Trinitas, artinya, dengan kacamata Islam, tertutup sudah memahami Tuhan dengan cara lain.
Armansyah, semua agama memiliki misterinya masing2, itulah sebabnya mereka disebut agama. Sebab suatu ajaran tanpa misteri hanyalah berupa filsafat,sosiologi, dan psikologi belaka jika sudah berbicara mengenai manusia.
Agama dan filsafat memiliki kesamaan dalam arti berupa pikiran manusia.perbedaannya adalah bahwa agama bersifat absolut, take it or leave it.Sedangkan filsafat selalu terbuka untuk diperdebatkan.Namun disini Armansyah melakukan kekeliruan memakai analisa akal untuk mencoba menganalisa suatu misteri agama Kristen. Akal senantiasa berada dalam ranah logika, sedangkan misteri agama selalu berada diluar logika manusia namun dipercaya. jadi Armansyah memakai alat pemahaman yang keliru untuk memahami Trinitas. Didalam Alquran sendiri ada beberapa ayat yang umumnya terdapat pada awal surat, berupa kata-kata yang tak bermakna. Maka dianggap misteri.
Dulu pernah saya coba terangkan apa itu Trinitas, tapi Armansyah tidak bisa menerima, karena pikirannya sudah dipenuhi oleh pemahaman Islam akan Allah, sehingga tidak mungkin lagi baginya untuk berpikir dan mencoba memahami dari sudut lain. Bagi Armansyah, berbicara tentang Allah hanya satu pemahaman yang benar yaitu pemahaman Islam, dan semua yang lain adalah salah. Maka jika sudah dipatokkan demikian, maka semua penjelasan lain diluar pemaham Islam jelas tidak bisa diterima. Menyadari pemikiran Armansyah yang demikian, maka saya berhenti untuk menerangkan akan Trinitas, karena akan percuma saja.
Namun saya memiliki logika yang sederhana akan Tuhan. Yaitu, bahwa Tuhan itu mahakuasa dan bisa berbuat apa saja, kecuali berbuat dosa. Sampai disini pemahaman Islam dan Kristen sama. Namun ketika Kristen mengatakan bahwa Tuhan bisa jadi manusia, disitulah menjadi mustahil bagi Allah. Maka bagi saya, ternyata Allahnya Islam itu memiliki keterbatasan, yaitu tak mampu menjadi manusia yang diciptakannya. Itu berarti, ternyata Allahnya Islam tidak Mahakuasa. Demikianlah logika saya dalam memahami Allahnya Islam, tidak mahakuasa. Jadi manusia saja dia tak mampu. 
Tapi karena ini berbicara soal kepercayaan, dan saya sadar dalam agama Islam sangat banyak mengandung unsur2 kepercayaan yang tidak bisa dan tidak perlu diverifikasi secara sejarah, saya maklum dan tidak ngotot menuntut, apalagi mengejek. Saya sadar bahwa Islam itu hanyalah agama kepercayaan belaka.


--- On Thu, 2/4/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Trinitas : misteri yang tidak bisa dijelaskan
To: "Milis_Iqra@googlegroups.com" <milis_iqra@googlegroups.com>
Date: Thursday, February 4, 2010, 7:52 AM

Diambil dari buku :

Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih : Sebuah Pelurusan Sejarah & Jawaban untuk Dinasti Yesus
Karya : Armansyah
Penerbit : Restu Agung, 2008
Bab 5 : Penyimpangan Ajaran Isa al-Masih
Hal. 284 s/d 293

Trinitas, misteri yang tidak bisa dijelaskan

Kemelut ajaran paganisme yang sudah bercampur baur kedalam pengajaran asli Isa al~Masih memang memunculkan berbagai perdebatan hebat disepanjang sejarah agama Kristen, tidak kurang dari ratusan ribu orang yang menolak menerima Kristen Trinitas sebagai akidahnya telah dihukum bakar atau diakuisisi oleh pihak gereja diabad-abad kelamnya. Dari sini mungkin kita perlu juga sedikit banyak mendalami apa sebenarnya yang telah membuat jurang yang cukup lebar antara pengajaran Tauhid Isa kepada bangsa Israel dengan pengajaran Trinitas oleh sejumlah pihaknya.

Telah umum dalam pemahaman orang-orang Kristen bahwa Tuhan dikonsepkan menjadi tiga oknum, yaitu Tuhan Bapa (God the Father), Tuhan anak (Jesus the Christ) dan Tuhan Roh Kudus (The Holy Spirit). Dan ketiga-tiga oknum ini didalam keyakinan mereka merupakan sehakikat dan satu dalam kesatuannya. Adanya kehadiran Jesus atau Isa al~Masih yang disebut sebagai Tuhan anak (The Son of God) didalam salah satu unsur ke-Tuhanan Kristen, tidak hanya dipandang sebagai kiasan (metafora), namun lebih cenderung dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena perkataan Tuhan anak disini digunakan dalam arti yang sebenarnya, maka perkataan "Tuhan Bapa" disini seharusnya juga digunakan pula dalam arti "Bapa" yang sesungguhnya, sebab dengan demikian pemahaman ini menjadi benar. Namun hal ini akan menjadikan suatu hal yang mustahil untuk dapat diterima oleh akal sehat !

Karena diri "anak" yang sebenarnya dari sesuatu, adalah mustahil akan memiliki suatu zat dengan diri sang "Bapa" yang sesungguhnya dari sesuatu itu juga. Sebab pada ketika zat yang satu itu disebut anak, tidak dapat ketika itu juga zat yang satu ini disebut sebagai Bapak. Begitupula sebaliknya, yaitu pada ketika zat yang satu itu disebut sebagai Bapa, tidak dapat ketika itu kita sebut zat yang sama ini sebagai anak dari Bapa itu. Ketika zat yang satu ini kita sebut sebagai Bapa, maka dimanakah zat anak ?


Tentunya kita semua sepakat bahwa kata apapun yang kita pakai dalam membicarakan Tuhan itu semata sebagai pengganti kata Dia (yaitu kata ganti yang tentu saja memang ada kata yang digantikannya), dan kata Zat dalam konteks pembicaraan kita disini bukanlah kata zat yang dapat dibagi menjadi zat zair, padat dan gas namun lebih kepada esensi wujud-Nya. Oleh karena dunia Kristiani memiliki konsep pluralitas Tuhan dalam satu zat, maka disini telah terjadi suatu dilema yang sukar dan untuk menjawab hal ini, mereka selalu melarikan diri pada jawaban "Misteri Tuhan yang sulit diungkapkan." Suatu pernyataan yang mencoba menutupi ketidak berdayaan penganut Kristen didalam memberikan pemahaman mengenai doktrin keTuhanan mereka yang bertentangan dengan akal sehat.

Disatu sisi mereka memberikan kesaksian akan ke-Esaan dari Allah, namun pada sisi lain mereka juga dipaksa untuk menerima kehadiran unsur lain sebagai Tuhan selain Allah yang satu itu, logikanya adalah, jika disebut zat Tuhan Bapa lain dari zat Tuhan anak, maka akan nyata pula bahwa Tuhan itu tidak Esa lagi tetapi sudah menjadi dua (dualisme keTuhanan dan bukan Monotheisme atau Tauhid). Begitu pula dengan masuknya unsur ketuhanan yang ketiga, yaitu Roh Kudus, sehingga semakin menambah oknum ketuhanan yang satu menjadi tiga oknum yang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga mau tidak mau pengakuan tentang ke-Esaan Tuhan (prinsip Monotheisme) akan menjadi sirna. Khusus mengenai diri Tuhan Roh Kudus sendiri, didalam al-Kitab kadangkala digambarkan sebagai api, sebagai burung dan lain sebagainya. Dan Tuhan Roh Kudus ini menurut kitab Perjanjian Lama sudah seringkali hadir ditengah-tengah manusia, baik sebelum kelahiran Isa al~Masih, masa keberadaannya ditengah para murid-murid hingga masa-masa setelah ketiadaan Isa paska penyaliban. Dan menghadapi hal ini, kembali kita sebutkan bahwa unsur Tuhan sudah terpecah kedalam tiga zat yang berbeda. Sebab jika tetap dikatakan masih dalam satu zat (satu kesatuan), maka ketika itu juga terjadilah zat Tuhan Bapa adalah zat Tuhan anak kemudian zat Tuhan anak dan zat Tuhan Bapa itu adalah juga zat dari Tuhan Roh Kudus. Pertanyaannya sekarang, sewaktu zat yang satu disebut Bapa, dimanakah anak ?


Dan sewaktu zat yang yang satu disebut sebagai Tuhan anak, maka dimanakah Tuhan Bapa serta Tuhan Roh Kudus ? Oleh sebab itu haruslah disana terdapat tiga wujud Tuhan dalam tiga zat yang berbeda. Sebab yang memperbedakan oknum yang pertama dengan oknum yang kedua adalah 'keanakan' dan 'keBapaan'. Sedang anak bukan Bapa dan Bapa bukan anak !
Jadi nyata kembali bahwa Tuhan sudah tidak Esa lagi. Oleh karena itulah setiap orang yang mau mempergunakan akal pikirannya dengan baik dan benar akan menganggap bahwa ajaran Trinitas, bukanlah bersifat Monotheisme atau meng-Esakan Tuhan melainkan lebih condong kepada paham Polytheisme (sistem kepercayaan banyak Tuhan). Dengan begitu, maka nyata sudah bahwa ajaran itu bertentangan dengan ajaran semua Nabi-nabi yang terdahulu yang mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah Esa dalam arti yang sebenarnya.

Kita dapati dari kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Baru (khususnya 4 Injil) sampai kepada kitab suci umat Islam yaitu al-Qur'an, tidak didapati konsep pluralitas ketuhanan sebagaimana yang ada pada dunia Kristen itu sendiri. Pada masanya, Adam tidak pernah menyebut bahwa Tuhan itu ada tiga, demikian pula dengan Abraham, Daud, Musa, dan nabi-nabi sebelum mereka sampai pada Isa al~Masih sendiri juga tidak pernah mengajarkan asas ke-Tritunggalan Tuhan, apalagi dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Lebih jauh lagi bila kita analisa konsep Trinitas ini menyebutkan bahwa oknum Tuhan yang pertama terbeda dengan Ke-Bapaan, karena itu ia disebut sebagai Tuhan Bapa (Dia dianggap sebagai Tuhan yang lebih tua), sementara oknum Tuhan kedua terbeda dengan Keanakan yang lahir menjadi manusia bernama Isa al~Masih dalam pengertian singkatnya bahwa Tuhan anak baru ada setelah adanya Tuhan Bapa, karena itu ia disebut sebagai sang anak. Hal yang paling menarik lagi adalah tentang oknum Tuhan ketiga yaitu Roh Kudus yang justru terbeda sifatnya dengan keluarnya bagian dirinya dari Tuhan Bapa dan Tuhan anak, sehingga Bapa bukan anak dan anak bukan pula Bapak atau Roh Kudus.

Apabila sesuatu menjadi titik perbedaan sekaligus titik keistimewaan pada satu oknum, maka perbedaan dan keistimewaan itu harus juga ada pada zat oknum tersebut. Misalnya, satu oknum memiliki perbedaan dan keistimewaan menjadi anak, maka zatnya harus turut menjadi anak. Artinya zat itu adalah zat anak, sebab oknum tersebut tidak dapat terpisah daripada zatnya sendiri. Apabila perbedaan dan keistimewaan itu ada pada zatnya, maka ia harus adapula pada zat Tuhan, karena zat keduanya hanya satu. Oleh karena sesuatu tadi menjadi perbedaan dan keistimewaan pada satu oknum maka ia tidak mungkin ada pada oknum yang lain. Menurut misal tadi, keistimewaan menjadi anak tidak mungkin ada pada oknum Bapa.
Apabila ia tidak ada pada oknum Bapa, maka ia tidak ada pada zatnya.
Apabila ia tidak ada pada zatnya, maka ia tidak ada pada zat Allah.

Karena zat Bapa dengan zat Tuhan adalah satu (unity). Dengan demikian terjadilah pada saat yang satu, ada sifat keistimewaan tersebut pada zat Tuhan dan tidak ada sifat keistimewaan itu pada zat Tuhan. Misalnya, Tuhan anak lahir menjadi manusia. Apabila Tuhan anak menjadi manusia, maka zat Tuhan Bapa harus menjadi manusia karena zat mereka satu (sesuai dengan prinsip Monotheisme). Namun kenyataannya menurut dunia kekristenan bahwa Tuhan Bapa tidak menjadi manusia. Dengan demikian berarti zat Tuhan Allah tidak menjadi manusia.

Maka pada saat zat Tuhan Allah akan disebut menjadi manusia dan zat Tuhan Allah tidak menjadi manusia, maka ini menjadi dua yang bertentangan dan suatu konsep yang mustahil. Ajaran Trinitas yang mengakui adanya Tuhan Bapa, Tuhan anak dan Tuhan Roh Kudus hanya dapat dipelajari dan dapat diterima secara baik hanya jika dunia Kristen mendefenisikannya sebagai 3 sosok Tuhan yang berbeda dan terlepas satu sama lainnya, dalam pengertian diakui bahwa Tuhan bukan Esa, melainkan tiga (Trialisme). Siapapun tidak akan menolak bahwa Tuhan bersifat abadi, Alpha dan Omega, tidak berawal dan tidak berakhir, namun keberadaan Tuhan yang menjadi anak dan lahir dalam wujud manusia telah memupus keabadian sifat Tuhan didalam dunia Kristen, karena nyata ada Bapa dan ada anak alias telah ada Tuhan pertama yang lebih dulu ada yang disebut sebagai Tuhan tertinggi dan ada pula Tuhan yang baru ada setelah Tuhan yang pertama tadi ada. Akal manusia dapat membenarkan, jika Bapa dalam pengertian yang sebenarnya harus lebih dahulu ada daripada anaknya. Akal manusia akan membantah bahwa anak lebih dahulu daripada Bapa atau sang anak bersama-sama ada dengan Bapa, sebab bila demikian adanya tentu tidak akan muncul istilah Bapa maupun anak.

Apabila Tuhan Bapa telah terpisah dengan Tuhan anak dari keabadiannya, maka Tuhan anak itu tidak dapat disebut 'diperanakkan' oleh Tuhan Bapa. sebab Tuhan Bapa dan Tuhan anak ketika itu sama-sama abadi, Alpha dan Omega, sama-sama tidak berpermulaan dan tidak ada yang lebih dahulu dan yang lebih kemudian hadirnya.

Apabila ia disebut diperanakkan, maka yang demikian menunjukkan bahwa ia adanya terkemudian daripada Bapa. Karena sekali lagi, anak yang sebenarnya harus ada terkemudian daripada Bapa yang sebenarnya. Apabila antara Tuhan Bapa serta Tuhan anak telah terbeda dari kekekalan, maka Tuhan Roh Kudus pun telah terbeda pula dari kekekalannya masing-masing, mereka bukan satu kesatuan tetapi tiga unsur yang berbeda. Kenyataan ini justru didukung penuh oleh kitab Perjanjian Baru sendiri, bukti pertama bisa kita baca dalam Injil karangan Matius pasal 3 ayat 16 sampai 17 :

Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasnya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan." – Injil Matius pasal 3 ayat 16 dan 17

Pada ayat diatas secara langsung kita melihat keberadaan tiga oknum dari zat Tuhan yang berbeda secara bersamaan, yaitu satu dalam wujud manusia bernama Isa dengan status Tuhan anak, satu berwujud seperti burung merpati (yaitu Tuhan Roh Kudus) dan satunya lagi Tuhan Bapa sendiri yang berseru dari sorga dilangit yang sangat tinggi. Dengan berdasar bukti dari pemaparan Injil Matius diatas, bagaimana bisa sampai dunia Kristen mempertahankan argumentasi paham Monotheisme didalam sistem ketuhanan mereka ? Bukti lainnya yang menunjukkan perbedaan antara masing-masing zat Tuhan didalam dunia Kristen yang semakin membuktikan keterpisahan antara Tuhan yang satu dengan Tuhan yang lainnya dalam kemanunggalan mereka.

Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. - Injil Yohanes pasal 20 ayat 21 dan 22

Ayat Injil Yohanes diatas sebagaimana juga ayat dari Injil Matius pasal 3 ayat 16 dan 17 sebelumnya, memaparkan mengenai keterbedaan zat Tuhan anak dan Tuhan Roh Kudus sehingga semakin jelas bahwa antara Tuhan Bapa, Tuhan anak dan Tuhan Roh Kudus tidak ada ikatan persatuan dan tidak dapat disebut Tuhan yang Esa, masing-masing Tuhan memiliki pribadinya sendiri, inilah sistem kepercayaan banyak Tuhan (Pluralisme ketuhanan) sebagaimana juga yang diyakini oleh orang-orang Yunani maupun Romawi tentang keragaman dewa-dewa mereka. Konsep ini sama dengan konsep tiga makhluk bernama manusia, ada si Arman sebagai Bapa, ada si Daffa sebagai anak dan adapula si Haura, ketiganya berbeda pribadi namun tetap memiliki kesatuan, yaitu satu dalam wujud, sama-sama manusia, tetapi apakah ketiganya sama ? Tentu saja tidak, mereka tetaplah tiga orang manusia berbeda. Tuhan Bapa, Tuhan anak maupun Tuhan Roh Kudus adalah sama-sama Tuhan namun mereka tetap tiga individu Tuhan yang berbeda, inilah sebenarnya konsep yang terkandung dalam paham Trinitas atau Tritunggal pada dunia Kristen. Untuk menjadi pemikiran lanjutan bagi kita semua, bahwa dunia Kristen Trinitas meyakini Isa al~Masih merupakan anak Tuhan sekaligus Tuhan itu sendiri yang lahir menjadi manusia untuk menerima penderitaan diatas kayu salib demi menebus kesalahan Adam yang telah membuat jarak yang jauh antara Tuhan dengan manusia.

Sekarang, bila memang demikian adanya, bisakah kita menyatakan bahwa pada waktu penyaliban terjadi atas diri Isa maka pada saat yang sama Tuhan Bapa (Allah) telah ikut tersalibkan ? Hal ini perlu diangkat sebagai acuan pemikiran yang benar, bahwa ketika Tuhan telah memutuskan diri-Nya untuk terlahir dalam bentuk manusia oleh perawan Maria maka secara otomatis antara Isa dengan Tuhan Bapa tidak berbeda, yang disebut Isa al~Masih hanyalah raga manusiawinya saja tetapi isi dari ruhnya adalah Tuhan sehingga hal ini menjadikan diri Isa pantas disebut Tuhan anak.

Dalam keadaan apapun selama tubuh jasmani Isa masih hidup dan melakukan aktivitas layaknya manusia biasa, pada waktu itu Ruh Tuhan pun tetap ada dalam badan jasmani tersebut dan tidak bisa dipisahkan, sebab jika Ruh Tuhan telah keluar dari badan kasarnya maka saat itu juga Isa al~Masih mengalami kematian, karena tubuh jasmani telah ditinggalkan oleh ruhnya. Jadi logikanya, sewaktu tubuh jasmaniah Isa disalibkan, maka zat Tuhan juga telah ikut tersalib, artinya secara lebih gamblang, Tuhan Bapa telah ikut disalib pada waktu bersamaan (sebab mereka satu kesatuan). Pada waktu tubuh jasmani Isa al~Masih bercakap-cakap dengan para murid serta para sahabat lainnya maka pada waktu yang bersamaan sebenarnya Tuhan-lah yang melakukannya dibalik wadag tersebut.

Dan sekarang bila Isa mengalami kejadian-kejadian tertentu seperti mengutuki pohon Ara karena rasa laparnya namun ia tidak menjumpai apa-apa disana selain daun (Lihat Injil Matius pasal 21 ayat 18 dan 19) maka hal ini menyatakan ketidak tahuan dari diri Isa mengenai segala sesuatu dan berimplikasi bahwa Tuhan yang mengisi jiwa dari wadag manusia Isa al~Masih itupun bukanlah Tuhan yang sebenarnya, sebab ia tidak bersifat maha mengetahui sedangkan pencipta alam semesta ini haruslah Tuhan yang mengenal ciptaan-Nya sekalipun itu dalam wujud makhluk paling kecil dan hitam yang tidak tampak secara kasat mata berjalan pada malam yang paling kelam sekalipun.

Dan pada waktu Isa merasa sangat ketakutan sampai peluhnya membasahi sekujur tubuhnya bagaikan titik-titik darah yang berjatuhan ketanah seperti ditulis oleh Injil Lukas pasal 22 ayat 44, maka pada saat yang sama kita menyaksikan Tuhan yang penuh kecacatan, betapa tidak, Tuhan justru frustasi dan kecewa sampai Dia mau mati (Lihat Injil Matius pasal 26 ayat 3) akibat ketakutan-Nya kepada serangan para makhluk ciptaan-Nya sendiri yang seharusnya justru menjadi lemah dan bukan ancaman menakutkan dimata Tuhan. Dan didetik-detik tersebut kita dapati pada Injil Matius pasal 26 ayat 36 sampai 39 Isa telah memanjatkan doa yang ditujukan kepada Tuhan. Sungguh suatu kejanggalan yang sangat nyata sekali, betapa Tuhan telah menjadi makhluk dalam bentuk manusia dan Tuhan itu masih memerlukan bantuan dari pihak lain (dalam hal ini Tuhan itu butuh bantuan Tuhan juga), disinilah sebenarnya kita melihat kenyataan bahwa Isa al~Masih itu sendiri bukan Tuhan, dia hanyalah makhluk dan sebagai makhluk maka seluruh dirinya terlepas dari unsur-unsur ketuhanan, baik jasmani maupun rohaninya. Karena itu dia pasti membutuhkan bantuan Tuhan yang sebenarnya, Tuhan yang Maha Tahu, Tuhan yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu dari ciptaan-Nya serta Tuhan yang Maha Gagah.

Doktrin kemanunggalan Isa al~Masih dengan Tuhan, memang sungguh layak untuk bisa dikaji ulang, kalimat keanakan Tuhan yang dilekatkan padanya jelas bukan bahasa metafora. Dalam banyak kitab dan pasal pada Perjanjian Baru, kita sebut saja misalnya Injil Matius pasal 26 ayat 64, Kisah Para Rasul pasal 7 ayat 55 dan 56, Kitab Roma pasal 8 ayat 34 dan sebagainya telah disebut bahwa Isa al~Masih sebagai Tuhan anak telah duduk disebelah kanan Tuhan Bapa, artinya mereka berdua (antara Tuhan Bapa dengan Tuhan anak) merupakan dua Tuhan yang berbeda, bukankah semakin jelas kita melihat ada dua Tuhan dan bukan satu Tuhan, dan jika paham satu Tuhan disebut sebagai Tauhid atau Monotheisme maka sistem banyak Tuhan (lebih dari satu Tuhan) disebut sebagai Pluralisme Tuhan atau Polytheisme. Inilah bukti yang bisa kita persembahkan kepada golongan yang masih menerima Isa sebagai Tuhan dan menganggapnya sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Kita bukan hendak menghujat ataupun melakukan bentuk penistaan terhadap ajaran maupun keyakinan agama lain, namun disini kita mencoba menyampaikan kebenaran melalui kalimat dan bukti-bukti yang bisa ditelaah dan dipelajari secara obyektif oleh setiap orang. Islam melarang umatnya untuk melakukan pelecehan agama manapun, kita akan tetap menghormati mereka meskipun menolak apa yang sudah disampaikan. Kiranya buku ini bisa mendatangkan hikmah dan hidayah bagi setiap pembacanya dan bukan malah memunculkan polemik baru yang akan semakin memecah belah rasa persaudaraan antar iman di Indonesia.

Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125


Isa al~Masih hanyalah seorang Rasul

Secara abstrak, Tuhan memang meliputi segala sesuatunya namun kalau Dia sudah didoktrinkan menjadi terbatas (yaitu tersekat kedalam daging) sebagaimana pernyataan orang-orang Kristiani terhadap sosok Isa al~Masih, maka artinya Tuhan dengan menjadi daging itu telah tunduk dengan segala keterbatasannya, maka tentunya ini tidak bisa disamakan lagi dengan konsepsi kemaha kuasaan Allah.

……… > Lanjutannya, silahkan baca langsung buku tersebut.



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

Re: [Milis_Iqra] "Penyaliban" Nabi Isa

sdr Armansyah, saya akan menanggapi tulisan anda kali ini dengan pendekatan berbeda. Yaitu prinsip kontekstualitas suatu tulisan. Untuk mengetahui apa maksud si penulis dengan tulisannya, kita akan baca apa kata penulis itu sendiri, apa yang dia maksudkan atau pesan tujuan tulisan kepada pembacanya. Pendekatan kontekstualitas mengartikan bahwa penafsiran yang tepat adalah jika kita mengartikan suatu tulisan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh si penulis. Artinya, jika kita mengartikan atau menafsirkan suatu tulisan berbeda dengan apa yang dimaksudkan oleh si penulis, maka jelaslah penafsiran itu meleceng dari maksud yang sebenarnya. Masalahnya akan berbeda jika kita tak menemukan "kata pengantar atau penjelasan" dari penulis, jika demikian maka terbukalah banyak kemungkinan penafsiran dan kita tidak tahu mana yang paling benar karena tiap-tiap penafsir akan mengartikan sesuai dengan seleranya masing-masing,
jadi dalam kasus ini kita hanya bisa menebak-nebak saja. Dan tiap penafsir boleh saja yakin bahwa caranya mengartikan adalah yang paling benar. Namun demikian, kita bisa menafsir dengan membandingkannya dengan tulisan2 lain dengan topik yang sama, maka dapat juga dicapai penafsiran yang mendekati kebenaran karena diteropong dari berbagai tulisan2 pengarang lain tentang hal yang sama.
adalah yangNah, dengan tolok ukur ini, maka akan kita teropong "tafsiran Armansyah" akan Injil Lukas dan injil Yohanes. 
Lukas 1:1-4
Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidik segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya segala sesuatu yang diajarkan kepadamu adalah benar.
Poin-poin dari pengantar Lukas adalah:
1. Dia bertindak sebagai reporter yang merekam segala data pada tulisan2nya dengan wawancara kepada para saksi mata dan pelayan Firman.
2. Catatan-catannya dibukukan dengan teratur.
3. Supaya pembaca (dalam hal ini Teofilus) mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadanya adalah benar.
4. Bahwa Injil ini ditulis untuk orang yang telah percaya atau orang Kristen.

KIsah para Rasul 1: 1-3
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan oleh Yesus, sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintahNya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilihNya. Kepada mereka Ia menunjukkan diriNya setelah penderitaanNya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
Poin-poin disini adalah:
1. Bahwa Yesus terangkat ke langit.
2. Bahwa penderitaannYa selesai. Penderitaan disini adalah ditangkap, diadili, dihina, disiksa, disalibkan, dan dikuburkan. Lihat Lukas 22:47 s/d Lukas 23:55. Semuanya ada saksi mata.
3. Dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Maksudnya setelah ia mati dan dikuburkan, Dia hidup kembali. Lukas 24:1- 51. 
4. Ia berulang-ulang kali menampakkan diri.

Yohanes 20: 30-31
Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus did epan mata murid-muridNya yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya.
Yohanes 21:24.
Dialah murid (Yohanes), yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita (maksudnya kita adalah dia dan para pembacanya, orang-orang Kristen) tahu bahwa kesaksiannya itu benar. 


Lihat jawaban interaktif dibawah.

--- On Thu, 2/4/10, Armansyah <armansyah.skom@gmail.com> wrote:

From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] "Penyaliban" Nabi Isa
To: "Milis_Iqra@googlegroups.com" <milis_iqra@googlegroups.com>
Date: Thursday, February 4, 2010, 7:51 AM

Misteri Penyaliban Nabi Isa
Sumber : http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/06/24/misteri-penyaliban-nabi-isa/


Seperti yang kita ketahui bersama, setelah usai menjumpai Maria Magdalena pada pagi minggu itu, Isa al~Masih menjumpai Simon Petrus, Thomas (Didymus), Nathan dan yang lainnya di Tasik Tiberias (Injil Yohanes pasal 21 ayat 1 s/d 4) begitupun Isa disebut juga sempat menjumpai 2 orang sahabatnya yang sedang berjalan menuju kampung Emaus (Injil Lukas pasal 24 ayat 13 s/d 17) dan akhirnya muncul secara terbuka dihadapan ibunya serta murid-muridnya saat mereka sedang berkabung atas kematiannya (Injil Yohanes pasal 20 ayat 19).

Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tanganku dan kakiku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. – Injil Matius pasal 27 ayat 36 s/d 43


Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangannya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungnya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." – Injil Yohanes pasal 20 ayat 25 s/d 27

Kembalinya Isa al~Masih ditengah para murid-muridnya sebagaimana diuraikan oleh Injil Yohanes diatas sebenarnya tidak juga terjadi dengan tiba-tiba seperti seorang Jin keluar dari botolnya. Sebagai Nabi yang dikelilingi oleh berbagai mukjizat fantastis dan juga banyak melakukan perjalanan diberbagai daerah didunia yang memberikan ribuan hikmah dan pengalaman kepadanya, kiranya tidak terlalu sukar bagi seorang Isa al~Masih untuk membuka pintu yang terkunci dari dalam lalu kemudian hadir diantara murid-muridnya.

Dari catatan Injil Yohanes ini, kitapun berhasil merekonstruksi sebuah fakta bahwa kebangkitan Isa al~Masih setelah peristiwa penyaliban itu memang bukan kebangkitan dari kematian yang membuatnya bisa dipertuhankan,


Disini Armansyah merekostruksi fakta bahwa Yesus hidup dan muncul ditengah-tengah murid-muridNya. sampai disini OK.Tapi ketika Arman mengatakan bahwa kebangkitan Isa Almasih bukan kebangkitan dari kematian, maka Arman menentang kesaksian Yohanes pada fasal 21:14 yang berbunyi:
Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diriNya kepada murid-muridNya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Artinya, pernyataan Arman bertentangan dengan kesaksian Yohanes. Dan mengapa Armansyah mengatakan demikian, jelas karena Arman mengatakan bahwa kebangkitan Isa Almasih setelah peristiwa penyaliban memang bukan kebangkitan dari kematian yang membuatnya bisa dipertuhankan. Poin Arman jelas: Yang membuatnya (Isa) bisa dipertuhankan. Artinya Arman melawan kesaksian Yohanes semata-mata karena doktrin Islam yang tidak bisa menerima bahwa Yesus itu Tuhan. Jadi biarpun kata Arman fakta, sebenarnya bukan fakta, tapi tafsir yang sesuai dengan doktrin Islam. Fakta yang sebenarnya adalah bahwa pernyataan Arman menentang kesaksian Yohanes.


ia membuktikan kepada semua murid-muridnya bahwa ia yang saat itu hadir ditengah mereka, adalah ia yang juga dulunya pernah bersama-sama mereka sebelum ini. Ia manusia biasa seperti mereka, ketika mereka dilihatnya masih meragukan status dirinya dan mungkin tetap menyangkanya sebagai hantu atau arwah gentayangan, Isa al~Masih meyakinkan mereka dengan memperlihatkan tangan dan kakinya yang masih ada bekas-bekas luka-luka penyaliban dan memakan ikan goreng sebagai pertanda dirinya memang masih hidup. Ia juga menyuruh Tomas meraba bekas-bekas luka paku salib ditangannya dan meraba lambungnya yang sempat ditusuk tombak oleh seorang serdadu Roma, sehingga tidak pada tempatnya lagi mereka merasa ragu.

Kepada mereka Ia menunjukkan dirinya setelah penderitaannya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. – Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 3

Injil Lukas mencatat bahwa setelah pertemuan terakhirnya ini, Isa kemudian mengajak mereka semuanya (termasuk Maryam sang Ibunda dan Maria Magdalena) keluar dari kota Yerusalem sampai didekat perbatasan kampung Bethani, dari titik ini, perjalanan baru beliau dalam berdakwah kepada komunitas Israel diluar wilayah Palestina telah dimulai kembali.

Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangannya dan memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. – Injil Lukas pasal 24 ayat 50 dan 51

Memang Injil Lukas menutup ayat terakhirnya mengenai Isa dengan menyebutnya berangkat kesorga (terbang keatas langit biru), namun kita bisa mengabaikan tulisan tersebut untuk diartikan secara harfiah dan mencoba memahaminya sebagai bentuk metafora dari hijrahnya Isa al~Masih menuju kekehidupan dakwah yang lebih baik dan kondusif, lepas dari intimidasi maupun upaya-upaya pembunuhan atas dirinya dan jemaatnya.


Disini Armansyah mengatakan bahwa kita bisa mengabaikan tulisan itu (maksudnya adalah catatan Lukas yang mengatakan bahwa Yesus naik ke langit). Mengapa Arman mengabaikannya? Mudah sekali jawabnya, karena narasi Lukas itu tidak sesuai dengan doktrin Islam akan Isa. Jadi karena Alquran tak ada menyebut Isa naik kelangit, maka demi pembelaan terhadap doktrin Islam, Arman harus menyangkal laporan Lukas yang berdasarkan banyak saksi mata. Berarti Arman membuta pernyataan yang bertentangan dengan maksud penulis Injil Lukas tersebut. Dan karena bertantangan, maka tafsiran Armansyah jelas diluar konteks dan maksud dari Lukas.
 

Hilangnya sosok Isa diantara awan dalam catatan Injil Lukas diatas bisa kita dapati penjelasan logisnya pada Kitab Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 12.

Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.

Dari ayat ini kita melihat bahwa perpisahan itu terjadi disekitar anak bukit Zaitun dimana kemudian Isa mengucapkan selamat tinggal kepada mereka sambil melambaikan tangannya ( disebut oleh Injil Lukas sebagai bentuk pemberkatan ) dan Isa terus naik mendaki bukit Zaitun lalu menghilang dipuncaknya, menuruni lereng perbukitan dibaliknya yang oleh Kitab Kisah Para Rasul disebut menghilang dibalik awan.

Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupnya dari pandangan mereka. – Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 9


Pernyataan Arman jelas salah, karena Lukas 24:51 mengatakan: Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Jadi pernyataan bawa Isa naik ke bukit dan menghilang dibaliknya adalah semata-mata karangan Arman, bukan kata Injil Lukas.

Dari cerita ini kita melihat bahwa Isa berangkat sendirian, akan halnya Maryam sang Ibunda dan Maria Magdalena serta murid-muridnya yang lain memang tidak dibawa serta disaat bersamaan. Tampaknya ini sebagai bagian dari perencanaan atau strategi yang telah disusun rapi oleh Isa dan kelompok Yusuf Arimatea dari Essenes agar tidak menimbulkan kecurigaan dari pihak musuh-musuh mereka sehingga akan menggagalkan semua usaha tersebut. Isa dalam Injil Lukas diceritakan telah mengatakan bahwa masa mereka untuk sampai kepada perencanaan Allah akan tiba tetapi setelah segala sesuatunya dirasa tepat dan memungkinkan.

Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapaku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi." – Injil Lukas pasal 24 ayat 49

Ini adalah pesan yang terinkripsi, kita perlu melakukan proses decoding untuk membuka pesan dalam Injil Lukas diatas agar bisa dipahami secara wajar.


Perkataan: Ini adalah pesan yang terinskripsi, kita perlu melakukan proses decoding jelas adalah karangan Arman setelah membaca entah tulisan2 siapa (mungkin Dan Brown yang memang terobsesi dengan inskripsi dan decoding). Demikian juga dengan khayalan Qumran dan Essenes. Murni spekulasi. Lukas tidak pernah memaksudkann tulisannya mengandung kode2 rahasia yang perlu dipecahkan. Injil Lukas dengan mudah bisa dipahami oleh anak2 SD sekalipun. Arman terlalu banyak mengkhayal disini!


Janji Tuhan yang diserukan oleh Isa diayat tersebut tidak lain adalah janji keselamatan para muridnya dari musuh-musuh mereka, Isa meminta mereka semua untuk menahan diri dan sementara berdiam dulu didalam kota Yerusalem sampai keadaan bisa dikendalikan lalu Isa setelah itu akan mengirimkan pesan kepada mereka untuk menyusulnya melalui sahabat-sahabatnya yang lain dari jalur Yusuf Arimatea yang dikenal dengan nama kelompok Essenes yang menetap diperbukitan Qumran. Itulah makna dari kalimat terakhirnya " sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi. "

berdasarkan catatan seorang sejarawan Yahudi bernama Flavius Josephus yang banyak menyaksikan dan mencatat kasus-kasus penyaliban yang dilakukan oleh orang-orang Romawi terhadap mereka-mereka yang dianggap pemberontak atau penjahat yang mana tulisan-tulisannya ini banyak dikutip juga oleh pihak-pihak Kristiani dan juga para sarjana Biblika (termasuk oleh James D. Tabor sendiri didalam situs lamanya di Internet[1] dan dibukunya Dinasti Yesus[2]) yaitu tentang terbukanya kemungkinan orang yang dihukum salib untuk tetap bertahan hidup dan disembuhkan kembali. Dalam bukunya yang berjudul The Life of Flavius Josephus[3], sejarawan ini menulis :

Sekembalinya saya bersama Cerealins yang dikirim oleh Kaisar Titus dengan seribu pasukan berkuda menuju kesatu desa bernama Thecoa, saya melihat banyak penjahat telah disalib dan melihat tiga orang diantara mereka adalah orang-orang yang saya kenal dimasa lalu. Saya sangat sedih dengan kejadian ini dan pergi dengan air mata berlinang menghadap Titus dan mengatakan kepadanya mengenai mereka bertiga. Lalu Titus memerintahkan agar mereka diturunkan dari salib dan dilakukan perawatan untuk memulihkan kondisi mereka. Dua diantara mereka tidak tertolong dan satu berhasil diselamatkan.

Kita juga memiliki beberapa data lain yang mungkin bisa dijadikan argumentasi pendukung dalam teori bertahan hidupnya Isa al~Masih sampai ia diturunkan dikayu salib. Diantaranya adalah singkatnya waktu penyaliban yang terjadi saat itu, yaitu hanya sekitar 3 jam (dimulai pada jam 12 sampai jam 15.00), disusul dengan kedua orang yang ikut disalib bersama Isa al~Masih yang waktu itu keadaan keduanya masih dalam kondisi yang segar bugar sehingga para serdadu Romawi itu mematahkan kaki mereka untuk mempercepat kematiannya (dan memang wajar sekali jika orang baru mati dalam penyiksaan dikayu salib setelah lebih dari satu sampai tiga harian), argumen kita berikutnya adalah keterkejutan Pontius Pilatus yang telah menjatuhkan hukuman tersebut ketika mendengar bahwa Isa al~Masih telah dinyatakan wafat dalam waktu secepat itu yang tentu saja dengan pemikiran wajarnya sebagai orang yang sering menyaksikan maupun menjatuhkan hukuman mati melalui metode penyaliban, kematian Isa yang diluar kebiasaan tersebut menimbulkan kebingungannya sendiri.

Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. – Injil Markus pasal 15 ayat 44


Mengapa Pilatus heran? Ada latar belakang penyaliban yang diliwatkan oleh Arman. Orang-orang yang disalib biasanya tidak mati beberapa hari. Itulah sebabnya mengapa kaki 2 orang yang disalibkan dengan Yesus dipatahkan supaya mereka mati dan dapat dikuburkan hari itu agar tidak menajiskan hari Sabat Yahudi. Karena itu Pilatus heran kok Yesus sudah mati? Tapi untuk memastikannya maka lambung Yesus ditikam. Yohanes 19:33-34 : tetapi ketika mereka (para prajurit Romawi) sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakiNya, tetapi seorang dari antara para prajurit itu menikam lambungNya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 
Jelas Yohanes menyaksikan dan mengatakan bahwa Yesus telah MATI, bahkan lambungnya ditombak oleh serdadu Romawi sampai keluar darah dan air.


Argumen lainnya yang bisa kita sodorkan adalah meninjau ulang apa yang pernah disampaikan oleh Injil Lukas pasal 22 ayat 43 didetik-detik menjelang penangkapan :

Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepadanya untuk memberi kekuatan kepadanya

Bila yang dimaksud dengan memberi kekuatan pada ayat diatas adalah memberi semangat agar Isa tabah menerima kehendak Allah yang akan berlaku pada dirinya, maka sekali lagi kita ajukan juga apa yang disampaikan oleh Paulus dalam Kitab Ibrani pasal 5 ayat 7 :

Dalam hidupnya sebagai manusia, ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada-Nya yang sanggup menyelamatkannya dari maut, dan karena kesalehannya, beliau telah didengarkan.

Jadi dari ucapan Paulus diatas kita bisa mengambil asumsi kuat bahwa Isa al~Masih telah ditolong oleh Tuhan dari kematian (maut) yang bisa menimpanya dalam proses yang akan dia hadapi (inilah makna dari kata-kata "beliau telah didengarkan" yang artinya permintaan untuk selamat dari maut dikabulkan). Sebagai umat Islam, kita punya data yang sangat otentik untuk menjadi pegangan dalam masalah mati atau hidupnya Isa al~Masih saat penyaliban itu, dan data itu adalah wahyu Allah didalam al-Qur'an sebagai berikut :

Dan perkataan mereka: "Bahwa kami telah membunuh al~Masih Isa putera Maryam, utusan Allah", padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan untuk mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka yakin telah membunuhnya. -Qs. 4 An-Nisaa' 157




Asumsi bahwa Yesus telah ditolong dari kematian adalah murni spekulasi Armansyah. Karena bukan itu yang Lukas maksudkan. Yang Lukas maksudkan adalah bahwa malaikat menolong dan emnguatkan Yesus sebagai manusia agar tabah dan sanggup menghadapi penderitaan penyaliban dan kematian yang akan dia hadapi. Jelas BUKAN pertolongan agar diselamatkan DARI kematian, tapi pertolongan agar tabah MENGHADAPI penghinaan, sikasaan, dan Penyaliban. Kematian Yesus justru datang dengan cepat setelah misinya selesai. Yohanes 19:30.


Sejumlah ulama berbeda pendapat tentang makna tidak terbunuh dan tidak tersalibnya Nabi 'Isa sampai kepada makna pengangkatan beliau kesisi Allah pada ayat diatas. Golongan yang pertama menyatakan bahwa maksud dari Nabi 'Isa memang tidak terbunuh dan tidak mengalami penyaliban (termasuk tidak dinaikkan keatas kayu salib) dalam artian sesungguhnya, dengan kata lain bahwa para musuh Nabi 'Isa pada waktu itu sudah salah tangkap orang, bukannya Nabi 'Isa yang mereka tangkap dan mereka hukum bunuh melalui metode penyaliban, akan tetapi orang lain yang perwujudannya diserupakan atau dialih rupakan seperti beliau 'alaihissalaam. Pemahaman seperti ini juga tampaknya yang membuat pihak Departemen Agama Republik Indonesia menterjemahkan ayat 157 dari surah al-Qur'an an-Nisaa' sebagai berikut :

"Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh al~Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya , tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa".

Sayangnya terjemahan tersebut bukanlah terjemahan dari ayat yang sebenarnya. Karena dari sudut kebahasaan atau grammatikal Arabnya, Na-'ibul fa-'il untuk fi'il "Syubbiha" adalah mashdar "sholbun" atau "qotlun" yang dikandung dalam fi'il "sholabu-hu" atau "qotalu-hu" (bukan Isa atau orang yang menggantikan Isa). Jadi istilah Syubbiha lahum (ia dibuat kelihatan serupa dengan seorang yang disalib bagi mereka adalah merujuk pada peristiwa penyalibannyalah yang diserupakan bukan orang lain yang diserupakan bagi mereka). Kata "syabbaha" mengandung arti : ia membuat (-nya atau itu) serupa dengan (ia atau itu). Syubbiha 'alaihil amr berarti hal itu dibuat samar, kabur dan meragukan baginya. Alasan yang terutama ialah bahwa selain Isa tidak ada orang lain yang disebutkan disini atau ditempat lain pada ayat dan bentuk pasif hanya digunakan bila konteks sudah nyata sekali, siapa yang yang dimaksudkan sebagai subyek yang tidak disebutkan. Jadi disini kita melihat al-Quran sama sekali tidak menyatakan secara implisit bahwa Bangsa Israel telah membunuh ataupun telah menyalib seseorang yang dimiripkan dengan Isa". Dengan begitu, maka terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia : "… tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka" kata-kata yang digaris bawahi sama sekali tidak ditemukan dalam lafas asli pada surah an-Nisaa' ayat 157.

Adapun terjemahan kata perkata dari ayat ini adalah sebagai berikut :

Surah 4 ayat 157

penyerupaan atau penyamaran itu dilakukan Allah pada diri Isa sendiri yang terlihat seolah-olah berhasil dibunuh diatas kayu salib, padahal dia waktu itu tidak atau belum mati, hanya dia diserupakan saja seperti keadaan orang yang mati disalib. Hal ini mengingat akhir ayat 157 berbunyi : ".. dan tidaklah mereka yakin telah membunuhnya".


Nah, disini dengan jelas Arman merujuk kepada Alquran tentang apa yang terjadi dengan Isa.Namun apa yang dikatakan Alquran tidak seperti yang dikatakan oleh keempat Injil. Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Tentu saja Arman harus mempertahankan bahwa Alquran yang benar, sekalipun pernyataan Alquran itu bukanlah perkataan saksi mata. Namun arman tidak punya pilihan lain harus membenarkan Alquran yang mengatakansesuatu tentang Isa tanpa saksi mata dan baru ada lebih dari 600 tahun kemudian. Sekali lagi Arman, banyaka yang kalian yakini di Islam memang hanya berupa keyakinan belaka, bukan fakta dan kesaksian saksi mata.


Orang yang berhasil lolos dari kematian dikayu salib artinya dia tidak berhasil disalib atau dengan kata lain proses eksekusi penyaliban itu sendiri cacat hukum, dan dalam kaidah hukum universal, sesuatu yang sifatnya cacat hukum harus ditolak validasinya. Dalam kasus Isa, orang-orang Yahudi ngotot bahwa beliau a.s. harus dihukum salib, karena hukuman salib dalam terminologi mereka adalah hukuman yang hanya layak untuk orang-orang yang terkutuk (melawanTuhan ataupun membuat kedustaan atas nama Tuhan). Jadi disini Nabi Isa dalam pandangan musuh-musuh beliau adalah orang yang batil jadi dia harus dihukum mati (artinya beliau harus dibunuh) dan caranya harus dengan cara yang sangat kejam sesuai term yang mereka pahami untuk kasus-kasus seperti itu (yaitu melalui hukuman salib).

Penyaliban Yesus dalam banyak gambar

Ketika al-Qur'an menyebut Isa tidak disalib artinya bisa jadi makna penyaliban pada diri Isa itulah yang dibatalkan, dengan kata lain, meskipun Isa berhasil mereka gantung diatas kayu palang, itu tidak memberi arti bahwa Isa adalah orang yang batil sesuai pemahaman mereka (yang pun disambung pada ayat 4 surah 158 dimana Allah menyebut Isa diangkat kepada-Nya yang bisa diartikan bentuk pemuliaan Allah kepada beliau dan penafian kebatilannya dalam mata orang Yahudi/Bani Israel) sehingga apa yang oleh mereka disebut sebagai penyaliban dan pembunuhan Isa, hanya bentuk penyerupaan saja, seolah iya padahal tidak.

Lalu bagaimana dengan hadis yang menyatakan Nabi Isa masih hidup dan tidak berhasil disalib dalam artian diserupakan wajahnya kepada orang lain ?

Disampaikan oleh Ibnu Khaldun dalam kutipan Haekal, kita tidak harus percaya akan kebenaran sanad sebuah hadis, juga tidak harus percaya akan kata-kata seorang sahabat terpelajar yang bertentangan dengan al-Qur'an, sekalipun ada orang-orang yang memperkuatnya. Beberapa pembawa hadis dipercayai karena keadaan lahirnya yang dapat mengelabui, sedang batinnya tidak baik. Kalau sumber­sumber itu dikritik dari segi matn (teks), begitu juga dari segi sanadnya, tentu akan banyaklah sanad-sanad itu akan gugur oleh matn. Orang sudah mengatakan bahwa tanda hadis maudhu' (buatan) itu, ialah yang bertentangan dengan kenyataan al-Qur'an atau dengan kaidah-kaidah yang sudah ditentukan oleh hukum agama (syariat) atau dibuktikan oleh akal atau pancaindra dan ketentuan-ketentuan axioma lainnya. (Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Penerbit Litera AntarNusa, Cetakan ke-22, Juni 1998, hal. Xcvii)

Haekal juga berkata kalau orang mau berlaku jujur terhadap sejarah, tentu mereka menyesuaikan hadis itu dengan sejarah, baik dalam garis besar, maupun dalam perinciannya, tanpa mengecualikan sumber lain yang tidak cocok dengan yang ada dalam al-Qur'an. Yang tidak sejalan dengan hukum alam itu diteliti dulu dengan saksama, sesudah itu baru diperkuat dengan yang ada pada mereka, disertai pembuktian yang positif, dan mana-mana yang tak dapat dibuktikan seharusnya ditinggalkan. Pendapat cara ini telah dijadikan pegangan oleh imam-imam terkemuka dari kalangan Muslimin dahulu, dan beberapa imam lainpun mengikuti mereka sampai sekarang.


Betul, Armansyah, tentu saja kamu harus membela doktrin Islam yang menentang penyaliban Isa, sekalipun itu sepenuhnya hanya berupa KEYAKINAN BELAKA, bukan fakta yang dikatakan saksi mata.

Kesimpulannya adalah:
Semua yang dituliskan dan ditafsirkan Armansyah disini akan Injil dari Alkitab, adalah "correct" dari segi doktrin Islam, namun jika dilihat secara kontekstual dari maksud pada penulis Injil Alkitab, jelaslah tafsirkan Armansyah ini melenceng dan tidak sesuai dengan maksud penulis Alkitab.
Untuk lebih jelasnya, semua penulis Injil Alkitab mengatakan bahwa Yesus itu disalib, mati dikuburkan, dan bangkit dari kematian, memperlihatkan diri berkali-kali kepada banyak orang, dan kemudian naik ke surga. Dan semua apa yang dimaksudkan oleh para penulis Injil Alkitab, disangkal oleh Armansyah, karena doktrin Islam yang dianutnya, mengharuskan dia demikian.
Jadi, jika ditinjau dari segi keyakinan Islam, yang dikatakan Armansyah tidak salah, tapi jelas menyimpang dari maksud para penulis Injil Alkitab.

Tak apa teman, anda memang tidak punya pilihan lain ...karena kalau mau tetap Muslim anda harus mengatakan seperti yang sudah anda katakan...


--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-