Bukankah anda sendiri yang awalnya berpendapat demokrasi kita sekarang ini jauh dari tuntunan Rasulullah dan Kitabullah?
jadi kenapa anda menuntut tingkah laku yang sesuai ad dien untuk mereka?
Contohnya, Saya saja jika merasa tidak dihargai padahal itu hak saya, saya akan memberontak, walaupun dengan cara saya sendiri. Saya kira banyak juga orang yang akan mempertahankan hak mereka selain saya.
Apalagi sebuah partai politik, banyak kepentingan, banyak pertimbangan.
Di satu sisi harus menunjukkan kepada pendukungnya, "masih vokal"
di satu sisi bisa jadi harus menunjukkan " inilah kita"
di satu sisi harus membela kepentingan partai
dsb.
Hal tersebut bisa ditunjukkan lewat media sebagai saranan penghubung mereka dengan pendukungnya.
Kita hidup di luar sistem, jadi tidak dibawah tekanan kepentingan partai yang menaungi. Tapi menurut saya, penilaian di luar saja tidak cukup.
Banyak kalimat diplomatis yang dikeluarkan baik untuk kepentingan partai atau diatasnamakan kepentingan bangsa.
Jadi bagaimana mungkin terang terangan bilang "kita ingin kekuasaan", kita rebut kekuasaan dengan cara ini, itu, dsb.
Kalau mereka harus di luar sistem pemerintahan, apa yang akan mereka perjuangkan sama sekali bisa tidak tercapai.
Realitanya itulah wajah demokrasi kita. suka tidak suka.
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
----- Original Message -----From: Dani PermanaSent: Thursday, May 14, 2009 9:32 AMSubject: [Milis_Iqra] Re: Anis Matta : Kita Terganggu Masalah CawapresWassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,Rasanya aneh kalo ada yang bertanya "apa salahnya DR Boediono". Karena saya pikir bukan masalah salah atau benarnya seseorang menduduki calon tersebut, tapi masalah penting adalah komunikasi. Keputusan sepihak saya rasa sedikit kurang menghargai mitra yang lain.Kalau dari awal saja sedikit kurang dihargai, bagaimana nantinya jika sudah benar benar terpilih, jadi saya kira wajar saja reaksi PKS tersebut (walaupun saya bukan simpatisan PKS)
[Dani] Satu hal yang harus disadari adalah demokrat belum secara resmi mengumumkan CAWAPRES. yang beredar adalah DR. Budiono. Disini letak ketidakdewasaaan partai perserta koalisi itu, lihat saja misalnya Fahri Hamzah dari PKS, jam 7:45pm di metroTV, marah-marah engga karuan seperti itu, itukah kedewasaan seorang politikus. Bukankah masih bisa di komunikasikan secara bijak atas nama yang muncul seperti DR Budiono ini. Bukahkah terlebih baik Tidak berkoar-koar di Media, SBY seihak, SBY tidak mau berkomunikasi dan lain sebagainya. kalau mereka itu mengerti ad-dien ini, mereka akan meloby SBY dan PD secara santun bukan mengkisruhkan diri di media. Komunikasi itu bisa dibangun sebelum dan setelah selama Nama yang ditunjuk belum secara RESMI di publikasikan. Apakah PD sudah secara resmi mengumumkan? setahu saya besok baru di umumkan. Sayangnya parpol yang berkoalisi itu menanggapinya TIDAk dengan santun. Apakah juga agama Islam yang menjadi platform sebagian besar parpol peserta koalisi itu tidak mengatahui bagaimana Islam mengajarkan atau mengkritik sesuatu?
Adalah wajar bagi parpol pemenang pemilu mengajukan nama terlebih dahulu, dan apakah disetujui atau tidak baru dikomunikasikan. Coba jika SBY misalnya memilih Hidayat Nur Wahid tanpa adanya komunikasi dengan PKS, saya yakiin PKS akan diam dan merasa senang serta tidak akan berkoar-koar, begitu juga jika SBY memilih Hatta Rajasa, saya yakin PAN akan merasa senang dan begitu seterusnya. jadi pertanyaan saya "apa salahnya DR Budiono?" ---> engga ada yang salah-lah, orang Demokrat mengajukan sebuah nama, jika nama itu tidak didukung oleh partol peserta koalisi, seharusnya kan dikomunikasikan dengan santun, bukan membuat kisruh di media, apakah tidak ada cara komunikasi yang baik antar parpol pemenang pemilu dengan parpol peserta koalisi? Disitulah letak ketidak dewasaan parpol perserta koalisi itu. Semalam Fahri Hamzah dari PKS, mengklaim," PKS bukan memcari kekuasaan", saya "note" ucapan orang ini, jika memang tidak mencari kekuasaan seharusnya arah parpolnya adalah sebagai pengkritisi kebijakan pemerintah saja nantinya. Coba aja kita lihat, jika memang benar "TIDAK mencari kekuasaan" seharusnya mereka ada diluar pemerintahan dan menjadi pengkritisi kebijakan pemerintah di parlemen.
ADP
--
http://adanipermana.co.cc
http://it-database.blogspot.com
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment