Persaingan menerobos lapangan kerja semakin ketat yang disebabkan oleh
tidak seimbangnya antara lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja
yang ada. Selain itu lulusan sekolah tingkat SLTA setiap tahun
bertambah dan tidak setiap lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi .Keadaan ini memerlukan kiat-kiat agar bila tidak bisa masuk ke
lapangan kerja formal maka tidak sampai menyebabkan putus asa.
Lapangan keja non formal masih sangat banyak tersedia asal ada usaha
dan kemauan yang kuat.
Dihadapan Alloh menganggur adalah perbuatan yang hina dan kurang
terpuji sedangkan bekerja adalah suatu tindakan yang mulia apapun
pekerjaan kita asalkan qalal dan diridloi Alloh SWT.
Rosululloh SAW pernah bersabda :
Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu
bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan
untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari
seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi
dan kadang ditolak. (Mutafaq'alaih)
Bergeraklah untuk mendapatkan rezeki dari Alloh SWT, burung-burung
,ikan dilautan, semut di tanah dan pepohonan serta binatang lainnya
mendapatkan rezeki karena mereka bergerak. Menggerakkan sayap,
menggerakkan sirip dan ekor , menggerakkan kaki untuk melangkah dan
sebagainya.Pada hal mereka burung dan ikan tidak diberi aqal oleh
Alloh SWT.Kita manusia diberi kelebihan dibandingkan dengan burung
atau ikan yaitu AQAL. Dengan aqal ini kita bisa memaksimalkan potensi
yang ada pada diri kita apa yang mungkin bisa kita kerjakan atau kita
programkan.
Kita mempunyai kaki , melangkahlah untuk menjemput rezeki, kita
mempunyai tangan gerakkanlah tangan kita apa yang bisa kita kerjakan,
kita mempunyai mulut, mata dan sebagainya gerakkanlah semuanya
termasuk otak dan aqal kita.Bergerak dan berkaryalah karena aktifitas
ini akan menimbulkan keridloan Alloh atas usaha kita. Selain itu
bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya oleh Alloh diserupakan
dengan seorang mujahid di jalan Alloh SWT.
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil
(professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah
untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan
Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Az-Zumar : 39
"Katakanlah: Hai kaum Ku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya Aku akan bekerja pula, maka kelak kamu akan mengetahui.
Setiap manusia diberi kelebihan dan kekurangan oleh Alloh SWT,
kelebihan fisik ,kelebihan otak dan kecerdasan, kelebihan harta dan
sebagainya. Saat ini pasti ada kelebihan pada diri kita minimal satu
kelebihan, maksimalkan potensi kelebihan tersebut untuk menggapai
rezeki dari Alloh SWT.
Bila saat ini yang kita punyai kelebihan fisik ( sehat dan kuat )
banyak sekali lapangan kerja yang berhubungan dengan fisik dan tenaga
baik kasar maupun halus .Bila saat ini kita diberi kelebihan
kecerdasan ,maksimalkan kecerdasan dan potensi otak kita untuk
berpikir apa yang dapat kita perbuat sehingga bisa mendapatkan incame
atau rezeki.
Ada sepeda motor bisa untuk ojek, ada sedikit modal bukalah usaha
kecil-kecilan jual barang -barang kelontong, majalah bekas dan
sebagainya.Atau yang saat ini paling banyak diperlukan adalah pulsa
,dengan modal beberapa puluh ribu atau ratusan ribu kita bisa
berjualan pulsa.
Kisah Wiraswasta yang berangkat dari bawah salah satunya bisa di lihat
pada artikel di bawah ini
http://dakwah.blogdetik.com/2009/05/07/m…
Kisah yang kedua
http://dakwah.blogdetik.com/2009/05/11/m…
Dua kisah di atas menjadikan tambahan keyakinan bagi kita ,dalam
situasi apapun jemputlah rezeki dari Alloh SWT dengan bergerak apa
yang bisa kita gerakkan. Insya Alloh Alloh akan memudahkan langkah
kita dalam menggapai rezeki untuk kemuliaan diri , keluarga dan
agama.Mari bergerak, jangan mengganggur … bergerak terus … apa yang
bisa kita gerakkan Insya Alloh usaha kita akan di permudah oleh Alloh
SWT. Semoga Alloh SWT selalu memberi kekuatan kepada kita Amien
Pada 15 Mei 2009 17:26, Dani Permana <adanipermana@gmail.com> menulis:
> Menghadapi gempuran Fitnah
>
> Kita hidup di jaman yang penuh dengan fitnah (baca: ujian dan malapetaka).
> Satu fitnah belum selesai tiba-tiba datang fitnah yang baru. Fitnah-fitnah
> itu turun bagaikan derasnya curahan air hujan yang membasahi sudut-sudut
> pemukiman. Bahkan, terkadang ia datang secara bergelombang bagaikan ombak
> lautan.
>
> Hidup ini memang cobaan dari Allah untuk kita. Sebagaimana yang telah Allah
> tegaskan di dalam firman-Nya (yang artinya), "(Allah) Yang telah menciptakan
> kematian dan kehidupan untuk menguji kalian siapakah di antara kalian yang
> terbaik amalnya." (QS. al-Mulk : 2). Allah juga berfirman (yang artinya),
> "Sesungguhnya Kami jadikan segala sesuatu yang ada di atas muka bumi sebagai
> hiasan baginya supaya Kami menguji mereka, siapakah yang terbaik amalnya di
> antara mereka." (QS. al-Kahfi : 7). Hanya saja ujian yang dihadapi oleh
> manusia berbeda-beda, baik ditinjau dari segi kualitas individunya ataupun
> kondisi masa yang berlainan.
>
> Bekalilah dirimu dengan iman
> Tidak diragukan lagi bahwa untuk bisa sukses menjalani hidup ini setiap
> insan memerlukan ketegaran iman. Allah ta'ala telah menyatakan (yang
> artinya), "Demi masa, sesungguhnya seluruh manusia benar-benar berada di
> dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling
> menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (QS.
> al-'Ashr : 1-3). Dan sebagaimana telah menjadi keyakinan dari Ahlus Sunnah
> wal Jama'ah bahwa keimanan bisa mengalami peningkatan dan juga penurunan,
> maka demikian pula kondisi manusia dalam menghadapi fitnah atau cobaan
> hidup. Suatu ketika fitnah itu surut dan suatu ketika merajalela seiring
> dengan kuat-lemahnya iman yang ada di dalam diri seorang hamba.
>
> Setiap kali kita mencoba untuk mencermati berbagai kejadian yang kita alami,
> maka akan tampaklah sedikit demi sedikit kepada kita berbagai bentuk cobaan
> yang Allah berikan kepada kita. Sebagian orang diberi cobaan dengan
> musibah-musibah dunia berupa penyakit, bencana alam, dan berbagai kesulitan
> hidup lainnya yang acapkali membuat manusia putus asa dan menghalalkan
> segala cara demi menggapai kesenangan sementara. Dan tidak sedikit pula yang
> diuji dengan berbagai kenikmatan dan kemudahan duniawi yang sering
> melalaikan manusia dari mengingat Rabb mereka. Allah ta'ala berfirman (yang
> artinya), "Dan Kami menguji mereka dengan kebaikan dan keburukan agar mereka
> mau kembali." (QS. al-A'raaf : 168). Syaikh as-Sa'di rahimahullah
> menjelaskan bahwa maksud ujian dalam bentuk kebaikan dan keburukan dalam
> ayat ini adalah yaitu berupa kemudahan dan kesulitan (lihat Taisir al-Karim
> ar-Rahman, hal. 307). Tafsiran serupa dikemukakan oleh al-Hafizh Ibnu Katsir
> rahimahullah di dalam Tafsirnya (lihat Tafsir al-Qur'an al-'Azhim, 3/359).
>
> Orang beriman pasti menerima cobaan
> Satu hal yang harus kita yakini, bahwa pengakuan iman itu menuntut
> pembuktian. Betapa banyak orang yang mengaku beriman namun ketika dihadapkan
> dengan berbagai cobaan dan persoalan hidup maka seolah-olah imannya terbang
> ditiup oleh terpaan badai kehidupan. Allah ta'ala berfirman (yang artinya),
> "Alif lam mim, apakah manusia itu mengira dia dibiarkan begitu saja
> mengatakan, 'Kami telah beriman' kemudian mereka tidak diuji? Sungguh Kami
> telah menguji orang-orang sebelum mereka supaya Allah mengetahui siapakah
> orang-orang yang benar dan siapakah orang-orang yang dusta." (QS. al-Ankabut
> : 1-3). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah pasti akan menguji hamba-hamba-Nya
> yang beriman sesuai dengan kadar keimanan yang mereka miliki (lihat Tafsir
> al-Qur'an al-'Azhim, 6/136).
>
> Begitu beratnya cobaan yang menimpa, sampai-sampai ada di antara manusia
> yang rela menjual agamanya demi mengharapkan kesenangan yang menipu. Abu
> Hurairah radhiyallahu'anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
> sallam bersabda, "Segeralah dalam beramal sebelum tiba fitnah-fitnah
> layaknya potongan malam yang gelap gulita. Ketika itu seorang berada di
> waktu pagi masih beriman namun sore harinya menjadi kafir. Atau di sore
> harinya masih beriman namun keesokan harinya sudah menjadi kafir. Dia rela
> menjual agamanya demi mendapatkan sekeping kesenangan dunia," (HR. Muslim
> dalam Kitab al-Iman [118]). Demikianlah cobaan hidup, ia akan membedakan
> antara orang-orang yang tetap tabah di atas keimanannya dengan orang-orang
> yang ragu-ragu dan lemah imannya, kepada Allah sajalah kita meminta
> pertolongan!
>
> Fitnah akhir zaman
> Sesungguhnya kita hidup di jaman yang penuh dengan fitnah. Fitnah berupa
> kekafiran, kemunafikan, ataupun kebid'ahan dan kemaksiatan. Satu fitnah
> belum selesai tiba-tiba datang fitnah yang baru. Sementara fitnah itu turun
> bagaikan derasnya curahan air hujan yang membasahi sudut-sudut pemukiman.
> Terkadang ia datang secara bergelombang bagaikan ombak lautan. Sehingga
> membuat kaum muslimin bagaikan sampah yang diseret oleh aliran air, tidak
> jelas arahnya. Terombang-ambing ke sana kemari. Ketika fitnah ini muncul di
> permukaan, hanya diketahui oleh segelintir manusia yaitu ahli ilmu,
> sedangkan kebanyakan manusia baru menyadarinya setelah fitnah itu berkecamuk
> dan membara di mana-mana.
>
> Fitnah-fitnah itu muncul dari dua sumber utama yaitu dari godaan hawa nafsu
> dan kerancuan pemikiran alias syubhat. Fitnah yang pertama menyerang pada
> kekuatan hati manusia untuk konsisten di atas jalan yang lurus. Sedangkan
> fitnah yang kedua menyerang pada kekuatan hati manusia untuk terus mencari
> kebenaran yang sesungguhnya. Oleh sebab itulah, setiap muslim diajarkan
> untuk senantiasa berdoa kepada Allah pada setiap roka'at sholatnya, "Ya
> Allah, tunjukilah kepada kami jalan yang lurus." Sedangkan hakikat jalan
> yang lurus itu adalah mengetahui kebenaran dan melaksanakannya (lihat Taisir
> al-Karim ar-Rahman, hal. 39). Dengan kata lain, kunci keberhasilan untuk
> mengatasi fitnah-fitnah yang ada adalah dengan mengendalikan dua buah
> kekuatan, yaitu kekuatan ilmiyah nazhariyah (ilmu dan pemahaman) dan
> kekuatan amaliyah iradiyah (amal dan tekad). Semakin sempurna kemampuan
> seseorang dalam menggunakan kedua kekuatan ini maka semakin sempurna pula
> kebahagiaan hidupnya (lihat al-Fawa'id, hal. 20). Dua hal ini tergabung di
> dalam sabar dan keyakinan, terjalin di dalam iman dan keistiqomahan.
>
> Keterasingan Islam
> Di antara fitnah akhir zaman yang sekarang ini menimpa umat Islam adalah
> keterasingan Islam. Abu Hurairah radhiyallahu'anhu meriwayatkan, Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Islam itu datang dalam keadaan
> asing dan akan kembali dalam keadaan asing. Maka berbahagialah orang-orang
> yang asing." (HR. Muslim [372]). Kita tidak berbicara tentang jumlah pemeluk
> agama Islam. Namun yang kita bicarakan adalah sedikitnya orang yang
> konsisten dengan ajaran Islam. Kebodohan terhadap ajaran Islam begitu
> merajalela, khamr dan obat-obatan terlarang merebak di mana-mana, perzinaan
> seolah menjadi peristiwa biasa, bahkan pembunuhan dan obral aurat wanita
> menjadi sarapan harian yang mengisi ribuan eksemplar media massa. Laa haula
> wa laa quwwata illa billah! Anas bin Malik radhiyallahu'anhu meriwayatkan,
> Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Di antara tanda dekatnya
> hari kiamat adalah terangkatnya ilmu, meratanya kebodohan, khamr diminum di
> mana-mana, dan perzinahan merajalela." (HR. Bukhari [80] dalam Kitab al-Ilmu
> dan Muslim [2671] dalam Kitab al-Ilmu).Itu baru sebagian kecil dari fitnah
> yang ada pada zaman ini. Belum lagi kalau kita berbicara tentang berbagai
> bentuk kemaksiatan yang ada, dosa besar maupun yang kecil. Meninggalkan
> kewajiban atau yang menerjang larangan. Baik yang terkait dengan anak-anak,
> remaja ataupun orang dewasa, pria maupun wanita.
>
> Maraknya penyimpangan
> Selain itu, masih ada lagi fitnah lainnya yang tidak kalah mengerikan, yaitu
> munculnya berbagai macam aliran sesat dan ajaran menyimpang. Hal itu
> sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
> di dalam hadits Hudzaifah yang bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah,
> dahulu kami berada dalam kejahiliyahan dan keburukan, kemudian Allah
> menghadirkan kebaikan ini kepada kami. Apakah setelah kebaikan ini ada
> keburukan?". Maka beliau mengatakan, "Iya." Lalu Hudzaifah bertanya,"Apakah
> sesudah keburukan itu masih ada kebaikan?". Maka beliau menjawab,"Iya, masih
> ada namun ada kekeruhan di dalamnya." Lantas Hudzaifah bertanya, "Apakah
> kekeruhan itu?". Maka beliau menjawab,"Yaitu suatu kaum yang mengambil
> petunjuk bukan dengan petunjukku…" (HR. Bukhari [3606] dalam Kitab
> al-Manaqib). Sedangkan di dalam riwayat Muslim disebutkan "Mereka mengikuti
> tuntunan bukan dengan tuntunanku dan mengambil petunjuk bukan dengan
> petunjukku…" (HR. Muslim [1847] dalam Kitab al-Imarah). Lihatlah keadaan
> umat Islam di banyak tempat, mereka disibukkan dengan ajaran-ajaran yang
> diada-adakan yang tidak Allah turunkan perintah atasnya, bahkan Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tegas melarangnya. Namun, peringatan
> hanya sekedar peringatan seolah-olah telinga mereka tuli dan mata mereka
> telah membuta, na'udzu billahi min dzalik. Saking banyaknya fitnah itu
> menyerang hati sampai-sampai mata mengering tidak lagi mengalirkan air mata
> penyesalan atas dosa-dosanya.
>
> Berpegangteguhlah dengan agamamu!
> Anas bin Malik radhiyallahu'anhu meriwayatkan, Nabi shallallahu 'alaihi wa
> sallam bersabda, "Akan tiba suatu masa ketika itu orang yang berpegang teguh
> dengan agamanya seperti halnya orang yang sedang menggenggam bara api." (HR.
> Tirmidzi [2260] di dalam Kitab al-Fitan, disahihkan al-Albani dalam
> as-Shahihah [957]). Maka di saat-saat seperti sekarang ini ketika banyak
> orang yang tenggelam dalam pemuasan hawa nafsu tanpa mempedulikan
> rambu-rambu agama dan sebagian lagi terseret oleh arus pemikiran yang
> menyimpang dari jalan yang lurus, maka tidak selayaknya kaum muslimin
> ikut-ikutan hanyut di dalamnya.
>
> http://abu0mushlih.wordpress.com/2009/05/11/menghadapi-gempuran-fitnah/
>
> --
> http://adanipermana.co.cc
> http://it-database.blogspot.com
>
> >
>
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment