Saturday, June 27, 2009

[Milis_Iqra] Re: Apakah setiap dalil perlu penafsiran ?

Sebetulnya, saya sudah jenuh dengan masalah beda pemahaman seperti ini (bukan jenuh belaja agamanya, tapi diskusi seperti ini, walaupun dengan alasan harus jelas). Bagi saya, punya pemahaman yg berbeda tidak harus dipaksakan kepada orang lain. Masing2 punya hujjah. A Dani bilang, saya muter2, tapi A Dani sendiri setiap melakukan diskusi selalu bertanya mana dalilnya, ada contohnya dari nabi ? Padahal sudah saya jelaskan, di dalil2 terdahulu.Contohnya lagi, A Dani menanyakan kebiasaan sahabat, saya jawab, nanya lagi yang lain.
Mungkin ini adalah jawaban saya yang terakhir, sebab saya tahu, diskusi ini tdk akan berakhir sampai kapanpun, sepanjang pemahaman kita berbeda. persamaan kita, sama2 punya hujjah (walaupun a Dani tidak setuju/sependapat dengan hujjah yg saya miliki).Perbedaannya, A Dani suka mendesak (atau malah ngerjain-ngetes saya ?), padahal A Dani sendiri sudah tahu jawabannya, misalnya masalah bacaan Tahlil yg seratus kali itu. Saya bukannya tidak menjawab pertanyaan A Dani, tapi saya pilih dulu mana pertanyaan yang lebih mudah untuk di jawab terlebih dahulu.

Tahlil

Tahlil berasal dari kata dasar hallala-yuhallilu tahlilan. Agar gampang dipahami, tahlilan artinya : membaca serangkaian surat2 Al-Qur'an, ayat2 piihan, dan kalimah2 dzikir pilihan, yang diawali dengan membaca surat Al Fatihah dengan meniatkan pahalanya untuk para arwah yang dimaksudkan oleh yang membacakan atau yg punya hajat, lalu ditutup dengan do'a.

Masalah pembacaan Al-Fatihah:
"Surat Al Fatihah itu memberkahi keperluan apa saja yang diniatkan ketika membacanya."
(HR.Imam al-Baihaqi-Kitab Kunuz al-Haqaiq bi Hamisy al-Jami' ash-Shagir [I/17]



Dulu A Dani pernah menanyakan tentang kenduri kematian :
Nama lain acara tahlilan, bisa disebut kenduri. Istilah ini berasal dari kata2 yg diucapkan oleh pemimpin tahlil ketika mengalamatkan bacaan tahlil dengan memulai membaca Al-Fatihah yaitu kata2 ila hadhrati ruhi, yg artinya "pahala bacaan ini diperuntukkan kepada arwah...."

Mengantar bacaan tahlil dengan kata2 tsb juga dinamakan meng-hadhorohi, yg ketika diucapkan oleh orang2 menjadi "kandorohi" dan berubah menjadi "kenduri".

Mana Dalilnya ????
Dulu A Dani pernah menanyakan ilahadroti.....

Saya jawab :
Hadhrah merupakan ikrar atau pernyataan niat, kepada siapa pahala tahlil itu dialamatkan. Hadis Rasulullah :
"Tidak ada pahala dari suatu amal, kecuali dengan adanya dorongan hati untuk memperolehnya. Dan tidak sah suatu amal, kecuali dengan adanya niat.
(HR.Imam ad-Dailami dari sahabat Abu Dzarr-Faidh al-Qadir [VI/380] ; al-Firdaus [V/181] )


A Dani juga menanyakan surat2 yg dibaca dalam acara tahlilan :

1.Surat Al Ikhlas :
  "Barang siapa masuk ke pekuburan, lalu membaca surat Quk huwallohu ahad 11 kali, kemudian menghadiahkan pahalnya kepada para penghuni kubur itu, maka ia akan diberi oleh Alloh sebanyak orang-orang yang mati di pekuburan tersebut."
(HR.Imam ad-Daruquthni- At Tharghib wa at-Tahrib,II/385; Syarhus-Shudur, hal. 130)

(Biasanya A Dani akan menanyakan masalah angka/berapa banyak surat itu dibaca, mana dalilnya :) ) Makanya saya katakan atau saya tanyakan, apakah setiap hadis perlu penafsiran ? Sudah saya katakan dulu, bahwa tidak semua hadis itu ditelan mentah-mentah begitu saja.


Hadis tentang surat Al-Baqarah yg lain :
Sahabat Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa suatu ketika ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, :"Ya Rasulullah, kami biasa membaca Al-Qur'an dan kami banyak mengharapkan karuia Alloh.Dan kadang2 kami membacanya hampir2 dengan putus harapan."
Maka, jawab Rasulullah :"Maukah aku beritahu kalian tentang orang2 ahli surga dan ahli neraka ?"
Mereka menjawab :"Mau, ya Rasulullah !"
Maka, Nabi menjawab alif lam lim, dzalika al-kitabu la raiba fih.... (QS. Al Baqarah 2:1-5)
Lalu sabdanya lagi : "Mereka yang dikisahkan ayat2 ini adalah ahli surga !"
Kata para sahabat :"Kami berharap, kamilah orang2 ahli surga."
Kemudain Nabi membaca Innal ladziina kafaru... sampai wa lahum 'adzabun 'azhim (QS. Al Baqarah ayat 5-6), lalu kata Nabi :"Mereka inilah ahli neraka !"
Para sahabat berkata :"Kami bukan mereka !"
Kata Nabi :"Benar" (Tafsir Ibnu Katsir, I/44)

Mengapa surat Al-Baqarah diambil utk rangkaian bacaan dalam tahlilan ? Ayat ini termasuk dalam ismu allah al-azham, yaitu nama ALloh yang agung.

"Asma Alloh yang paling agung, yang apabila disebut untuk berdo'a Alloh mengabulkan, ada tigda surat dalam Alqur'an : Surat Al Baqarah, Surat Ali Imron dan SuratThoha."
(HR. Imam Ibnu Majah, ath-Thabrani, dan al-Hakim dari sahabat Abu Umamah,Al-Fath al-Kabir, I/84)

Sebetulnya masih banyak lagi, referensi saya bisa belasan kitab selain hadis dan Al-Qur'an .Tetapi kembali ke awal pembukaan tadi, bahwa sebanyak apapun ayat, hadis atau dalil2 yg saya sodorkan ,tetap saja bagi yg kontra tahlil akan melawannya. Sekali lagi, bagi saya tidak masalah, bagi yg tahlil silahkan (dengan hujjahnya), dan bagi yg tidak tahlil, janganlah memvonis bid'ah hanya karena teknis pelaksanaannya dan Nabi tidak mencontohkan secara langsung, itu yg biasanya dijadikan alasan.

Dalil2 tambahan :


1. Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abu Sufyan bahwa ia berkata :
  "Dikatakan, orang2 yang sudah mati itu lebih membutuhkan do'a dibandingkan kebutuhan orang2 yang masih hidup terhadap makanan dan minuman." (Kitab Syarhus-Shudur, hal.127)

2. "Mayat di dalam kuburnya itu tak ubahnya seperti orang yang nyaris tenggelam, yang meminta tolong untuk keselamatan dirinya. Dia menunggu-nunggu kiriman do'a dari orang-orang yang masih hidup : ayahnya,ibunya, anaknya, atau sahabat karib yang setia. Maka, apabila do'a yang ditunggu-tuunggu itu datang kepadanya, dia amat bersuka cita melebihi suka citanya orang hidup yang menerima hadiah dunia dan seisinya.Sesungguhnya, Alloh memasukkan do'a dari para penghuni dunia kepada penghuni kubur berupa pahala yang sebesar gunung. Sesungguhnya, hadiah orang hidup kepada orang-orang mati adalah permohonan ampunan untuknya."
(HR. Imam al-Baihaqi dan Imam ad-Dailami dari sahabat Ibnu Abbas-Syarhus-Shudur, hal. 127; Ta'liq Targhib,IV/379; Haula Khashaish Al-Qur'an, hal. 85,Mukhtashar Tadzakirat al-Qurthubi, hal 16).

3.Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan :
Dari Amr bin Jarir, ia berkata :"Apabila seorang hamba Alloh berdo'a untuk saudara sesama muslim yang telah meninggal, maka seorang malaikat membawa do'a itu ke kubur orang yang dikirimi, lalu ia berkata :"Hai penghuni kubur yang sendirian, terimalah. Ini hadiah dari saudaramu yang belas kasih kepadamu." (Syarhus-Shudur, hal. 128).

4. Tahlil terdiri dari do'a-do'a (yang sudah ada tuntunannya, bukan mengada-adakan hal yang baru).

   1. "Do'a adalah inti ibadah." (HR. Imam at-Turmudzi dari sahabat Anas bin Malik-Kitab al-Jami' ash-Shagir,II/17)

   2. "Berdo'alah kamu sekalian kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan do'amu.: (QS. al-Mukmin [40]:60)

   3. "Sesungguhnya do'a itu memberi manfaat dari sesuatu yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan tidak ada yang dapat menolak ketentuan Alloh melainkan do'a. (HR. Imam at-Turmudzi dari sahabat Ibnu Umar-Kitab Taisir al-Wushul,II/55)

4. "Mintalah kepada orang-orang agar mereka banyak mendo'akan kebaikan untukmu. Sebab, manusia tidak mengetahui, lewat lisan siapa do'a itu dikabulkan, atau seseorang itu dirahmati Alloh." (HR. Imam al-Khothib dari sahabat Abu Hurairah-Kitab al-Fath al-Kabir,I/181).




KAMI MELIMPAHKAN RAHMAT KAMI KEPADA SIAPA PUN YANG KAMI KEHENDAKI. DAN KAMI TIDAK MENYIA-NYIAKAN PAHALA DARI AMALAN ORANG-ORANG YANG BERBUAT KEBAIKAN. (QS.YUSUF:56)


Wassalamualaikum wr.wb.

2009/6/26 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
[Hendy]

Apa A Dani segitu yakinnya, sehingga menulis 
A Hendy ga akan bisa jawab ?

[Dani] ahsan A Hendy, Dua pertanyaan saja yang ada keterkaitannya dengan haul... yah? Mudah-mudah  A Hendy bisa memberikan pencerahan..Dan saya mengharapkan saya memberikan pertanyaan secara terstruktur, maka JIKA bisa menjawabnya juga terstruktu, yakni point perpoint, biar tidak acak-acakan... :)

Dalam tulisan yang lalu A Hendy mengkopas seperti ini:

Dalil yang dapat dibuat pegangan dalam masalah ini (Haul) adalah:

قَالَ طَاوُسَ: إنَّ الْمَوْتَى يُفْتِنُوْنَ فِي قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ أنْ يُطْعِمُوْا عَنْهُمْ تَلْكَ اْلأيّاَمِ إلَى أنْ قَالَ عَنْ عُبَيْدِ ابْنِ عُمَيْرِ قَالَ: يُفْتِنُ رَجُلانِ مُؤمِنٌ وَمُنَافِقٌ فَأمَّا الْمُؤمِنُ فَيُفْتِنُ سَبْعًا وَأمَّا الْمُناَفِقُ فَيُفْتِنُ أرْبَعِيْنَ صَبَاحًا

Imam Thawus berkata: Seorang yang mati akan beroleh ujian dari Allah dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu, sebaiknya mereka (yang masih hidup) mengadakan jamuan makan (sedekah) untuknya selama hari-hari tersebut. Sahabat Ubaid ibn Umair berkata: "Seorang mukmin dan seorang munafiq sama-sama akan mengalami ujian dalam kubur. Bagi seorang mukmin akan beroleh ujian selam 7 hari, sedang seorang munafiq selama 40 hari di waktu pagi."  (Al Hawi lil Fatawa as Suyuti, Juz II hal 178)

PERTANYAAN :
  1. APAKAH perkataan seseorang bisa di jadikan Dalil A Hendy?
  2. Dikemanakan Al Qur'an dan Hadistnya?
  3. Apakah Perkataan Imam tersebut sudah bisa memenuhi unsur Ijtihad dan dalil Qiyas yang digunakan...
PERMASALAHAN KEDUA

A Hendy Meng-kopas

Diriwayatkan pula bahwa para sahabat pun melakukan apa yang telah dilakukan Rasulullah. Berikut ini adalah kutipan lengkap hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi:

وَ رَوَى الْبَيْهَقِي فِي الشَّعْبِ، عَنِ الْوَاقِدِي، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَزُوْرُ الشُّهَدَاءَ بِأُحُدٍ فِي كُلِّ حَوْلٍ. وَ إذَا بَلَغَ رَفَعَ صَوْتَهُ فَيَقُوْلُ: سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّار


Al-Baihaqi meriwayatkan dari al-Wakidi mengenai kematian, bahwa Nabi SAW senantiasa berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud setiap tahun. Dan sesampainya di sana beliau mengucapkan salam dengan mengeraskan suaranya, "Salamun alaikum bima shabartum fani'ma uqbad daar" –QS Ar-Ra'd: 24– Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.


PERTANYAAN :
Apakah Berziarah Kubur bisa disamakan dengan Tahlilan Kematian yang diadakan pada hari ke 40, 100, dan setahun?

Ada kontradiksi Hadist tersebut diatas dengan menyebutkan ziarah, namun yang sedang dibahas adalah Haul 40,100, setahun...

ZIARAH QUBUR adalah SUNNAH, sedangkan Haul? BISA dijelaskan?

====================================

[Hendy]

Kalau A Dani keukeuh menanyakan tentang dalil membaca Laailaahaillalloh 100 x, ini saya berikan dalilnya :

"Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan Laailaahaillalloh seratus kali, melainkan ia akan dibangkitkan Alloh kelak pada hari kiamat dengan wajah cemerlang bagaikan bulan purnama. Dan ketika itu, tidak ada amal seorangpun yang lebih utama dari amal orang tersebut, kecuali orang yang juga membaca ucapan tahlil seratus kali atau lebih banyak lagi." (HR.Imam ath-Thabrani dari Abu Darda'-kitab al-Fath al-Kabir,II/66)

[Dani]  Alhamdulillah A Hendy sudah mendapatkannya.... berikut saya tambahkan A Hendy...

Dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya berkata, "Barangsiapa bertasbih (Subhaanallah) kepada Allah seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari,maka ia seperti orang yang melakukan haji seratus kali. Barangsiapa bertahmid (Alhamdulillah) kepada Allah seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti orang yang membawa seratus kuda perang untuk berjihad di jalan Allah. Barangsiapa mengucapkan tahlil (laa ilaaha illallaah) seratus kali ketika pagi hari dan seratus kali ketika sore hari, maka ia seperti memerdekakan seratus budak dari anak cucu Ismail. Barangsiapa mengucapkan takbir (allaahu akbar) seratus kali di pagi hari dan seratus kali di sore hari, maka Allah tidak akan memberikan kepada seseorang sesuatu yang lebih dari apa yang diberikan kepadanya, kecuali orang itu melakukan hal yang sama atau lebih" (HR Tirmidzi)


Satu hal saja A Hendy, Hadits yang A Hendy sebutkan diatas yang diambil dari Kitab "HR.Imam ath-Thabrani dari Abu Darda'-kitab al-Fath al-Kabir,II/66" Bisa meyebutkan sanadnya, Apakah hal itu sabda Rasulullah ?


KARENA Hadist itu bisa berarti ucapan Rasulullah maupun ucapan Sahabat? Saya berikan Contoh hadist tambahan tersebut diatas : "Dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya berkata,..dst" adalah lafazh itu dari ayahnya Amru bin Syu'aib, KEMUDIAN tidak disebutkan bahwa hal itu dari Rasulullah. Dalam ILMU HADIST, hal seperti ini disebut Hadist MAUQUF, yakni hadist yang sanadnya hingga sampai sahabat, atau terhenti hingga sahabat.


MAKA Pertanyaan saya : BISA tidak diberikan yang lebih mendetail hadist yang A Hendy sampaikan itu "Tiada seorang hamba pun yang...dst" siapa sanadnya, apakah itu hadist itu bersifat mauquf atau maushul ?


Prinsip saya, beragama itu harus jelas, meskipun kita mengambil dalil dari sana dan sini terutama dalam hal hadist, namun jika asal ambil dalil dan tidak mengetahui latar belakangnya periwayatan, maka tentu saja kita Mengikuti apa-apa yang kita tidak mengetahui ilmunya.


Hadist Tambahan KEDUA, yaitu


Dan dari Ummu Hani' ra Rasulullah SAW bersabda kepadanya: "Wahai Ummu Hani', ketika pagi hari bertasbihlah kepada Allah seratus kali, bacalah tahlil seratus kali, bacalah tahmid seratus kali, dan bertakbirlah seratus kali, maka sesungguhnya seratus tasbih itu (pahalanya) sama dengan seratus unta yang kau korbankan dan seratus tahlil itu tidak akan menyisakan dosa sebelum dan sesudahnya," (HR Thabrani)


Hadist ini sejalan dengan ayat yang telah A Hendy sampikan terdahulu yakni

"Hai orang2 yang beriman ! Berdzikirlah kamu pada Allah se-banyak2nya, dan bertasbihlah padaNya diwaktu pagi maupun petang !".(Al Ahzab 41-42).


MAKA, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan pada waktu yang yang telah ditentukan, Kemudian Hadist Rasulullah ditas memberikan batasan "bertasbihlah kepada Allah seratus kali, bacalah tahlil seratus kali, bacalah tahmid seratus kali, dan bertakbirlah seratus kali,"

Petanyaannya adalah

1. Siapa yang memerintahkan kalau lafazh Laa Illahaillahhu harus ada dalam acara Tahlilan/Kendurian itu?
2. Kemudian siapa yang merangkaian bahwa bacaan tahlil itu ada pada posisi becaan kesekian, misalnya seperti dibawah

QUOTE : bacaan-bacaan ini saya ambil dari buku-buku Tahlilan dan Yasisan yang bisa didapati dimana-mana

[18] Kemudian membaca Hauqalah sebagai berikut : Lahaula wala Quwata illa billah

[19] Kemudian membaca Istighfar 3 X sebagai berikut , astagfirullah dst

[20] Kemudian membaca dzikir sebagai berikut, Afdholudz dzikri fa'lam dst…

[21] Kemudian membaca Tahlil sebagai berikut , Laa ilaa Ha illahu….ada versi 33 X dan versinya A Hendy 100X

[22] Kemudian membaca shalawat sebagai berikut : Allahumma Sholli 'ala Muhammad, wa 'ala alihi Wasallam.

[23] Kemudian membaca tasbih dan tahmid, masing-masing 33 kali

[24] dst...
===========================NANTI KITA BAHASA BACAAN NGENAI TAHLIL SATU PERSATU==============

==============================================================

[Dani Lama] A Hendy tidak menjawab apa yang ditanyakan dan korelasi antar dalil tidak singkon, Hadist-hadist diatas tentang Majlis Dzikir kemudian ditanya "Apakah para sahabat Rasulullah itu sedang mengadakan kenduri kematian A Hendy?"  tapi koq di jawab dengan hadist Ibnu Umar diatas,  Apakah membaca surat Al Baqarah sama dengan hadist-hadist Majlis Dzikir A Hendy?

[Hendy]

"Tidaklah berkumpul orang banyak, lalu sebagiannya berdo'a dan sebagian lagi mengamini do'a itu, melainkan Alloh akan mengabulkannya."
(HR. Imam al-Hakim - Faidh al-Qadir I/343)

[Dani] Bisa disebutkan sanadnya A Hendy? biar jelas gitu :

===============================================

[Hendy]

Kalau A Dani dan orang2 yg kontra tahlil melarang orang2 berkumpul di tempat kematian sesuai hadis yg pernah ditulis dulu, lalu apa pendapat A Dani tentang hadis di atas ?Toh hadis yg A Dani tulis itu tdk menyebutkan aktivitas, yang ada hanya berkumpul di tempat kematian. Bisa saja yg dilarang adalah berkumpul tanpa membaca do'a atau berkumpul yg tidak ada gunanya. Kalau begitu, siapa yg akan memandikan,mengkafani dan menyolatkan jenazah ?

[Dani]  A Hendy mungkin bisa menjelaskan perbedaan PENGURUSAN JENAZAH, SIAPA yang disunnahkan untuk memandikan dan Mengkafani, kemudian siapa yang harus melakukan fardhu Kifayah secara jama'ah?

KEDUA : Jika logikanya adalah "Kalau begitu, siapa yg akan memandikan,mengkafani dan menyolatkan jenazah ?" Maka bisa dijelaskan juga Apa Makna Ta'ziyah dan syarat-syarat Ta'ziyah bagi kaum Muslimin?

Kalau logika A Hendy "Kalau begitu...siapa dst... " akan terjawab dengan sendirinya jika a Hendy menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas?

===================================================================================

[Hendy]

Saya pernah membaca buku Shahih Bukhari Muslim,isinya secara lengkap agak lupa, yang jelas hadist itu berbunyi seperti ini : "Barangsiapa yang bertemu orang kafir, maka desaklah mereka ke jalan yang sempit". (HR. Bukhari-Muslim) 

[Dani Lama] Sanadnya A Hendy? Biar jelas gitu?

[Hendy]
Saya baca dari bulu "KUMPULAN HADIST SHAHIH BUKHARI MUSLIM". Saya beli buku itu tahun 1991.

[Dani]  A Hendy, pertanyaannnya adalah Sanadnya, saya tidak bertanya tentang buku :)

====================================================================================

[Dani Lama] Bisa di beri tahu ayat berapa saja dalam surat Al Baqarah  yang sering dibaca dalam acara Tahlilan itu a Hendy?

[Hendy) Surat Albaqarah yang di baca adalah permulaan ayat sampai dengan ayat ke 5, lalu ayat 163 disambung dengan ayat ke 255 yg biasa disebut ayat kursi.Kemudian membaca 3 ayat terakhir, yaitu ayat ke 284,285 dan 286 dari surat tsb.

Hadisnya : 
"Bergembiralah kamu dengan 2 cahaya yang diberikan kepadamu, yang belum pernah diberikan kepada nabi-nabi yang sebelum kamu, yaitu bacaan surat Al-Fatihah dan akhir surat Al-Baqarah (yaitu 3 ayat) yang jika engkau membaca keduanya, maka permintaanmu akan dikabulkan."
(HR.Nasai)

 Hadis lain :"Segala sesuatu mempunyai puncak kemuliaan. Dan puncak kemuliaan Al-Qur'an adalah surat Al-Baqarah. Di dalamnya ada satu ayat yang menjadi penghulu ayat-ayat Al-Qur'an, yaitu ayat Al-Kursi.")HR.Imam at-Turmudzi dari sahabat Abu Hurairah-Tafsir Ibnu Katsir,I/32)

---CUT---

[Dani]  Nah... Sekarang kita masuk ke permasalahan bacaan, Mengapa bacaan-bacaan itu harus ada dalam Tahlilan/Kenduri kematian? Bisa dijelaskan?

Mengapa yang dibaca hanya beberapa ayat dalam surah al Baqarah saja  yakni "ayat ke 5, lalu ayat 163 disambung dengan ayat ke 255 yg biasa disebut ayat kursi.Kemudian membaca 3 ayat terakhir, yaitu ayat ke 284,285 dan 286 dari surat tsb."

Padahal Rasulullah ketika menjelaskan maanfaat surah Al Baqarah ini adalah secara global... Dalam Musnad Imam Ahmad, Muslim, at Tirmidzi dan an-Nasai, meriwayatkan dari Suhail bin Shalih, dari ayahnya dari Abu Hurairah radiAllahu'anhu, bahwa Rasulullah shalallahu 'alahi wasallam, bersabda:  "Janganlah kalian menjadikan rumaha kalaian sebagai kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya dibacakan surat al-Baqarah tidak akan dimasuki syaitan." At-Tirmidzi mengatakan : "Hadist ini hasan Sahih.

Rasulullah tidak memerintahkan membaca surat dengan asal ambil sekehendak hati seperti acara Tahlilan Tersebut diatas? BISA di Jelaskan ?


Demikian A Hendy.
================================================================================


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment