Tuesday, June 30, 2009

[Milis_Iqra] Re: Bid’ah yang dipermasalahkan (KULLA)

[Dani]

Artinya : "yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka"


lafazh "illa/إِلا" tersebut diatas yang membatasi kehancuran segala sesuatu itu,  jadi  lafazh "kulla" adalah lafazh yang umum yang diartikan  "Semua/segala/setiap" , namun Allah memberikan batasan dengan lafazh "illa/إِ" pada ayat itu.


[Syahidil]

Kalau mau lihat secara text book, yang Allah Ta'ala  kecualikan hanyalah (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. tetapi buktinya bulan masih ada, matahari masih ada.



2009/6/30 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
2009/6/30 Syahidil Lawang <balasyahid@gmail.com>
Ngomong2  bagaimana dengan ayat yang ini mas Dani,

تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا  

46.25. yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya,


فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.
bagaimana  ulama menafsirkan mas Dani?

[Dani]  Diayat tersebut [Al Ahqof : 25] ada istisna'/pengecualian dan yang mengecualikan adalah Allah Subhana Wata'Ala,

 

Yaitu pada ayat

إِلا مَسَاكِنُهُمْ

Artinya : kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka.

 

Kesimpulan dari yg saya pahami dari maksud ayat tsb adalah "angin tsb menghancurkan SEGALA SESUATU YG DIPERINTAHKAN OLEH RABBnya" adapun yg tidak hancur (:tempat tinggal mereka serta orang2 yg beriman [Nabi Nuh]) karena memang tidak diperintahkan untuk dihancurkan, karena adanya istisna' tersebut.

Karena jika Allah memerintahkan untuk menghancurkan segala sesuatu (tanpa terkecuali) namun ternyata ada yg tidak dihancurkan, berarti angin tsb tidak melaksanakan perintah Allah dgn benar. Hal itu mustahil, maka ini menunjukkan bahwa apa-apa yg tidak hancur itu karena memang tidak diperintahkan oleh Allah untuk dihancurkan, yaitu seperti yang saya katakan "ada istisna' /pengecualian dan yang mengecualikan adalah Allah Subhana Wata'Ala", bukan ulama. Sebagaimana juga yang terjadi dengan kaum Nabi Nuh

Secara Historis, bahwa Nabi Hud berasal dari kabilah yang bernama 'Ad. Kabilah ini tinggal di suatu tempat yang bernama al-Ahqaf. la adalah padang pasir yang dipenuhi dengan gunung-gunung pasir dan tampak dari puncaknya lautan. Adapun tempat tinggal mereka berupa tenda-tenda besar dan mempuyai tiang-tiang yang kuat dan tinggi. Kaum 'Ad terkenal dengan kekuatan fisik di saat itu, dan mereka juga memiliki tubuh yang amat tinggi dan tegak sampai-sampai mereka mengatakan seperti yang dikutip oleh Al-Qur'an:

"Mereka berkata: 'Siapakah yang lebih kuat daripada kami.'" (QS. Fushilat: 15)

Tiada seorang pun di masa itu yang dapat menandingi kekuatan mereka. Meskipun mereka memiliki kebesaran tubuh, namun mereka memiliki akal yang gelap. Mereka menyembah berhala dan membelanya bahkan mereka siap berperang atas namanya. Mereka malah menuduh nabi mereka dan mengejeknya. Selama mereka menganggap bahwa kekuatan adalah hal yang patut dibanggakan, maka seharusnya mereka melihat bahwa Allah SWT yang menciptakan mereka lebih kuat dari mereka. Sayangnya, mereka tidak melihat selain kecongkakan mereka. Nabi Hud berkata kepada mereka:

"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 50)

Jadi ketika kaum Nabi Nuh a.s di binasakan maka orang-orang beriman masih diberikan penghidupan

 

Demikian juga dengan Kaum Nabi Hud ini, Allah tidak membinasakannya. Dan yang harus di pahami adalah di ayat itu ada istisna' (pengecualian) dan mengecualikan adalah Allah bukan ulama, kiyai, syekh, ustadz. dll.


[Syahidil]


Ternyata kata kata "kulla" masih bersifat 'aam (umum), buktinya nabi hud tidak ikut hancur.

[Dani] berkaitan dengan kata "Kulla/Kullu" yang bersifat umum, maka itu keterkaitannya dengan kaidah, sebagai contoh

Misalnya berkaitan dengan Kullu/Kulla bid'atin dholalah (Semua bid'ah adalah sesat) tidak ada satu ucapan Nabi yang mengecualikan/Istisna'  bahkan ulama salaf pun tidak mengecualikan ada bid'ah yang baik dalam hal syari'at. Jika ditinjau dari segi bahasa bahwa sabda Nabi shalallahu 'alahi wasallam  yang berbunyi "Kullu" ini bermakna bahwa setiap atau semua. Kata Kullu ini juga dapat dipahami "semua atau setiap" seperti dalam Firman Allah surah Al Imran ayat 185, yang berbunyi " Kullu nafsin zaa iqotul maut yang artinya Setiap atau Semua yang bernyawa pasti akan mati. Kullu disini mencakup segala-galanya, maka kata "Kullu"secara sah dan secara nyata bahwa tidak ada benda yang benyawa yang tidak akan mati. Hadist-hadist disepetar Kullu/Kaula bid'atin dholalah tidak disertai pengecualian. Maka sabda Nabi shalallahu 'alahi wasallam "Kullu/Kulla Bid'atin dhalalah" sudah tentu mencakupi semua bid'ah pasti sesat tanpa harus adanya bid'ah yang baik dalam hal syara'.


Dengan demikian jelaslah bahwa semua dalil yang ada bersifat umum dan mutlak meskipun banyak tetapi tidak ada pengecualian sedikitpun dan sudah menjadi ketetapan ilmu ushul bahwa setiap kaidah syar'i yang umum atau dalil syar'i yang umum bila berulang-ulang di banyak tempat dan mempunyai pendukung-pendukung, serta tidak ada pembatasan dan tidak ada pengkhususan, maka hal tersebut menunjukkan tetap dalam keumumannya.


Kaidah dalam ushul adalah "Lafazh yang umum/mutlaq itu perlu dipakai atas umumnya/ithlaqnya selama tidak ada keterangan yang membatasi keumumannya."

 

Intinya : lafazh "Kullu/kulla bid'atin dholallah"  adalah lafazh yang umum, selama tidak ada yang membatasinya maka keumumannya/Kemutlakannya tetap di gunakan sebagai dalil.


Jika dikaitkan dengan Surah al Ahqof tersebut diatas :

 

 

تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ

 

Artinya : "yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka"


lafazh "illa/إِلا" tersebut diatas yang membatasi kehancuran segala sesuatu itu,  jadi  lafazh "kulla" adalah lafazh yang umum yang diartikan  "Semua/segala/setiap" , namun Allah memberikan batasan dengan lafazh "illa/إِ" pada ayat itu.

Wallahu'alam bishowab





2009/6/30 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>


[Andri]

Dan pertanyaan lagi, Hadits tentang "kulu bid'ah dhalalah kulu dhalalh finaar" itu hadits apa bukan, kalau hadits shahih apa tidak.
 

[Hendy]
Pada firman Allah yang berbunyi : وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ .Lafadz KULLA disini, haruslah diterjemahkan dengan arti : SEBAGIAN. Sehingga ayat itu berarti: "Kami ciptakan dari air sperma, SEBAGIAN makhluq hidup".

[Dani ] Mungkin karena kebodohan saya, jadi saya seperti bingung ketika ada yang menterjemahkan lafazh "Kulla" pada Surha : Al Anbiyya ayat 30 ini, dalam kopasnya A hendy tertulis "وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ" yang diplintir artinya menjadi "Kami Ciptakan dari air Sperma, Sebagian Makluk Hidup" MasaAllah, sampai sebegitu jauhnya mengartika lafazh Ayat, padahal hal itu adalah Firman Allah yang tidak seharusnya di pelitir artinya.

PEMBAHASAN

Ayat itu ada pada surah Al An Biyya ayt 30, berikut adalah detail ayatnya

 

 

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ

 

Artinya versi Depag : "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? "

Kesalahan fatal artikel yang A Hendy kopas ADALAH Ayat ini berbicara tentang masalah kebesaran ayat-ayat Allah dan menjabarkan bagaimana dahulunya langit dan Bumi itu bersatu kemudian di pisahkan keduanya dan air itu merupakan sumber kehidupan bagi SEGALA SESUATU yang hidup.


Ibnu Katsir, menjelaskan sebuah Hadist dari Imam Ahmad, sebagai berikut:

 

 

وَقَالَ الْإِمَام أَحْمَد عَنْ أَبِي هُرَيْرَة قَالَ قُلْت يَا رَسُول اللَّه إِنِّي إِذَا رَأَيْتُك طَابَتْ نَفْسِي وَقَرَّتْ عَيْنِي فَأَنْبِئْنِي عَنْ كُلّ شَيْء قَالَ " كُلّ شَيْء خُلِقَ مِنْ مَاء " قَالَ قُلْت أَنْبِئْنِي عَنْ أَمْر إِذَا عَمِلْت بِهِ دَخَلْت الْجَنَّة قَالَ " أَفْشِ السَّلَام وَأَطْعِمْ الطَّعَام وَصِلْ الْأَرْحَام وَقُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّاس نِيَام ثُمَّ اُدْخُلْ الْجَنَّة بِسَلَامٍ"

 

Berkata Imam Ahmad, diriwayatkan dari Abu Hurairah : " Aku bertanya kepada Rasulullah shalallhu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya jika aku melihatmu maka tenanglah jiwaku dan segarlah pandanganku. Beritahukalah kami tentang segala sesuatu ." Beliau menjawab, " Segala sesuatu telah diciptakan dari air ." Aku bertanya, "Beritahu kami tentang sesuatu, jika aku mengerjakannya maka aku akan masuk surga."Beliau bersabda." Sampaikan salam, berilah makan, sambunglah silaturahmi (persaudaraan), dan bangunlah di tengah malam tatkala manusia sedang tidur, kemudian masuklah ke surga dengan damai."


Sumber : http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?nType=1&bm=&nSeg=0&l=arb&nSora=21&nAya=30&taf=KATHEER&tashkeel=0

Jadi artikel yang A Hendy copy Paste itu sudah jauh dari kebenaran sama sekali, ayat itu TIDAK BERBICARA masalah Sperma,

Sebagai bukti bahwa ayat al Anbiyya ayat 30 ini bukan berbicara masalah sperma, maka bisa dilihat juga pada ayat berikutnya

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (QS al An Biyya : 31)


Jadi Jika ayat " وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ" diartikan "Kami ciptakan dari air sperma, SEBAGIAN makhluq hidup" maka pengertian ini adalah batil dan menyimpang dari maksud Firman Allah yang sebenarnya, karena

1. Ayat itu berbicara mengenai kebesaran ayat-ayat Allah dan Air merupakan sumber kehidupan dan Allah menjadikan air itu segal sesuatu yang hidup.
2. Ayat itu tidak sedang berbicara mengenai penciptaan manusia dari sperma.

Dan Makna "Kulla" masih tetap diartikan "Segala/Setiap/Semua" dan tidak bisa diartikan SEBAGIAN.

Wallahu'alam bishowab, ya Allah lindungilah kami dari kesalahan-keasalahan yang disengaja maupun yang kami tidak mengetahuinya.

Gimana A Hendy? Mana yang benar pengertian Makna Surat Al An Biyya ayat 30 itu? Mohon tanggapannya ?


--
http://alhikmah.web.id/
http://it-database.blogspot.com







--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment