Tuesday, June 30, 2009

[Milis_Iqra] Re: Korelasi Antara Bid'ah dan Haram

 

 

From: Milis_Iqra@googlegroups.com [mailto:Milis_Iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Ndy Ndy212
Sent: 30 Juni 2009 14:55
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Re: Korelasi Antara Bid'ah dan Haram

 

Memangnya kita sudah sepintar ulama-ulama pendahulu kita ? Bukan berarti kalimat ini menyatakan bahwa ulama tidak pernah salah apalagi sampai mempertuhankan ulama, namun yg harus kita fikirkan apa ilmu kita sudah setinggi itu ?

Islam masuk dibawa oleh para ulama pendahulu kita.

 

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka (tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin). Kemudian akan datang suatu kaum di mana kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya

 

Hadis riwayat Imran bin Hushain ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka. Imran berkata: Aku tidak tahu apakah Rasulullah saw. mengatakan setelah kurun beliau dua kali atau tiga kali. Kemudian setelah mereka akan datang suatu kaum yang memberikan kesaksian sedangkan mereka tidak dimintai kesaksian, dan mereka berkhianat sehingga tidak dapat dipercaya, mereka selalu bernazar namun tidak pernah memenuhinya dan akan tampak pada mereka kegemukan

 

 

 

Nantinya, kalau kita pakai pendapat sendiri salah, copas berdasarkan pendapat para ulama juga salah. Adalagi yang seolah-olah seperti pendekar turun gunung (seperti yg pernah diucapkan salah seorang da'i), baru belajar satu-dua jurus, sudah bilang, ulama ini salah-ulama itu salah. Ujung2nya berkilah, kita kembalikan kepada Alloh dan Rasulnya. Tentu saja kita harus begitu, tetapi itu bisa dilakukan dengan jalan yg berbeda. Contohnya saja tahlil.

Masalah tahlil, sudah berulangkali dibahas, namun selalu aja akan terdapat dua kubu. Masalah lemah-tidaknya (kelihatannya), setau saya bermula dari penjelasan hadis saja. Nabi tidak secara langsung mencontohkan tentang tahlil,

Kalau Nabi memang tidak mencontohkan, lalu kita itu mau ngikutin siapa? Siapa yang kita contoh?

 

tetapi bacaan2nya didapat dari keutamaan bacaan2 yg dicontohkan nabi, bukan mantra2 lagi, semuanya ayat Al-Qur'an.

 

 Ya sudah diamalkan saja sesuai yang diajarkan Rasullullah sallallahu alaihi wassalam, jangan yang diajarkan seperti apa yang dikerjakan lain lagi…(kata gusdur) gitu aja kok repot

 

 

 

Bukankah sudah jelas2 ada dalil yang berisi tentang do'a orang2 hidup kepada orang2 mati ? Jangan hanya karena masalah teknis-nya, dengan dalil tidak ada contohnya dari nabi, berarti salah.

 

Umpanya nih A hendy, akhi adalah seorang pemilik rumah, sangat mencintai kebersihan, suka lantai rumah itu bersih dan kesat,

Trus akhi punya pembantu rumah tangga, akhi sudah menjelaskan semua yang akhi suka tentang tata cara membersihkan lantai rumah, sudah dijelaskan bahwa pertama tama lantai harus disapu bersih, kemudian dipel, cara mengepel sudah akhi jelaskan pula, caranya adalah basahi kain dengan air bersih, kemudian diperas terlebih dahulu, lalu disapukan ke lantai yang sedang dibersihkan, kemudian setiap 2 ubin lap pel harus dicuci kembali dan diperas terlebih dahulu, baru kemudian di sapukan ke lantai lagi. Akhi sudah menjelaskan semua secara detail kepada pembantu rumah tangga akhi.

 

Pertanyaan saya adalah, apakah akhi suka/senang/ridho?, jika pembantu itu berinisiatif membersihkannya tidak seperti yang akhi mau padahal akhi sangat suka lantai rumah akhi dibersihkan dengan cara yang akhi ajarkan, misalnya untuk menyingkat waktu, maka lantai langsung saja disemprot air dengan menggunakan selang, kemudian baru dikeringkan. Cara itu lebih cepat, lebih mudah dan lebih baik menurut PRT akhi. ?

 

Kalau saya, dalam kondisi diatas dan dengan apa yang dilakukan PRT saya, maka saya tidak akan menerimanya, karena saya sangat suka dengan apa yang biasa saya lakukan dan berharap PRT saya akan melakukan apa yang saya ajarkan. Saya ngga minta PRT saya itu untuk mengerjakan pekerjaannya dengan cepat, karena yang saya mau adalah pekerjaannya itu dilakukan sesuai dengan kesukaan dan kebiasaan yang saya lakukan dan telah diajarkan kepada nya.

 

Salahkah PRT itu? Salah, karena tidak mengikuti aturan yang sudah diajarkan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita sama seperti PRT itu, menganggap baik perbuatan kita, padahal Allah dan RasulNya belum tentu menyukai apa yang kita lakukan, karena tidak sesuai dengan apa yang disyariatkan. Niat baik PRT itu tidak cukup akhi, harus mengerti apa yang dimau oleh majikan yang membayar pekerjaannya.

 

Umpama  lagi, Majikan telah mengajarkan bagaimana bersih-bersih untuk lantai, tetapi tidak menjelaskan bagaimana cara membersihkan atap/plafon(bukan genteng, tapi triplek yang menutupi genteng), karena bersemangat dalam membersihkan, si PRT tadi membersihkan atap dengan cara yang sama dengan membersihkan lantai, asumsinya, si bos sangat suka metode bersih-bersih yang seperti ini, maka berarti si bos pasti suka dan ridho kalo si PRT membersihkan atap nya dengan cara yang sama.

 

Kalo memang itu yang dilakukan si PRT, apakah yang dilakukan majikan??? Apakah si majikan akan suka??

 

Apa yang dilakukan PRT ngga pernah dikendaki oleh majikannya, karena sang majikan juga tidak memerintahkan untuk membersihkan atap, karena urusan atap adalah urusan majikan (dalam hal ini)

 

Lah bagaimana dengan kita yang juga berdzikir, berdoa, yang harusnya bukan tahlilan tempatnya, kita tempatkan disitu?? Apakah Allah dan RasulNya akan suka dengan penempatan sesuatu yang tidak pada tempatnya..???

 

Kita renungkan sama-sama yuk….

 

 

Masalah dalil-dalil dan doa orang hidup dan mati, Kalau Akhi sudah download dan baca artikel tentang tahlilan yang ditulis A Dani, udah ada tuh pembahasanya..keliatan yang jelas mana yang tidak jelasnya.

 

 

 



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment