Baron Omar Rolfvon Ehrenfels Menemukan Kebenaran Islam
By Republika Newsroom
Islam telah memberikan rasa aman dengan cara tunduk (patuh) pada hukum yang abadi (ketentuan Allah).
Sejak masa kanak-kanak, Leopold Werner von Ehrenfels telah memperlihatkan ketertarikannya terhadap dunia Timur, khususnya dunia Islam. Demikian sepenggal kisah yang disampaikan saudara perempuannya, seorang penyair berkebangsaan Austria, Imma von Bodmershof, dalam sebuah artikel majalah sastra Islam
Ketertarikan Rolf, demikian biasa ia disapa, pada dunia Timur kemudian diwujudkan dengan mengunjungi negara-negara Balkan dan Turki manakala ia menginjak usia dewasa. Di setiap negara yang dikunjunginya, Rolf kerap mengikuti shalat berjamaah di masjid-masjid yang disambangi, meski pada saat itu dia masih seorang Nasrani. Apa yang dilakukan Rolf ini mendapat sambutan baik dari kaum
Sejak saat itu, perhatiannya terhadap Islam semakin bertambah, hingga akhirnya dia menyatakan masuk Islam pada tahun 1927. Setelah resmi memeluk Islam, Guru Besar Antropologi University of Madras ini kemudian memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf von Ehrenfels.
Pada tahun 1932, Rolf mengunjungi anak benua
Pada waktu
Sejak tahun 1949, ia ditunjuk menjadi kepala bagian Antropologi pada
Di antara sekian banyak karangannya tentang Islam dan ilmu pengetahuan, ada dua jilid buku tentang antropologi India dan dunia, Ilm-ul-Aqwam (Anjuman Taraqqi-Delhi, 1941) dan sebuah risalah tentang suku bangsa Cochin dengan judul Kadar of Cochin (Madras, 1952).
Kebenaran Islam
Menurut Rolf, seperti dikutip dari buku Mengapa Kami Memilih Islam, Islam merupakan agama besar yang sangat berpengaruh atas jiwanya. Setidaknya, kata anak laki-laki satu-satunya dari Baron Christian Ehrenfels, pembangun teori 'Structure Psychology Modern' di Austria, ada delapan alasan yang telah menggugah kesadaran dalam dirinya tentang kebenaran agama Islam.
Ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan berangsur-angsur itu, ungkap Rolf, telah menunjukkan kepadanya bahwa agama-agama besar keluar dari hanya satu sumber. ''Bahwa orang-orang yang membawa kerasulan besar itu hanya membawa ajaran-ajaran Tuhan yang Satu. Dan, bahwa beriman kepada salah satu kerasulan ini berarti mencari iman dalam cinta kasih.''
Bagi Rolf, Islam telah memberikan rasa aman dengan cara tunduk kepada hukum yang abadi. Sedangkan ditinjau dari sudut sejarah, ungkapnya, Islam merupakan agama besar terakhir di atas planet bumi ini. Nabi Muhammad SAW adalah rasul Islam dan mata rantai terakhir dalam rangkaian para rasul, yang membawa risalah-risalah besar.
Islam, tambah Rolf, juga menonjol dalam hal penerimaan dan cara hidup kaum Muslimin oleh penganut agama yang terdahulu. ''Berarti dia melepaskan diri dari agamanya yang dahulu,'' kata dia. Hal ini sama seperti memeluk ajaran-ajaran Buddha, yang berarti melepaskan diri dari ajaran-ajaran Hindu.
Namun, agama-agama yang berbeda-beda itu, menurut dia, sebenarnya hanya buatan manusia, sedangkan kesatuan agama itu dari dan bersifat ketuhanan. ''Ajaran-ajaran Alquran-lah yang menekankan atas prinsip kesatuan ini. Dan, percaya atas kesatuan agama berarti menerima satunya fakta kejiwaan yang umum diterima oleh semua orang, pria dan wanita,'' paparnya.
Hal menonjol lainnya adalah ajaran Islam menekankan jiwa persaudaraan kemanusiaan, yang meliputi semua hamba Allah. Ini berbeda dengan konsep rasialisme atau sukuisme yang berdasarkan perbedaan bahasa, warna kulit, sejarah tradisional, dan lain-lain dogma alami.
Selain itu, menurut Rolf, Islam memberikan kedudukan yang mulia dan hak yang sebesar-besarnya kepada kaum perempuan. Dalam pengertian inilah, Rasulullah SAW bersabda dalam kata-katanya yang tidak bisa dilupakan oleh para pengikutnya, "Surga itu di bawah telapak kaki kaum ibu."
Agama Islam, dinilai Rolf, sangat menghargai hasil karya umat dari agama lain dengan tidak menghancurkannya. Hal tersebut bisa kita lihat dari bangunan Gereja Aya Sophia di Istanbul, Turki, yang dialihfungsikan menjadi masjid manakala tentara Islam berhasil menguasai wilayah tersebut. Penguasa Islam saat itu hanya mengubah desain interior bekas bangunan gereja tersebut, agar mirip dengan Masjid Sultan Ahmad atau Muhammad al-Fatih (Masjid Biru) di Istanbul. Bukti sejarah ini, kata dia, telah menunjukkan bahwa umat Islam pada dasarnya mencintai perdamaian dan kasih sayang terhadap umat dari agama lain. dia/berbagai sumber
Biodata:
Nama : Leopold Werner von Ehrenfels
Nama Islam : Baron Omar Rolf von Ehrenfels
Masuk Islam : 1927
Tempat/Tanggal Lahir:
Wafat : 1980
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment