Monday, July 6, 2009

[Milis_Iqra] Inspirasi, Bisnis untuk Menolong Orang & Faktor Penting dalam Berbisnis

Darimana Mendapatkan Inspirasi?
Oleh : Agus Ali
Kamis, 14 Mei 2009 11:49 WIB
.
Setelah saya pikir-pikir, ternyata banyak sekali sumber inspirasi saya. Saya
yakin anda juga begitu. Jadi, saya nggak percaya kalau seorang entrepreneur
itu kekeringan ide atau inspirasi. Ini beberapa sumber inspirasi saya:

1. Jalan-jalan. Pusing-pusing kata orang Malaysia. Saya dan istri suka
jalan-jalan. Bahkan ibu saya menggelari anak pertama kami,Vito sebagai "bayi
mobil". Soalnya sejak usia 40 hari sudah di bawa ke mana-mana. Dalam
perjalanan itu pikiran menjadi terbuka dengan melihat apa saja yang
terbentang di depan mata. Seeing is believing and inspiring. Saya suka
mengunjungi pasar/mall dan tempat keramaian untuk memperhatikan tren fashion
yang sedang terjadi. Saya juga suka melihat arsitektur bangunan yang unik
(sambil hunting properti, tentunya),

2. Seminar, pertemuan. Dulu saya pernah "seminar addicted". Tiap bulan
selalu ada saja seminar yang saya ikuti. Selain mendapat pembelajaran, di
sana saya bertemu banyak orang dan saling berkenalan dengan tukar kartu
nama. Sekarang saya lebih banyak menghadiri pertemuan-pertemuan di TDA,
seperti TDA Forum Pusat, TDA Forum Wilayah, Mastermind. Di TDA terjadi
"wisdom of the crowd", kata Yuswohady dari MarkPlus. Itu betul. Saya banyak
belajar, sekali pun dari pemula.

3. Internet.Ini sekarang bisa jadi sumber inspirasi utama, karena sebagian
besar waktu saya habiskan secara online. Maklum bisnis saya adalah online,
jadi harus punya online behavior, kata Pak Nukman Luthfie. Email, browsing,
blog, Facebook dan Twitter adalah sumber-sumber inspirasi utama saya. Bahkan
dengan membaca status teman di Facebook atau di Twitter, saya banyak
mendapat pencerahan.

4. Buku, majalah.Itu sudah pasti. Membaca buku itu sangat perlu. Untuk
mencari informasi yang mendalam, buku tetap diperlukan. Buku sering
memancing saya untuk berpikir dan merenung. Buku belum bisa digantikan oleh
blog dan media digital lainnya. Beberapa buku bahkan menjadi guidance saya
dalam menjalan bisnis sehari-hari. Setiap ada masalah, saya selalu mencari
jawaban di rak buku yang menjadi referensi saya. Untuk update berita dan
tren bisnis terbaru saya mengandalkan majalah. Beberapa majalah yang kerap
saya beli seperti, SWA, Marketing, Globe, Reader's Digest, Business Week.

5. Radio, CD. Saat ini cukup banyak radio yang isinya memberdayakan
pendengar seperti PasFM, Trijaya dan Smart FM. Saya sering mendengarkan
kedua radio ini di dalam perjalanan. Dari situ saya bisa mendapatkan
inspirasi dari Jamil Azzaini, Arvan Pradiansyah, Kafi Kurnia, Prie GS sampai
Ayah Edi soal parenting. Selain itu saya juga sering mendengarkan CD
pembelajaran dari Aa Gym, Robert Kiyosaki, Robert Allen, Jim Rohn, Jay
Abraham, Anthony Robbins dan sebagainya. Keluar dari mobil, langkah jadi
makin mantap, meskipun baru lepas dari kemacetan.

6. Menonton TV, film. Yup, TV ternyata masih jadi rujukan saya, meski pun
kadang-kadang terjebak dengan tayangan "sampah". Saluran favorit saya adalah
BBC Knowledge, National Geographic, Discovery Travel and Living dan CNBC
(terutama CNBC Life). Film juga sering menjadi inpirasi saya. Beberapa film
yang menginspirasi saya adalah: Laskar Pelangi, Door to Door, The Secret,
Dead Poet Society, Finding Forrester, Life is Beautiful.

7. Musik. Ternyata mendengarkan musik pun bisa menginspirasi saya. Koleksi
saya terutama adalah Jazz, World Music dan New Age. Musik jazz menginpirasi
saya untuk selalu berimprovisasi, berinovasi, kreatif, dan suka berpetualang
menemukan hal-hal baru. Ada satu komposisi insturmental dari Chick Corea
yang membuat saya begitu bersemangat berjudul "Charged Particles". Lagu ini
saya jadikan "theme song" kemenangan saya. Maklum, dulu pernah ikut MLM
Amway dan memimpikan untuk naik ke panggung diiringi lagu ini. Tapi tidak
kesampaian. Lagu-lagu world music dari Yanni juga begitu memesona saya.
Bahkan salah satunya saya jadikan theme song di Manet, yaitu Adagio in C
Minor.

8. Ngobrol dan chatting. Ngobrol dan chatting, terutama dengan teman yang
berenergi positif bisa sangat bermanfaat dan memberdayakan. Banyak ide dan
inspirasi lahir dari ngobrol ngalor ngidul ini. Teman-teman di Komunitas TDA
adalah sumber inspirasi saya yang selalu memompakan energi positif.
Kalau saya lanjutkan, mungkin listnya akan terus memanjang. Tapi saya stop
saja sampai angka delapan.

Dilihat dari banyaknya sumber itu, maka, adalah mustahil kalau saya
mengatakan kehabisan ide, kehabisan inspirasi untuk berbisnis atau menulis
di blog atau membesarkan TDA. Oya, blog adalah salah satu sarana saya untuk
"mengikat" ilmu atau inspirasi itu. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya, kata
Ali bin Abi Thalib.

Bagaimana dengan anda?

Salam FUUUNtastic! SuksesMulia!
Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas Tangan Di Atas


Bisnis untuk Menolong Orang, Berbisnis dengan Logika Hati
Oleh : Roni Yuzirman
Rabu, 11 Februari 2009 16:36 WIB
.
Sekali lagi saya bertemu dengan Ustadz Lihan. Kemarin pagi. Bersama Pak Iim
dan panitia Milad III TDA di Hotel Crowne, tempat ia menginap selama di
Jakarta.
Sekali lagi ustad miliarder ini meyakinkan saya dan teman-teman dengan
keyakinannya dalam berbisnis yang berbeda dengan kebanyakan pebisnis.
Alasan utamanya memulai sebuah bisnis adalah ingin menolong orang lain,
dengan memperkerjakan mereka. Profit atau keuntungan menjadi adalah nomor
dua. Itu hanya sebagai dampak saja.
"Apakah Ustadz tidak mempelajari dulu feasibility study-nya, atau kapan
BEP-nya?", tanya saya yang saya yakin juga mewakili rasa penasaran
teman-teman.
"Nggak", jawabnya langsung. "Saya hanya menghitung berapa banyak orang yang
terlibat (baca: tertolong) dari bisnis ini".
Wah, kalau kami terus terang masih jauh dari cara berpikir seperti itu. BEP
dan profit tetap menjadi acuan utama dalam memulai bisnis.
Begitulah pengusaha dari Martapura yang sempat menggemparkan dengan
transaksi berlian Putri Malunya yang fenomenal itu.
Kami, yang level spiritualnya masih merangkak ngos-ngosan itu yakin dan
percaya itu. Tapi, dalam praktiknya, rasanya masih sulit untuk menerapkan
"teori "berat itu.
Dalam pertemuan sebelumnya dengan saya, Ustadz Lihan pernah bercerita
tentang bisnis rumah makannya yang terus sepi dan merugi sampai 6 bulan.
Tapi ia tetap bersikukuh mempertahankan bisnis itu dengan alasan tidak ingin
memecat karyawannya.
Apa yang terjadi kemudian?
Di bulan berikutnya ada yang berminat menyewa ruangan di atas rumah makan
itu untuk dijadikan kursus bahasa Inggris. Peminatnya membludak dan
berdampak kepada rumah makan itu.
"Percayalah, kalau anda berbisnis dengan niat menolong orang lain, anda
pasti akan didoakan oleh orang banyak", lanjutnya. Saya percaya itu. Semakin
banyak yang mendoakan kita, tentu semakin lancar bisnis kita.
Saya ingat kata-kata dari Pak Haji Ali, sesepuh dan penasehat TDA itu.
"Tolonglah hamba Allah, dan Allah akan menolongmu". Terbukti.
Pak Sonny, salah seorang panitia Milad III TDA bercerita kepada saya
sepulang dari pertemuan dengan Kompas.com beberapa hari lalu. Ia mendirikan
GwGuyur, tempat cuci motor kurang lebih setahun lalu. Niatnya juga sama,
ingin menolong orang, membuka lapangan pekerjaan. Sekarang cabangnya sudah
13. Masing-masing cabang menyerap sekitar 8 orang tenaga kerja. Silakan
dikalikan 13.
Sekarang pilihan di tangan kita. Mau berbisnis dengan logika (otak kiri),
otak kanan, atau dengan hati. Kalau dengan hati, itulah yang namanya beyond
business...
Salam FUUUNtastic
Wassalam,
Roni, Owner Manet Busana Muslim.

Sembilan Hal yang Harus Dikuasai dalam Berbisnis
Oleh : Admin
Kamis, 14 Agustus 2008 03:51 WIB
.
Saya sangat suka dengan definisi Brad Sugars mengenai bisnis, yaitu: bisnis
adalah suatu usaha komersial yang menguntungkan dan berjalan tanpa
keterlibatan anda.

Untuk mencapai kondisi itu tentunya ada caranya. Ada ilmunya. Ada
tahapannya. Menurut Brad Sugars, ada enam tahap dalam membangun dan
mengembangkan bisnis:
1. Mastery
2. Niche
3. Leverage
4.Team
5.Synergy
6. Result

Saya akan coba bahas mengenai tahap yang pertama. Mastery - adalah tahap
awal dalam mengembangkan bisnis. Bagaimana bisnis itu bisa menghasilkan
profit secara produktif berdasarkan informasi yang cukup untuk pengambilan
keputusan.

Apa saja yang harus di-mastery (dikuasai)?

1. Uang, atau cashflow. Yaitu bagaimana kita menguasai data keuangan
historis dan bagaimana dengan data itu kita bisa melakukan sesuatu di masa
depan. Cashflow is king. Dengan cashflow itu kita mau buat apa? Jangan
terpaku pada mengejar profit di kertas, tapi uangnya nggak ada di tangan.
Anda harus kuasai ini. Ini adalah pondasi bisnis anda. Dengan cashflow yang
kuat, apa pun bisa anda lakukan.

2. Target break even atau titik impas. Berapa banyak produk yang harus
dijual, atau berapa banyak pelanggan, atau berapa rupiah penjualan per hari
yang dibutuhkan untuk mencapai target titik impas itu. Kalau anda nggak tahu
ini, bisa bahaya. Misalnya, sewa tempat, biaya, plus gaji karyawan per bulan
adalah 3 juta, artinya biaya anda adalah 100 ribu per hari, berarti
keuntungan yang harus diperoleh adalah minimal 100 ribu per hari. As simple
as that.

3. Profit margin atau marjin keuntungan. Harus ditarget atau dibuat
budgetnya, berapa profit margin yang harus didapat per hari untuk mencapai
target yang diinginkan. Harus jelas berapa persentasenya atau nilai
nominalnya. Mengutak-atik hitungan margin ini merupakan keasyikan tersendiri
bagi saya. Inilah salah satu permainan bisnis yang menggairahkan.

4. Reporting atau pelaporan. Anda harus tahu angka-angka vital dalam bisnis
anda per hari, per minggu, per bulan sehingga anda bisa membuat keputusan
berdasarkan ini di masa depan. Berapa produk terjual hari ini, berapa
marginnya, berapa jumlah transaksi hari ini, berapa prospek yang masuk ke
dalam toko, dan sebagainya. Anda harus tahu ini.

5. Test and Measure atau uji ukur. Apa pun yang anda lakukan harus diuji dan
diukur hasilnya. Jangan pernah melakukan sesuatu tanpa diukur tingkat
keberhasilannya. Buat indikator kinerja kunci, yaitu apa saja
indikator-indikator di bisnis anda yang merupakan kunci atau penentu vital.
Harus anda identifikasi faktor-faktor ini. Misalnya anda buat brosur. Berapa
biayanya? Bagaimana hasilnya? Untung atau rugi? Kalau untung, lanjutkan.
Kalau rugi, diubah, diperbaiki atau dihentikan.

6. Delivery. Delivery juga saya artikan memberikan apa yang anda janjikan.
Kalau anda sudah terima uangnya, ya anda harus berikan barangnya sesuai yang
anda janjikan mencakup jumlah, kualitas dan waktu pengirimannya. Jangan
berusaha menjanjikan yang hebat atau superior. Lebih baik yang biasa-biasa
saja tapi konsisten. Berusahalah menutupi setiap lubang kelemahan yang ada.
Sedikit demi sedikit.

7. Time. Kuasilah waktu. Produktivitas anda, bisnis anda, organisasi anda
sangat tergantung kepada kemampuan anda menguasai waktu. Banyak teori
mengenai penguasaan waktu ini, misalnya teori pareto (prinsip 80/20) atau
the power of least effort.

8. Goal atau tujuan. Tujuan itu harus jelas dan disampaikan kepada
organisasi kita. Tujuan itulah sebagai penunjuk arah bagi orang-orang yang
mengikuti di belakang kita. Dari mana kita melangkah dan sampai di mana kita
nanti, harus jelas dimengerti oleh mereka.

9. Self mastery. Menguasai diri sendiri, atau pengendalian diri. Ini
menyangkut disiplin. Ini menyangkut fokus. Ini adalah harga yang harus anda
bayar untuk mencapai kesuksesan.

Saya sendiri masih terus belajar dan mempraktekkan ilmu dari guru small
business ini. Ilmunya banyak yang masuk akal buat saya. Cocok dengan kondisi
bisnis yang saya jalankan saat ini. Mudah-mudahan cocok juga untuk bisnis
anda.

sumber : www.tangandiatas.com


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment