Monday, August 3, 2009

[Milis_Iqra] Re: Macam-Macam Bid’ah di Bulan Ramadhan

Jika mengenai padusan, bukankah ada nash " barangsiapa bergembira menyambut ramadhan….." nah bukankah padusan itu bagian dari kegembiraan agar saat romadhan kita dalam kondisi bersih, sama halnya saat mandi besar saat akan sholat jumat. Bagaikan seorang istri yang akan menyambut kedatangan suami yang telah berbulan-bulan pergi. Refleksi kegembiraan itu akan berbagai macam….dan membatasi ragam itu saya pikir adalah bidah baru juga.

 


From: Milis_Iqra@googlegroups.com [mailto:Milis_Iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Ndy Ndy212
Sent: Thursday, August 06, 2009 9:38 AM
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Re: Macam-Macam Bid'ah di Bulan Ramadhan

 

 

Pada 5 Agustus 2009 09:42, Whe~en (gmail) <whe.en9999@gmail.com> menulis:

Macam-Macam Bid'ah di Bulan Ramadhan

 

Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur

Perbuatan ini merupakan salah satu bid'ah yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau tidak pernah memerintahkan hal ini. Perbedaan tata-cara membangunkan sahur dari tiap-tiap daerah juga menunjukkan tidak disyariatkannya hal ini, padahal jika seandainya perkara ini disyariatkan maka tentunya mereka tidak akan berselisih.


''Demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan mereka yang saling mengingatkan tentang kebenaran dan saling mengingatkan tentang kesabaran.'' (QS Al-Ashr [103]: 1-3).

Surat Al-Ashr di atas menegaskan bahwa saling mengingatkan adalah upaya dakwah yang menjadi kewajiban setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila manusia tidak saling menasihati tentang kebenaran dan kesabaran, baik mengenai urusan duniawi maupun ukhrawi, manusia akan mengalami kerugian.

Makanya bagi setiap orang yang tidak sefaham, misalnya golongan A hanya melihat dari apa yang dicontohkan nabi saja, tidak melihat dari sisi lain (bukan berarti nabi salah), cuma kita harus flexibel menyikapinya.
Masalah membangunkan orang2 sahur itu kalau dilihat dari sisi amal yang lain, bukankah memberikan kebaikan ? Siapa tahu ada orang2 yang karena siangnya bekerja, jadi kesiangan waktu sahur. Bukankah nabi sendiri menganjurkan untuk sahur ?

"Sahur" - dari kata Arab as-sahuur - artinya adalah makanan yang dimakan pada waktu dini hari, yaitu setelah lewat tengah malam hingga fajar. Dalam suatu hadis sahur itu disebut sebagai makanan yang diberkahi seperti ditegaskan dalam hadis 'Irbadl Ibnu Saariyah,

Artinya: Diriwayatkan dari Irbadl bin Saariyah ia berkata: Rasulullah saw mengajak saya untuk makan sahur di bulan Ramadlan. Beliau berkata:

Marilah makan makanan yang diberkahi ini. [HR Abu Dawud dan Ahmad]

Dalam hadis tersebut, bukankah Nabi itu "mengajak" orang lain ?
(Memang tidak disebutkan membangunkan orang yg sedang tidur, atau kah orang yang pada waktu diajak makan sahur itu sudah bangun).

Dalam hadis lain :

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudlri ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Makan sahur itu adalah berkah, maka janganiah kamu tinggalkan, meskipun hanya dengan meneguk seteguk air, karena Allah Yang Maha Perkasa Iagi Maha Mulia dan para malaikat-Nya memberi selawat kepada orang-orang yang makan sahur. [HR Ahmad].

 

Sahur merupakan ciri khas dari puasa dalam Islam,

Artinya: Diriwayatkan dari Amr Ibn al-'Ash Rasulullah saw bersabda:  erbedaan antara puasa kita dengan puasa Ahli al-Kitab adalah makan sahur. [HRMuslim, at-Turmudzi, an-Nasa'i,Abu Dawud, Ahmad].

 

Melafazkan Niat

Melafazkan niat ketika hendak melaksanakan puasa Ramadhan adalah tradisi yang dilakukan oleh banyak kaum muslimin, tidak terkecuali di negeri kita. Di antara yang kita jumpai adalah imam masjid shalat tarawih ketika selesai melaksanakan shalat witir mereka mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk melakukan puasa besok harinya.

Perbuatan ini adalah perbuatan yang tidak di contohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga orang-orang saleh setelah beliau. Yang sesuai tuntunan adalah berniat untuk melaksanakan puasa pada malam hari sebelumnya cukup dengan meniatkan dalam hati saja, tanpa dilafazkan.


Masalah niat ini sama dengan melafazkan niat pada waktu memulai sholat. Ada perbedaan pendapat
 

Imsak

Tradisi imsak, sudah menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin ketika ramadhan. Ketika waktu sudah hampir fajar, maka sebagian orang meneriakkan "imsak, imsak…" supaya orang-orang tidak lagi makan dan minum padahal saat itu adalah waktu yang bahkan Rasulullah menganjurkan kita untuk makan dan minum. Sahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu 'anhuma, "Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, "Berapa lama jarak antara azan dan sahur?", Zaid menjawab, "Kira-kira 50 ayat membaca ayat al-Qur'an." (HR. Bukhari dan Muslim)



Sama dengan jawaban sahur di atas, sekali lagi, hanya mengingatkan.
 

Menunda Azan Magrib Dengan Alasan Kehati-Hatian

Hal ini bertentangan dengan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menganjurkan kita untuk menyegerakan berbuka. Rasulullah bersabda,

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

"Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari Muslim)


Saya rasa hal ini lebih ke sikap wara' (berhati-hati). Kalau memang belum yakin, takut batal, yah mendingan dilebihkan waktunya sedikit, kecuali sudah hafal tanda2 alam, maksudnya maghrib itu keadaan di langit bagaimana, tanpa melihat jam.
 

Takbiran

Yaitu menyambut datangnya ied dengan mengeraskan membaca takbir dan memukul bedug pada malam ied. Perbuatan ini tidak disyariatkan, yang sesuai dengan sunah adalah melakukan takbir ketika keluar rumah hendak melaksanakan shalat ied sampai tiba di lapangan tempat melaksanakan shalat ied.


Ini hanyalah merupakan tradisi.
 

Padusan

Yaitu Mandi besar pada satu hari menjelang satu ramadhan dimulai. Perbuatan ini tidak disyariatkan dalam agama ini, yang menjadi syarat untuk melakukan puasa ramadhan adalah niat untuk berpuasa esok pada malam sebelum puasa, adapun mandi junub untuk puasa Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam.


Belum tahu hukumnya

 

 

 

 

 

 

 

 

Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

 

 




--
Follow me on twitter : http://twitter.com/nugraha212


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment