Tuesday, August 18, 2009

[Milis_Iqra] Re: Macam-Macam Bid'ah di Bulan Ramadhan

tidak ada maksud memlintir ayat. menurut copas yang dilakukan, ya seperti itu. Kan di hasil copas itu menurut orang2 yang ilmu agamanya lebih di atas saya. Dan saya lebih mempercayai orang yang nyata2 ilmunya diakui oleh banyak orang, dibanding orang2 biasa yang biasanya bersumber lsg pada dalil yg menurut mereka tdk hrs dijelaskan lagi. makanya saya sering mengunjungi situs2, lalu meng-copasnya.
jawaban saya barusan umum sekali, ttg perbedaan 2 pendapat. bisa jadi keduanya benar, atau salah satu yg salah

2009/8/18 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>

 

Berarti semua pendapat,baik dari kita sendiri, ataupun menukil dari kalimat2/pendapat para ulama, semuanya belum tentu benar ??

  (addin) bukan begitu maksud saya akhi, tapi apakah mungkin jika ada 2 pendapat yang berlawanan, kedua-duanya benar..? pasti ada yang benar dan ada yang keliru, iya kan??


Kalau begitu, bagaimana dengan masalah menggerak-gerakkan telunjuk pada saat tahiyat, apakah salah satu keliru ? Atau keduanya benar ? Padahal keduanya sama2 punya dalil :

[Dani] A Hendy… jika memang ada dalil kedua-duanya dan konten permasalahannya jelas….maka hal itu bisa di gunakan kedua-duanya atau di ambil salah-satunya. Conoth yang diambil dalam mengerak-gerakan jari teluntjuk ini ada dua hadist yang menyatakan demikian, dan dalinya tidak mengada-ada, atau di plintir artinnya atau mengambil dalil yang tidak ada hubungannya dengan konten permasalahan.

1. Tentang menggerak-gerakkan jari telunjuk ketika tahiyat: 

Para ulama berbeda pendapat tentang masalah menggerak-gerakkan jari telunjuk ketika tahiyyat dalam shalat. Hal itu disebabkan ada beberapa hadits yang berkaitan tesebut: 

عن وائل بن حجر: أن النبي صلى الله عليه وسلم وضع كفه اليسرى على فخذه وركبته اليسرى, وجعل حد مرفقه الأيمن على فخذه اليمنى, ثم قبض بين أصابعه فحلق حلقة, وفى رواية : حلق بالوسطى والابهام وأشار بالسبابة, ثم رفع اصبعه فرأيته يحركها يدعو (رواه أحمد)

--CUT---

 

Coba Bandingkan dengan dalil ini

Hadist : ومَنْ سَنَّ في الإِسْلامِ سُنَّةً" dalam kutipan A hendi di artikan seperti ini "Barangsiapa membuat-buat kebiasaan baru yang baik dalam Islam"
 

Coba bandingankan dengan arti ini "ومَنْ سَنَّ في الإِسْلامِ سُنَّةً" "Barang siapa yang membuat sunnah/prilaku yang baik dalam Islam"  tanpa ada kata-kata tambahan "Kebiasan baru"

 

Menurut A Hend mana yang benar dan yang salah?

 

 




--
Follow me on twitter : http://twitter.com/nugraha212






--
Follow me on twitter : http://twitter.com/nugraha212

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment