Tuesday, August 11, 2009

[Milis_Iqra] Re: RAHASIA DIBALIK DZIKIR JAHAR



Pada 11 Agustus 2009 13:48, Addin <addinkesmas@gmail.com> menulis:


 

2.       Waktu

Tidak boleh menentukan waktu tanpa dalil atau bertentangan dengan dalil, seperti orang menghususkan membaca surat yasin hanya pada malam jum'at, atau menghususkan puasa pada hari jum'at


Kalau yang ini, kembali kepada pribadi masing2. Saya sendiri tidak terlalu memusingkan kapan waktunya melakukan ibadah (tentunya selain yg telah ditentukan, misalnya sholat). 

è Pertanyaan saya kenapa mengkhususkan malam jumat untuk membaca yasin, apakah ada perintahnya?( Kembali kepada ibadah adalah terlarang sampai tegak dalil yang memerintahkannya.)  Jika tidak ada dalil yg memerintahkan kita untuk harus membaca surat yasin setiap malam jum'at, kenapa harus dikhususkan kalau waktunya tidak ditentukan??  Apakah tidak mendapat pahala kalau surat yasin dibaca pada hari ahad?? Karena kalau kita rutin membaca Alquran, mungkin saja surat yasin dibaca pada hari Rabu, Jumat, atau hari lainnya..

 

Bukankah dengan mengkhususkan malam jumat untuk membaca surat yasin berarti kita telah membuat aturan syariat tersendiri Akhi??

 Cuma, daripada tidak sama sekali, masih lebih bagus bagi orang yang membaac surat yasin pada hari jum'at daripada tidak, maksudnya dari segi pahala.


Mohon penjelasan, apakah keterangan di bawah ini benar ?

Imam al-Baihaqi dalam kitab "asy-Syu`ab" telah mentakhrijkan daripada Sayyidina Abu Hurairah r.a., katanya:- Junjungan Rasulullah s.a.w. bersabda:- "MAN QARA-A LAILATAL JUMU`ATI HAAMIIM AD-DUKHAAN WA YAASIIN ASHBAHA MAGHFURAN LAHU (Sesiapa yang membaca pada malam Jumaat surah ad-Dukhan dan surah Yaasin, maka berpagi-pagilah dia dalam keadaan terampun)".
Al-Ashbihani meriwayatkan dengan lafaz:- "MAN QARA-A YAASIIN FI LAILATIL JUMU`ATI GHUFIRA LAHU ( Sesiapa yang membaca surah Yaasiin pada malam Jumaat, nescaya diampunkan baginya).
Maka teruskanlah beramal dengan membaca surah Yaasiin yang terlalu besar pahala dan fadhilatnya. Jadikanlah ia sebahagian wirid kamu, siang dan malam, atau setidak-tidaknya pada hari atau malam Jumaat.

Lalu ada lagi yang berpendapat :

harap dibedakan istilah "SUNNAH" dalam terminologi HADITS dan FIQH... seringkali saudara2 salafi HANYA membahas dlm istilah hadits...


SUNNAH dlm mushthalah hadits adalah qaul, fi'il & taqrir Rasul...

SUNNAH dlm fiqh adalah bila dikerjakan dapat pahala, bila tdk ngga apa2 (ada yg berpendapat RUGI krn ngga dpt apa2...)

krn itu, baca surah Al-Kahfi pas Jum'at, pas malam Jum'at baca Yasin atau selainnya... apa yg salah...?


Kalau memang semua harus mengacu SAMA PERSIS spt perbuatan Rasul, pertanyaan saya :

1. Mengapa tarawih di Arab sampai menghatamkan Al-Qur'an...? Apa ada sunnah (qaul, fi'il & taqrir) Rasul saw...? tolong tunjukkan hadits shahih ttg hal ini...

2. Rasul kalau tahajud bacaan Al-Qur'an panjang sekali, apakah bila kita hanya baca surah pendek atau malah tdk baca (krn hukum fiqhnya sunnah) -> DIPERTENTANGKAN keabsahan tahajud kita...?

3. setahu saya, saudara2 salafi kalau tarawih ada ceramah agama... mana hadits shahih bhw tarawih ada ceramah agamanya...?

4. biasanya ada kultum di TV ketika mau buka puasa... mana hadits shahih yg menunjukkan Rasul saw. kultum ketika mau berbuka...?



 

3.       Tata cara

Suatu ibadah mutlak yang tidak dijelaskan tata caranya secara khusus, tidak boleh kita tentukan tata caranya sendiri, seperti mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan cara memutar-putarkan kepala.


(Ahend) Bagi sebagian orang, memutar-mutarkan kepala pada waktu berdzikir, itu hanya karena spontanitas, atau ada yang berpendapat lebih "khusyu", setidaknya bagi si pelaku itu sendiri, padahal tidak ada pengaruhnya bagi sebagian orang yang lainnya.

 

è saya kok ga sependapat ya dengan akhi, kata guru tarekat saya(dahulu), orang yang memutar mutar dan menggeleng-gelengkan kepala pada saat mengucapkan Tahlil adalah ciri bahwa orang itu sebenarnya tidak khusyu dalam berdzikir, beliau menambahkan bahwa kalaulah orang yang mengucapkan Laa ilaaha ilallah mengerti apa yang diucapkannya itu dan ingat terhadap dzat yang menciptakannya itu maka mustahil leher itu bisa menggeleng-geleng dan memutar2 kepalanya..(Ini kata guru saya loh, dan juga bukan dalil)


Saya menulis seperti di atas, bukan berarti saya juga melakukan atau menyetujui, itu hanya pengamatan dan pengakuan orang2 yang melakukannya saja


 

4.       Jumlah

Ibadah yang tidak ditentukan jumlahnya oleh syari'at tidak boleh kita menentukan dengan jumlah tertentu kecuali karena dalil, maka tidak boleh misalnya seseorang berdzikir dengan menentukan jumlah 100 atau 1000 dengan disertai keyakinan adanya keutamaan pada jumlah tersebut.

(Ahend) Mengenai jumlah hitungan dzikir Syaikh Bahaudin mengatakan bahwa menjaga hitungan dzikir bukanlah untuk perhitungan itu sendiri, tetapi demi menjaga hati agar tetap khusyu dan aman dari pikiran buruk dan untuk meningkatkan konsentrasi dalam usaha mencapai


akhir dari jumlah pengulangan yang telah ditentukan.
(tentu saja ini bukan dalil)

è Tulisan diatas kan jika menentukan jumlah 100 atau 1000 disertai keyakinan adanya keutamaan pada jumlah tersebut akhi…ada loh yang seperti itu



Banyak orang yang seperti itu....


 

 

 

 

 

 








--
Follow me on twitter : http://twitter.com/nugraha212

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment