Monday, August 10, 2009

[Milis_Iqra] Re: RAHASIA DIBALIK DZIKIR JAHAR


 

2.       Waktu

Tidak boleh menentukan waktu tanpa dalil atau bertentangan dengan dalil, seperti orang menghususkan membaca surat yasin hanya pada malam jum’at, atau menghususkan puasa pada hari jum’at


Kalau yang ini, kembali kepada pribadi masing2. Saya sendiri tidak terlalu memusingkan kapan waktunya melakukan ibadah (tentunya selain yg telah ditentukan, misalnya sholat). 

è Pertanyaan saya kenapa mengkhususkan malam jumat untuk membaca yasin, apakah ada perintahnya?( Kembali kepada ibadah adalah terlarang sampai tegak dalil yang memerintahkannya.)  Jika tidak ada dalil yg memerintahkan kita untuk harus membaca surat yasin setiap malam jum’at, kenapa harus dikhususkan kalau waktunya tidak ditentukan??  Apakah tidak mendapat pahala kalau surat yasin dibaca pada hari ahad?? Karena kalau kita rutin membaca Alquran, mungkin saja surat yasin dibaca pada hari Rabu, Jumat, atau hari lainnya..

 

Bukankah dengan mengkhususkan malam jumat untuk membaca surat yasin berarti kita telah membuat aturan syariat tersendiri Akhi??

 Cuma, daripada tidak sama sekali, masih lebih bagus bagi orang yang membaac surat yasin pada hari jum'at daripada tidak, maksudnya dari segi pahala.

Firman Allah Ta’ala yang artinya:

“Katakan(Muhammad), “ Apakah perlu kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya? (yaitu) orang yang sesat perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya”. (Al Kahfi : 103-104)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata ayat ini umum mencakup setiap orang yang beribadah kepada Allah diatas jalan yang tidak diridloi, sementara ia mengira bahwa ia di atas kebenaran dan amalannya diterima, padahal ia telah berbuat salah dan amalannya ditolak”. (Tafsir ibnu katsir 6/152),

Bagaimana dengan ayat ini menurut akhi??

Bukankah dari ayat ini Allah Ta’ala sudah mengingatkan kita tentang adanya amalan yang sia-sia tidak mendapat pahala bahkan dibilang sesat..

Mengapa kita cenderung senang melakukan ritual yang tidak dicontohkan dan meninggalkan yang sudah dicontohkan? Mengapa kita tidak pernah merasa cukup dengan syariat yang dibawa Rasullullah Sallallahu alaihi wassallam?

Apa yang menurut kita baik belum tentu juga baik juga kan menurut Allah dan RasulNya..?

 

Seperti kata pak Andri atau Mba Wn seblumnya bahwa Niat saja tidak cukup untuk melegitimasi suatu amalan adalah baik jika tidak disertai perintah dan contoh dari Allah Ta’ala dan Rasullullah Sallallahu alaihi wassallam (dalil)

 

3.       Tata cara

Suatu ibadah mutlak yang tidak dijelaskan tata caranya secara khusus, tidak boleh kita tentukan tata caranya sendiri, seperti mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan cara memutar-putarkan kepala.


(Ahend) Bagi sebagian orang, memutar-mutarkan kepala pada waktu berdzikir, itu hanya karena spontanitas, atau ada yang berpendapat lebih "khusyu", setidaknya bagi si pelaku itu sendiri, padahal tidak ada pengaruhnya bagi sebagian orang yang lainnya.

 

è saya kok ga sependapat ya dengan akhi, kata guru tarekat saya(dahulu), orang yang memutar mutar dan menggeleng-gelengkan kepala pada saat mengucapkan Tahlil adalah ciri bahwa orang itu sebenarnya tidak khusyu dalam berdzikir, beliau menambahkan bahwa kalaulah orang yang mengucapkan Laa ilaaha ilallah mengerti apa yang diucapkannya itu dan ingat terhadap dzat yang menciptakannya itu maka mustahil leher itu bisa menggeleng-geleng dan memutar2 kepalanya..(Ini kata guru saya loh, dan juga bukan dalil)

 

4.       Jumlah

Ibadah yang tidak ditentukan jumlahnya oleh syari’at tidak boleh kita menentukan dengan jumlah tertentu kecuali karena dalil, maka tidak boleh misalnya seseorang berdzikir dengan menentukan jumlah 100 atau 1000 dengan disertai keyakinan adanya keutamaan pada jumlah tersebut.

(Ahend) Mengenai jumlah hitungan dzikir Syaikh Bahaudin mengatakan bahwa menjaga hitungan dzikir bukanlah untuk perhitungan itu sendiri, tetapi demi menjaga hati agar tetap khusyu dan aman dari pikiran buruk dan untuk meningkatkan konsentrasi dalam usaha mencapai
akhir dari jumlah pengulangan yang telah ditentukan.
(tentu saja ini bukan dalil)

è Tulisan diatas kan jika menentukan jumlah 100 atau 1000 disertai keyakinan adanya keutamaan pada jumlah tersebut akhi…ada loh yang seperti itu…

 

 

 

 

 

 




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment