Wednesday, August 12, 2009

[Milis_Iqra] Re: RAHASIA DIBALIK DZIKIR JAHAR


krn itu, baca surah Al-Kahfi pas Jum'at, pas malam Jum'at baca Yasin atau selainnya... apa yg salah...?

ga salah akhi, yang salah adalah mengkhususkan waktunya… karena Allah dan RasulNya tidak mengkhususkannya..

Kalau kita mau (maaf) buang air kecil saja kan boleh kapan aja kan.. bagaimana kalo dikhususkan pada setiap jam 8 saja... apakah itu menjadi salah..???

Masalah ibadah, beda dengan masalah (maaf) bak (buang air kecil), kok perumpamannya kesitu ?


--> maaf akhi, saya umpamakan kesitu karena biasanya  landasan  berfikir untuk membenarkan  suatu  ibadah  yang tidak ada perintahnya biasanya selalu karena alasan kebaikan/lebih baik. kita tau kotoran didalam tubuh sangat baik untuk dikeluarkan dan harus dikeluarkan tapi apakah baik juga kalau waktunya yang tidak diatur malah diatur / dikhususkan.....? jadi maksud saya apa yang baik pada saat tertentu belum tentu baik pada saat lainnya.
saya umpamakan seperti itu sekedar sebagai contoh konkret saja, karena jika ada yg berikan dalil AlQur'an tentang sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik menurut Allah dan RasulNya malah ga dibahas malah pembahasan satu belum selesai sudah diberondong pertanyaan2 lainnya.

Saya menulis seperti di atas, bukan berarti saya juga melakukan atau menyetujui, itu hanya pengamatan dan pengakuan orang2 yang melakukannya saja

è    Jadi tujuan nya apa dong akhi menulis seperti itu kalau ternyata juga tidak menyetujui???  Sebagai pembelaan kah?? Atau pembenarankah..??


Kan sudah saya bilang, hanya pengamatan. Kalau jeli, seharusnya jawabanny tidak seperti itu..

--> kalau gitu apa gunanya dari pengamatan yang Ahend lakukan? sudah ketemu kebenarannya kah? daripada hanya sekedar mengamati suatu kebiasaan/tata cara ibadah orang lain, lebih baik cari tahu landasan/dalil yang dipakai sehingga seseorang melakukan ini itu, jika ketemu ada perbedaan dilihat apakah masalah ini sudah muncul pada zaman sahabat, tabiin, dan setelahnya, lalu bagaimana dalil yang dipakai, apakah hasan, lemah atau palsu, apakah dalil yang dipakai berlawanan dengan dalil yang lainnya,lalu dalil mana yang lebih kuat dan tidak berlawanan dengan AlQur'an
daripada cuma mengamati dan mengambil kesimpulan sendiri tanpa pernah ingin mengetahui pokok masalahnya?, misalnya ada orang yang dengan entengnya bilang orang yang membid'ahkan suatu amalan biasanya malas dalam beramal??? (darimana taunya??) atau orang-orang yang anti tahlilan biasanya hanya jago berdebat, tapi bodoh dalam menafsirkan?? (padahal yang bodoh adalah orang yang ga pernah/mau belajar bagaimana menafsirkan suatu nash)


Saya fikir kita semua di milis ini kan belajar ya, belajar tentang Islam dengan Benar, dari sumber yang Benar (Al-Quran dan Hadist), dan ketika ada yang salah harus mengungkapkan kebenaran(Al-Quran dan Hadist), bukan pembenaran kan?

Tentu saja kebenaran, bukan pembenaran, namun pada prakteknya, hawa nafsu ikut berperan. Anggap saja diskusi ini mewakili 2 atau beberapa kubu, banyak kubu2 yang lebih besar juga berbeda pendapat,


 

è satu lagi , kita beribadah itu memangnya berdasarkan apa ya akhi? Apakah berdasarkan keinginan kita saja, hawa nafsu, yang menurut pikiran kita baik saja,  atau perintah??


Ya tentu saja perintah.
--> kalau memang beribadah dengan perintah.. mana perintah untuk melaksanakan yasinan..?? sedangkan sudah dikemukakan bahwa hadist yang dipakai tidak dapat dijadikan sebagai dalil karena lemah dan palsu?

Selama ini yang kita perdebatkan adalah tata cara pelaksanaannya. Misalnya si A tidak melakukan hal ini, dengan alasan "tidak ada contohnya dari nabi", --> itu ada dalilnya akhi dan sudah disampaikan berulang-ulang, cuma karena hawa nafsu mengajak untuk tidak setuju yaa tinggal cuekin aja dalil yang diberikan (ada atau ga ada dalil ga ngaruh yang penting menurut pengamatan orang anti tahlil dan yasinan itu sesungguhnya tidak pandai dalam menafsirkan ), gantinya tinggal kasih pertanyaan lagi sambil ngetes kalau yang ini ada dalilnya ga??

di sisi lain si B berargumen bahwa Nabi sudah menjelaskan keutamaan2 dari ayat2 atau bacaan2 tsb,(tetapidengan dalil yang lemah dan dipalsukan akhi dan buktinya saudara2 yang sudah diberikan keterangan bahwa dalil yang dipakai tidak dapat menjadi landasan beribadah tetap saja tidak peduli bahkan cenderung memaksakan dalil2 lain yang tidak kalah palsunya atau sedikit menggunting tambal ayat atau merubah arti...) jadi penafsirannya, selama tidak menyalahi bacaan2 yg sudah disampaikan nabi, berarti tidak jadi masalah.--> pendapat ini mana dalilnya akhi? tidak menjadi masalah menurut siapa akhi? kalau tidak jadi masalah menurut Allah dan Rasulnya pasti ada dalilnya... Barzanji yang dijadikan kitab suci khusus perayaan maulid dari mana asalnya??

Lalu yang menyebut bid'ah, mengatakan bahwa si anu mengada-adakan hal yang baru, padahal yang baru itu bukan bacaannya, atau ibadahnya, tapi menafsirkan pelaksanaan dari keutamaan2 dari bacaan2 yang sudah dicontohkan oleh Nabi.

--> yasinan, maulidan dan bid'ah lainnya tidak ada contoh dari Rasullullah, bagaimana Ahend bisa bilang kalau itu bukan ibadah yang baru..?? Menafsirkannya itu bagaimana ? yang sesuai dengan keinginan dan  hawa nafsu? atau hanya menurut akal perbuatan itu lebih baik dari pada tidak melakukan?? tolok ukurnya apa akhi..?




 




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment