Friday, November 13, 2009

[Milis_Iqra] Re: Steven Indra Terpikat Islam Karena Shalat

Wan, saya hanya tanya apakah salah yang saya katakan bahwa di negara2 Islam adalah sulit pindah agama tapi di negara2 Barat mudah? Bukankah benar? Jadi apa yang salah? Yang salah menurut kamu adalah cara saya berpikir, bukan fakta2 yang saya katakan.


On Thu, 7/16/09, wawan wahyu <wawan.wahyu@gmail.com> wrote:

From: wawan wahyu <wawan.wahyu@gmail.com>
Subject: [Milis_Iqra] Re: Steven Indra Terpikat Islam Karena Shalat
To: Milis_Iqra@googlegroups.com
Date: Thursday, July 16, 2009, 9:37 AM

Rizal wrote - Di negara2 Barat yang demokratis adalah wajar pindah agama. Namun tidak demikian di negara2 Islam. Pindah agama bisa berarti pengusiran atau bahkan kematian.
 
Dear Rizal yang mengaku sebagai penginjil,
  1. Anda sangat bangga dengan demokatisasi di negara2 barat bahkan anda berpikir murtad adalah demokratis yang modern.
  2. Anda mengecam - menurut anda - negara2 Islam dengan pengusiran dan kematian bagi yang murtad
Anda tampaknya harus "menata kembali cara berfikir anda" terhadap Demokrasi, Murtad dan Kristen/AlKitab.
Anda harus "mencuci otak" dengan kembali ke Bible sebelum anda berkoar-koar bangga dengan demokrasi. Karena yang anda tulis tentang kecamanan pengusiran/kematian yang - sekali lagi menurut anda - dilakukan oleh negara2 Islam  diatas adalah perintah Bible.
 
Ada beberapa ayat Bible atas hukuman yang mesti dikenakan kepada orang-orang yang murtad ini yaitu Mati/Dibinasakan/Dihajar Tuhan/Dibuang/Diusir:

De 13:5  Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah

mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari
tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan--dengan maksud
untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu,
kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari
tengah-tengahmu.

Jer 28:16  Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menyuruh

engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau
telah mengajak murtad terhadap TUHAN."

Jer 29:32  maka beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku akan menghukum

Semaya, orang Nehelam itu, dan keturunannya: tidak ada seorangpun dari
keluarganya akan diam di tengah-tengah bangsa ini untuk melihat yang baik
yang akan Kulakukan kepada umat-Ku, demikianlah firman TUHAN, sebab ia telah
mengajak murtad terhadap TUHAN."

Isa 57:17  Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia,

menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan
yang dipilih hatinya.

Da 9:7  Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti

pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap
orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri
kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad
terhadap Engkau.

2Th 2:3  Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang

bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan
haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa.

Heb 3:12  Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan

terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia
murtad dari Allah yang hidup.

Tegas sekali, Bible memberikan gambaran kepada kita bahwa Allah membenci dan

murka kepada orang-orang yang murtad bahkan Allah berjanji akan mengenakan
azab-Nya bagi mereka dengan kebinasaan, dengan keterasingan,  Allah juga
menyatakan orang yang murtad ini jauh lebih hina daripada orang yang sama
sekali tidak beriman :

1Ti 5:8  Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya,

apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang
tidak beriman.

Dan bagi mereka yang beriman, Allah memberikan hak kepada mereka untuk

menghukum pelaku murtad ini :

Da 11:32  Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan

dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal
Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.
 
 
Thanks for Bro Armansyah atas artikelnya 
2009/7/15 rizal lingga <nyomet123@yahoo.com>
 
Kalian memuat tulisan2 tentang para mualaf, tapi kalian tak tahu bahwa jauh lebih banyak lagi yang jadi murtadin.
Perpindahan agama itu biasa saja bagi saya, wajar bagi manusia yang bebas untuk memilih agamanya. Tidak seperti di Malaysia dan Saudi Arabia yang melarang warganya unutk jadi murtadin.
 
Di negara2 Barat yang demokratis adalah wajar pindah agama. Namun tidak demikian di negara2 Islam. Pindah agama bisa berarti pengusiran atau bahkan kematian.
 
 
--- On Fri, 7/10/09, Slamet Hariyanto <Slamet.Hariyanto@id.flextronics.com> wrote:
 
From: Slamet Hariyanto <Slamet.Hariyanto@id.flextronics.com>
Subject: [Milis_Iqra] Steven Indra Terpikat Islam Karena Shalat
Date: Friday, July 10, 2009, 7:49 AM
 
 

Steven Indra Terpikat Islam Karena Shalat

By Republika Newsroom

Steven Indra Terpikat Islam Karena Shalat
 

Seorang mualaf ibarat besi yang baru jadi. Saatnya Allah menempa kita dan menjadikannya sebilah pedang. Kalau tidak ditempa, tidak akan tajam.

  
 
Bagi Steven Indra Wibowo, agama adalah sebuah pilihan hidup. Seperti filosofi yang dianut oleh para leluhurnya, setiap pilihan inilah yang nantinya menjadi pegangan dalam mengarungi bahtera kehidupan. ''Bagi saya, Islam adalah pegangan hidup,'' ujar pria kelahiran Jakarta , 14 Juli 1981 ini kepada Republika.
 
Sebelum memutuskan memeluk Islam, Indra adalah seorang penganut Katolik yang taat. Ayahnya adalah salah seorang aktivis di GKI (Gereja Kristen Indonesia) dan Gereja Bethel. Di kalangan para aktivis GKI dan Gereja Bethel, ayahnya bertugas sebagai pencari dana di luar negeri bagi pembangunan gereja-gereja di Indonesia . Karena itu, tak mengherankan jika sang ayah menginginkan Indra kelak mengikuti jejaknya dengan menjadi seorang bruder (penyebar ajaran Katolik—Red).
 
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, sejak usia dini ia sudah digembleng untuk menjadi seorang bruder. Oleh sang ayah, Indra kecil kemudian dimasukkan ke sekolah khusus para calon bruder Pangudi Luhur di Ambarawa, Jawa Tengah. Hari-harinya ia habiskan di sekolah berasrama itu. Pendidikan kebruderan tersebut ia jalani hingga jenjang SMP. ''Setamat dari Pangudi Luhur, saya harus melanjutkan ke sebuah sekolah teologi SMA di bawah Yayasan Pangudi Luhur,'' ujarnya.
 
Karena untuk menjadi seorang bruder, minimal harus memiliki ijazah diploma tiga (D3), selepas menamatkan pendidikan teologia di SMA tahun 1999, Indra didaftarkan ke Saint Michael's College di Worcestershire, Inggris, yaitu sebuah sekolah tinggi khusus Katolik. Di negeri Ratu Elizabeth itu, pria yang kini menjabat sebagai sekretaris I Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) ini mengambil jurusan Islamologi.
 
Selama menempuh pendidikan di Saint Michael's College ini, Indra mempelajari mengenai hadis dalam ajaran Islam. ''Intinya, kita mempelajari hadis dan riwayatnya itu untuk mencari celah agar orang Muslim percaya, bahwa apa yang diajarkan dalam agama mereka tidak benar. Memang kita disiapkan untuk menjadi seorang penginjil atau misionaris,'' paparnya. Bahkan, untuk mengemban tugas sebagai seorang penginjil, ia harus melakoni prosesi disumpah tidak boleh menikah dan harus mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan.
 
Namun, seiring dengan aktivitasnya sebagai seorang penginjil, justru mulai timbul keraguan dalam dirinya atas apa yang ia pelajari selama ini. Apa yang dipelajarinya, bertolak belakang dengan buku-buku yang ia temui di toko-toko buku. Hingga akhirnya, suatu hari tatkala mendatangi sebuah toko buku ternama di Jakarta , ia menemukan sebuah buku karangan Imam Ghazali. Buku yang mengulas mengenai hadis dan sejarah periwayatannya itu cukup menarik perhatiannya.
 
Dari semula hanya sekadar iseng membaca gratis sambil berdiri di toko buku tersebut, Indra akhirnya memutuskan untuk membelinya. ''Setelah saya baca dan pelajari buku tersebut, ternyata banyak referensi dan penjelasan mengenai hadis yang diriwa -yatkan oleh Bukhari dan Muslim. Akhirnya, saya juga memutuskan untuk membeli buku kumpulan hadis-hadis Bukhari dan Muslim,'' kata dia.
 
Berawal dari sinilah, Indra mulai mengetahui bahwa hadishadis yang selama ini dipelajarinya di Saint Michael's College, ternyata tidak diakui oleh umat Islam sendiri. ''Hadis-hadis yang saya pelajari tersebut ternyata maudhu' (palsu). Dari sana , kemudian saya mulai mencari-cari hadis yang sahih,'' tukasnya.''
 
Dari Katedral ke Istiqlal
Keinginan Indra untuk mempelajari ajaran Islam, tak hanya sampai di situ. Di sela-sela tugasnya sebagai seorang penganut Katolik, diam-diam Indra mulai mempelajari gerakan shalat. Kegiatan belajar shalat itu ia lakukan selepas menjalankan ritual ibadah Minggu di gereja Katedral, Jakarta . Tak ada yang mengetahui kegiatan 'mengintipnya' itu, kecuali seorang adik laki-lakinya. Namun, sang adik diam saja atas perilakunya itu.
 
''Ketika waktu shalat zuhur datang dan azan berkumandang dari seberang (Masjid Istiqlal—Red), kalung salib saya masukkan ke dalam baju, sepatu saya lepas dan titipkan. Kemudian, saya pinjam sandal tukang sapu kebun di Katedral. Setelah habis shalat, saya balik lagi mengenakan kalung salib dan kembali ke Katedral,'' paparnya.
 
Aktivitasnya yang 'konyol' di mata sang adik itu, ia lakoni selama dua bulan. Dan, berkat kerja sama sang adik pula, tindakan yang ia lakukan tersebut tidak sampai ketahuan oleh ayahnya. Dari situ, lanjut Indra, ia baru sebatas mengetahui orang Islam itu shalat empat rakaat dan selama shalat diam semua. Tahap berikutnya, ayah satu orang putri ini mulai belajar shalat maghrib di sebuah masjid di daerah Muara Karang, Jakarta Utara. Ketika itu, ia beserta keluarganya tinggal di wilayah tersebut.
  
''Dari situ, saya mulai mengetahui ternyata ada juga shalat yang bacaannya keras. Kemudian, saya mulai mempelajari shalat-shalat apa saja yang bacaannya dikeraskan dan tidak.'' Setelah belajar shalat zuhur dan maghrib, ia melanjutkan dengan shalat isya, subuh, dan ashar. Kesemua gerakan dan bacaan shalat lima waktu tersebut ia pelajari secara otodidak, yakni dengan cara mengikuti apa yang dilakukan oleh jamaah shalat. Sampai tata cara berwudhu pun, menurut penuturannya, ia pelajari dan hafal dengan menirukan apa yang dilakukan oleh para jamaah shalat.
 
''Saya lihat orang berwudhu, ingat-ingat gerakannya, baru setelah sepi saya mempraktikkannya. Dan, Alhamdulillah dalam waktu seminggu saya sudah bisa hafal gerakan berwu -dhu. Begitu juga, dengan gerakan shalat dan bacaannya. Saya melihat gerakan imam dan mendengar bacaannya sambil berusaha mengingat dan menghafalnya,'' terang Direktur Operasional Mustika (Muslim Tionghoa dan Keluarga), sebuah lembaga yang mewadahi silahturahim, informasi, konsultasi, dan pembinaan agama Islam.
 
Untuk memperdalam pengetahuannya mengenai tata cara ibadah shalat, Indra pun mencoba mencari tahu arti dan makna dari setiap gerakan serta bacaan dalam shalat, melalui buku-buku panduan shalat yang harganya relatif murah. Melalui shalat ini, ungkap Indra, ia menemukan suatu ibadah yang lebih bermakna, lebih dari hanya sekadar duduk, kemudian mendengarkan orang ceramah dan kadang sambil tertidur, akhirnya tidak dapat apa-apa dan hampa.
 
''Ibaratnya sebuah bola bowling, tampak di permukaan luar -nya keras dan kokoh, tetapi di dalamnya kosong. Berbeda de ngan ibadah shalat yang ibaratnya sebuah kelereng kecil, wa lau pun kecil, di dalamnya padat. Saya lebih memilih menjadi se buah kelereng kecil daripada bola bowling tersebut,'' ujar nya mengumpamakan ibadah yang pernah ia lakoni sebelum menjadi Muslim dan sesudahnya.
 
 
Tujuh jahitan
Setelah merasa mantap, Indra pun memutuskan untuk masuk Islam dengan dibantu oleh seorang temannya di Serang, Banten. Peristiwa itu terjadi sebelum datangnya bulan Ramadhan di tahun 2000. Keislamannya ini, kata dia, baru diketahui oleh kedua orang tuanya setelah ia memutuskan untuk kembali ke Jakarta . Kabar mengenai keislamannya ini diketahui orang tuanya dari para rekan bisnis sang ayah.
 
Karena mungkin pada waktu itu, papa saya sedang mengerjakan proyek pembangunan resort di wilayah Muara Karang dan Pluit, makanya papa punya banyak kenalan dan teman. Dan, mungkin orang-orang itu sering melihat saya datang ke masjid dan mengenakan peci, makanya dilaporkan ke papa, kenangnya. Ayahnya pun memutuskan untuk mengirim orang untuk memata-matai setiap aktivitas Indra sehari-hari. Setelah ada bukti nyata, ia kemudian dipanggil dan disidang oleh ayahnya. Saya beri penjelasan kepada beliau bahwa Islam itu bagi saya adalah pegangan hidup.
 
Di hadapan ayahnya, Indra mengatakan bahwa selama menjalani pendidikan calon bruder, dirinya mendapatkan kenyataan bahwa pastur yang selama ini ia hormati ternyata melakukan perbuatan asusila terhadap para suster. Demikian juga, dengan para frater yang menghamili siswinya dan para bruder yang menjadi homo. Ibaratnya saya pegangan ke sebuah pohon yang rantingranting daunnya pada patah, dan saya rasa pohon itu sudah mau tumbang kalau diterpa angin. Sampai akhirnya, saya ketemu dengan sebatang bambu kecil, yang tidak akan patah meski diterpa angin.
 
Seakan tidak terima dengan penjelasan sang anak, ayahnya pun menampar Indra hingga kepalanya terbentur ke kaca. Beruntung saat kejadian tersebut sang ibu langsung membawa Indra ke Rumah Sakit Atmajaya. Sebagai akibatnya, ia mendapatkan tujuh jahitan di bagian dahinya. Kendati begitu, ibunya tetap tidak bisa menerima keputusan putra pertamanya tersebut.
 
Tidak hanya mendapatkan tujuh jahitan, oleh ayahnya kemudian Indra diusir setelah dipaksa harus menandatangani surat pernyataan di hadapan notaris, mengenai pelepasan haknya seba gai salah satu pewaris dalam keluarga. Saya tidak boleh menerima semua fasilitas keluarga yang menjadi hak saya,ujarnya. Meski hidup dengan penuh cobaan, ungkap Indra, masih ada Allah SWT yang menyayanginya dan membukakan pintu rezeki untuknya. Salah satunya, proposal pengajuan beasiswa yang ia sampaikan ke Universitas Bina Nusantara (Binus) disetujui. Di Binus juga, ia mempunyai waktu luang dan kesempatan untuk menyampaikan syiar Islam, baik melalui forumforum pengajian maupun internet.
 
Karena itu, saya melihat mualaf itu ibaratnya sebuah besi yang baru jadi. Jadi, saatnya Allah menempa kita dan menjadikannya sebilah pedang. Jadi, kalau tidak ditempa, tidak akan tajam, katanya.  nidia zuraya
 
Biodata
Nama : Indra Wibowo
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta , 14 Juli 1981
Masuk Islam : 2000
Status : Menikah dan mempunyai satu orang putri
Pendidikan Akhir : Sarjana (S1) Komunikasi Universitas Padjadjaran
Aktivitas :
- Sekretaris I Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
- Direktur Operasional Mustika (Muslim Tionghoa dan Keluarga)

 

Legal Disclaimer: The information contained in this message may be privileged and confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy any copy of this message
 
 
 
 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---


No comments:

Post a Comment