Semoga Allah selalu merahmati dan memperlancar urusan pak Hadi.
Saya mengerti sekali keadaannya pak Hadi.
Dan masalah ini mungkin baru satu dari sekian ribu masalah perbedaan yang mengharuskan kita menetapkan pilihan.
Ikut mayoritas atau tetap berpegang teguh pada dien dengan konsekuensi dibilang sok pinter, sok berilmu, ngajinya baru seujung buku sudah sok, dikucilkan dsb :-) :-)
Melaksanakan sunnah Rasul di jaman sekarang ibarat memegang bara api.
Semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada orang2 yang memegang teguh perintah-Nya dan Rasul-Nya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh//
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
----- Original Message -----
From: "hadi" <hdi.suryadi@gmail.com>
Sent: Tuesday, November 03, 2009 8:10 PM
Subject: [Milis_Iqra] Re: TANYA :MENJUAL KULIT HEWAN KURBAN
itulah kondisi yg terjadi di lingkungan kami, saya setuju ama pendapat
nya utk memilih pendapat mayoritas ulama,
tp sayang teman2 panitia yg lain lebih memilih cara tokoh yg di
tuakan/berilmu di masyarakat kami,
memberikan dalil-dalil ttg ini tentu akan membuat saya di jauhi bahkan
di bilang sok pintar,
mungkin lebih baik saya mengundurkan diri dr kepanitiaan ,setidaknya
saya sudah memberi masukan pd mereka.
Wallahu a'lam
syukron ya semuanya
Whe~en (gmail) wrote:
> Akhi Hadi,
> Kenapa Panitia dan pekerja harus mendapat konsumsi untuk makan siang?
>
> Di tempat saya tinggal dulu di Jogja, semua panitia adalah anak2 remaja,
> dan selama saya remaja, saya tidak pernah makan siang di masjid tempat
> kita membagi daging kurban.
> Ketika kita mulai berkurban, upah pekerja kita ambilkan dari uang kita
> sendiri.
> Jadi selain kita memberikan binatang kurban, kita menambah beberapa
> puluh ribu untuk ongkos potong
> jadi kalau memang mau mengadakan konsumsi, kenapa uangnya tidak
> dibebankan saja kepada para pemberi kurban secara sukarela?
> Kita bisa menyampaikan dengan baik baik apakah mereka mau memberikan
> uang untuk ongkos potong sekian ditambah konsumsi sekian untuk pekerja
> dan petugas?
>
> Kalau menurut pendapat saya:
> Mengapa tidak memilih pendapat mayoritas ulama yang melarang menjual
> kulit hewan kurban berdasarkan dalil dalil yang ada?
> Bukankah konsumsi bisa diambilkan dari dana yang lain?
>
> silahkan jika rekan2 ada masukan lain
>
> Whe~en
> http://wheen.blogsome.com/
>
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment