Friday, April 30, 2010

[Milis_Iqra] Tan Lip Siang (H.M. Syarif Siangan Tanudjaya, S.H.) : Tentang Dosa Warisan

H.M. Syarif Siangan Tanudjaya, S.H. saat ini merupakan salah satu
Pengurus DPP PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) sebagai
Sekertaris Jenderal untuk Periode 2000-2005. Di rumah beliau, Jl
Tegalan III (IA) No.15, RT 001, RW 04, Kel Palmeriam, Kecamatan
Matraman, Jakarta Timur (Seberang Toko Buku Gramedia Matraman),
digelar pengajian walaupun tidak untuk rutin membahas dan mengkaji
tentang Islam dan bertukar penglaman ber Syariah Islam bagi mualaf dan
calon mualaf, dan yang ingin mengikuti pengajian tersebut dapat
menghubungi redaksi.

SEGALA puji bagi Allah SWT karena siapa yang mendapat petunjuk-Nya,
maka tidak ada yang bisa menyesatkan. Juga sebaliknya, bagi mereka
yang disesatkan oleh Allah SWT, tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk. "Aku bersaksi tidak ada tuhan melainkan Allah, Allah Maha
Esa, tidak ada sekutubagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya, penutup segala nabi, dan tidak ada nabi lagi
sesudahnya."

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat ini, saya memberikan
pernyataan resmi masuk agama Islam di hadapan kelompok pengajian yang
dipimpin oleh guru Erwin Saman. Tepatnya pada tahun 1975. Kini, nama
saya bukan lagi Tan Lip Siang. Nama saya sekarang lengkapnya H.M.
Syarif Siangan Tanudjaya, S.H.

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, menjelang usia saya
ke-55, tidak ada salahnya dalam kesempatan baik ini, saya manfaatkan
untuk bercerita tentang kisah hidup saya menuju jalan yang diridhai
Allah SWT. Saya adalah pejabat notaris yang diangkat oleh pemerintah
untuk wilayah kerja Kodya Bekasi, Jawa Barat.

Dalam kisah ini, saya tidak bermaksud untuk mencela, atau menghina
agama (kepercayaan) yang saya anut sebelumnya. Berawal dari hati yang
selalu resah, disebabkan penderitan hidup -- dari hidup yang biasa
senang, berbalik menderita. Saya mulai dari agama Kristen, yang saya
imani pada saat itu.

Pada ajaran agama Kristen, saya temukan dan saya ketahui adalah
ketentuan-ketentuan akan dosa warisan. Maksudnya, akibat dosa Adam dan
Hawa, mengakibatkan manusia menanggung "dosa warisan". Artinya,
sekalipun bayi yang baru dilahirkan, sudah harus dianggap tidak suci
lagi, akibat "dosa warisan" Adam dan Hawa itu.

Namun, apabila kita menyimak dengan lebih teliti pada ayat-ayat
Alkitab selanjutnya, setelah saya baca, ada hal yang sulit dipahami
menyangkut "dosa warisan". Misalnya, ketika Yesus ditanya oleh seorang
Farisi, "Apakah yang menyebabkan anak tersebut menjadi cacat?
Mungkinkah karena dosa kedua orang tuanya atau dosa siapa?"

Yesus menjawab kepada orang Farisi tersebut, "Anak ini menjadi cacat,
akibat dosa ibu-bapaknya dan bukan dosanya sendiri. Tetapi karena
Allah akan memperlihatkan kasih-Nya."

Dua ketentuan dalam kandungan Alkitab ini, sungguh membuat saya
bingung. Sehingga pada saat itu saya sempat berpikir, mengapa Tuhannya
orang Kristen membuat umatnya menjadi resah, hingga saya merasa
kesulitan untuk menyimpulkan makna yang terkandung dalam ayat-ayat
Alkitab?

Demikianlah, yang saya temukan dan saya ketahui mengenai ketentuan-
ketentuan pokok dalam ajaran agama Kristen yang saya imani. Hakikat
permasalahan hidup juga saya temukan adalah bagaimana caranya saya
menghadapi dan lepas dari permasalahan hidup.

Saya tidak berkonsultasi lagi kepada pendeta, karena menurut saya,
pendeta tidak pernah mampu memberikan solusi untuk permasalahan hidup
saya. Pada akhirnya, iman saya kepada Yesus sirna, sebab belum mampu
membuat hati saya tenteram dan mantap.


Kembali ke Budha

Cerita selanjutnya, saya berbalik kepada agama Budha dan Konghucu.
Mulailah saya bersembahyang di vihara, lalu belajar meditasi, dan
tidak makan daging atau yang bernyawa pada waktu-waktu tertentu (Cia-
Cay), sembahyang penghormatan kepada arwah leluhur, kemudian
sembahyang ke klenteng Toapekong (tempat penyembahan atau tempat
ibadah kepada Tian, dewa-dewa orang Cina), untuk memohon Popi Peng An
(keselamatan) dan hoki (peruntungan yang baik).

Sudah sedemikian jauh saya melangkah, ternyata petualangan saya menuju
prinsip keimanan yang sesungguhnya, belum juga saya temukan.
Sementara, perjalanan hidup saya saat itu, dari waktu ke waktu makin
terasa sangat mencekam. Sebagai leveransir bahan bangunan, alat tulis
kantor (ATK), dan pemborong, ternyata relasi saya banyak yang beragama
Islam.

Dari mereka, saya mulai mengenal tata cara ibadah Islam. Misalnya,
sebelum menunaikan ibadah shalat, seseorang harus terlebih dulu
mengambil air wudhu (bersuci). Dan, yang lebih menarik perhatian saya
adalah tentang kewajiban umat Islam menunaikan ibadah puasa, zakat,
dan tentang pokok ajaran (akidah) ketuhanannya, yakni tauhid
(mengesakan Allah), yaitu Allah itu Maha Esa (tunggal). la tidak
beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan-Nya.


Mimpi Berkelahi

Sebelum saya menyatakan diri masuk agama Islam, lebih baik saya
ceritakan pengalaman saya yang sungguh unik ini melalui mimpi.

Dengan penuh rasa takut saya berlari, dikejar oleh lima orang
bersenjata yang hendak membunuh saya. Saya terpojok di suatu sudut.
Para penjahat itu makin mendekat ke arah saya, dan tanpa saya sadari,
tangan saya terasa menggenggam senjata sejenis keris. Lalu, dengan
satu dorongan, entah mendapat kekuatan dari mana, saya berteriak,
"Allahu Akbar" tiga kali. Sungguh menakjubkan, kelima penjahat
bersenjata itu, semuanya musnah dan hangus bagaikan lembaran-lembaran
kertas terbakar. Apa makna mimpi tersebut?

Tahap selanjutnya dan yang sangat utama, setelah membulatkan pendirian
dan keyakinan, saya ingin memeluk agama Islam. Hal ini saya rundingkan
terlebih dulu dengan kekasih saya. Keputusannya, Vera, kekasih saya
itu, tidak keberatan saya memilih agama Islam.

Sejalan dengan perjalanan saya sebagai mualaf, dengan tuntunan taufik
dan hidayah Allah SWT., Vera, pada tahun 1983 mendapat petunjuk ke
jalan yang lurus. la menjadi muslimah dengan kesadarannya sendiri.

Kini, lengkap dan utuhlah sudah keluarga saya sebagai keluarga muslim,
sebagai awal perjalanan hidup kami untuk mengukuhkan serta memantapkan
pengabdian dan ibadah kami kepada Allah SWT, sebagaimana doa iftitah
dalam shalat yang berbunyi : "Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku semata-mata hanya untuk Allah seru sekalian alam.
" (Yusuf Syahhbudin Maramis/Albaz) (dari Buku "Saya memilih Islam"
Penyusun Abdul Baqir Zein, Penerbit Gema Insani Press website :
http://www.gemainsani.co.id/)
http://mualaf.com/kisah-a-pengalaman/muallaf-tokoh/127-tan-lip-siang-hm-syarif-siangan-tanudjaya-sh--tentang-dosa-warisan

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment