2010/4/30 rezeki.barokah@gmail.com <rezeki.barokah@gmail.com>
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km
persegi. Berada di Palestina Selatan, "potongan" itu "terjepit" di
antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut
Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Sudah lama Israel "bernafsu" menguasai wilayah ini. Namun, jangankan
menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil
ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan
makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga
kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas
penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan "habis-habisan" ke wilayah ini
sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka"mengguyurkan"
ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan
cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di
dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau,
serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para
mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang
didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi
menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta
ribuan ton "bom canggih" buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada "kekuatan lain" yang membuat para mujahidin
mampu membuat "kaum penjajah" itu hengkang dari Gaza dengan muka
tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata "kuno".
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepada
para pejuangnya yang taat dan ikhlas, sebagaimana pertolongan yang
sudah diturunkan kepada pasukan yang dipimpin Rasulullah dalam
menghadapi kaum kafirin dan musyrikin.
Kisah tentang munculnya "pasukan lain" yang ikut bertempur bersama
para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa
peristiwa "aneh" lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan
masyarakat Gaza, ditulis para jurnalis, bahkan disiarkan para khatib
Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
kami merangkum kisah-kisah "ajaib" tersebut dari berbagai sumber untuk
para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti.
Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza
Ada "pasukan lain" membantu para mujahidin Palestina diakui sendiri
oleh pasukan Israel. Menurut penuturan pasukan kafir Israel, pasukan
tersebut berseragam putih-putih.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga
Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais,
tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah
satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-
Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin AlAan
(25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki
itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju
hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga
laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu
menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya,
tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, "Wahai pembohong!
Mereka itu berseragam putih!"
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade
Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya
"pasukan lain" yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan
oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal
dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, "Saya bukan
kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan."
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, "Pasukan yang
berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?" Si
sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada
di belakangnya. "Saya tidak tahu," jawaban satu-satunya yang ia
miliki.
SuaraTak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib
masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah
ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr
Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi
Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau
yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan
tersebut.
"Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah
helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang
beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau," kata pejuang
tadi. Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena
mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh
amat banyak. Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi,
pejuang itu mendengar suara "Utsbut, tsabatkallah" yang maknanya
kurang lebih, "tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu." Ucapan itu
ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
"Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal
itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada
seorang pun yang bersama saya," ucap mujahidin itu, sebagaimana
ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika
sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang "ajaib"
terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di
dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika.
Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. "Sedangkan saya
sendiri dalam keadaan selamat," kata mujahid itu lagi yang ditirukan
oleh lisan khatib.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali,
dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya.
Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga)
mengatakan, "Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan
kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar
suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba
untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara
itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir."
Cerita mengenai "pasukan tidak dikenal" juga datang dari seorang
penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama
keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. "Kenapa kalian
menangis?" tanyanya.
"Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari
musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada
kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak
tahu dari mana mereka datang," jawabnya.
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang "serdadu berseragam putih" tak hanya diungkap oleh
mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel
sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah
menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran
Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
"Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih
mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu
juga saya buta," kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah
berhadapan dengan "hantu". Mereka tidak diketahui dari mana asalnya,
kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.
Masih dari Channel 10, seorang tentara Israel lainnya mengatakan,
"Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot
panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati."
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel
10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut
membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian "aneh" terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI
Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat
mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki
mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan
pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada
kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-
putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana
ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah
berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas
tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul
persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat
pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, "allahumma kama lam
tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum," yang maknanya, "Ya
Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi
mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa." Tiba-
tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan
dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan
lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh,
ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari
mana datangnva ledakan? Wallahu a'lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan
artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api
menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir
jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,"Wahai Dzat yang merubah api
menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api
itu dengan kekuatan-Mu."
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para mujahidin
menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta'ala telah
memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah "aneh" lainnya kepada situs
Filisthin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais,
sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking,
yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya
isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di
tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang
beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin
itu pun selamat.
Adalagi cerita "keajaiban" mengenai seekor anjing, sebagaimana
diberitakan situs Filisthin AlAan. Suatu hari, tatkala sekumpulan
mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-
tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu
kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel
menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat.
Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata
kepadanya, "Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami
diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah
dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami."
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan
dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan
memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu,
lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al
Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat
dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul
terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas,
pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di
malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan
membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin
lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la
bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para
mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahidin tengah menunggu waktu yang tepat untuk
mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. "Tak lupa kami
berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,"
kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin
segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau
di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat
mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel
yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel
tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau
itu meledak.
Selamat dengan Al-Qur'an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka
memasuki rumah sakit As Syifa'. Seorang dokter yang memeriksanya kaget
ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku
pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus
jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf
Al-Qur'an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu
saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah
"berantakan".
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan
diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis
situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru,
mushaf Al Qur'an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim
yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid An-Nur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya
kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke
masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan.
"Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan
tidak tersentuh apa-apa," ucapnya seraya tak henti bertasbih.
"Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang
mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah,
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila
ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan
kepada-Nyalah kami kembali," (Al-Baqarah [2]: 155-156)," jelas Abu
Ahid sebagaimana dikutip IslamOnline (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani' adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-
Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang
berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas
ini "hilang" setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut
dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan
dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa
pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan. Sebelum
dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo.com (24/1/2009),
serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah
keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk
dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani' terkejut lalu memberitahukan kepada orang-
orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu
Hamzah ini.
Kemudian puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk
mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang
diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak
suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak
memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid
Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah.
Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium
bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar.
Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri
harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al
Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, "Saya
telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin
melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel.
Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada."
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan
sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia
meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-
Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal Al-Qur'an ini sempat mengikuti
wisuda huffadz (para penghafal) Al-Qur'an di Gaza dan bergabung dengan
para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza,
di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta
didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza,
ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam
sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan
wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta
melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21
tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip
seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah
dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. "Saya
meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar
dari itu," jawabnya.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah
beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya
sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang
Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009).
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok
disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya
nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama
22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian
Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi
lahir di Gaza. "Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17
Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan
meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,"
katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding
bulan-bulan sebelumnya. "Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat
di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran.
Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700
kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran.
Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000
kasus.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka
kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian
mencapai 5 ribu.
"Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus
masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh
dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka. (PurWD/www.blak-
blakan.com)
Share this post..
http://www.voa-islam.com/islamia/jihad/2010/04/29/5595/karamah-di-bumi-jihad-gaza-palestina/
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment