Wednesday, April 21, 2010

Re: [Milis_Iqra] Mengenang Aminah Assilmi, Dari Kristen Radikal Menjadi Seorang Muslimah

Semoga menjadi bahan perenungan bagi yang lain yang belum mau
merenungi ajaran Islam

Pada 22 April 2010 10:17, Hadi Muttaqien <hadimttq@gmail.com> menulis:
> Semoga arwah ibu Aminah di terima Allah dengan baik dan ditempatkan di
> sorga..amin.
>
> 2010/4/22 rezeki.barokah@gmail.com <rezeki.barokah@gmail.com>
>>
>> Berawal dari kesalahan data komputer, hidup perempuan cerdas ini
>> berubah total dari seorang penganut Kristen Baptis yang taat dan
>> seorang feminis yang radikal, menjadi seorang muslimah dan salah satu
>> tokoh cendekiawan Muslim di AS. Selama 33 tahun menjadi seorang
>> Muslim, ia aktif berdakwah, diundang sebagai pembicara, menulis dan
>> memberikan advokasi di bidang keislaman dan hak-hak perempuan. Dunia
>> internasional mengenal dan menghormatinya sehingga baru-baru ini ia
>> terpilih sebagai satu dari 500 Muslim paling berpengaruh di dunia.
>>
>> Namanya Aminah Assilmi. Usianya 65 tahun. Namun nama itu kini menjadi
>> kenangan, karena Allah Swt telah memanggilnya pada tanggal 5 Maret
>> 2010. Aminah meninggal dunia setelah pukul 03.00 dinihari waktu
>> setempat, akibat kecelakaan mobil di dekat Newport, setelah memberikan
>> ceramah di New York. Jabatan terakhirnya sampai ia menghembuskan napas
>> yang terakhir adalah Direktur International Union of Muslim Women.
>>
>> Meski telah tiada, kisah keislaman dan dakwah sosok perempuan yang
>> aktif di masyarakat dan dikenal sebagai cendikiawan Islam dengan level
>> internasional menjadi inspirasi banyak orang.
>>
>> Saat Hidayah itu Datang
>>
>> Sebelum masuk Islam, Aminah terlahir dari keluarga Kristen Baptis di
>> wilayah Selatan AS. Sebagai perempuan, Aminah memiliki kecerdasan
>> diatas rata-rata gadis seusianya. Dia selalu mendapatkan nilai
>> sempurna di sekolah, mendapat beasiswa saat kuliah dan sejak menjadi
>> menjadi mahasiswi, ia sudah mengelola bisnis sendiri, bersaing dengan
>> para profesional dan meraih beberapa penghargaan. Ia juga menjadi
>> aktivis perempuan yang menganut feminisme dan bekerja sebagai wartawan
>> media elektronik.
>>
>> Suatu hari pada tahun 1975, Aminah menggunakan komputer untuk
>> mendaftarkan diri ke sebuah perguruan tinggi. Saat itu baru
>> pertamakalinya komputer digunakan untuk pendaftaran di perguruan
>> tinggi tersebut. Sementara ia menunggu hasil pra-pendaftarannya untuk
>> jurusan Wisata, Aminah pergi ke Oklahoma untuk mengurus bisnisnya.
>> Karena sesuatu hal, kepulangannya tertunda, ia baru kembali ke
>> perguruan tinggi tempat ia mendaftarkan diri dua minggu ketika
>> perkualiahan sudah dimulai. Betapa terkejutnya Aminah, karena komputer
>> salah mengolah datanya dan nama Aminah masuk ke jurusan Teater.
>> Jurusan yang mengharuskannya tampil di depan banyak orang.
>>
>> Sebagai gadis yang cenderung pemalu, Aminah gundah memikirkan dirinya
>> harus tampil di depan banyak orang. Ia tidak bisa membatalkan
>> perkuliahannya, karena sudah terlalu terlambat untuk mengurus
>> kesalahan kompouter itu. Ia tidak mau gagal karena ia menerima
>> beasiswa. Nilai "F" di mata kuliah, akan mengganggu pemberian
>> beasiswanya.
>>
>> Atas nasehat suaminya, Aminah menemui dosennya untuk membicarakan
>> alternatif untuk tampil, seperti persiapan kostum dan lain sebagainya.
>> Dosennya berjanji untuk membantu dan Aminah datang ke kelas selanjtnya
>> yang membuat ia syok dengan apa yang ia saksikan. Kelas itu penuh
>> dengan orang-orang Arab, yang oleh Aminah dijuluki "para joki unta".
>> Aminah langsung pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak kuliah
>> lagi. Ia tidak mau berada di tengah orang-orang Arab. "Aku tidak akan
>> pernah duduk dalam satu ruangan yang penuh dengan orang-orang kafir
>> yang kotor," tegasnya ketika itu.
>>
>> Melihat kegundahan isterinya, suami Aminah dengan sikap kalem seperti
>> biasanya memberinya penjelasan bahwa Tuhan pasti punya alasan untuk
>> segala sesuatu. Ia menasehati Aminah untuk berpikir dalam-dalam
>> sebelum memutuskan berhenti kuliah. Aminah mengunci dirinya selama dua
>> hari untuk mempertimbangkan nasehat suaminya dan akhirnya ia
>> memutuskan untuk tetap kuliah. Tapi keputusan itu dibarengi dengan
>> pikiran bahwa Tuhan telah menugaskan dirinya untuk mengajak orang-
>> orang Arab itu masuk agama Kristen.
>>
>> Aminah pergi kualiah dengan sebuah misi. Sepanjang perkuliahan, Aminah
>> akan menyempatkan diri untuk membicarakan agama Kristen yang dianutnya
>> dengan teman-teman Arabnya di kelas. "Saya mulai menceramahi mereka
>> bagaimana mereka akan dibakar di neraka untuk selama-lamanya kalau
>> mereka tidak menerima Yesus sebagai penyelamat mereka," ujar Aminah
>> menceritakan pengalamannya sebelum masuk Islam.
>>
>> Tapi, sambungnya, teman-teman Arabnya sangat sopan dan tidak ada yang
>> mau masuk Kristen. Aminah masih terus berusaha mempengaruhi mereka
>> dengan mengatakan bahwa Yesus sangat mencintai mereka dan rela mati
>> disalib untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa. Yang harus
>> dilakukan manusia hanyalah menerima Yesus dalam hati mereka.
>>
>> Teman-teman Arab Aminah tetap tidak ada yang mau pindah agama ke
>> Kristen dan Aminah pantang mundur. Ia memutuskan untuk membaca kitab
>> suci Al-Quran untuk menunjukan pada teman-teman Arabnya bahwa Islam
>> adalah agama palsu dan Nabi Muhammad adalah tuhan palsu.
>>
>> Atas permintaan Aminah, seorang mahasiswa membawakannya kitab suci Al-
>> Quran dan sebuah buku tentang Islam. Aminah lalu memulai pencariannya
>> untuk mematahkan keyakinan teman-teman Arabnya terhadap Islam. Aminah
>> membaca seluruh isi Al-Quran dan sedikitnya 15 buku tentang Islam,
>> lalu ia kembali pada Al-Quran dan membacanya kembali. Selama
>> pencariannya itu, ia mulai membuat beberapa catatan hal-hal yang
>> menurutnya bisa ia bantah dan akan dijadikannya sebagi bukti bahwa
>> Islam adalah agama palsu.
>>
>> Tapi tanda disadarinya, telah terjadi perubahan pada diri Aminah dan
>> suaminya yang melihat perubahan itu. "Dalam beberapa hal kecil saya
>> mulai berubah, yang cukup membuat suami saya terganggu. Kami biasa
>> pergi ke bar setiap hari Jumat dan Sabtu atau pergi ke pesta. Lalu
>> saya mulai malas pergi ke tempat itu, saya jadi agak pendiam dan mulai
>> menjauh," tutur Aminah.
>>
>> Sejak ia membaca Al-Quran dan buku-buku Islam, Aminah juga mulai
>> berhenti minum minuman keras dan tidak lagi makan daging babi. Karena
>> perubahan-perubahan itu, suaminya menuduhnya selingkuh dengan lelaki
>> lain dan mengusirnya. Aminah lalu pindah dan hidup sendirian di sebuah
>> apartamen. Dalam kesendiriannya, Aminah terus mempelajari Islam meski
>> ia masih tetap menjadi seorang Kristen yang taat.
>>
>> Sampai suatu hari, terdengar ketukan di pintu apartemennya. Seorang
>> laki-laki-yang kemudian dikenalnya bernama Abdul Aziz Al-Syaikh-
>> mengenakan busana tradisional muslim berupa baju gamis panjang
>> berwarna putih dengan sorban bermotif papan catur putih merah terlilit
>> di kepalanya. Lelaki itu datang bersama tiga lelaki lainnya yang
>> mengenakan busana yang sama. Ketika itu, Aminah merasa marah karena
>> para tamu itu datang saat ia mengenakan baju tidur dan piyama saja.
>>
>> Aminah makin kaget ketika Abdul Aziz mengatakan bahwa ia memahami
>> bahwa Aminah ingin menjadi seorang muslim. Aminah lalu menjawab bahwa
>> ia seorang Kristiani dan tidak berniat untuk menjadi seorang muslim.
>> Tapi Aminah punya banyak pertanyaan dan menanyakan apakah tamu-tamunya
>> itu punya waktu luang.
>>
>> Akhirnya Aminah mempersilahkan mereka masuk. Ia lalu menanyakan hal-
>> hal dan keberatan-keberatannya yang sudah ia catat selama ia membaca
>> Al-Quran dan buku-buku Islam. "Saya tidak akan melupakan namanya,
>> Abdul Aziz adalah seorang yang sabar dan lemah lembut. Ia dengan
>> sangat sabar membahas pertanyaan-pertanyaan itu bersama saya. Dia
>> tidak membuat saya seperti orang bodoh atau membuat pertanyaan saya
>> seperti pertanyaan yang bodoh," ungkap Aminah.
>>
>> Aminah mengatakan, Abdul Aziz menjelaskan padanya bahwa Allah
>> memerintahkan manusia untuk mencari ilmu dan bertanya sebagai salah
>> satu cara untuk mendapatkan ilmu. Aminah seperti menyaksikan kuntum
>> bunga sedang bermekaran mendengar penjelasan Abdul Aziz. Ketika ia
>> berbeda pendapat, Abdul Aziz akan memjelaskannya lebih dalam dan dari
>> sisi pandang yang berbeda sampai Aminah benar-benar memahaminya.
>>
>> Setelah berdiskusi dengan Abdul Aziz dan teman-temannya, tidak butuh
>> waktu lalu buat Aminah untuk memutuskan masuk Islam. Satu setengah
>> tahun ia sudah mempelajari Islam dan Al-Quran, keesokan harinya
>> setelah Abdul Aziz bertamu ke rumahnya, Aminah mengucapkan dua kalimat
>> syahadat disaksikan Abdul Aziz dan teman-temannya yang datang malam
>> itu.
>>
>> Cobaan Bertubi Setelah Menjadi Muslim
>>
>> Seperti kebanyakan para mualaf yang harus menghadapi konsekuensi yang
>> tidak mengenakan setelah masuk Islam, begitu pula Aminah. Setelah
>> menjadi seorang muslimah, Aminah banyak kehilangan teman-temannya.
>> Ibunya juga tidak menerima keislamannya. Saudara perempuannya bahwa
>> menganggap Aminah sakit jiwa dan ingin memasukkannya ke tempat
>> rehabilitasi para penderita gangguan mental. Ayah Aminah yang dikenal
>> sebagai orang yang bijak dan tempat meminta nasehat oleh banyak orang,
>> tiba-tiba menjadi beringas dan seolah-olah ingin membunuh Aminah
>> setelah mendengar puterinya menjadi seorang muslim.
>>
>> Aminah sendirian, tanpa teman dan tanpa keluarga. Tapi ia tetap
>> memilih jalan Islam, bahkan memutuskan untuk segera berjilbab meski
>> untuk itu ia harus kehilangan pekerjaannya karena dipecat. Cobaan itu
>> belum cukup, karena suami Aminah menceraikannya begitu tahu ia masuk
>> Islam dan pengadilan memutuskan dua anaknya, satu laki-laki dan satu
>> perempuan, dibawah pengasuhan suaminya, hanya karena Aminah kini
>> menjadi seorang muslim.
>>
>> "Itulah 20 menit yang paling menyakitkan dalam kehidupan saya," kata
>> Aminah dalam sebuah wawancara saat ia harus melepas kedua anaknya.
>>
>> Di Colorado, Aminah mencoba membeberkan kasusnya pada media massa. Ia
>> berharap bisa mendapatkan hak pengasuhan anaknya kembali karena hukum
>> di Colorado menyebutkan bahwa seseorang tidak bisa kehilangan hak asuh
>> anaknya hanya karena latar belakang agamanya. Meski demikian, Aminah
>> tetap tidak berhasil mendapatkan hak asuh itu.
>>
>> Aminah kembali menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim. Meski
>> sakit hati, ia tetap memperlakukan keluarganya dengan hormat dan tetap
>> menjaga komunikasi dengan mereka. Ia juga tetap mendakwahkan Islam
>> dalam setiap kesempatan bertemu dengan keluarganya. Dan perjuangannya
>> tidak sia-sia.
>>
>> Anggota keluarganya yang kemudian masuk Islam adalah neneknya yang
>> sudah berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah bersyahadat,
>> neneknya wafat. Setelah itu, ayah Amina yang dulu ingin membunuhnya
>> karena keislamannya, menyatakan diri masuk Islam. Beberapa tahun
>> kemudian, ibu Aminah pun menjadi muslimah. Lalu suami Aminah dan
>> saudara perempuannya yang dulu ingin memasukkannya ke rumah sakit jiwa
>> akhirnya juga mengucapkan dua kalimah syahadat. Tak ketinggalan, anak
>> lelaki Aminah, pada usia 21 tahun juga memutuskan untuk menjadi
>> seorang Muslim.
>>
>> Subhanallah ... tak ada hal yang paling membahagiakannya Aminah selain
>> melihat keluarganya memeluk Islam. Aminah pun terus mendakwahkan
>> pengalamannya dan agama Islam sehingga banyak orang yang sudah
>> terinspirasi dari pengalaman hidupnya. Entah sudah berapa banyak orang
>> yang masuk Islam, setelah mendengar kisah Aminah dan ceramah-ceramah
>> agamanya.
>>
>> Sekarang sosok Aminah Assilmi sudah tiada, tapi namanya tetap harus
>> dan hidup di hati orang-orang yang mengagumi dan menyayanginya. (ln/
>> iol/isc)
>>
>> http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/mengenang-aminah-assilmi-dari-kristen-radikal-menjadi-seorang-muslimah.htm
>>
>> --
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>>
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment