thanks mba,,atas articel nya...
Pada 24 Mei 2010 14:17, whe - en <whe.en9999@gmail.com> menulis:
> ~~ From milis sebelah ~~
>
> From: Hani Handayani <hani_siz@yahoo.co.uk>
> To: assunnah-qatar@yahoogroups.com
>
>
>
> Istriku, Aku Mencintaimu
>
>
>
> Kendati dirinya telah keliling dunia, bahkan hampir tidak ada negara baru di
> dalam peta, dan terlalu sering naik pesawat terbang sehingga seperti naik
> mobil biasa, namun istrinya belum pernah naik pesawat terbang kecuali pada
> malam itu. Hal itu terjadi setelah 20 tahun pernikahan mereka. Dari mana?
> Dan kemana? Dari Dahran ke Riyadh. Dengan siapa? Dengan adiknya yang orang
> desa dan bersahaja yang merasa dirinya harus menyenangkan hati kakaknya
> dengan semampunya. Ia membawa wanita itu dengan mobil bututnya dari Riyadh
> menuju Dammam. Pada waktu pulang, wanita itu berharap kepadanya agar ia naik
> pesawat terbang. Wanita itu ingin naik pesawat terbang sebelum meninggal. Ia
> ingin naik pesawat terbang yang selalu dinaiki Khalid, suaminya, dan yang ia
> lihat di langit dan di televisi.
>
> Sang adik mengabulkan keinginannya dan membeli tiket untuknya. Ia
> menyertakan putranya sebagai mahramnya. Sementara ia pulang sendirian dengan
> mobil sambil diguncang oleh perasaan dan mobilnya.
>
> Malam itu Sarah tidak tidur, melainkan bercerita kepada suaminya, Khalid,
> selama satu jam tentang pesawat terbang. Ia bercerita tentang pintu
> masuknya, tempat duduknya, penerangannya, kemegahannya, hidangannya, dan
> bagaimana pesawat itu terbang di udara. Terbang!! Ia bercerita sambil
> tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain. Tercengang,
> terkesima, dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya dengan
> perasaan heran. Begitu selesai bercerita tentang pesawat terbang, ia
> langsung bercerita tentang kota Dammam dan perjalanan ke sana dari awal
> sampai akhir. Juga tentang laut yang baru pertama kali dilihatnya sepanjang
> hidupnya. Dan juga tentang jalan yang panjang dan indah antara Riyadh dan
> Dammam saat ia berangkat. Sedangkan saat pulang ia naik pesawat terbang.
> Pesawat terbang yang tidak akan pernah ia lupakan unuk selama-lamanya.
>
> Ia bercerita sambil tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain.
> Tercengang, terkesima, dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya
> dengan perasaan heran.
>
> Ia berlutut seperti bocah kecil yang melihat kota-kota hiburan terbesar
> untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Ia mulai bercerita kepada suaminya
> dengan mata yang berbinar penuh ketakjuban dan kebahagiaan. Ia melihat jalan
> raya, pusat perbelanjaan, manusia, batu, pasir, dan restoran. Juga bagaimana
> laut berombak dan berbuih bagaikan onta yang berjalan. Dan bagaimana ia
> meletakkan kedua tangannya di air laut dan ia pun mencicipinya. Ternyata
> asin… asin. Pun, ia bercerita bagaimana laut tampak hitam di siang hari dan
> tampak biru di malam hari.
>
> "Aku melihat ikan, Khalid! Aku melihatnya dengan mata kepalaku. Aku mendekat
> ke pantai. Adikku menangkap seekor ikan untukku, tapi aku kasihan padanya
> dan kulepaskan lagi ke air.
>
> Ikan itu kecil dan lemah. Aku kasihan pada ibunya dan juga padanya.
> Seandainya aku tidak malu, Khalid, pasti aku membangun rumah-rumahan di tepi
> laut itu. Aku melihat anak-anak membangun rumah-rumahan di sana. Oh ya, aku
> lupa, Khalid!" ia langsung bangkit, lalu mengambil tasnya, dan membukanya.
> Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannya kepada sang suami. Ia
> merasa seolah-olah sedang memberikan dunia. Ia berkata, "Ini hadiah untukmu
> dariku. Aku juga membawakanmu sandal untuk kau pakai di kamar mandi."
>
> Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannya kepada sang suami. Ia
> merasa seolah-olah sedang memberikan dunia.
>
> Air mata hampir menetes dari mata Khalid untuk pertama kali. Untuk pertama
> kalinya dalam hubungannya dengan Sarah dan perkawinannya dengan sang istri.
> Ia sudah berkeliling dunia tapi tidak pernah sekalipun memberikan hadiah
> kepada sang istri. Ia sudah naik sebagian besar maskapai penerbangan di
> dunia, tapi tidak pernah sekalipun mengajak sang istri pergi bersamanya.
> Karena, ia mengira bahwa wanita itu bodoh dan buta huruf. Apa perlunya
> melihat dunia dan bepergian? Mengapa ia harus mengajaknya pergi bersama?
>
> Ia lupa bahwa wanita itu adalah manusia. Manusia dari awal sampai akhir. Dan
> kemanusiaannya sekarang tengah bersinar di hadapannya dan bergejolak di
> dalam hatinya. Ia melihat istrinya membawakan hadiah untuknya dan tidak
> melupakannya. Betapa besarnya perbedaan antara uang yang ia berikan kepada
> istrinya saat ia berangkat bepergian atau pulang dengan hadiah yang
> diberikan sang istri kepadanya dalam perjalanan satu-satunya dan yatim yang
> dilakukan sang istri. Bagi Khalid, sandal pemberian sang istri itu setara
> dengan semua uang yang pernah ia berikan kepadanya. Karena uang dari suami
> adalah kewajiban, sedangkan hadiah adalah sesuatu yang lain. Ia merasakan
> kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihat wanita yang penyabar itu.
> Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya, melahirkan
> anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit. Wanita itu
> seolah-olah baru pertama kali melihat dunia. Tidak pernah terlintas di benak
> wanita itu untuk mengatakan kepadanya, "Ajaklah aku pergi bersamamu!" Atau
> bahkan, "Mengapa ia tidak pernah bepergian?" Karena ia adalah wanita miskin
> yang melihat suaminya di atas, karena pendidikannya, wawasannya, dan
> kedermawanannya. Tapi ternyata bagi Khalid, semua itu kini menjadi hampa,
> tanpa rasa dan tanpa hati. Ia merasa bahwa dirinya telah memenjara seorang
> wanita yang tidak berdosa selama 20 tahun yang hari-harinya berjalan
> monoton.
>
> Ia merasakan kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihat wanita yang
> penyabar itu. Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya,
> melahirkan anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit.
> Wanita itu seolah-olah baru pertama kali melihat dunia.
>
> Kemudian, Khalid mengangkat tangannya ke matanya untuk menutupi air matanya
> yang nyaris tak tertahan. Dan ia mengucapkan satu kata kepada istrinya. Satu
> kata yang diucapkannya untuk pertama kalinya dalam hidupnya dan tidak pernah
> terbayang di dalam benaknya bahwa ia akan mengatakannya sampai kapan pun. Ia
> berkata kepada istrinya, "Aku mencintaimu." Ia mengucapkannya dari lubuk
> hatinya.
>
> Kedua tangan sang istri berhenti membolak-balik tas itu. Mulutnya pun
> berhenti bercerita. Ia merasa bahwa dirinya telah masuk ke dalam perjalanan
> lain yang lebih menakjubkan dan lebih nikmat daripada kota Dammam, laut, dan
> pesawat terbang. Yaitu, perjalanan cinta yang baru dimulai setelah 20 tahun
> menikah. Perjalanan yang dimulai dengan satu kata. Satu kata yang jujur. Ia
> pun menangis tersedu-sedu.
>
> Sumber: "Malam Pertama, Setelah Itu Air Mata" karya Ahmad Salim Baduwailan,
> Penerbit eLBA
>
>
> http://www.shalihah.com/kisah/istriku-aku-mencintaimu
>
>
>
> Whe~en
> http://wheen.blogsome.com/
>
> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
> lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS
> 20 : 25-28)
> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment