Sunday, June 20, 2010

[Milis_Iqra] Fwd: My Diary 6


Dear members, ini adalah sebuah artikel saya sekitar 4 tahun lalu ... mungkin masih ada yang bisa diambil manfaatnya ...


---------- Forwarded message ----------
From: Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>
Date: 2006/7/7
Subject: My Diary 6
To: myquran@googlegroups.com
Cc: milis_Iqra@googlegroups.com


Assalamu'alaykum Wr. Wb.,
 
My Diary 6
Oleh : Armansyah
 
 
Pagi itu saya sedang sibuk dikantor mengatur setting security IIS pada Windows 2003 Server Enterprise untuk situs perusahaan yang sedang saya bangun, ketika tiba-tiba saya dikagetkan oleh suara telepon genggam SE Z530i saya yang melantunkan penggalan melody "From Beginning Till The End", sebuah soundtrack dari sebuah drama seri korea berjudul "Winter Sonata".
 
Dari nada panggil tersebut saya segera tahu bahwa itu adalah telepon dari Istri saya tercinta, ibu dari anak-anak yang juga saya sayangi.
Sesaat setelah saya mengangkat dan menjawab panggilan telepon itu saya terperangah, lalu bibir saya tersenyum dua senti kekanan dan dua senti kekiri seperti yang saya dapatkan ketika mengikuti pelatihan ESQ-nya Bpk. Ary Ginanjar (bisa dilihat juga dalam VCD beliau berjudul : IQ, EQ & ESQ ; disk 1).
 
Betapa tidak, telepon tadi mengabarkan kepada saya bahwa putera sulung kami, Sultan Daffa Fattarsyah (2,9) telah mendaftar untuk masuk kesebuah sekolah anak-anak ... tepatnya sebuah Taman Kanak-kanak disalah satu kompleks dokter dikota kami.
 
Sebenarnya, menilik dari umur putera kami itu, memang belum cukup untuk masuk kesekolah Taman Kanak-Kanak karena memang untuk memasuki jenjang sekolah tersebut paling tidak harus berusia kurang lebih 3,5 tahun, dan itu berarti putera kami masih kurang 8 bulanan lagi.
 
Namun sebelumnya kita berdua memang sudah sepakat bahwa keberadaan Kakak Daffa, begitu kami biasa memanggilnya, disekolah ini bukan untuk membebaninya dengan segala macam pelajaran ini dan itu atau PR ini dan PR itu, namun kami hanya ingin itu lebih menjadi sebuah tempat atau ajang dia bermain, melatih bersosialisasi dengan orang-orang diluar keluarganya, diluar orang tuanya sehingga secara tidak langsung memberikan sebuah didikan sikap mental kepadanya sejak dini tanpa dia sendiri merasa bahwa itu sebuah pembelajaran ...  like Barney said :  Sharing, Caring, Imagining, Dancing and Learning.
 
Harus saya akui bahwa Kakak Daffa lebih tepat untuk memasuki Playgroups atau sekolah khusus anak-anak batita seusianya, namun fakta bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk memasuki sebuah playgroups yang paling murah yang pernah kami dapatkan adalah sekitar 2,5 sampai 3,5 juta. Sebuah angka yang menurut kami masih cukup fantastis untuk sebuah sekolah anak dibawah usia 3 tahun, itupun baru biaya pendaftarannya saja, belum lagi biaya perbulan dan biaya-biaya lainnya yang angkanya cukup memberatkan, paling tidak buat kami ....
 
Bahkan biaya yang kurang lebih sama dan malah ada yang lebih tinggi dari itu juga termasuk playgroups dan TK yang mengklaim dirinya sebagai TKIT/SDIT yang bernuansa sangat Islami sekalipun.
 
Sungguh sebuah fenomena yang memiriskan hati, pendidikan anak-anak batita dan balita secara Islami tidak milik semua orang tua Muslim meskipun kadang mereka sangat ingin memasukkan anak-anaknya kesana ... Playgroups dan sekolah-sekolah sejenis al-Azhar kalau di Jakarta atau al-Furqon kalau di Palembang hanya bisa dinikmati oleh bocah-bocah Muslim yang orang tuanya berkantong tebal.
 
Memang ada satu playgroups Islam di Palembang bernama Ulil Albab dengan biaya terjangkau sebab dia menggunakan sistem subsidi silang antar muridnya (yang kaya bayar yang miskin, yang miskin boleh tidak bayar jika memang tidak mampu), namun sayangnya lokasi sekolah ini sangat jauh dari kediaman kami sekeluarga sehingga inipun menjadi kendala tersendiri.
 
Cukup lama sudah masalah ini saya rundingkan dengan mamanya Daffa, dan beliau adalah orang yang paling antusias untuk memasukkan putera kami ini kesebuah playgroups atau sejenisnya, malah seringkali setiap saya pulang kerja dengan membawa koran, tanpa ba-bi-bu lagi koran itu langsung di-ubrek-ubrek guna mencari informasi pendaftaran PG dan TK yang bisa dihubungi.
 
Sebelumnya banyak TK yang memang menolak kehadiran Kakak Daffa mengingat usianya yang belum cukup umur, namun Alhamdulillah, dengan kegigihan usaha Mamanya (...dan tentunya juga saya :-) maka persis hari Kamis, 06 Juli 2006 kemarin putera kami itu resmi diterima oleh pihak TK Kesehatan yang berada dikompleks perumahan Dokter yang lokasinya cukup dekat dengan kediaman kami sekeluarga, biayanya relatip terjangkau dan fasilitas bermainpun tidak kalah dengan yang lain. Meski beberapa gurunya tidak berjilbab namun penerimaan mereka terhadap kedatangan istri dan putera saya sangat ramah dan baik, biayapun bisa diangsur sampai 3 kali pembayaran.
 
Pihak TK itu juga ada memberikan catatan bahwa keberadaan Kakak Daffa disana selama satu tahun kedepan lebih banyak akan menjadi "anak bawang" ... artinya dia tidak terlalu " dipaksa " untuk mengikuti kurikulum TK yang berlaku sampai usianya memang sudah sampai untuk itu pada tahun berikutnya, InsyaAllah.
 
Kebetulan menurut sang guru, di TK ini ada juga anak seorang dokter yang statusnya sama seperti Kakak Daffa ... sama-sama menjadi anak bawang karena belum cukup umur ....sekali lagi Alhamdulillah bahwa Kakak Daffa sendiri sangat antusias dengan sekolah barunya itu .... bahkan konon menurut mamanya, dia sempat menolak untuk diajak pulang kerumah usai melakukan pendaftaran awal.
 
Ketika waktu istirahat kantor tiba sekitar pukul 12.00 s/d 13.00, seperti biasanya saya kembali pulang kerumah untuk bersantap siang bersama istri dan anak-anak,... baru saja saya tiba dipinggir pintu masuk, Kakak Daffa teriak : " Papa .... kakak mau ekoah .... anyak eman-eman " (baca : Papa, kakak mau sekolah, banyak teman-teman).
 
Duh ... penat dikepala dan tubuh ini rasanya jadi hilang berganti kegembiraan yang sangat melihat semua itu ... apalagi ditambah oleh tawa lepas Masayu Haura al-Haqqu, anak kedua kami manakala menyadari keberadaan saya setelah kurang lebih 5 jam-an menghilang dari matanya.
 
Kebahagiaan kami kian terpancar saat sore harinya Oma Daffa, yaitu ibu dari istri saya datang kerumah dan menjemput Kakak Daffa untuk bermain sebentar dirumah mereka dikawasan Km.5, kurang lebih 1.5 Km dari rumah kami ... dan sepulangnya Kakak Daffa diberi oleh Oma dan Pugoknya (Kakek dalam bahasa Muara Enim) sejumlah uang yang jumlahnya relatip besar sebagai pancaran kegembiraan mereka juga atas masuk sekolahnya cucu laki-laki pertama mereka.
 
Yah, hidup ini memang penuh proses dan selalu ada perjuangan ... namun setiap gerak dan langkah yang sudah kita lakukan dalam menjalani proses demi proses itu pasti akan menemui sebuah ujung yang apabila kita pandai menyikapi dan selalu berprasangka baik kepada Allah ... hasil akhirnya pun akan baik, saya percaya akan hal itu ... bukankah dalam al-Qur'an disebutkan :
 
 
Karena sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan ... - Qs. 94 alam Nasryah : 5
 
Dari Jabir, katanya : Saya mendengar Nabi Saw bersabda 3 hari sebelum beliau wafat : Janganlah salah seorang diantara kamu meninggal melainkan dia berbaik sangka terhadap Allah ! - Riwayat Muslim, no. Hadis 445
 
Saya sering mengulang-ulangi dalam beberapa posting, bahwa hidup ini akan menjadi indah apabila kita mampu menyikapinya dengan bijak dan obyektif. ; adalah tidak mungkin kita menghindari terjadinya gangguan kejiwaan dalam kehidupan ini, sebab apa saja yang berlangsung didiri kita atau pada lingkungan dimana kita tinggal akan selalu membawa dampak bagi jiwa kita meski sekecil apapun itu adanya.
 
Stress memberikan perubahan positip bagi seseorang bila stressor (penyebabnya) dianggap sebagai hal yang positip, sebaliknya stress menjadi gangguan kejiwaan tingkat tinggi bila kita memandang stressor sebagai hal negatip dan terlebih lagi bila kita tidak mampu menyelesaikannya dengan baik.
 
Manajemen stress harus menggunakan pendekatan ekletik holistik yang berdasarkan atas pendekatan ornao-biologik, psikologik dan sosial.
Pendekatan orano-biologik yang dimaksud adalah melalui pemberian obat-obatan anti cemas dan anti depresi serta melakukan bio feedback untuk relaksasi otot.
 
Banyak pasien yang datang kedokter untuk mengatasi penyakitnya hanya berharap pada obat-obatan saja. Padahal pengobatan medis tidak akan memberikan hasil yang optimal tanpa pendekatan psikologis. Paling tidak ada dua prinsip pendekatan psikologis, pertama, kita perlu merubah persepsi terhadap stressor dan mengubah nilai serta keyakinan dalam menghayatinya. Stressor harus dianggap sebagai hal yang positip.
 
Saat misalnya si A bilang : eh si anu sesat, dia itu syiah loh ... eh si anu sesat, dia itu Ahmadiyah loh ... atau eh eloe jangan kawin sama orang Padang, mereka itu pelit-pelit ...
 
Nah jika persepsi bahwa syiah itu sesat, Ahmadiyah itu sesat atau orang Padang itu pelit tidak kita rubah ... maka persepsi yang negatip dari diri kita ini akan menjadi bumerang untuk kedewasaan mentalitas berpikir kita sendiri ... kita menjual lagu obyektifitas Islam, kita menjual keadilan Islam tetapi semua obyektifitas dan keadilan Islam yang kita dengung-dengungkan tadi hanya untuk diri dan komunitas kita sendiri saja..... kita tidak mampu mendobrak kedalam diri kita .... kita tidak berani buat mengatakan .... tidak semua syiah itu sesat, tidak semua paham Ahmadiyah itu salah atau tidak semua orang Padang itu pelit ...
 
Berat memang untuk menerima fakta atau kebenaran yang berlaku dihadapan kita, apalagi jika itu berbenturan dengan apa yang selama ini kita yakini sebagai sebuah kebenaran. Kita akan cenderung melibatkan emosi ketimbang akal sehat, dan kita akan berusaha mencari pembenaran demi pembenaran hanya untuk mempertahankan apa yang selama ini kita yakini.
 
Kehidupan berdiri di atas satu hakikat, yaitu pertarungan yang terus-menerus di antara yang hak dengan yang batil. Seluruh peristiwa yang terjadi di dalam sejarah manusia tidak keluar dari konteks pertarungan ini. Dengan hati nurani kita dapat menyelami sejarah dan menjadikannya hidup serta berinteraksi dengan kehidupan kita sekarang. Kita dapat menyelami lebih dalam tentang terjadinya berbagai perpecahan mazhab di dalam sejarah umat Islam atau kenapa sampai manusia ini tidak bisa pernah 100% sepakat terhadap sesuatu hal yang sama.
 
Untuk mengkaji ini mau tidak mau kita harus mengesampingkan berbagai emosi dan kecenderungan pribadi, dan mendasarkan diri kepada kaidah-kaidah Al-Qur'an. Sehingga kita mampu melakukan analisa yang objektif, dan mampu melihat berbagai peristiwa bukan hanya sebatas permukaannya saja melainkan sampai ke substansinya. Dengan begitu kita akan bisa sampai kepada penglihatan yang jelas dan objektif, dan bukan penglihatan yang salah dan rancu.
 
Kebanyakan dari kita ini sering bertindak terlalu apatis terhadap kebenaran yang diungkapkan oleh orang lain, terlebih jika orang tersebut memiliki cara pandang yang berseberangan dengan apa yang kita yakini kebenarannya. Padahal belum tentu semua yang ada dalam pemikiran orang tersebut salah dan sebaliknya belum tentu juga setiap pikir dan tindakan kita bernilai benar; bisa saja kita bersikap konsisten terhadap nilai-nilai yang kita anut sehingga kita menyebutnya sebagai sebuah kebenaran namun bukan tidak mungkin konsistensi kita tadi hanya ilusi dimana pikiran kita sesungguhnya berjalan sesuai pola logika yang bisa bergeser dan menyimpang.
 
Pikiran kita memang tidak menyimpang kalau kita bandingkan dengan standar kita sendiri. Padahal standar kita dibentuk oleh pikiran kita yang bisa jadi pula dipengaruhi oleh orang lain. Jadi, pikiran kita ternyata hanya tidak menyimpang dari pikiran kita sendiri atau kelompok dimana kita berkomunitas.
 
Karena itu, sekali lagi ... rubahlah stressor yang anda temui menjadi sesuatu yang positip ... rubahlah paradigma berpikir anda untuk selalu berkhudznuzzon, tinggalkan su-uzzon.
 
Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, boleh jadi mereka lebih baik dari mereka yang memperolok - Qs. 49 al-Hujuraat :11
 
Lalu, tingkatkan daya tahan diri kita terhadap stressor yang punya dampak membahayakan kestabilan jiwa kita, Wool Folk dan Richardson memberikan beberapa teknik untuk meningkatkan daya tahan terhadap stres psikologik, yaitu melalui meditasi, relaksasi progressif, hipnotis diri, auto sugesti dan upaya psikoterapi.
 
Uniknya didalam Islam ... apa yang disampaikan oleh Wool Folk dan Richardson tadi terjawab dengan satu kata saja : SHOLAT.
 
Didalam sholat kita bermeditasi, kita menggapai ketiadaan, semuanya fana, semuanya hilang, semuanya tidak ada bahkan eksistensi kitapun melebur dalam ketiadaan itu ... yang ada hanya Allah, yang ada hanya wajah-Nya Allah, yang ada hanya kebesaran-Nya Allah .... sebab tiada ilah selain Allah yang tidak beranak dan tidak diperanakkan dalam berbagai sifat dan perwujudan, yang tidak ada satupun bisa menandingi dan menyerupai-Nya ... tidak juga kekosongan yang ada didalam angan dan khayal kita.
 
Didalam sholat kita melakukan relaksasi progressif ... semua gerakan sholat adalah pengaktifan peka dan simpul syaraf ... mulai dari takbir sampai kepada rukuk dan sujud, semua manfaat kesehatannya bisa ditelaah melalui ilmu kedokteran modern.
 
Lalu hipnotis diri ... tanpa kita sadari, sewaktu sholat kita sudah melakukannya ... umpamanya dalam sholat berjemaah ... apa yang dilakukan Imam praktis kita lakukan :
 
sesungguhnya imam itu dijadikan adalah untuk di-ikuti, karena itu apabila ia telah takbir maka takbirlah kamu ... – Riwayat Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Nasai
 
Atau saat kita sholat sendirian misalnya, sadarkah anda setiap gerakan yang anda lakukan dalam sholat adalah sebuah bentuk penghipnotisan dari Allah ...? kenapa anda tidak berdiri sambil goyang-goyang kepala dan mulut cengengesan ... ? ... ya karena itu bukan yang diperintahkan Allah ... kita hanya mengikuti apa yang diperintahkan ... dan begitulah cara seorang ahli hipnotis melakukan tekniknya ... menyuruh seseorang berbuat sesuatu sesuai yang di perintahkan oleh sang ahli, lihat saja aksinya Romi Rafael misalnya.
 
Lalu bagaimana dengan auto sugesti dan upaya psikoterapi ?
Auto sugesti saya ambil contoh lagi adalah saat sholat berjemaah misalnya ... saat Imam membaca ayat " waladhoolin ...." ... kita menyambutnya ... " Aaamin " ; saat Imam menyebut " Sami Allahuliman Hamidah " kita menjawab : " Robbana walakal Hamdu " ... demikian seterusnya.
 
Atau saat kita mendadak ingat terlupa gerakan tertentu, kurang jumlah rakaat misalnya ... anda otomatis akan melakukan sujud sahwi untuk menutupi kesalahan tadi ... atau bisa juga kita sholat dengan tanpa celana atau pakaian bawah ... otomatis kita akan bergumam ... wah sholatku ndak syah nih nggak nutup aurat ... nah ini contoh auto sugesti.
 
Lalu terakhir adalah upaya psikoterapi ... kita tahu yang dimaksud dengan psikoterapi adalah upaya konsultasi atau curhat kepada orang lain, dalam hal ini seorang psikolog atau psikatri ... nah, didalam sholat ... bukankah kita sudah melakukan dialog, sudah melakukan curhat dengan Sang Maha Pendengar ? Sang Maha Pemerhati ?
 
Pertanyaan lanjutan adalah ... what else you can do if you do not do your sholat ?
Mungkin pertanyaan ini khususnya diajukan kepada mereka yang mengklaim bahwa ritual sholat tidak wajib dilakukan ....
 
Alkisah ... semoga Allah meridhoi mu anakku ... menempamu sejak dini dengan berbagai cara dan prosesnya agar kelak engkau mampu menjadi orang yang berguna dan kehadiranmu tidak sekedar sebagai anak bawang ... tetapi setiap engkau mengemukakan pendapatmu ... setiap engkau menarik lebar bibirmu ... menjadi penyejuk orang yang membutuhkan ilmu-ilmu Tuhanmu.
 
Saat aku tiada kelak ... engkau harus mampu menjadi saksiku dihadapan Tuhanku ... bahwa aku sudah berusaha mengantarkanmu kepada apa yang diwajibkan-Nya kepadaku dan kepada istriku.
 
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankan do'aku. -Qs. 14 Ibraahim :40
 
Palembang ... 07 Juli 2006
 
 
Armansyah

Wassalam.
 
Qowlul Haqqi Wa Kalamus Shidqu Huwa Waroghatul Ichlas Allattamami
Perkataan yang hak dan kalimah yang benar, harus diiringi dengan perbuatan yang benar menuju kesempurnaan kebenaran.



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment