Sunday, June 13, 2010

Re: [Milis_Iqra] Mengapa Kita Kalah

Subhanallah, sebuah pesan dan nasehat yang mestinya bisa didengar dibaca dan dipahami oleh semua umat Islam yang hanya selalu dan selalu terjebak dalam fanatisme bermadzhab dan berkelompok. Bangga pada keyakinan kelompoknya yang mengatasnamakan dirinya sebagai penjalan Qur'an dan Sunnah sejati sehingga mengabaikan kebenaran yang bisa jadi sangat ada pada kelompok lain diluar dirinya, melupakan persatuan diantara sesama umat dan malah melecehkan sesama saudaranya seakidah yang berbeda kelompok padahal mereka jelas memiliki satu misi yang sama dalam percaturan dunia.

Terimakasih sharing artikelnya pak Andri, minta izin buat saya repost di Facebook saya (http://www.facebook.com/armansyah)

2010/6/14 subandrio <subandrio.andri@gmail.com>
Di dari sumber : A Moeslem's life Blog
Minggu, 15 Maret 2009
mengapa kita kalah?

Bismillahirrahmanirrahim

Kita semua meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang
mendapat ridho dari Allah swt (Al-Maidah:3). Kita juga percaya umat
Islam merupakan umat terbaik ciptaan Allah swt di dunia ini (Ali Imron:
110). Bahkan bumi dan seisinyapun diwariskan kepada orang-orang yang
beriman (An-Nuur:55) . Tidak ada yang menyangkal hal tersebut.

Namun kalau melihat realitas dalam percaturan kehidupan dan peradaban
dunia, kondisi umat Islam saat ini masih jauh dari idealitas seperti
di atas. Di banyak sudut bumi nasib umat islam memprihatinkan. Mereka
teraniaya secara fisik, sosial ekonomi dan hampir di semua aspek
kehidupan. Dominasi kekuatan barat yang kristen mencengkeram kuat dan
nyaris tidak terkalahkan. Timbul pertanyaan kemudian mengapa hal itu
terjadi?

Sejak runtuhnya khilafah Utsmaniyyah 1924 oleh si Yahudi Mustafa Kemal
At-Taturk, sudah banyak tokoh-tokoh kaum muslimin mencoba menggapai
kemenangan kembali. Di mulai dari Jamaluddin Al-Afghani dengan ide pan-
Islamnya, kemudian Muhammad Abduh dan muridnya Rashid Ridho.
Selanjutnya perjuangan tersebut dilanjutkan oleh Abu 'Ala Al-Maududi,
Hasan Al-Banna dengan Ikhwannya, An-Nabani dengan Hizbiya ataupun
untuk skala nasional seperti Ahmad Dahlan, Hasyim Asy'ari maupun
Abdullah Said. Namun semuanya belum mampu membuat umat ini kembali
menjadi pemenang dalam percaturan peradaban dunia.

Banyak argumentasi yang dikemukakan sebagai penyebab itu semua. Ada
yang mengatakan kekalahan umat Islam karena mereka meninggalkan al-
Qur'an dan as-Sunnah sebagai pegangan dalam kehidupan. Kaum muslimin
lebih memilih pola hidup dan isme-isme lain di luar Islam. Mereka
memberikan solusi kembali kepada al-Qur'an dan as-Sunnah jika kaum
muslimin ingin kembali menegakkan Islam sebagai ideologi dunia.

Pendapat lainnya adalah ketertinggalan umat Islam dalam bidang sains
dan tehnologi menjadi penyebabnya. Termasuk juga terkungkungnya pola
pikir kaum muslimin yang selalu berorientasi kepada masa lalu; masa
Rasulullah dan para sahabat. Ide mereka kemudian rekatualisasi nilai-
nilai Islam sesuai dengan kehidupan modern, acuannya adalah barat.
Termasuk merubah mind set kaum muslimin agar mau meniru barat yang
modern dan maju baik dalam bidang kehidupan sosial maupun keagamaan.

Sebagian lainnya mempunyai pendapat berbeda. Dalam pikiran mereka
kekalahan umat ini karena mereka tidak bisa bersatu. Umat Islam
terpecah dan gampang di pecah. Dalam menyikapi satu peristiwa sering
tidak sama persepsinya. Di tambah lagi tidak adanya satu kepemimpinan
umat Islam di seluruh dunia.

Contoh terakhir tentang Palestina misalnya. Bagaimana mungkin satu
negara yang mayoritas Islam seperti Mesir malah lebih cenderung
mendukung Israel daripada saudaranya di Gaza yang sedang sekarat
karena agresi tentara zionis. Termasuk juga kasus terbaru yaitu kaum
muslimin yang ada di Sudan. Mereka mengajukan solusi sebagai jalan
keluar keterpurukan umat Islam adalah dengan kembali mendirikan
khilafah Islamiyyah.

Kedua solusi di atas semuanya benar. Umat Islam memang harus kembali
kepada al-Qur'an dan Sunnah serta melepaskan keterikatannya kepada
ajaran-ajaran yang lain. Karenanya gerakan kembali kepada al-Qur'an
dan as-Sunnah yang sempat menjadi isu sentral kaum muslimin pada awal
abad 15 Hijriyah perlu di dengungkan kembali.

Sayangnya, semua kelompok umat Islam juga telah mengaku berpegang
kepada al-Qur'an dan Sunnah. Mereka merasa kelompoknya paling benar
dalam melaksanakan perintah Allah swt dan contoh dari Rasulullah saw.
Sementara kelompok lainnya tidak semurni mereka.

Karena merasa paling benar, akhirnya mereka merendahkan kelompok lain.
Jika tidak saling menahan diri maka yang terjadi adalah saling
menjelekkan, bahkan mengkafirkan saudaranya sendiri. Kalau begitu
apakah solusi yang kedua lebih tepat untuk dilaksanakan lebih dahulu?

Kita semua menyadari bahwa diantara penyebab terpuruknya nasib umat
Islam adalah kenyataan bahwa sulitnya persatuan antar umat sendiri.
Setiap kelompok mempunyai pemimpin. Sayangnya tidak semua pemimpin mau
untuk di ajak mewujudkan satu persatuan umat Islam.

Mereka khawatir ketika meleburkan kelompoknya dengan kelompok lain,
maka identitas kelompoknya hilang. Penyebab itu semua tentu saja
egoisme individu dan kolektif dalam kelompok tersebut. Kepentingan
individu dan kelompok lebih dominan daripada kepentingan umat secara
keseluruhan.

Hal yang nyaris sama juga difikirkan Rasulullah saw melihat kondisi
masyarakat Makkah waktu itu. Beliau berfikir kenapa masyarakatnya
harus selalu berperang antara kabilah karena hal-hal sepele padahal
mereka dari keturunan yang sama? Bagaimana jalan keluarnya?

Maka beliau memutuskan untuk menyepi dari keramaian dengan bertahanust
di Gua Hira. Bertahun-tahun lamanya Muhammad melakukan aktifitas
tersebut mencari jawaban untuk memecahkan problematikan masyarakatnya.

Di tengah kesendirian itulah kemudian Allah swt memberikan jawaban
kepada beliau "Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan" sampai
akhir ayat. Demikianlah proses pemenangan Islam dimulai.

Penyebab terpecah belahnya kaum muslimin adalah karena mereka berjuang
tidak untuk Islam, tetapi untuk kelompok masing-masing. Mereka tidak
"bacalah dengan Rabbmu" tetapi membaca nama kelompoknya sendiri-
sendiri. Akibatnya ketika di awal tidak membaca nama Allah swt yang
berbicara adalah ego dan kepentingan masing-masing. Dan ketika itu
terjadi, berarti kesombongan telah masuk ke dalam diri mereka. Tentu
saja mereka telah melampaui batas. "Ketahuilah. Sesungguhnya manusia
benar-benar melampui batas". (Al-Alaq ayat 6).

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana cara untuk memenangkan dakwah
Islam?
Diposkan oleh abinehanafi di 19:01
Label: renungan

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
 Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
 Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
    Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment