Thursday, July 8, 2010

[Milis_Iqra] Persatuan Islam

PERSATUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
( Sebuah analisa dan kritik )
By : Ahmad Rifa"I Bin Alif Muntaha
Islam pada hakekatnya terbentuk atas wahyu dan tafsir atas wahyu, yang
pertama ini adalah sesuatu hal yang pasti dan mengandung prinsip-
prinsip kebenaran yang abadi, karena merupakan pernyataan actual dari
kehendak Allah. Sementara yang kedua ini merupakan hasil olah nurani
manusia atas apa yang tertuang dalam wahyu. Oleh karena itu secara
berangsur-angsur nurani manusia dan kepentingannya akan terlibat di
dalam penafsiran tersebut. Inilah yang kemudian melahirkan perbedaan-
perbedaan sehingga lahirlah firqoh-firqoh yang semuanya mengklaim
sebagai yang paling benardisertai dengan pengkafiran terhadap golongan
yang tidak sepaham dengannya.
Padahal Islam dengan perangkat syari'ah yang ada telah mewajibkan
seluruh umatnya untuk membentuk suatu system social yang berkiblat
pada kebenaran agama. Jadi jelasnya agama ( baca: Islam ) harus
dijadikan sebagai suatu wadah yang menampung dan mempersatukan seluruh
manusia yang mempunyai latar belakang berbeda, baik secara kultur,
ekonomi, status social ataupun pola piker. Dengan demikian akan
terbentuk suatu system kemasyarakatan yang harmonis dan damai walau
penuh dengan nuansa perbedaan Allah berfirman:
"Berpeganglah kalian semua kepada tali Allah ( Agama Islam ) dan
jangan berpecah belah."
Suatu perintah yang tegas dari Allah agar kaum muslimin bersatu padu
dalam tali atau wadah yang satu yaitu Islam. Dengan menjadikan Islam
sebagai sentral pemersatu, maka apapun atribut yang dipakai dan
organisasi manapun yang diikuti tetap akan tercipta suasana kondusif
diantara kaum muslimin, sehingga pengklaiman sebagai yang paling benar
dapat dihindari.
KRISTALISASI FURU'IYAH
Pada awalnya sebuah organisasi atau madzhab berdiri atas dasar
persamaan cara fakir, seorang guru atau ulama yang menjadi pendirinya
sebenarnya hanya ingin melakukan harakah tajdid pada suatu segi
kehidupan umat Islam yang menurut pandangannya telah mengalami
pendangkalan dan penyempitan makna.
Adalah wajar apabila para mujaddid itu dalam menjalankan misinya untuk
mengembalikan islam pada riilnya sangat idealis dengan ide-idenya yang
membedakannya dengan yang lain. Namun demikian adakalanya dalam
taushiyahnya ( doktrinasi ) mereka terkesan vulgar dan arogan, dengan
menyatakan bahwa pendapatnyalah yang paling benar sementara yang lain
tidak. Metode ini memang memberi manfaat secara mikro pada saat itu,
yaitu dapat memalingkan umat dari ideology-ideologi lama yang
menurutnya menyimpang, untuk kemudian mengikuti apa yang
disampaikannya. Namun disisi lain metode ini sangat "berbahaya" secara
makro untuk masa depan umat Islam sendiri. Perbedaan yang ada oleh
para pengikutnya disikapi dengan arogansi dengan menganggap golongan
lain sesat atau minimal bid'ah. Misalnya perbedaan cara ibadah seperti
tahlilan atau nyadran yang semakin mengkristal menjadi sebuah
kewajiban syariat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi ( pokoknya harus
ada dalam setiap prosesi ritual, kalau tidak ada sesat atau
sebaliknya ).
Bahkan perbedaan sudut pandang dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an
dan Al Hadits bila mengkristal tanpa kendali akan menimbulkan
perbedaan aqidah dan ketika seorang muslim yang masih dangkal
wawasannya merasa terganggu aqidahnya maka apapun akan dia lakukan dan
korbankan untuk sesuatu yang dia sendiri belum tahu duduk
persoalannya.
Pada hakekatnya Islam itu sendiri adalah sebuah agama tauhid yang
mentauhidkan Allah SWT dengan cara mentauhidkan umat manusia terutama
sesame muslim. Dengan kata lain Islam dan seluruh umatnya adalah
sebuah system keimanan dan sekaligus system kehidupan secara
multidimensi. Adalah sangat naïf apabila seseorang membangun suatu
system dengan tujuan untuk menampakkan sisi perbedaan dengan umat
Islam lainnya dengan cara eksklusif namun sensasional. Lalu sampai
kapankah sifat egoisme diri ini akan berakhir. Allah berfirman:
"sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara".
Jika kata-kata "saudara" telah kita berikan kepada sesame muslim.
Mengapakah kita masih meributkan perbedaan-perbedaan yang ada, yang
mungkin telah menjadi sunnatullah yang harus ada sepanjang manusia
masih mendiami bumi?. Sementara itu di zaman Rasulullah SAW sendiri,
nuansa perbedaan itu telah terjadi antara kaum Anshor dengan kaum
Muhajirin, namun mereka tetap rukun, bersatu dengan tidak
mengedepankan perbedaan, serta selalu berpegang teguh kepada Islam
sebagai Millah Wahiddah.
PEMURNIAN ALA KAUM MODERNIS.
Perkembangan Islam yang meluas sampai keseluruh pelosok dunia mau
tidak mau telah mempengaruhi ajaran Islam itu sendiri. Seiring dengan
perubahan waktu, budaya dan tradisi local ikut berpengaruh terhadap
ajaran Islam. Inilah yang dilihat oleh kaum modernis bahwa umat Islam
telah mengalami kemunduran, kejumudan dan keterbelakangan. Dimana umat
Islam seharusnya Ya'lu ( mengatasi ) menjadi Yu'la (diatasi ). Apa
sebab dari kemunduran ini ?. secara ringkas kaum modernis berpendapat
bahwa umat Islam telah kehilangan ajaran Islamnya yang murni, Islam
telah dicemari oleh tradisi local. Islam yang rasional telah diganti
dengan Islam yang tahayul, bid'ah, khurafat dan perilaku syirik.
Pemikiran Islam telah dibelenggu oleh taqlid, dan sufismepun dituding
sebagai kambing hitamnya. Oleh karena itu tindakan yang harus
dilakukannya adalah memurnikan Islam ( slogan kembali kepada Al Qur'an
dan Assunnah ), membasmi bid'ah, tahayul dan khurafat, membuka pintu
ijtihad dan melarang taqlid, kemudian mengganti Islam yang mistikal
menjadi Islam yang rasional.
Namun demikian tanpa mengurangi jasa kaum modernis bagi perkembangan
dan dinamika pergerakan Islam, mereka telah menimbulkan minimal dua
efek samping.
1. Depribumisasi.
Proses akulturasi ajaran Islam telah melewati masa yang panjang.
Unsure-unsur Islam telah berintegrasi dengan budaya local dan
sebaliknya. Islam kemudian menjadi bagian yang tidak terasa asing,
Islam telah mempribumi, contoh bagi orang melayu, budaya melayu adalah
Islam. Bagi orang jawa,m pribumisasi Islam telah terjadi perpaduan
unsure-unsur budaya Jawa dan Islam.
Kaum modernis datang dengan puritanisme mereka, unsure-unsur local
dibid'ahkan bahkan dimusyrikkan karena tidak terdapat dalam Al Qur'an
dan Al Hadits. Islam kaum modernis terlepas dari akar-akar pribumi
akibatnya Islam menjadi asing bahkan Islam menjadi teraleniasi. Itulah
sebabnya mungkin mengapa Islam ala kaum modernis hanya diterima
dikalangan orang-orang metropolitan saja.
2. Demistikasi.
Para ahli sejarah menunjukkan proses penyebaran Islam lebih banyak
lewat Islam yang mistikal. Istilah "wali" bagi para penyebar Islam
jelas mencerminkan hal ini. Lagi pula mistikisme Islam mempunyai
Common Ground dengan agama Hindu dan Budha sehingga masyarkat bias
menerimanya. Namun demikian tasawuf adalah sebagian dari mistikisme
monotheisme yang berlandaskan tauhid. Tidak terbayangkan seandainya
Islam yang datang ke Negara kita adalah Islam yang legalistis
( Fiqhiyah ) seperti yang diusung oleh kaum modernis yang terpengaruh
Wahabisme tentu Islam tidak akan seperti sekarang ini.
Kaum modernis menuding tasawuf sebagai penyebab kelemahan umat Islam,
sehingga bergulirlah faham-faham anti sufi yang berusaha mencari makna
dan rahasia syariat. Kaum modernis menghidupkan Fiqh sentries yang
hanya berkutat pada dikotomi Sunnah-Bid'ah, halal-haram, tauhid-
syirik, Islam-Jahiliyyah sedangkan proses penyucian bathin,
peningkatan akhlaq dan latihan kerohanian tidak diperhatikan. Ketika
kaum modernis menyingkirkan tasawuf, mereka menyingkirkan pengalaman
ibadah yang emosional, agama yang dinikmati. Dzikir, sholawat, dan
wirid dihilangkan, orang kehilangan agama yang memuaskan dahaga
bathin.
Oleh sebab itu, nuansa persatuan dalam ikatan Islam harus kita jaga
agar tercapai keseimbangan hidup yang saling melengkapi.
Wallahu a'lam

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment