Thursday, December 30, 2010

RE: [Milis_Iqra] OOT : Post Power Syndrome VS Mengaca pada diri Sendiri

Akan menjadi sesuatu yang menarik, jika bisa didiskusikan….

 

From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of whe - en

 

Gejala perilaku,  ..... senang menyerang pendapat orang, mencela, mengkritik, tak mau kalah, dan menunjukkan kemarahan baik di rumah maupun di tempat umum

 

[Dani] Saya hanya ingin bertabayun kepada Mbak Wheen…. Kalau ini maksudnya apa

 

·         Kita buktikan, anda curang, chicken, looser atau ksatria

·         Anda pikir di milis ini kebenaran milik seseorang?

·         saya bukan chicken seperti and*

 

Ini analisa bukan su’udzhan, ketiga point diatas menunjukan gejala Post Power Syndrome karena senang menyerang pendapat orang, mencela, mengkritik, tak mau kalah, dan menunjukkan kemarahan.

 

[Wheen]

Beberapa ciri kepribadian yang rentan terhadap post power syndrome di antaranya adalah mereka yang senang dihargai dan dihormati orang lain, suka mengatur, ”gila jabatan”, menuntut agar permintaannya selalu dituruti, dan suka dilayani orang lain.

 

[Dani] Lalu yang ini juga saya ingin tabayun

 

·         “Ga usah jadi pengecut, penuhi saja janji anda Saya tunggu”

·         “Salafi dan wahabi dihujat dimilis ini?”

 

Ini Analisa bukan Su’udzhan, dari dua hal tersebut diatas bisa tidak dikatakan “post power syndrome  karena menuntut agar permintaannya selalu dituruti, senang dihargai dan dihormati orang lain,” Dan juga apakah benar “Salafi dan wahabi dihujat dimilis ini?”….

 

Karena orang yang dikatakan pengecut sudah barang tentu tidak memiliki sesuatu yang patut di hormati apalagi harus di turuti….

 

Jadi intinya : Mengaca pada diri Sendiri…..

No comments:

Post a Comment