Thursday, December 30, 2010

Re: [Milis_Iqra] Useless protest, criticism or sarcasm

Narsis Tinjauan Dalam Islam

penulis: AD,Al Fakir.

 

Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Suatu hari saya melihat seorang teman senyum-senyum sendiri sambil melihat ponsel di tangannya. "…Gilee, kereen banget nii orang,mantab abeez gayanya…Sumpeeh dah,fotogenik bangeet…!" Wajahnya seperti tak habisnya mengagumi sosok foto yang ada di ponsel-nya tersebut. Sayapun bertanya : "Duh, foto siapa tuh, sampe segitu kagumnya..?"Tom Cruiz disitu ya? Belum lagi bingung saya hilang, teman saya menjawab : " Ngga liat apaah? Ya foto akyulah (foto dirinya:pen)…emangnya lo kira foto siapa? Dia malah balik bertanya dan sayapun menampilkan wajah melongo, mode On!

Saya jadi penasaran dan melihat ke ponselnya, tapi kok ya ga ada foto

Perilaku diatas atau populernya disebut Narsis, sekarang ini didukung dengan perkembangan teknologi media dan komunikasi, menjadi bagian dari "life-style" yang tidak hanya menjadi kebiasaan di kalangan anak muda saja, tetapi merambah keberbagai kalangan usia dan profesi. Situs situs pertemanan seperti facebook,friendster,twitter hingga blog-blog menjadi sasaran empuk untuk dijejali dengan upload-upload foto diri dengan berbagai gaya miring kiri, miring kanan, tiduran, depan, belakang, dari yang berbusana, ½ busana hingga tanpa busana, semuanya FULL komplit disajikan secara berlebih-lebihan. Lalu bagaimana kita sebagai Muslim menyikapi hal ini?

 

Apa itu Narsisisme?

 

Menurut kamus Wikipedia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Narsisisme)

Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

 

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir[1], bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain[2]. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. (Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.)

 

1 Freud, Sigmund. 1914. On Narcissism: An Introduction.

2 Morrison, Andrew. 1997. Shame: The Underside of Narcissism. The Analytic Press.

 

Kata Narsis diambil dari mitologi Yunani tentang seorang laki-laki bernama Narcissus, laki-laki yang terkenal ketampanannya, putra dari dewa sungai Cephissus dan peri Liriope. Wajahnya yang rupawan bikin setiap wanita jatuh hati. Salah satu wanita yang "cinta mati" dengan Narcissus adalah Echo. Tapi sayang, cinta Echo bertepuk sebelah tangan. Echo menjadi sedih dan bersembunyi di tengah hutan yang sepi karena malu. Tubuh Echo makin lama makin menghilang hingga yang terdengar cuma suaranya. Melihat kesedihan Echo, Afrodite – dewi asmara yang rupawan- memberikan pelajaran buat Narcissus. Eros, putra kecil Afrodite dengan ijin ibunya melepaskan anak panah ke jantung hati Narccisus. Sehingga dia jatuh cinta kepada dirinya sendiri.

 

Suatu hari Narcissus sedang berjalan dan tanpa sengaja dia melihat ke sungai Styx. Narcissus kaget melihat ada wajah seseorang yang sangat rupawan. Sekali melihat, Narcissus langsung jatuh cinta. Dia tidak beranjak sedikit pun dari pinggir sungai. Sisa hidupnya dihabiskan hanya untuk melihat bayangan wajahnya. Sampai akhirnya, dewa-dewa lain menemukan mayatnya yang terbujur kaku di tepi kolam lalu mengubahnya menjadi bunga yang di sebut bunga Narcissus.

 

Dari kisah "MITOS" di atas lahirlah perilaku yang disebut narsisme. Menurut Spencer A Rathus dan Jeffrey S Nevid dalam bukunya, Abnormal Psychology (2000), orang yang narcissistic memandang dirinya dengan cara yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan selalu berharap orang lain memberikan sanjungan untuknya.

 

Narsis dalam Islam

 

Allah berfirman,

 

وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

 

"dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman [31]: 18)

Di bagian lain Rasulullah SAW bersabda,

 

"Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu : Kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti serta seseorang yang membanggakan dirinya sendiri". (Hadits ini disebutkan oleh Al-Mundziry dalam kitab At-Targhib wa Tarhib 1/162 yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Baihaqi serta dishahihkan oleh Al-Albany).

 

Dari uraian ayat dan hadist diatas, jelas bahwa Narsis termasuk yang dapat digolongkan kepada sikap sombong dan membanggakan diri yang mengarahkan kita kepada sifat ujub atau takabur. Perilaku ini tentunya adalah suatu sikap yang tidak terpuji bagi kita sebagai Muslim yang menyandarkan haq-nya kepada tuntunan Al Qur'an dan As Sunnah semata.

 

Gencarnya budaya hedonisme (menyandarkan status sosial dan kesuksesan pada ukuran materi harta benda dan kekuasaan) saat ini dapat menjadikan perilaku Narsis semakin meluas dan pada akhirnya mengikis keimanan kita secara perlahan-lahan. Lalu bagaimanakah kita mampu bertahan dan mengatasinya agar kita tidak ikut-ikutan menjadi orang-orang yang membenarkan sebuah kebiasaan, tetapi membiasakan sebuah kebenaran?

 

Menangkal Narsisisme

 

1. Membentengi diri dari rasa sombong dengan cara memperbanyak dan memperdalam ilmu agama, selalu mengingat Allah SWT dimanapun kita berada. Lebih banyak melihat kebawah agar kita lebih mensykuri nikmat yang Allah berikan kepada kita, sehingga rasa sombong dapat terhapus dari dalam diri kita. Insya Allah. Bukankah Rasulullah SAW juga pernah bersabda,

Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR. Muslim) - Nabi Muhammad SAW.

 

2. Melindungi diri dari mental haus pujian. Kalau kita tidak pandai mensikapi sanjungan, maka sebuah sanjungan bisa menjadi bumerang bagi kita. karena sanjungan dapat membuat kita terlena dan pada akhirnya menghabiskan segenap potensi di dalam diri kita. Sanjungan bukanlah tujuan dari perbuatan kita sebagai orang Muslim, karena sudah seharusnya setiap langkah dan perbuatan kita hanya berorientasi kepada Ibadah semata kepada Allah Azza Wajalla. Seperti diucapkan oleh Umar bin Khaththab r.a: "Ya Allah! Jadikanlah semua amalku sebagai amal shalih, dan janganlah Engkau jadikan amalku itu untuk seseorang sedikitpun".

 

3. Memelihara keikhlasan kita dalam berbuat. Abu Qasim Al-Qusyairi menjelaskan "Ikhlas adalah menjadikan satu-satunya yang berhak ditaati dalam sebuah niat ialah Allah swt. Artinya, bahwa yang diinginkan dengan ketaatannya itu hanyalah untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah semata; tidak untuk dipamerkan kepada seseorang, mencari popularitas, atau ingin disanjung-sanjung." Selain menjaga diri kita dari perilaku narsis, keikhlasan juga dapat membuat kita lebih pandai bersyukur atas karunia-Nya kepada kita, membuat hati terasa lebih tenang dan nyaman serta menjadikan diri kita dalam keadaan yang "sebenar"-nya, just the way we are. Karena sesungguhnya topeng-topeng keduniawian yang kita kenakan hampir setiap hari, tidak pernah mampu menjadi jalan bagi terciptanya kedamaian di hati kita.

 

4. Menumbuhkan kepekaan dan rasa kepedulian terhadap sesama dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang terbuka terhadap kritik, mampu memilah-milah kata yang kita ucapkan dan tentunya dapat menghindari kita dari perilaku narsisisme yang salah satunya ditandai dengan sikap anti kritik. Kebanyakan perilaku narsisisme adalah sikap anti kritik dimana orang lain tidak berhak memberi kritikan kepada mereka. Orang lain hanya mempunyai hak untuk menikmati perilaku narsisnya dan memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan. Padahal seharusnya kritik atau nasihat dalam agama adalah pengawal di dalam kehidupan kita yang tidak pernah kita bayar agar kita selalu dalam koridor kebenaran. Hanya orang yang sudah mati yang tidak akan pernah mendapatkan kritik atau nasihat.

 

Demikianlah semoga kita dapat selalu terjaga dari perilaku-perilaku yang menjauhkan kita dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sehingga Insya Allah, Dia selalu memberikan ridho serta barakah-Nya kepada kita semua dan menjadikan kita insan-insan yang pantas mendapatkan perlindungan serta keselamatan dari-Nya. Amiin Allahumma Amiin.

 

Subhanakallahuma wabihamdika ashadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atubuh 'ilaik. Barakallahu Fiikum. Wassalam.

 

Referensi: Al Qur'an, Al Hadist, Wikipedia, http://hafidz341.net76.net, lain-lain.

Mohon dimaafkan jika ada kesalahan dalam penyampaian.

12 Oktober 2009

2010/12/30 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>

Bisa jadi yang di ungkapkan Pak Andri benar adanya, bahwa si anak "belum mengerti atau belum memahami ayat terakhir surat Al Ashr". Namun kita tidak usah membahasnya karena siapa tahu sianak sudah memahami namun belum sanggup melaksanakan, positive thinking saja, karena kita-kita juga masih dalam tahap belajar.  

 

Mungkin Pak Andri dan yang lainnya bisa sharing pendapat mengenai "narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik)." Karena biasanya mungkin seseorang tidak menyadari akan adanya gangguan tersebut dalam dirinya. Beberapa bulan yang lalu pak Andri juga memposting tentang Narsis dengan judul "NARSIS SUATU PENYIMPANGAN KEPRIBADIAN"

 

Dalam buku Essentials Abnormal Psychology karya V. Mark Durand dan David H. Barlow, dijelaskan bahwa gangguan kepribadian narsistik adalah gangguan yang melibatkan pola pervasive dari grandiosities dalam fantasi atau perilaku, yaitu orang-orang yang menilai "tinggi" dirinya sendiri – bahkan melebih-lebihkan kemampuan riil mereka dan menganggap dirinya berbeda dengan orang lain, serta pantas menerima perlakuan khusus, merupakan perilaku yang sangat ekstrem. Mereka membutuhkan dan mengharapkan perhatian khusus. Mereka juga cenderung memanfaatkan dan mengeksploitasi orang lain bagi kepentingannya sendiri

 

Secara kasat mata kita bisa lihat di kehidupan nyata bahwa seseorang bisa memprotes, mengkritik berbuat sarkasme kepada orang lain namun disisi lain jika orang tersebut diprotes, di kritik, dinasehati, namun orang tersebut beranggapan bahwa protes, kritik dan nasehat tersebut dianggapnya tuduhan, su'uzhan, hujatan, dan keanehan, dll, maka apakah hal ini bisa dikategorikan  "Orang-orang yang menilai "tinggi" dirinya sendiri – bahkan melebih-lebihkan kemampuan", hingga tidak bisa diprotes, dikritik dan dinasehat.  Kalau kita lihat kata Sarcasm bisa diartikan sebagai berikut "Sarcasm is "a sharp, bitter, or cutting expression or remark; a bitter jibe or taunt." Though irony is usually the immediate context most authorities sharply distinguish sarcasm from irony, however others argue that sarcasm may or often does involve irony or employs ambivalence. Sarcasm has been identified as a possible bullying action.". http://en.wikipedia.org/wiki/Sarcasm

 

Karena yang saya lihat sifat "Sarcasm" ini yang paling menonjol….

 

Kita lupakan pribahasa yang berbunyi "Anjing menggongong kafilah tetap berlalu" karena gonggongan Anjing itu sudah tidak terdengar dan kafilah pun sudah tidak terlihat lagi karena "mungkin" sifat narcissistic personality disorder tersebut.

 

Mungkin ada quotes seperti ini "A sarcastic person has a superiority complex that can be cured only by the honesty of humility."

 

 

From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of andri subandrio
Sent: Thursday, December 30, 2010 4:31 PM

Subject: Re: [Milis_Iqra] Useless protest, criticism or sarcasm

 

Sesiapa yang dinasehati menganggap aneh, mungkin belum mengerti atau belum memahami ayat terakhir surat Al Ashr.

Pertanyaan saya sudah terjawab, silahkan teruskan membahas "Ajing menggogong kafilah berlalu" saya tidak mau ikutan karena dari kecil saya dididik oleh orang tua untuk tidak mengati-katai orang dengan perkataan yang kurang pada tempatnya, terima kasih.

Wasalam


2010/12/30 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>

 

Mas Dhani, mohon maaf sedikit nanya saja, kalau ada orang tua nanya kepada seseorang yang pantas menjadi anaknya dengan pertanyaan yang mudah, berkali-kali nanya tapi didiamkan saja dengan alasan Sabda Rasulullah: bahwa lebih baik diam dari pada bicara, orang tua itu termasuk di zhalimi gak yah ................????????

[Dani Permana] Kalau saya berpendapat termasuk category di zhalimi Pak Andri. Mungkin si anak salah mengerti tentang hadist "bahwa lebih baik diam dari pada bicara", namun wajib di nasehati si anak itu, "Cuma" saya khawatir milis ini dianggap aneh, jika si anak dinasehati, karena kemaren ada anggapan seperti itu.

Wallahu'alam bishowab…

2010/12/30 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>

"Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu."
The dogs are barking, the caravan moves on
Meaning: Useless protest, criticism or sarcasm.

 

Jadi "Cuma" dia yang bisa memprotes, mengkritik dan sarkasme, sedangkan orang lain yang protes dianggap menzhalimi, meyakiti hati dsb…

 

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

 

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment