Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullah berkata: "Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberi nasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya". (Raudhatul Uqala', hlm 196)
Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.
Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam:
"Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk." (HR. Muslim
Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat
Ibnu Mas'ud rodhiyallohu'anhu berkata:
"Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak." (Al –Adab Asy-Syar'iyyah, karya Ibnu Muflih)
===
Tanpa bermaksud menyurutkan semangat rekan rekan yang sangat ingin memberikan nasehat kepada saudara saudaranya, semoga artikel yang saya posting tentang bagaimana cara memberi nasehat yang sesuai dengan tuntunan syari'ah bermanfaat.
Karena keterbatasanwaktu, maka artikel saya ambil dari beberapa sumber tanpa merangkumnya terlebih dahulu, dan tanpa bermaksud menyindir, tanpa bermaksud membuka aib namun lebih kepada niat saling belajar.
Silahkan kepada rekan rekan yang ingin menambahi, mengurangi ataupun meng-counter.
Semoga bermanfaat,
Whe~en
Hendaklah seseorang memperlakukan orang lain sebagaimana ia pun suka jika diperlakukan seperti itu. (HR. Muslim)
====
Adab-Adab dalam Memberi Nasehat
Oktober 22, 2010 galuhsurya Tinggalkan komentar Go to comments
Sepertinya merupakan angka cantik yang telah dipersiapkan dengan baik bagi para demonstran untuk kembali turun ke jalan. Sebagaimana kita ketahui, tanggal itu tepat persis Kepala Negara Republik Indonesia bertugas.
Media-media cetak maupun elektronik sudah mengabarkan ini jauh-jauh hari, sehingga yang belum tahu menjadi tahu, dan yang tahu semakin bersemangat untuk mencari-cari kekurangan dalam tata laksana pemerintahan Kepala Negara kita.
Dan tibalah hari itu… Mereka berkumpul di jalan-jalan, pusat kota, maupun kantor pemerintahan. Tidaklah kita tanyakan kepada mereka yang turun ke jalan kecuali mereka akan menjawab: "Ini adalah nasehat dalam bentuk kritik yang kami sampaikan pada pemerintah."
Maka inikah yang disebut nasehat??? Ataukah hanya sebuah kumpulan celaan???
Maka inilah tulisan saya yang pertama mengenai nasehat. Saya mulai artikel ini mengenai Adab-Adab dalam Memberi Nasehat.
ADAB-ADAB DALAM MEMBERI NASEHAT
Setiap orang yang ingin memberi nasehat, pastilah ingin agar nasehatnya bisa lebih diterima oleh orang yang dinasehatinya. Padahal kebanyakan dari kita belum tahu bagaimanakah adab dalam member nasehat. Maka ikutilah uraiannya di bawah ini:
1. Ikhlaskan niat
Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan mendapatkan ganjaran dari Allah Jalla wa 'Ala, sehingga Allah pun akan membantu engkau agar orang yang dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.
2. Menasehati Secara Rahasia
Ini adalah adab yang kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.
Nasehat yang disampaikan di keramaian, sesungguhnya telah membantu setan untuk mencelakakan saudaranya. Yakni dengan mengumbar aib, kejelekan dan sifat-sifat buruknya di hadapan orang banyak. Maka perhatikanlah keadaan ini, bagaimana penerima nasehat akan menerima akan menerima nasehat anda, ketika itu penerima nasehat malah sibuk memikirkan bagaimana menangkis dan menangkal aib-aib dirinya yang telah diumbar oleh anda, dan tidak lagi memikirkan nasehat yang anda berikan.
Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullah berkata: "Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberi nasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya". (Raudhatul Uqala', hlm 196)
3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.
Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam:
"Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk." (HR. Muslim)
4. Tidak Memaksa
Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk menerima nasehatnya. Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.
Seseorang yang meminta nasehatnya untuk ditaati dan diterima, maka ini hanyalah hak seorang penguasa atas rakyatnya. Jika seluruh pemberi nasehat seperti ini, maka niscaya semua masyarakat akan menjadi pemimpin. Lantas, siapakah yang akan menjadi rakyat??
5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat
Ibnu Mas'ud rodhiyallohu'anhu berkata:
"Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak." (Al –Adab Asy-Syar'iyyah, karya Ibnu Muflih)
Bersambung InsyaAllah……
Selesai ditulis pukul 07.15 wib, Malang 221010
Pustaka:
Seluruh Pembahasan di atas, disarikan dengan sedikit perubahan dari Buku berjudul: "Selembut Perkataan Nabimu – Kiat agar Nasihat Laksana Embun Yang Menyejukkan", karya Muhammad Abu Shu'ailaik. Terbitan Daar An-Naba', Surakarta. 2007
http://galuhsurya.wordpress.com/2010/10/22/adab-adab-dalam-memberi-nasehat/
--
http://wheen.blogsome.com/
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment