Syiah yang benar berarti harus mencari Syiah mana yang masih murni
mengikuti ajaran 'Ali bin Abi Thalib. Pertanyaannya....sekarang ini
masih adakah Syiah yang seperti itu mas?
On Mon, 2011-01-10 at 16:18 +0700, Dani Permana wrote:
> Sebenarnya dalam konteks bahasa arab, Istilah Syi'ah berasal dari kata Bahasa Arab شيعة Syī`ah. Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syī`ī شيعي.
>
> "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali " علي شيعة "artinya "pengikut Ali". Jika 'Ali bin abi thalib yang diikuti InsyaAllah mereka adalah orang-orang yang lurus... namun dalam perkembanggannya syi'ah pun berpecah belah... karena kepentingan politik pada masanya....Berbicara masalah berpecah belah tidak terjadi di syi'ah saja dalam sunni pun demikian.
>
> Jadi kalau menuduh syi'ah pun harus jeli,... syiah yang mana?
>
> -----Original Message-----
> From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Muhammad Amir Rosyidi
> Sent: Monday, January 10, 2011 3:48 PM
> To: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] 'Aliy bin Abi Thaalib : Mu'aawiyyah adalah Saudara Seiman, Sama dengan Dirinya
>
> Apakah dengan artikel ini berarti bisa dikatakan bahwa syiah itu dulunya
> memang tidak sesat seperti yang dituduhkan oleh orang-orang saat ini ya
> mas? Apalagi ternyata kok sepertinya nikah mut'ah itu diharamkan di
> syiah jaman dulu, hanya pada saat ini aja ada nikah mut'ah di ajaran
> syiah
>
> On Mon, 2011-01-10 at 12:47 +0700, Dani Permana wrote:
> >
> >
> > Lho kok bisa begitu ? Simak perkataannya dalam kitab Nahjul-Balaaghah,
> > kitab yang dianggap mu'tamad oleh orang-orang Syi'ah :
> >
< <وَكَانَ بَدْءُ أَمْرِنَا أَنَّا الْتَقَيْنَا وَالْقَوْمُ مِنْ أَهْلِ
< <الشَّامِ، وَالظَّاهِرُ أَنَّ رَبَّنَا وَاحِدٌ (1) ، وَنَبِيَّنَا
< <وَاحِدٌ، وَدَعْوَتَنَا فِي الْإِِسْلاَمِ وَاحِدَةٌ، لاَ
< <نَسْتَزِيدُهُمْ (2) فِي الْإِيمَانِ باللهِ وَالتَّصْدِيقِ بِرَسُولِهِ،
< <وَلاَ يَسْتَزِيدُونَنَا: الْأَمْرُ وَاحِدٌ، إِلاَّ مَا اخْتَلَفْنَا
< <فِيهِ مِنْ دَمِ عُثْمانَ، وَنَحْنُ مِنْهُ بَرَاءٌ!
> >
> >
> >
> > "Awal-mula mula urusan kami, kami dan orang-orang Syaam (yaitu kubu
> > Mu'aawiyyah) bertemu. Dan yang terang/nampak bahwasannya Rabb kami
> > adalah satu, Nabi kami adalah satu, dan dakwah kami dalam Islam adalah
> > satu. Dan kami tidak melebihkan diri kami dibandingkan mereka dalam
> > hal keimanan kepada Allah dan pembenaran kepada Rasul-Nya, dan mereka
> > pun juga demikian. Urusan kami adalah satu, kecuali apa yang kami
> > perselisihkan padanya tentang darah 'Utsmaan (yang terbunuh secara
> > dhalim). Dan kami berlepas diri darinya….." [Nahjul-Balaaghah, 3/648,
> > surat no. 58].
> >
> >
> >
> > Perlu diketahui, dikatakan bahwa perkataan itu diucapkan 'Aliy bin Abi
> > Thaalib radliyallaahu 'anhu setelah perang Shiffiin.
> >
> > Apa yang kita dapat dari penjelasan di atas ?
> >
> > Menurut 'Aliy bin Abi Thaalib, orang-orang Syaam (dan Mu'aawiyyah
> > adalah pemimpin mereka) termasuk saudaranya seiman, sama seperti
> > dirinya. Ia masih mengakui hal itu, meskipun perang Shiffiin telah ia
> > lewati bersama Mu'aawiyyah radliyallaahu 'anhumaa. Dikatakan,
> > perselisihan mereka semata-mata perkara ijtihad tuntutan qishash atas
> > terbunuhnya 'Utsmaan bin 'Affaan secara dhalim.
> >
> > Perkataan 'Aliy bin Abi Thaalib di atas tentu sangat kontras dengan
> > keyakinan para pembela palsunya dari kalangan Syi'ah Raafidlah. Mereka
> > (Syi'ah Raafidlah) tidak mengakui keimanan Mu'aawiyyah semenjak awal.
> > Bahkan, mereka menuduh Mu'aawiyyah (dan juga ayahnya : Abu Sufyaan)
> > hanya berpura-pura saja masuk Islam sebagai seorang munaafik.
> > Peperangannya dengan Mu'aawiyyah dengan 'Aliy semakin menambah status
> > kekafirannya saja.
> >
> > Mungkin mereka (orang Syi'ah) akan berkelit :
> >
> > Perkataan 'Aliy tersebut tidak ada sanadnya, sehingga tidak bisa
> > diterima.
> >
> > Jika mereka memberikan alasan, seperti itu, itu sama saja mengugurkan
> > kehujjahan kitab Nahjul-Balaaghah itu sendiri. Sejak kapan
> > riwayat-riwayat dalam kitab ini bersandar dengan sanad yang jelas lagi
> > otentik dari penulis kitab sampai kepada 'Aliy bin Abi Thaalib ? Oleh
> > karena itu, berhentilah menukil riwayat-riwayat tidak jelas dari
> > Nahjul-Balaaghah. Kampanyekan hal itu kepada situs-situs Syi'ah di
> > seluruh penjuru dunia (kalau berani).
> >
> > Kami menolak perkataan itu karena tidak sesuai (bertentangan) dengan
> > keyakinan kami yang menyatakan kekafiran Mu'aawiyyah.
> >
> > Kalau alasannya seperti ini, sudah nampak jelas sandaran orang Syi'ah
> > dalam agama mereka. Mereka tidak perlu memusingkan sanad – sebagaimana
> > gaya orang-orang Syi'ah Ushuliy – dalam sumber-sumber riwayat untuk
> > agama mereka. Rekan-rekan bisa membaca artikel berikut :
> > http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/12/syiah-dan-riwayat-hadits-dalam-kitab.html.
> >
> > Yang jadi patokan dalam tataran praktisnya, jika sesuai dengan
> > doktrinitas diterima, jika bertolak belakang ditolak. Riwayat dengan
> > sanad yang shahih pun, jika memang bertentangan doktrinitas yang
> > diajarkan ulama mereka, akan ditolak. Jika tidak ada lubang untuk
> > lari, masih ada senjata pamungkas : taqiyyah.
> >
> > Rekan-rekan dapat membaca bagaimana senjata pamungkas ini
> > dikeluarkan :
> >
> > Imam Ali Bin Abi Thalib Dan Nikah Mut'ah (2)
> >
> > Pernikahan 'Umar Bin Al-Khaththaab Dengan Ummu Kultsum Binti 'Aliy –
> > Dalil Bolehnya Wanita Mukmin Menikah Dengan Laki-Laki Kafir ?
> >
> > Mungkin mereka (Syi'ah) akan menyanggah :
> >
> > "Telah shahih dari imam Abu Abdillah bahwasannya orang-orang Syaam itu
> > kafir".
> >
> > Mungkin riwayat yang mereka maksud adalah riwayat sebagai berikut :
> >
< <مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى عَنِ
< <الْحُسَيْنِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ أَيُّوبَ عَنْ سَيْفِ بْنِ
< <عَمِيرَةَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الْحَضْرَمِيِّ قَالَ قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ
< <اللَّهِ ( عليه السلام ) أَهْلُ الشَّامِ شَرٌّ أَمْ أَهْلُ الرُّومِ
< <فَقَالَ إِنَّ الرُّومَ كَفَرُوا وَ لَمْ يُعَادُونَا وَ إِنَّ أَهْلَ
< <الشَّامِ كَفَرُوا وَ عَادَوْنَا
> >
> >
> >
> > Muhammad bin Yahyaa, dari Ahmad bin Muhammad bin 'Iisaa, dari
> > Al-Husain bin Sa'iid, dari Fadlaalah bin Ayyuub, dari Saif bin
> > 'Amiirah, dari Abu Bakr Al-Hadlramiy, ia berkata : Aku bertanya kepada
> > Abu 'Abdillah 'alaihis-salaam : "Manakah yang lebih jelek, orang-orang
> > Syaam ataukah orang-orang Romawi ?". Ia berkata : "Sesungguhnya
> > orang-orang Romawi itu kafir, namun tidak memusuhi kami. Adapun
> > orang-orang Syaam itu kafir lagi memusuhi kami" [Al-Kaafiy, 2/410 –
> > kata Al-Majlisiy dalam Mir'atul-'Uquul 11/220 : Hasan].
> >
> > [Sisipan : Jangan heran membaca riwayat ini, karena penduduk dua kota
> > suci (Makkah dan Madinah) pun mereka anggap kafir. Jadi, kalau
> > penduduk/orang-orang Syaam itu kafir, ya itu lebih dikedepankan lagi.
> > Ini riwayatnya :
> >
< <عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدٍ
< <عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عِيسَى عَنْ سَمَاعَةَ عَنْ أَبِي بَصِيرٍ عَنْ
< <أَحَدِهِمَا عليهما السلام قَالَ إِنَّ أَهْلَ مَكَّةَ لَيَكْفُرُونَ
< <بِاللَّهِ جَهْرَةً وَ إِنَّ أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَخْبَثُ مِنْ أَهْلِ
< <مَكَّةَ أَخْبَثُ مِنْهُمْ سَبْعِينَ ضِعْفاً .
> >
> >
> >
> > Sejumlah shahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad bin Khaalid, dari
> > 'Utsmaan bin 'Iisaa, dari Samaa'ah, dari Abu Bashiir, dari salah
> > seorang dari dua imam 'alaihimas-salaam, ia berkata : "Sesungguhnya
> > penduduk Makkah kafir kepada Allah secara terang-terangan. Dan
> > penduduk Madinah lebih busuk/jelek daripada penduduk Makkah 70 kali" .
> >
> > Al-Kaafiy, 2/410 – kata Al-Majlisiy : Muwatstsaq.
> >
> > Subhaanallaah…..
> >
> > Tidakkah kita dapat membaca kebusukan yang diperlihatkan oleh
> > orang-orang Syi'ah secara terang-terangan dengan memanipulasi riwayat
> > dan mengatasnamakannya kepada Ahlul-Bait ?]
> >
> > Jadi, orang-orang Syaam yang masih bersyahadat, shalat, menunaikan
> > zakat, berpuasa, dan berhaji – namun bergabung dengan kelompok
> > Mu'aawiyyah bin Abi Sufyaan radliyallaahu 'anhumaa – adalah kafir
> > dengan kekafiran yang lebih parah dari orang yang berpaham Trinitas
> > (orang-orang Kristen Romawi). Jika mereka menggunakan riwayat ini,
> > maka ini akan membuka pintu konfrontasi baru. Telah mutawatir khabar
> > bahwa Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa berdamai dan
> > menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Mu'aawiyyah. Jika memang
> > Mu'aawiyyah kaafir dan lebih jelek dari orang-orang Kristen Romawi,
> > jadi keputusan Al-Hasan bin 'Aliy keliru dong. Apakah Al-Hasan bin
> > 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa tidak membaca ayat :
> >
< <يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ
< <لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ
< <الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
< <قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
> >
> >
> >
> > "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
> > kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka
> > tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka
> > menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut
> > mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar
> > lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika
> > kamu memahaminya" [QS. Aali 'Imraan : 118].
> >
> > Dalam ayat tersebut, Allah telah melarang kita (muslim) mengambil
> > orang kafir sebagai teman kepercayaan. Lantas, bagaimana dengan
> > Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa yang telah berdamai dan
> > menyerahkan pengurusan umat (baca : menyerahkan tampuk kekhalifahan)
> > kepada seorang yang dianggap kafir ?. Mengapa ia bisa begitu percaya
> > kepada Mu'aawiyyah tentang amanah pengurusan umat, jika memang telah
> > mengetahui ia kafir ? Apakah Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhum
> > menyerahkan kekuasaan begitu saja kepada orang yang lebih jelek dari
> > kafir Romawi ? padahal kakeknya (yaitu Rasulullah shallallaahu 'alaihi
> > wa sallam) terus menyalakan jihad kepada kafir Romawi ? Bukankah sudah
> > sepantasnya Al-Hasan lebih hebat jihadnya untuk memerangi orang-orang
> > Syaam ? Atau, dalam hal ini Al-Hasan telah melakukan kekeliruan ?
> > Al-Hasan bin 'Aliy radliyallaahu 'anhumaa tidak sekedar menyerahkan
> > kekuasaan, namun juga berbaiat kepadanya :
> >
< <جبريل بن أحمد و أبو إسحاق حمدويه و إبراهيم ابنا نصير قالوا حدثنا محمد
< <بن عبد الحميد العطار الكوفي عن يونس بن يعقوب عن فضيل غلام محمد بن راشد
< <قال: سمعت أبا عبد الله (ع) يقول إن معاوية كتب إلى الحسن بن علي (ع) أن
< <أقدم أنت و الحسين و أصحاب علي فخرج معهم قيس بن سعد بن عبادة الأنصاري و
< <قدموا الشام فأذن لهم معاوية و أعد لهم الخطباء فقال يا حسن قم فبايع
< <فقام فبايع ثم قال للحسين (ع) قم فبايع فقام فبايع ثم قال قم يا قيس
< <فبايع فالتفت إلى الحسين (ع) ينظر ما يأمره فقال يا قيس إنه إمامي يعني
< <الحسن (ع)
> >
> >
> >
> > Jibriil bin Ahmad, Abu Ishaaq Hamdawaih dan Ibraahim yang keduanya
> > anak dari Nashr, mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami
> > Muhammad bin 'Abdil-Hamiid Al-'Aththaar Al-Kuufiy, dari Yuunus bin
> > Ya'quub, dari Fudlail bekas budak Muhammad bin Raasyid, ia berkata :
> > Aku mendengar Abu 'Abdillah 'alaihis-salaam berkata : "Sesungguhnya
> > Mu'aawiyyah menulis surat kepada Al-Hasan bin 'Aliy agar ia,
> > Al-Husain, dan pendukung 'Aliy agar datang. Keluar bersama mereka Qais
> > bin Sa'd bin 'Ubaadah Al-Anshaariy. Mereka datang di Syaam, yang
> > kemudian diijinkan oleh Mu'aawiyyah. Setelah itu, disediakan para
> > pengkhutbah bagi mereka yang berkata : "Wahai Hasan, berdirilah, lalu
> > berbaiatlah (kepada Mu'aawiyyah)". Maka ia berdiri dan berbaiat. Lalu
> > berkata kepada Al-Husain : "Berdirilah, lalu berbaiatlah". Maka ia pun
> > berdiri dan berbaiat. Kemudian dilanjutkan : "Berdirilah wahai Qais,
> > lalu berbaiatlah". Mendengar hal itu, Qais menoleh kepada Al-Husain
> > 'alaihis-salaam melihat apa kira-kira yang akan ia perintahkan". Maka
> > Al-Husain berkata : "Wahai Qais, sesungguhnya ia adalah
> > imam/pemimpinku – yaitu Al-Hasan 'alaihis-salaam" [Rijaalul-Kasysiy,
> > lembar 109 : Qais bin Sa'd bin 'Ubaadah – bisa dilihat diwebsitenya
> > Al-Khuuiy : http://www.al-khoei.us/books/index.php?id=7730].
> >
> > Tentang beberapa riwayat baiat Al-Hasan kepada Mu'aawiyyah dalam kitab
> > Syi'ah, bisa dibaca di :
> > http://www.forsanelhaq.com/showthread.php?t=172299.
> >
> > Kira-kira, mana di sini yang layak dibenarkan ?
> >
> > Menurut saya, yang benar adalah Mu'aawiyyah bin Abi Sufyaan itu bukan
> > orang kafir. Kalau kafir (apalagi saat itu dalam situasi perang, yang
> > mengharuskan pelabelan sebagai kafir harbiy), tidak mungkin Al-Hasan,
> > Al-Husain, dan para pendukungnya berbaiat kepada Mu'aawiyyah.
> > Pendirian ini sama dengan pendirian yang diyakini oleh ayahnya. Mereka
> > berperang karena ijtihaad. Mereka adalah saudara seiman. 'Aliy bin Abi
> > Thaalib, Al-Hasan, dan Al-Husain tidak pernah menganggap Mu'aawiyyah
> > radliyallaahu 'anhum sebagai kaafir.
> >
> >
> >
> > Itulah sedikit yang bisa dituliskan mengenai shahabat Mu'aawiyyah bin
> > Abi Sufyaan, yang dikatakan orang Syi'ah sebagai seorang yang selalu
> > dibela-bela oleh pemilik Blog ini.. Semoga ada manfaatnya.
> >
> > [Abul-Jauzaa' – Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta].
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > --
> > -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> > Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> > dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
> >
> > Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> > berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
> >
> > Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> > Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> > Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> > Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> > -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment