Sunday, January 23, 2011

Re: [Milis_Iqra] Berani Bermain Air Harus Berani Basah

Mas Awung dan yang sepaham dengan beliau,
 
Saya pikir sudah jelas maksud anda, terserahlan kalau memang sudah mengambil sikap "mengkritisi hadits" atau "mencukupkan diri dengan lafal-lafal Al Quran" atau mau disebut dengan bagaimana pun. Itu akan menjadi pertanggungjawaban kita masing-masing.
 
Tapi ijinkan untuk meluruskan pemahaman mas Awung tentang hadits sahih, yang kata mas Awung "Anda boleh saja membela bahwa maksudnya tidak seperti itu karena hadits tersebut shoheh, sanadnya baik, dan sebagainya, tetapi saya juga punya hak untuk berpendapat. Sesuatu yang salah tidak akan berubah menjadi benar walaupun yang mengucapkannya orang yang jujur atau orang baik. Sebagai contoh .... (dst)"
 
Kalau anda tidak memahami hakikat sesuatu, bagaimana mau menilai/mengkritisinya? Pantaslah apa yang dikritisi tidak nyambung dengan argumennya, maunya mengkritisi hadis yang dianggap bertentangan dengan logika al Quran ternyata hanya bertentangan dengan logika manusia, itupun logika seorang fulan belaka.
 
Kriteria hadis sahih sanadnya itu selain orangnya jujur, harus ada ketersambungan sanad sampai ke Rasulullah dan hafalannya baik.
 
Quote Mas Awung "Sesuatu yang salah tidak akan berubah menjadi benar walaupun yang mengucapkannya orang yang jujur atau orang baik"
 
Dalam kasus hadis sahih, bukan hanya Imam Bukharinya saja yang jujur tapi guru beliau, gurunya guru beliau dan seterusnya sampai ke sahabat perawi utama sampai ke Rasulullah, dan keteesambungannya bisa dibuktikan, jadi itu adalah ucapan Rasulullah. Tidak terbayang ada seorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, ketika Rasulullah bersabda, dipotong dengan ucapan "Maaf, tidak logis karena tidak sesuai dengan ketetapan Allah sendiri yaitu hukum sebab akibat"
 
Pasti akan ditanya balik, bertentangan dengan ketetapan Allah yang mana? Atau ketetapan logika anda sendiri? Siapa sih anda?
 
 
 
 
2011/1/23 awung awungs@gmail.com


Om Dani dan yang lainnya yang sefaham, ada perbedaan cara pandang kita dalam menilai persoalan ini. Awalnya saya mengajak mbak WN untuk mengkritisi karena kelihatannya ada pertentangan antara hadits yang dikutip dengan alQuran 66/8. Cara pandang saya langsung ke substansinya. Subtansi hadits yang dikutip: kalau seseorang sakit/menderita maka Allah akan menghapus sebagian kesalahannya. Ini kan secara logika tidak logis karena tidak sesuai dengan ketetapan Allah sendiri yaitu hukum sebab akibat. Anda boleh saja membela bahwa maksudnya tidak seperti itu karena hadits tersebut shoheh, sanadnya baik, dan sebagainya, tetapi saya juga punya hak untuk berpendapat. Sesuatu yang salah tidak akan berubah menjadi benar walaupun yang mengucapkannya orang yang jujur atau orang baik. Sebagai contoh: dulu waktu saya kecil saat terjadi gerhana bulan saya diksih penjelasan oleh kakek saya itu karena dimakan oleh raksasa hijau. Ya saya percaya karena yang mengucapkan kakek saya, tetapi dengan berkembangnya pengetahuan yang saya miliki ya pendapat itu harus gugur.


Saya fikir kita cukupkan sampai disini saja diskusi tentang hal ini karena sudah jelas pandangan kita masing2, kita kembalikan saja kepada Allah sesuai dengan 40/10: "Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya lah aku bertawakal dan kepada-Nya lah aku kembali."


Salam,



--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment