Allah berfirman.
"Artinya : Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah kembut mudah-mudahan ia ingat atau takut" [Thaha : 44]
Jadi ketika kepada Fir aun raja yang zalim aja lemah lembut, bagaimana
dengan yang lain
On 1/28/11, whe - en <whe.en9999@gmail.com> wrote:
> Saya tambahin ya mas jawaban saya,
> saya quotekan lagi bahwa Al bhukari dan muslim tidak meriwayatkan semua
> hadits shahih.
>
> *Al Imam Al Hafidz Abul Hasan `Ali bin `Umar Ad-Daruquthni rahiamhullahu
> ta'ala dan beberapa ulama lain telah memastikan bahwa Al Bukhari dan Muslim
> telah meninggalkan (tidak mencantumkan) beberapa hadits yang sebenarnya
> memenuhi syarat shahih dalam kitab Ash-Shahihain*.Hadits-hadits yang tidak
> dicantumkan di dalam kitab Shahihain sebenarnya telah diriwayatkan oleh
> sekelompok sahabat radliallahu `anhum dan para perawi yang tidak memiliki
> cacat dan aib.
>
>
> dua kitab shahih ini, Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, tidak mencakup
> seluruh hadits shahih dari rasulullah *shallallahu 'alaihi wa sallam*. Di
> dalam kitab yang lain juga terdapat hadits-hadits shahih yang tidak
> diriwayatkan oleh mereka berdua.* An Nawawi berkata, "Al Bukhari dan Muslim
> hanya bermaksud mengumpulkan sejumlah hadits shahih sebagaimana pengarang
> dalam bidang fikih mengumpulkan sejumlah permasalahan, bukan bermaksud
> mencakup seluruh masalah. Akan tetapi, jika ada sebuah hadits yang
> ditinggalkan oleh keduanya atau oleh salah satunya dalam suatu permasalahan,
> padahal secara zhahir asal sanad hadits tersebut shahih, tetapi keduanya
> tidak meriwayatkan hadits yang semakna dalam bab tersebut atau meriwayatkan
> hadits lain yang dapat menggantikannya, maka menurut yang tampak bahwa
> keduanya berpendapat bahwa hadits tersebut memiliki cacat jika mereka berdua
> meriwayatkannya. Kemungkinan yang lain bahwa keduanya meninggalkan hadits
> tersebut karena lupa atau mereka lebih mementingkan untuk tidak terlalu
> panjang (dalam mengemukakan riwayat dalam suatu permasalahan) dan
> berpandangan bahwa hadits lain yang telah mereka sebutkan telah dapat
> mengganti kedudukannya atau karena alasan yang lain."*
>
>
> sedangkan di kitab lainnya adalah sebagai berikut:
>
> *Sunan An Nasa'i*
>
> syarat An Nasa`i yang digunakan dalam *Al Mujtaba* adalah syarat yang paling
> ketat setelah syarat dalam *Ash Shahihain*.
>
>
> analisa whe~en, kalau An Nasa'i memberlakukan syarat lebih ketat dari Ash
> Shahihain tentusaja yang tidak ada di shahihain tidak akan ada di Al Mujtaba
>
>
>
> *Sunan Abi Dawud*
>
> Kitab ini adalah kitab yang berisi 4800 hadits yang diseleksi oleh
> penyusunnya dari 500.000 hadits. Beliau hanya menyebutkan hadits-hadits
> tentang hukum.
>
>
> analisa whe~en, karena hanya berisi 4800 hadits dan tentang hukum,
> kemungkinan besar hadits Iyadl tidak masuk karena mbukan masalah hukum
>
>
>
> *Sunan At Tirmidzi*
>
> Kitab ini juga terkenal dengan nama *Jami' At Tirmidzi*. At Tirmidzi *
> rahimahullah* menyusunnya berdasarkan dengan bab-bab fiqih. Di akhir kitab
> tersebut, beliau menyusun sebuah kitab yang membahas tentang ilmu 'ilal dan
> dalamnya beliau mengumpulkan berbagai faedah yang penting.
>
>
> analisa whe~en
>
> ilmu 'ilal itu apa mas dani? kemungkinan hadits Iyadl bukan masalah 'ilal
>
>
> kenapa hadits ini ada dalam Musnad Ahmad?
>
> Analisa whe~en
>
> karena musnad Ahmad adalah musnad yang terlengkap dibanding musnad musnad
> yang lainnya
>
>
> penjelasan:
>
> Para ahli hadits menempatkan kitab-kitab musnad di derajat ketiga setelah
> dua kitab shahih dan kitab-kitab sunan. Salah satu kitab musnad memiliki
> nilai dan manfaat terbesar adalah Musnad Imam Ahmad.
>
>
>
> *Para ahli hadits dahulu maupun sekarang telah memberi persaksian bahwa
> Musnad ini merupakan kitab hadits yang paling lengkap karena setiap muslim *
> membutuhkannya dalam urusan agama dan dunianya. Ibnu Katsir berkata,
> *"Tidak
> ada satu kitab Musnad pun yang menandingi Musnad Ahmad dalam hal jumlah
> hadits dan keindahan susunan."*
>
>
> **
>
> *whe~en*
>
> *memangnya di Al Umm nya Imam syafii tidak ada mas?*
>
> *di kitab imam asy sfafii lainnya coba dicek mas Dani,*
>
> *soalnya *ada sebuah syair yang dinisbahkan kepada Imam Syafi'i rahimahullah
> (204 H), syair itu berbunyi:
>
> *"Hendaklah engkau sengaja mendatangiku untuk memberi nasehat ketika aku
> sendirian*
>
> *Hindarilah memberikan nasehat kepadaku di tengah khalayak ramai*
>
> *Karena sesungguhnya memberi nasehat di hadapan banyak orang*
>
> *Sama saja dengan memburuk-burukkan, saya tidak suka mendengarnya*
>
> *Jika engkau menyalahi saya dan tidak mengikuti ucapanku*
>
> *Maka jangalah engkau kaget apabila nasehatmu tidak ditaati." (Diwan Asy
> Syafi'i, hal. 56)*
>
>
> kenapa saya yang harus menerangkan semua mas?
>
> lainnya coba mas dani yang kasih masukan
>
> saya tunggu ya
>
>
> wheen
> **
>
>
>
>
>
>
> 2011/1/28 whe - en <whe.en9999@gmail.com>
>
>> *[Dani Permana] ** jawabannya bukan dengan logika M WN, pertanyaan
>> knapa/mengapa harus ada analisa*
>>
>> 1. Knapa hadist "Iyadl bin ghanim " tentang Cara menasehati penguasa
>> hanya ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady
>> dalam Al Kamil?
>>
>> 2. Knapa Imam Bukhori, Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah,
>> Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam Malik, Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad
>> Darimi tidak ada?
>>
>>
>> (whe~en)
>>
>> Sudah saya sebutkan bahwa tidak semua hadits shahih diriwayatkan oleh
>> beliau karena keterbatasan yang ada, entah waktu, ataupun hal lain. Saya
>> harus menjawab apa lagi ya mas?
>>
>> beliau beliaupun juga tidak menyatakan bahwa semua hadits shahih beliau
>> riwayatkan.
>>
>> Sebagai manusiapun Iman Bhukari dan Imam Muslin juga tidak terlepas dari
>> kritik atas pernyataan shahih dalam kitabnya.
>>
>> saya ulangi, jawaban saya, yang saya bold adalah poinnya.
>>
>>
>> *Al Imam Al Hafidz Abul Hasan `Ali bin `Umar Ad-Daruquthni rahiamhullahu
>> ta'ala dan beberapa ulama lain telah memastikan bahwa Al Bukhari dan
>> Muslim telah meninggalkan (tidak mencantumkan) beberapa hadits yang
>> sebenarnya memenuhi syarat shahih dalam kitab Ash-Shahihain*.Hadits-hadits
>> yang tidak dicantumkan di dalam kitab Shahihain sebenarnya telah
>> diriwayatkan oleh sekelompok sahabat radliallahu `anhum dan para perawi
>> yang
>> tidak memiliki cacat dan aib.
>>
>>
>> dua kitab shahih ini, Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, tidak mencakup
>> seluruh hadits shahih dari rasulullah *shallallahu 'alaihi wa sallam*. Di
>> dalam kitab yang lain juga terdapat hadits-hadits shahih yang tidak
>> diriwayatkan oleh mereka berdua.* An Nawawi berkata, "Al Bukhari dan
>> Muslim hanya bermaksud mengumpulkan sejumlah hadits shahih sebagaimana
>> pengarang dalam bidang fikih mengumpulkan sejumlah permasalahan, bukan
>> bermaksud mencakup seluruh masalah. Akan tetapi, jika ada sebuah hadits
>> yang
>> ditinggalkan oleh keduanya atau oleh salah satunya dalam suatu
>> permasalahan,
>> padahal secara zhahir asal sanad hadits tersebut shahih, tetapi keduanya
>> tidak meriwayatkan hadits yang semakna dalam bab tersebut atau
>> meriwayatkan
>> hadits lain yang dapat menggantikannya, maka menurut yang tampak bahwa
>> keduanya berpendapat bahwa hadits tersebut memiliki cacat jika mereka
>> berdua
>> meriwayatkannya. Kemungkinan yang lain bahwa keduanya meninggalkan hadits
>> tersebut karena lupa atau mereka lebih mementingkan untuk tidak terlalu
>> panjang (dalam mengemukakan riwayat dalam suatu permasalahan) dan
>> berpandangan bahwa hadits lain yang telah mereka sebutkan telah dapat
>> mengganti kedudukannya atau karena alasan yang lain."*
>>
>> * *
>>
>> para ulama telah bersepakat bahwa kitab Shahih Al Bukhari dan Shahih
>> Muslim
>> merupakan kitab karangan paling shahih dalam bidang hadits, yaitu hadits
>> yang mereka sebutkan secara *muttashil*. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah *
>> rahimahullah* berkata, *"Apabila keduanya bersepakat atas keabsahan suatu
>> hadits, maka hadits tersebut pasti berderajat shahih tanpa ada keraguan."
>> *Dia juga berkata, *"Mayoritas matan hadits dalam kedua kitab tersebut
>> telah diketahui oleh para ahli hadits secara yakin bahwa nabi shallallahu
>> 'alaihi wa sallam telah mengatakannya."*
>>
>>
>>
>> Meskipun demikian, ada sebagian huffazh yang mengkritik sejumlah hadits
>> yang terdapat dalam dua kitab Shahih tersebut. Mereka menyatakan bahwa
>> derajat hadits-hadits tersebut pada hakekatnya dibawah derajat yang mereka
>> tetapkan. Hadits yang dikritik tersebut mencapai 210 hadits terdiri dari
>> 32
>> hadits yang mereka riwayatkan berdua, 78 hadits yang hanya diriwayatkan
>> oleh
>> Al Bukhari dan 100 hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
>>
>>
>>
>> Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, *"Pendapat Al Bukhari dalam
>> mengabsahkan hadits-hadits yang dikritik oleh sejumlah ahli hadits lainnya
>> lebih kuat daripada pendapat pihak yang mengkritik. Hal ini berbeda dengan
>> hadits yang diriwayatkan oleh Muslim. Pendapat pihak yang mengkritik
>> hadits
>> yang beliau riwayatkan merupakan pendapat yang benar." *Kemudian Syaikhul
>> Islam memberi contoh dalam hal ini dengan hadits yang menyatakan bahwa
>> Allah
>> menciptakan tanah pada hari Sabtu dan hadits shalat Kusuf dengan tiga dan
>> empat rukuk.
>>
>>
>>
>> Kritikan yang dilontarkan kepada keduanya dapat dijawab dengan jawaban
>> secara global dan rinci sebagai berikut.
>>
>> * *
>>
>> *Pertama**,** jawaban secara global. Ibnu Hajar Al 'Asqalani berkata dalam
>> Muqaddimah Fathul Bari, "Tidak diragukan lagi mengenai pempriotasan Shahih
>> Al Bukhari kemudian Shahih Muslim atas kitab-kitab hadits lain yang
>> disusun
>> oleh para imam ahli hadits yang sezaman dengan mereka berdua atau
>> setelahnya, dalam mengenal hadits yang shahih dan yang cacat."* Beliau
>> berkata lagi, *"Anggaplah pendapat yang mengkritik mereka berdua dapat
>> diakui, sehingga pendapat orang tersebut menyelisihi penilaian shahih
>> mereka
>> berdua terhadap suatu hadits. Maka tidak diragukan lagi bahwa penilaian
>> mereka berdua lebih diprioritaskan daripada pendapat selain mereka. Dengan
>> demikian, kritik yang terlontar dapat diatasi seluruhnya."*
>>
>> * *
>>
>> *Kedua,* Ibnu Hajar telah menjawab dalam *Muqaddimah* tersebut tentang
>> *Shahih
>> Al Bukhari* dengan jawaban rinci pada setiap hadits.
>>
>>
>>
>> Ar Rasyid Al 'Aththar juga telah menyusun sebuah kitab sebagai jawaban
>> terhadap pihak yang mengkritik Muslim, hadits demi hadits. Al 'Iraqi dalam
>> kitab *Syarh Alfiyah fi Al Musthalah* berkata, *"Sesungguhnya dia (Al
>> 'Aththar) telah menyusun sebuah kitab tersendiri yang berisi hadits-hadits
>> dha'if yang terdapat dalam Ash Shahihain beserta jawabannya. Siapa yang
>> ingin mengetahuinya secara lebih jelas, silakan melihat kitab tersebut
>> karena di dalamnya terdapat banyak faedah yang sangat penting."*
>>
>>
>> **
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> 2011/1/27 Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
>>
>>>
>>>
>>> *From:* milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com]
>>> *On Behalf Of *whe - en
>>>
>>> *[Dani Permana] **Saya tidak bertanya definisi hadist sahih M WN, coba
>>> disimak baik-baik pertanyaan saya diatas. Jika jawabannya seperti diatas,
>>> maka saya akan bertanya kepada M WN nantinya, dan berikut adalah
>>> pertanyaan
>>> Pertama*
>>>
>>>
>>>
>>> *(whe~en)*
>>>
>>> *makanya dibaca lengkap dulu** **lihat tulisan berikutnya*
>>>
>>> Kalau pertanyaannya kenapa tidak ada, bagaimana saya harus menjawabnya
>>> karena yang tahu pasti yang menyusun kitab,* apalagi ternyata definisi
>>> hadits shahih tidak ada kalimat harus ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi
>>> Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady dalam Al Kamil,Imam Bukhori, Imam
>>> Muslim,
>>> Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah, Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam
>>> Malik,
>>> Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad Darimi.*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *[Dani Permana] ** jawabannya bukan dengan logika M WN, pertanyaan
>>> knapa/mengapa harus ada analisa*
>>>
>>> 1. Knapa hadist "Iyadl bin ghanim " tentang Cara menasehati penguasa
>>> hanya ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady
>>> dalam Al Kamil?
>>>
>>> 2. Knapa Imam Bukhori, Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu
>>> Majah,
>>> Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam Malik, Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad
>>> Darimi tidak ada?
>>>
>>>
>>>
>>> =================
>>>
>>> *(**dani)***
>>>
>>> *Poin No#2, Harus bersammbung Sanadnya : Hadist "Iyadl bin ghanim"
>>> tentang cara menasahati pemimpin bukannya SANDANYA terputus? Mohon
>>> kiranya
>>> menjelaskan jika tidak terputus?***
>>>
>>>
>>>
>>> *whe~en*
>>>
>>> *Sudah ada di artikel yang 26 halaman yang saya kirim kalau dibaca**,
>>> **Disitu
>>> diterangkan tidak terputusnya kenapa***
>>>
>>> * *
>>>
>>> *[Dani Permana] **Saya ulangi dari artikel yang M WN copy paste, dan
>>> lihat di artikel aslinya…. Disitu di kutip kejujuran penulis "Sanad
>>> hadits ini adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan
>>> 'Iyaadl
>>> dan Hisyaam". Dan juga bedakan antara **mu'asharah dan mutaba'ah***
>>>
>>> Telah berkata Al-Imam Ahmad bin Hanbal *rahimahullah *:
>>>
>>>
>>>
>>> Telah menceritakan kepada kami Abul-Mughiirah : Telah menceritakan kepada
>>> kami Shafwaan : Telah menceritakan kepadaku Syuraih bin 'Ubaid
>>> Al-Hadlramiy
>>> dan yang lainnya, ia berkata : 'Iyaadl bin Ghanm pernah mencambuk orang
>>> Dariya ketika ditaklukkan. Hisyaam bin Hakiim meninggikan suaranya
>>> kepadanya
>>> untuk menegur sehingga 'Iyaadl marah. Kemudian 'Iyaadl *radliyallaahu
>>> 'anhu *tinggal beberapa malam, lalu Hisyaam bin Hakiim mendatanginya
>>> untuk memberikan alasan (apa yang telah ia perbuat sebelumnya kepada
>>> 'Iyadl). Hisyaam berkata kepada 'Iyaadl : "Tidakkah engkau mendengar Nabi
>>> *shallallaahu 'alaihi wa sallam *bersabda : *'Orang yang paling keras
>>> siksaannya adalah orang-orang yang paling keras menyiksa manusia di
>>> dunia?'
>>> *. 'Iyaadl bin Ghanm berkata : "Wahai Hisyaam bin Hakiim, kami pernah
>>> mendengar apa yang kau dengar dan kami juga melihat apa yang kau lihat.
>>> Namun tidakkah engkau mendengar Rasulullah *shallallaahu 'alaihi wa
>>> sallam *pernah bersabda : *'Barangsiapa yang hendak menasehati penguasa
>>> dalam suatu perkara, maka jangan dilakukan dengan terang-terangan. Akan
>>> tetapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika diterima, memang
>>> itulah yang diharapkan; namun jika tidak, maka orang tersebut telah
>>> melaksakan kewajibannya'*. Engkau wahai Hisyaam, kamu sungguh orang yang
>>> lancang karena engkau berani melawan penguasa Allah. Tidakkah engkau
>>> takut
>>> jika penguasa itu membunuhmu lalu jadilah engkau orang yang dibunuh
>>> penguasa
>>> Allah *tabaaraka wa ta'ala?*" [*Musnad Al-Imam Ahmad*, 3/403-404].
>>>
>>>
>>>
>>> *Takhrij :*
>>>
>>> Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi 'Aashim dalam *As-Sunnah *no. 1096 dari
>>> jalan Baqiyyah bin Al-Waliid dan Ibnu 'Adiy dalam *Al-Kaamil* 4/1393 dari
>>> jalan Shadaqah bin 'Abdillah Ad-Dimasyqiy; keduanya dari Shafwaan bin
>>> 'Amru,
>>> selanjutnya seperti sanad di atas.
>>>
>>>
>>>
>>> Keterangan ringkas perawi yang meriwayatkan hadits di atas :
>>>
>>> 1. 'Iyaadl bin Ghanm; ia adalah Ibnu Zuhair bin Abi Syaddaad bin
>>> Rabii'ah Al-Fihriy, seorang shahabat mulia yang ikut menyaksikan
>>> perjanjian
>>> Hudaibiyyah. Wafat pada tahun 20 H di Syaam [lihat *Tajriid
>>> Asmaaush-Shahabah* 1/431 no. 4669, *Usudul-Ghaabah* 4/315-317 no. 4161,
>>> dan *Al-Ishaabah* 5/50-51 no. 6135].
>>>
>>>
>>>
>>> 2. Hisyaam bin Hakiim; ia adalah Ibnu Hizaam bin Khuwailid bin Asad
>>> Al-Qurasyiy Al-Asadiy, seorang shahabat mulia yang sangat bersemangat
>>> dalam
>>> *amar ma'ruf nahi munkar*. Beliau masuk Islam pada saat *Fathu Makkah*
>>> [*Tajriidu
>>> Asmaaish-Shahaabah* 2/120 no. 1362, *Tahdziibul-Kamaal*, 30/194-198 no.
>>> 6573, dan *Al-Ishaabah *6/285 no. 8964].
>>>
>>>
>>>
>>> 3. Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadlramiy. Al-'Ijliy berkata : "Seorang
>>> *tabi'iy
>>> *dari Syaam yang *tsiqah*". Duhaim berkata : "*Tsiqah*". An-Nasaa'iy
>>> berkata : "*Tsiqah*" [*Tahdziibul-Kamaal*, 12/446-448 no. 2726]. Ibnu
>>> Hajar berkata : "*Tsiqah*, akan tetapi banyak memursalkan hadits. Wafat
>>> setelah tahun 100 H" [*Taqriibut-Tahdziib* – bersama *At-Tahriir* 2/111
>>> no. 2775].
>>>
>>>
>>>
>>> 4. Shafwaan; ia adalah Ibnu 'Amru bin Harim As-Saksakiy, Abu 'Amr
>>> Al-Himshiy. Ahmad bin Hanbal berkata : "Tidak mengapa dengannya". Abu
>>> Haatim
>>> mengatakan bahwa Yahyaa bin Ma'iin memujinya. 'Amru bin 'Aliy berkata : "
>>> *Tsabt *dalam hadits". Al-'Ijliy, Duhaim, Abu Haatim, An-Nasaa'iy,
>>> Ibnul-Mubaarak, dan yang lainnya mentsiqahkannya. [lihat : *
>>> Tahdziibut-Tahdziib*, 13/201-207 no. 2888]. Ibnu Hajar berkata : "*Tsiqah
>>> *" [*Taqriibut-Tahdziib* – bersama *At-Tahriir* 2/142 no. 2938].
>>>
>>>
>>>
>>> 5. Abul-Mughiirah; ia adalah 'Abdul-Qudduus bin Al-Hajjaaj
>>> Al-Khaulaaniy, Abul-Mughiirah Asy-Syaamiy Al-Himshiy. Ia seorang
>>> perawi*tsiqah
>>> *yang dipakai oleh Al-Bukhaariy dan Muslim dalam *Shahih*-nya
>>> [*Al-Mughniy
>>> fii Ma'rifati Rijaal Ash-Shahiihain* hal. 158 no. 1347].
>>>
>>>
>>>
>>> *Sanad hadits ini adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan
>>> 'Iyaadl dan Hisyaam. *
>>>
>>>
>>>
>>>
>>>
>>> *(Dani)*
>>>
>>> *Jika hadist tentang "Iyadl bin ghanim" adalah hadist yang tidak
>>> dipermasalahkan dari segi sanadnya, sudah mungkin Imam Bukhori memasukan
>>> haidts tersebut dalam kitab sahihnya setelah melakukan Istikharah.
>>> Sedangkan
>>> Istikharah bermakna memohon petunjuk Allah atas keragu-raguan dan pilihan
>>> *
>>>
>>>
>>>
>>> *(whe~en)*
>>>
>>> *itu kan kata mas Dani** **lihat ini*
>>>
>>> Al Imam Al Hafidz Abul Hasan `Ali bin `Umar Ad-Daruquthni *rahiamhullahu
>>> ta'ala* dan beberapa ulama lain telah memastikan bahwa Al Bukhari dan
>>> Muslim telah meninggalkan (tidak mencantumkan) beberapa hadits yang
>>> sebenarnya memenuhi syarat shahih dalam kitab Ash-Shahihain.Hadits-hadits
>>> yang tidak dicantumkan di dalam kitab Shahihain sebenarnya telah
>>> diriwayatkan oleh sekelompok sahabat radliallahu `anhum dan para perawi
>>> yang
>>> tidak memiliki cacat dan aib.
>>>
>>> *[Dani Permana] **Saya ulangi pertanyaan "mengapa Imam Al Bukhori
>>> melakukan demikian?"*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *(whe~en)*
>>>
>>> Ad-Daruquthni dan Al Harawi telah menyusun karya yang menghimpun
>>> hadits-hadits shahih yang tidak sempat disebutkan oleh Al Bukhari dan
>>> Muslim
>>> di dalam Ash-Shahihain.
>>>
>>> *[Dani Permana] **pertanyaannnya saya ulang "Apakah Imam Ad Daruqutni
>>> meriwayatkan hadist Iyad bin Ghanim dalam kitab Sahihnya?*
>>>
>>> *Jika sudah dijawab di thread yang lain tidak mengapa supaya tidak
>>> double. *
>>>
>>> *============*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Syarat pertama*
>>>
>>> Hadist tersebut khusus untuk fadhailul amal atau targhib dan tarhib.
>>> Tidak
>>> boleh untuk aqidah atau ahkam (spt hukum halal, haram ,wajib, sunat ,
>>> makruh) atau tafsir Qur'an. Jadi , seorang yang akan membawakan
>>> hadist-hadist dhå'if , terlebih dahulu HARUS MENGETAHUI mana hadist
>>> dhå'if
>>> yang MASUK bagian fadha ilul a'mal dan mana hadist
dhå'if yang masuk
>>> bagian aqidah atau ahkam.
>>>
>>> Dst sebagaimana tertulisa dibawah…
>>>
>>> *[Dani Permana] **kata hukum yang saya Bold diatas adalah kesalahan FATAL
>>> M WN dalam menggunakan pernyatann, dan bertolak belakang dengan artikel
>>> yang
>>> M WN copy paste . (Syarat Pertama….dst… green highlight diatas)*
>>>
>>> (whe~en)
>>>
>>> Syaratnya ga cuma satu kan* *menyalahi syarat lainnya ga?
>>>
>>> *menyalahi kan?*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *[Dani Permana] **Bukan begitu maksudnya, Hadist Dhoi'if itu tidak bisa
>>> dipakai untuk masalah Hukum dan M WN membuat pernyataan yang salah. Dan
>>> saya quote lagi "A*da syarat2 menggunakan hadits dhoif sebagai *hukum**,*
>>> *" *
>>>
>>>
>>>
>>> ===================
>>>
>>> *[Dani Permana] **Saya pikir disinilah kekurangan M WN tentang
>>> permasalahan Ilmu Hadist…***
>>>
>>>
>>>
>>> *whe~en*
>>>
>>> *mengaku bukan ahli hadits tetapi bisa menilai orang lain yang sudah
>>> mengaku tidak punya ilmu itu dengan kekurangan.*
>>>
>>> *Masih mendingan kan mas, saya sudah mengaku tidak punya kemampuan
>>> mentakhrij dibanding mas dani yang bilang tidak mampu tetapi bisa
>>> menyalahkan syeikh Albani yang ahli hadits secara tidak langsung.***
>>>
>>> * *
>>>
>>> *[Dani Permana] Mohon klarifikasinya mengenai "**tetapi bisa menyalahkan
>>> syeikh Albani yang ahli hadits secara tidak langsung.**" **Supaya tidak
>>> ada fitnah buat saya…*
>>>
>>>
>>
>>
>> --
>> ~~~~~
>> Whe~en
>> http://wheen.blogsome.com/
>>
>> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,
>> dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
>> perkataanku."
>> (QS 20 : 25-28)
>> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>>
>>
>
>
> --
> ~~~~~
> Whe~en
> http://wheen.blogsome.com/
>
> "Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
> lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS
> 20 : 25-28)
> "Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment