Friday, January 7, 2011

RE: [Milis_Iqra] TEKNIK DEBAT DALAM ISLAM

From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On
Behalf Of Sutarno Sutarno

Maaf Mas Dani,Untuk Point ini,

"Menyangkut Spiritual Qoutients
1. Meluruskan Niat
2. Jujur kembali pada rujukan
3. Berpegang teguh pada kebenaran "

karena kalau saya lihat dari kebanyakan yang ada adalah niatnya sudah
berubah menjadi menjatuhkan lawan, kalau seperti itu apakah debat harus
dilanjutkan, meskipun misal kita sudah benar menurut Qur an dan hadis,tapi
karena nafsu yang berkuasa, sehingga kebanyakan menjadi debat kusir ?

[Dani Permana] berbicara masalah niat, kita tidak harus berprangka bahwa si
fulan bin fulan niatnya sudah ingin menjatuhkan lawan, karena Nabi pun
diutus bukan untuk membelah dada manusia. Sebagaimana sabdanya "Aku tidak
diutus untuk membelah dada mereka untuk memeriksa iman mereka"," (Shahih
Muslim hadits no.1063,1064).

Asbabul wurud hadist tersebut adalah ketika seseorang datang kepada
Rasulullah dan berkata kepada Rasulullah, "Bertakwalah kepada Allah wahai
Rasul..!", Rasul saw dan berkata : "Bukankah aku yang paling berhak atas
ketakwaan dimuka bumi ini..?", maka berkata Khalid bin walid ra: Izinkan aku
menebas lehernya Wahai rasulullah..!, maka berkatalah Rasul saw: "Jangan..
barangkali dia ini shalat", maka berkata Khalid : berapa banyak orang yang
shalat dan hatinya tidak shalat?, kemudian Rasulullah bersabda seperti
diatas.

Kisah tersebut diatas adalah masalah aqidah dan keimanan seseorang, yang
intinya masalah hati, niat dan atau yang berkaitan dengan hati... semua
orang tidak akan pernah tau, termasuk niat didalamnya.

Biarpun niat mereka menjatuhkan lawan (meskipun hanya sebuah persepsi
seseorang) selama masih berpatokan kepada "Jujur kembali pada rujukan dan
Berpegang teguh pada kebenaran" maka rasa egoisme pribadi harus dihilangkan.
Egoisme pribadi itulah yang memicu "kebanyakan menjadi debat kusir ?"

Sedari awal saya slalu mengajak diskusi secara ilmiah, namun entahlah yang
dibahas masalah "perasaaan dan perasaaan". Dan begitu cepatnya jika masalah
yang satu ini dibahas. Dan masalah perasaaan memang tidak memerlukan
pemikiran dan literature yang mumpuni. Hingga mudah untuk dibahas. Dan hal
semacam inilah yang harus di tinggalkan.

Knapa kita tidak mencontoh Rasulullah ""Jangan.. barangkali dia ini
shalat"," lafazh ini adalah pemikiran positive yang keluar dari lisan
Nabiyullah, bagaimana jika kita coba... seperti "Mungkin si fulan bin fulan
niatnya baik" meskipun kita tidak tahu yg sebenarnya, daripada berpikiran
"mungkin si fulan bin fulan niatnya ingin menjatuhkan lawan" kalimat yang
kedua ini timbul dari persepsi/asumsi yang akan bisa menimbulkan prasangka.

Wallahu'alam bishowab....

_____

From: milis_iqra@googlegroups.com on behalf of Dani Permana
Sent: Fri 1/7/2011 4:41 PM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] TEKNIK DEBAT DALAM ISLAM


Dari beberapa referensi yang saya pernah baca, bahwa Al Qur'an memang
mengajarkan bagaimana cara berdebat itu...Jadi jika kita menggunakan dalil,
"meninggalkan Debat karena disiapkannya rumah di surge kelak" bukan pada
tempatnya, akan terlihat kerancuannya.... Berikut adalah summary bagaimana
"Kaifiyat Mujadalah"/ TATA CARA BERDEBAT.


TEKNIK DEBAT DALAM ISLAM
<http://fajardawn.blogspot.com/2010/11/teknik-debat-dalam-islam.html>


-ibn akhdhar-

BAGIAN 1
Dasar-Dasar Kaifiyat Mujadalah

Pengertian kaikfiyat adalah hal,peri, sifat, tata cara, kaidah, metoge, atau
teknik. Adapun mujadalah adalah keras atau kuat. Bertukar pikiran,
berdiskusi atau berdebat.
Kaifiyat mujadalah adalah
- Ilmu yang mempelajari poko-pokok atau kaidah umum untuk mengetahui
sistematis atau tidaknya suatu pemikiran, pembentukan ide atau konsep
- Ilmu yang mempelajari kaidah bentukan pemikiran dari dua pihak mengenai
hubungan antara sesuatu untuk mencari kebenaran
- Ilmu yang memmpelajari cara atau tata tertib berunding, membahas atau
membantah suatu masalah dengan maksud mencari kebenaran
Kandungan kaifiyat mujadalah
1. Adanya upaya untuk mengetahui kualitassuatu pendapat
2. Adanya upaya untuk menguju kemampuan membangun argumentasi
3. Adanya upaya untuk mengantisipasi sangkalan dari pihak lain
4. Menumbuhkan iklim demokratis, krearitifaitas, taktis, dan etis dalam
berpikir
5. Menjunjung tinggi sportifitas dan kebenaran
Objek material kaifiyat mujadalah : manusia dalam kegiatan berfikirnya,
bahkan metode berfikirnya, serumpun dengan logika, logika scientifik, dan
ilmu matiq
Pbjek formal kaifiyat mujadalah yaitu dalam proses pengujian argumentasi
logika. Pengujian dilakukan mengenai penyampaian da'waan muda'i yang
ditanggapi sail (penanggap) yang disebut dengan tahap man'u (menuntut
penjelasan), kemudian naqdhu (membantah penjelasan), dan mu'aradhah
(mengajukan alternatif), serta berbagai tata tertib yang berlaku di
dalamnya.

BAGIAN 2
TA'RIF: Membangun Landasan Argumen

Ta'rif berasal dari bahasa Arab yang berarti proses memaknai, adapun secara
istilah berarti suatu pembatasan atau penjelasan [pada suatu pengertian,
yang dengan pembatasan atau penjelasan itu, suatu pengertian menjadi jelas
dan terang.
Sasaran dari ta'rif adalah mengungkap
- Gambaran, hakikat sesuatu
- Pembatas, pembeda sesuatu
Jenis-jenis ta'rif :
1. Ta'rif lafdzi (definisi nominal
Yaitu pemaknaan sesuatu yang terbatas pada penjelasan arti kata.
- Ta'rif setara, yaitu pengertian yang dibuat dengan memasangkan sinonim,
atau kata-kata yang artinya sama dengan wujud yang dita'rifkan
- Ta'rif lebih khusus, yaitu pengertian yang dibuat dengan memilih kata-kata
yang lebih khusus maknanya atau yang merupakan bagian dari wujud yang
dita'rifkan
- Ta'rif dengan kata yang l;ebnih umum, bisa juga dengan asal-usul kata yang
dapat menambah kejelasan pengertian sesuatu yang didefinisikan
2. Ta'rif Ta'rif Hakiki (definisi real)
3. Yakni ta'rif yang dibutuhkan untuk kajian ilmiah karena pengertiannya
masuk de dalam yang sesungguhnya.
Aturan dalam ta'rif
1. Aturab ta'rif lafdzi
a. Tidak menggunakan kata yang tak dikenal
b. Tidak menggunakan kata yang tiadk memiliki arinya sendiri
c. Menggubnakan susunan kata yang rapih agar mudah dipahami
2. Aturan ta'rif hakiki
- Ta'rif harus lengkap/ jam'i
- Ta'rif harus membatasi jangan lebih umum dari ynang dita'rifkanKedua
aturan di atas harus sesuai
- Harus lebih rterang dari yang dita'rifkan
- Tidak terjadi daur (berlingkar) dan tasalsul (berkeputusan,)
- Tidak menggunakan kata-kata majas
- Tidak menggunakan kata-kata musytarak (memiliki dua makna atau lebih)
- Tidak menggunakan kata0-kata yang tidak memenuhi kaidah bahasa
- Tidak menggunakan kata-kata negatif, kecuali darurat
Sesuatu yang tidak dapat dita'rifkan :
1. Kata yang sulit dikenal jenisnya, sehingga sulit untuk memasukkannya
dalam kelompok umum
2. Kata yang sulit ditemukan pembedanya
3. Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya, kecuali dihubungkan dengan
kata lain seperti atau, yang, dll]
4. Kata khusus dan unikkareba memillki sifat kesendirian yang tidak
terbatas, sehingga tidak mudah menemukan pembedanya.

BAGIAN 4
TASHDIQ: Tata Konstruksi Argumentasi

Tashdiq merupakan pengertian mengenai nisbat (hubungan) antara sesuatu
(objek) terhadap sesuatu yang lain (predikat),baik berupa hubungan
pembenaran (ijab, affirmasi) maupun hubungan pembatalan (salah, negasi).
Akan ditemukan kesamaan antara tashdiq dengan kajian bahasa yang sama-sama
mengkaji 'kalimat', yang berbeda adalah bahasa menyoroti segi struktur dan
ejaan dari sebuah kalimat, sedangkan tashdiq lebih menekankan pada aspek
kualitas logisnya.
Kalimat-kalimat yang dihubung-hubungkan akan menghasilkan proporsi (qadhah,
premis atau muqaddimah). Proporsi-proporsi inilah yang kemudian menjadi
argumentasi atau bahkan menjadi landasan teori. Maka, tashdiq mencakup
proposisi (qadiyah), argumentasi ()dalil atau hujjah), serta
komponen-komponen yang lain yang menguatkan argumentasi, seperti halnya
teori-teori.
Sasaran dari kajian tashdiq ini adalah mengupayakan keutuhan dan kekokohan
konsdtruk pernyataan maupun sangkalanyang mendukung terbangunnya argumentasi
pada setiap kalimat, baik lisan maupun tulisan. Tashdiq merupakan ma'qulat
tsaniyah atau objek penalaran kedua setelah tashawur atau kajian
kata.Tashawur berupaya untuk menjawab pertanyaan yang muncul pertama yaitu
'apa', sedangkan tashdiq hadir untuk menjawab pertanyaan kedua yang akan
muncul yaitu 'mengapa'.
QADHIYAH DALAM TASHDIQ
Merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung maksud sempurna.
Walaupun proposisi ini masih dapat dianalisis lagi menjadi kata-kata,
kata-kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu, bukan maksud atau pemikiran
sesuatu.
Proposisi terdiri dari dua macam, menurut sumbernya, yaitu proposisi
analitik, dan proposisi sintetik. Proposisik analitik adalah yang
predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.,
adapun proposisi sintetik adalah yang predikatnya mempunyai pengertian yang
bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.
Proposisi menrut bentuknya terdiriatas tiga macam, yaitu proposisi kategorik
hamliah, proposisi hifotetik syartiyah, dan proposisi disyugatif. Proposisi
kategorik adalah yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Proposisi
hipotetik adalah yang kebenarannya dinyatakan dengan digantungkan pada
syarat tertentu. Proposisi disyugatif adalah yang kebenarannya digantungkan
pada syarat tertentu, namun memiliki alternatif pilihan. Pembagian kualitas
Logis Tashdiq
1. Tashdiq Badihi
Ialah suatu yang didalamnya terdapat relasi antara subjek dan predikat, yang
dapat dibenarkan atau disangkal secara pasti dan niscaya tanpa memerlukan
dalil seBAGIAN sudah jelas. Dalal tersebut bertumpu kepada :
- Ma'qulat ula yang murni
- Mahsusat (indrawi
- Majarabat (empiris)
- Qiyas (silogisme)
- Mutawatirat
- Hudasiyat (intuittif)
2. Tashdiq Nazari
Yaitu yang kebenarannya diketahui dengan perantaraan dalil (argumen),
terbagi dua :
- Ghoer Mudalal
- Mudalal

BAGIAN 5
TEKNIK MUJADALAH : Membangun, Menguji, Dan Mempertahankan Argumentasi

Tugas Muda'i
1. Bagian pendahuluan
Perlu yakin bahwa masuk bagian pendahuluan tidak lain dari upaya menarik
perhatian lawan (sa'il), memusatkan perhatian mereka pada argumen-argumen
yang akan disampaikan, serta menunjukkan dasar-dasar mengapa argumentasi itu
perlu dikemukakan dalam kesempatan tersebut.
2. Bagian Tubuh Argumen
Seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian
muda'i, apakah ia sanggup meyakinkan sa'il bahwa hal yang dekemukakannya itu
benar sehingga konklusi itu benar sehingga konklsusi yang disimpulkannya
juga benar.
3. Bagian kesimpulan
Dengan tidak mempersoalkan topik mana yang dikemukakan dalam argumentasi,
muda'i perlu menjaga agarkonklusi yang dibuat tetap memelihara tujuan dan
menyegarkan kembali ingatan sa'il tentang mengapa konklusi itu logis.
Tugas Sa'il
1. Man'u (meminta penjelasan)
Yaitu menuntut dalil terhadap tashdiq disesuaikan dengan bentuk-bentuknya
a. Objek man'u, disesuaikan dengan bentuk-bentuk tashdiqnya
b. Man'u Mustanad. Sanad adalah ungkapan yang disebut oleh sa'il setelah
man'u dianggap akan melahirkan naqidh man'u (oposisi da'wa yang di man'u).
Sanad menjadi penopang dalam man'u (tugas sa'il), sedangkan dalil menjadi
penopang dalam da'wa (tugas muda'i)
c. Pembagian Sanad
- Sanad Qath'i
- Sanad Tajwizi
d. Tugas Muda'i, menanggapi man'u sa'il
- Jawab langsung
- Jawab tang langsung
e. Man'u terhadap Taqrib
Taqrib (pendekatan) ialah uraian mengenai hubungan keniscayaan (istilzam)
antara dalil dan muda'a (da'wa).
f. Man'u terhadap man'u atau sanad
Tugas da'i adalah mengafirmasi man'u yang disampaikan atas da'wanya. Dengan
demikian ia tidak perlu membuat man'u terhadap man'u atausanad.
2. Naqdhu dalam Tashdiq
Menurut bahasa berarti melepas tali dan kadang berarti merusak, ingkar, dan
sebagainya. Dalam kaifiyat mujadalah berarti penda'waan sa'il, dalil muallil
yang menyebutkan bahwa ia tidak relevan dengan kesimpilannya. Ketidak
relevanaan karena dua hal, yaitu:
- Jiryan (keberlakuan)
- Takhaluf (selisih)
3. Muaradhah terhadap Tashdiq
Menurut bahasa berarti perlawanan, sementara menurut istilah ialah kerja
muaridh dalam mengafirmasi oposisi bagi apa yang telah dida'wakan dan diberi
dalil oleh mualil. Pembagian muaradhah :
- Muaradhah bi al-qalbi
- Muaradhah bi al-Mitsli
- Muaradhah bi al-Ghaer

BAGIAN 6
ETIKA MUJADALAH: Membangun Mujadalah Beretika

Etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, yang secara langsung
tidak menghasilkan kebaikan,melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar
dan kritis. Maka etika adalah usaha manusia untuk memakai akal budi dan daya
akhirnya untuk memecahkan bagaimana ia harus bersikap kalau ia mau menjadi
baik.
Petunjuk Al-Qur'an
- QS. Ibrahim :24-26
"tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang)
ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang
buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak
dapat tetap (tegak) sedikitpun."
- QS. Al-Baqarah :83
" dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu
bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling."
- QS. Al-Hajj : 24
"dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki
(pula) kepada jalan (Allah) yang Terpuji."
- QS. Qaf : 18
" tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat
Pengawas yang selalu hadir."
- QS. Al-Mu'minun :3
"dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna"
Menyangkut Spiritual Qoutients
1. Meluruskan Niat
2. Jujur kembali pada rujukan
3. Berpegang teguh pada kebenaran
Menyangkut Intelligence Qoutients
1. Ilmu : sumber, modal, dan dicari
2. Pemikir dan pemikirannya
3. Manusia itu beragam
4. Mengakui adanya perbedaan pendapat
5. Memperhatikan titik persamaan dan perbedaan
6. Mencapai Keberhasilan
Menyangkut Emotional Quotients
1. Tidak mermujadalah dalam keadaan kekenyangan, kelaparan, kehausan, dan
keletihan
2. Tidak bermujadalah dengan yang disegani atau yang ditakuti
3. Tidak meras kurang dan tidak merasa lebih
4. Memilih situasi kondusif
5. Mempertahankan diri
6. Sportifitas
7. Menghormati pihak lain
8. Senantiasa memilih yang lebih baik
9. Perbedaan pendapat dan kasih sayang
10. Tidak emosional
11. Tidak menampakkan kurang perhatian
12. Ketika logika tidak lagi di[perankan, yang ada adalah kasih sayang dan
perbuatan baik.
Menyangkut teknik Quotients
1. Tidak mengungkapkan kata I'jaz, yaitu lafazh yang lebih ringkas dari
maknanya.
2. Tidak menghungkapkan kata Ithnab, yaitu kebalikn dari kata i'jaz, yakni
lafazh yang lebih umum dari maknanya.
3. Tidak menggunakan kata Mujmal, yaitu kata global atau kata tidak rinci.
4. Tidak mengungkapkan kata Gharib, yaitu lafazh asing yang kurang dipahami
artinya secara tetap oleh umum.
5. Tidak mengungkapkan ungkapan absurb, yakni konsep yang tidak jelas arah
dan tujuannya atau konsep yang tidak mungkin dapat direalisasikan. Seperti
khayalan atau impian yang kurang memberikan manfaat.
6. Tidak keluar dari pokok persoalan
7. Tidak menyanggah sebelum pham benar apa yang akan disanggah
8. Menyimak dengan baik
9. Mengungkap bahasan denghan jelas
10. Menggunakan ilustrasi
11. Tidak mengeraskan suara berlebihan
12. Menyerang dan mematahkan dengan baik
13. Menjaga kesopanan
14. Menjaga suasana tenang dan kondusif
15. Menutup mujadalah dengan baik

BAGIAN 7
DISKUSI : Mujadalah Bi Al-Lisan

Dalam bahasa Arab, padanan kata diskusi dikenal dengan istilah mujadalah,
yang artinya perbincangan. Munajaah juga berarti diskusi untuk memecahkan
masalah dan tanpa melibatkan pertengkaran. Muhawarah adalah diskusi yang
dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan, keraguan, kebingungan. Dilakukan utuk
memecahkan dengan efektif. Mughalabah memiliki makna yang sama dengan
mehawarah namun ada spesifikasi untuk mengalahkan, mengatasi masalah atau
menguasai dengan cara memaksa.
Tujuan diskusi :
1. Tujuan dan kebutuhan logis. Yakni tempat mencari solusi, meluaskan
pengalaman, menambah pengetahuan, dll.
2. Tujuan dan kebutuhan manusiawi, yakni tempat pengakuan atau penghargaan,
menampilkan kelompok atau individu, menyatakan partisipasi, memberi dan
memperoleh informasiserta menunjukkan interaksi.
3. Tujuan dan kebutuhan diskusi itu sendiri, ia menjadi tempat bertukar
informasi, mempertajam pengertian dan pendapat, tempat konsultasi dan
penggugahan pendapat. Selain itu diskusi juga merupakan tenpat mensiasati,
menganalisis, menyelesaikan masalah, memberikan motivasi dan
persesuaian,pengembangan kerja sama, danmeramaikan partisipasi.
Keutamaan dan kelemahan diskusi
- Keutamaan
a. Sebagaipelaksana sistem demokrasi
b. Pengembangan kebebasan pribadi
c. Pengembangan latihan berpikir
d. Penanaman pengetahuan dang pengalaman
e. Pengejawantahan sikap intelejen dan kreatif
- Kelemahan
a. Memerlukan waktu yang dibutuhkan dibanding belajar biasa
b. Menyita banyak waktu terutama bila terjadi hal-halyang negatif.
c. Peserta yang pasif dan pemalu tidak memperoleh kesempatan untuk
menyampaikan pendapat.
Jenis-Jenis Diskusi
a. Diskusi kelompok, sejumlah peserta berkumpul dan membicarakan suatu topik
b. Forum, pertemuan dan ceramah umum yang diselenggarakan oleh beberapa
orang yang diikuti oleh orang yang tidak terikat kehadirannya. Forum
berlangsung setelah tampilnya kelompok kecil di atas podium.
c. Diskusi Panel, yaitu pertemuan yang pesertanya diikat oleh suatu
ketentuan yang ditetapkan sebelumnya. Pembicara pokok terdiri dari beberapa
orang yang disebut panelis.
d. Simposium, yaitu suatu pertemuan yang dihadiri oleh para ahli yang
bergerak dalam bidang yang sama untuk membahas atau mendengarkan uraian para
ahli tentang suatu penemuan atau hasil penelitian.
e. Seminar, Yaitu pertemuan untuk memberikan dan mendiskusikan informasi.
f. Jenis Kotak Surat Masuk (In Basket Method), yaitu cara memecahkan masalah
dengan menampilkan seseorang atau kelompok orang yang berperan sebagai
penentu kebijakan atau mengambil keputusan.
g. Jenis Cawan ikan (Fish Bowls), yaitu diskusi dengan cara membagi peserta
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dalam dan kelompok luar. Kelompok dalam
melakukan diskusi dan disaksikan oleh kelompok luar, sehingga kelompok luar
sekedar menjadi partisipan.
h. Jenis Pro Kontra, yaitu adanya suatu kelompok yang menyetujui dan tidak
terhadap suatu topik yang dibicarakan.
i. Jenis Rembuk Sejati, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang
terdiri atas 3, 4 atau 5 orang. Masing-masing kelompok diberiakn semua
masalah, mereka berembuk untuk memecahkan masalah masing-masing, kemudian
ditukar dengan kelompok lain.
j. Jenis Momentum, merupakan jenis yang dipakai dengan seperangkat topik
yang sudah dibagi dalam beberapa subtopik kecil. Seseotang menjelaskan
topik, kemudian yang lain bertanya kemudian dijawab, begitu seterusnya.
k. Jenis Urun Pendapat (Brain Storming Method), yaitu aktivitas dari
kelompok kecil yang telah berkumpul untuk melahirkan gagasan yang baru,
original, praktis, sebanyak-banyaknya.
l. Foto Novellas, Yaitu dengancara menunjukkan foto tentang suatu kejadian,
bnaik yang diharapakan maupun tidak diharapkan. Gambar yang dipilih
hendaknya mengandung rangsangan-rangsangan emosional dan rasional.
m. Jenis Buzz Group, yaitu dengan melibatkan banyak orang melalui tahapn
tertentu dengan mengelompokkan peserta. Setiap kelompok diberi waktu untuk
memecahkan suatu masalah sesuai dengan tingkatannya. Setelah selesai
hasilnya disampaikan pada rapat paripurna.
n. Jenis Pemeranan (Role Playing), membantu peserta diskusi dalam memahami
lebih jauh tentang apa yang dipahaminya. Metode ini memerk\lukan persiapan
terlebih dahulu, peserta dibagi peran kemudian berlatih memainkan perannya.
Unsur-unsur diskusi :
1. Masalah yang menuntut diskusi
2. Moderator atau pemimpin diskusi
3. Peserta atau pelaku diskusi
4. Sekretaris atau notulis
5. Kelengkapan fasilitas
6. Suasana
7. Prosedur
Evaluasi penyelenggaraan diskusi
a. Evaluasi materi, yaitu tercapai atau tidaknya tujuanpembahasan masalah
serta solusi akhirnya,
b. Evaluasi penyelenggraan, yaitu lancar atau tidaknya diskusi yang
m,eliputi unsur-unsurnya.
Meningkatkan kemampuan diskusi,
a. Bicara dan menyimak
b. Belajar teknik bicara dan menyimak
c. Banyak membaca

BAGIAN 8
APLIKASI MUJADALAH, DEBAT : Mujadalah Bi Al-Lisan

Debat merupakan keterampilan untuk mempertahankan pendapat dan berusahaa
menolak pendapat lawan dengan menggunakan alasan-alasan yang masuk akal
Tujuan debat :
1. Mempertahankan pendapat sendiri dengan melemahkan pendapat orang lain
2. Berusaha membuktikan kebenaran pendapat atau pernyataan
3. Mengubah pendapat pendengar agar menerima dan mendukung pendapatnya
Tahapan proses debat
1. Tugas moderator adalah menjelaskan:
a. Topik yang akan diperdebatkan
b. Memperkenalkan data pembicara
c. Menjelaskan peraturan debat
d. Mempersilahkan muda'i menyampaikan da'waannya.
2. Tugas Muda'i, mengemukakan da'wa
3. Tugas sa'il, menanggapi da'wa
a. Man'u, meminta penjelasan
b. Naqdhu, menolak argumen
c. Muaradhah terhadap tashdiq

BAGIAN 9
APLIKASI MUJADALAH
POLEMIK: Mujadalah Bi Al-Qalam

Polemik merupakan debat dengan tulisan, lebih khas lagi berarti perbantahan
melalui tulisan dalam surat kabar dan sebaginya.
Tujuan polemik, sama dengan tujuan debat, yaitu :
Secara teoritis :
a. Memberi sarana bagi pencarian kebenaran
b. Memberi sarana untuk pengujian kebenaran
c. Memberi sarana untuk amar ma'ruf nahyi munkar
Secara praktis :
a. Sarana pengakuan kualitas seseorang
b. Cermin kebebasan akademis
c. Cermin masyarakat demokratis
Secara spssifik, tujuan polemik adalah :
1. Memberikan informasi yang lebih dalam dsan komprehensif tentang tulisan
yang ditanggapi
2. Mengajak pembaca lain untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan
lebih jauh fenomenaatau masalah yang muncul dalam tulisan yang ditanggapi
3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca lain, apakah tulisan yang
ditanggapi layak mendapat sambutan masyarakat
4. Memberi tanggapan berupa penilaian, penolakan maupun klarifikasi terhadap
tulisan yang ditanggapi
Keutamaan Polemik
1. Menambah wawasan
2. Menambah daya kritis
3. Semakin banyak yang melakukan tulisan polemik, semakin memberikan
pendidikan kepada masyarakat
4. Semakin dikenal oleh masyarakat
Unsur-unsur polemik:
1. Penulis dan tulisan yang ditanggapi (muda'i)
2. Penuis polemik (sa'il)
3. Media masa (wasilah)
Teknik membangun penolakan
1. Menyerang Autoritas, yaitu menyerang aspek terpenting suatu tulisan,
gunakan keterangan ahli atau suatu eksperimen
2. Mengemukakan prabukti (counter argumen)
3. Menunjukkan kesalahan dalam penalaran, kekeliruan terjadi karena :
- Generalisasi sepintas lalu
- Analog yang pincang
- Semua alih-alih berapa
- Kesalahan hubungan kausal
- Kesalahan karena tidak mengerti persoalan

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
=-=-

Legal Disclaimer:
The information contained in this message may be privileged and
confidential. It is intended to be read only by the individual or entity to
whom it is addressed or by their designee. If the reader of this message is
not the intended recipient, you are on notice that any distribution of this
message, in any form, is strictly prohibited. If you have received this
message in error, please immediately notify the sender and delete or destroy
any copy of this message

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment