From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of geotemi adibisma
[Dani Permana] nah kalau yang ini contohnya di link ini Salahkah Sikap Keras Dalam Dakwah, yang ini ditunggu sharing pendapatnya….
Mas Dani, gak salah koq mas... Menurut saya, tergantung tempat dimana dia berdakwah... Dan satu lagi mas, kita bukan di negara Islam loh...
[Dani Permana] jempol… memang berdakwah itu harus dilihat Negara Islam or non Islam?
Sekedar share, di penggilingan tempat pak de saya, ada seorang Ustad yang Ceramah di masjid dengan menggunakan Speaker Luar, dan mengatakan bahwa "Tahlilan itu HARAM, karena tidak ada dalilnya". Sontak tuwh masjid di datangi Masyarakat untuk meminta tanggung jawab apa maksudnya, karena mereka habis tahlilan. Nah, karena takut, maka pengurus masjid diam di dalam masjid, malah sampai manggil polisi... dan akhirnya pengurus masjid di ganti, karena memanggil ustad yang saklek..
[Dani Permana] J trus yang melakukan tahlilan dianggap benar? Dan yang benar dianggap salah karena Salah berdakwah? Atau kedua-duanya salah ga ada yang benar?
So, menurut saya kebijaksanaan yang harus di kedepankan... Sikap Keras dalam dakwah akan berhasil ketika sudah ada yang di pimpin. Seperti terhadap anak dan istri, bawahan, atau kita sudah punya orang lain yang menjadikan kita panutan . Karena kita tidak punya "ketentuan mengatur" orang lain..
[Dani Permana] kita punya ketentuan mengatur orang lain yakni Al Qur’an dan Sunnah Nabi, namun yang kita tidak punya adalah memaksakan kehendak untuk berubah,… karena hal itu hanya Allah yang memiliki.
Jika ingin mengingatkan dengan keras silakan saja, namun yang dikhawatirkan klo bahasanya salah (dari segi intonasi, gerak tubuh, kata yang tidak tepat) bisa jadi orang tersebut akan menganggap kita mengaturnya.
[Dani Permana] kalau di lapangan bisa mungkin melihat dan mendengar “segi intonasi, gerak tubuh, kata yang tidak tepat” namun kalau di email?
Dan satu lagi mas, menurut saya, langkah yang efektif dalam dakwah keras adalah dengan menjadi primadona.. layaknya seorang artis... Contoh simpel mas, Rasulullah sudah menjadi primadona dulu sebelum mendapat wahyu, Rasul mendapat gelar Al-Amin dari Masyarakat kota Mekkah sebelum jadi Rasul (CMIIW)
[Dani Permana] J bagaimana dengan Umar bin Khottab yang dulunya keras dan tegas dimasa Jahiliyyah dan keras serta tegas juga setelah masuk islam? Malah kekuasaan Islam bertambah luas.. di masa Umar….
Nah kalau kita bisa sambungkan sekarang, seandainya primadona sekarang mejadikan Rasulullah sebagai Primadona-nya maka sukseslah negeri ini. Primadona = Pemimpin, Artis, Bapak, Ibu, Motivator, Tukang Sapu, Tukang Becak dsb ... Ketika menjadi Primadona biasanya tingkah laku primadona tersebut akan diikuti.. Siapapun bisa menjadi primadona :)
[Dani Permana] Smoga kita bisa menjadi primadona… J eit entar ada yang bilang narsis…
No comments:
Post a Comment