Friday, January 28, 2011

Re: [Milis_Iqra] Tentang Hadist "'Iyadl bin ghanim " - Tanggapan

Mas Wawan,
Boleh nanya sesuatu ga?
menurut sepengetahuan mas wawan, hadits Iyadl bin ganm tentang memberi masukan kepada penguasa dengan diam diam ini shahih apa dhoif ya?

terimakasih kalau berkenan menjawab :-) :-)

whe~en

2011/1/28 wawan wahyu <wawan.wahyu@gmail.com>
tidak ada

terimakasih

On 1/28/11, aendangzr@yahoo.co.id <aendangzr@yahoo.co.id> wrote:
> Mas wawan,kira kira ada hubunganya tidak lemah lembut dgn menasehati
> pemimpin dgn terang terangan atau sembunyi-sembunyi ?
>
> Terima kasih
>
> Sent from BlackBerry® on 3
>
> -----Original Message-----
> From: wawan wahyu <wawan.wahyu@gmail.com>
> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
> Date: Fri, 28 Jan 2011 14:26:45
> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
> Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
> Subject: Re: [Milis_Iqra] Tentang Hadist "'Iyadl bin ghanim " - Tanggapan
>
> Dan ketika Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk menemui Fir'aun,
> Allah berfirman.
>
> "Artinya : Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
> yang lemah kembut mudah-mudahan ia ingat atau takut" [Thaha : 44]
>
> Jadi ketika dgn Fir aun aja dengan lemah lembut, bagaimana dengan
> penguasa yg lain?
>
> On 1/26/11, Dani Permana <adanipermana@gmail.com> wrote:
>> M WN, saya bertanya hal berikut ini, bukan lainnya
>>
>> 1.     Knapa hadist "Iyadl bin ghanim " tentang Cara menasehati penguasa
>> hanya ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady
>> dalam Al Kamil?
>>
>> 2.     Knapa Imam Bukhori, Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah,
>> Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam Malik, Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad
>> Darimi tidak ada?
>>
>> 3.     Jika memang hadist tersebut tidak dipermasalahkan kesahihannya,
>> mengapa seorang Imam Bukhori dan Imam Muslim tidak memasukan dalam kitab
>> Sahihnya?
>>
>> [Wheen] Ada syarat2 menggunakan hadits dhoif sebagai hukum, saya tahu mas
>> dani lebih tahu itu, pertanyaan inipun sampai kapan akan ditangguhkan.
>> Jika
>> mas dani menganut paham hadits ini dhoif, kenapa mas dani menggunakannya?
>>
>>
>>
>> [Dani] agar lebih spesifik, hadist dho'if itu bisa digunakan pada hal apa
>> dahulu? Mohon kiranya memberikan tanggapan.
>>
>>
>>
>> [Wheen] Orang sombong adalah orang yang menolak kebenaran.
>>
>> Berlaku adillah karena adil lebih dekat kepada taqwa.
>>
>> Katakan yang hak itu hak dan sebaliknya.
>>
>>
>>
>> [Dani]
>>
>> 1.     Apakah saya sombong hingga menolak kebenaran?
>>
>> 2.     Apakah saya tidak adil?
>>
>> 3.     Apakah saya tidak mengatakan yang haq?
>>
>> Mohon klarifikasinya?
>>
>>
>>
>>
>>
>> Regards,
>> Dani Permana
>>
>>
>>
>> " Always desire to learn something useful."
>>
>>
>>
>> From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On
>> Behalf Of whe.en9999@gmail.com
>> Sent: Wednesday, January 26, 2011 10:11 PM
>> To: milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: Re: [Milis_Iqra] Tentang Hadist "'Iyadl bin ghanim " - Tanggapan
>>
>>
>>
>> Pertanyaan mas dani jawabannya ada di artikel soal takhrij hadist
>> tersebut,
>> totalnya 26 halaman, disitu juga dijelaskan terputusnya dibuktikan tidak
>> terputus, dhoifnya dibuktikan tidak dhoif. Sudah dibaca belum sebenarnya.
>>
>> Jika setiap kali biar kelihatan ilmiah saya ditanya dan ditambahi
>> pertanyaan, selebar apa diskusi ini, pertanyaan saya tak satupun dijawab,
>> apa yang mas dani minta sudah saya penuhi dari definisi kritik, nasehat,
>> kenapa syaikh albani menshahihkan, dsb.
>>
>> Ada syarat2 menggunakan hadits dhoif sebagai hukum, saya tahu mas dani
>> lebih
>> tahu itu, pertanyaan inipun sampai kapan akan ditangguhkan. Jika mas dani
>> menganut paham hadits ini dhoif, kenapa mas dani menggunakannya?
>>
>> Orang sombong adalah orang yang menolak kebenaran.
>>
>> Berlaku adillah karena adil lebih dekat kepada taqwa.
>>
>> Katakan yang hak itu hak dan sebaliknya.
>>
>> Terimakasih
>> Whe-en
>>
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>>
>>_____
>>
>> From: "Dani Permana" <adanipermana@gmail.com>
>>
>> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
>>
>> Date: Wed, 26 Jan 2011 21:54:31 +0700
>>
>> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
>>
>> ReplyTo: milis_iqra@googlegroups.com
>>
>> Subject: RE: [Milis_Iqra] Tentang Hadist "'Iyadl bin ghanim " - Tanggapan
>>
>>
>>
>> Baiklah kalau begitu, saya mencoba satu-satu dan sebenarnya jawaban ini
>> merupakan jawaban dari artikel-artikel yang telah berlalu jika M WN teliti
>> dan mau membaca secara teliti. Agar diskusi berkelanjutan perkenankanlah
>> saya bertanya ke M WN:
>>
>> 4.     Knapa hadist "Iyadl bin ghanim " tentang Cara menasehati penguasa
>> hanya ada dalam Musnad Ahmad, Ibnu 'Abi Ashim dalam As Sunnan, Ibnu 'Ady
>> dalam Al Kamil?
>>
>> 5.     Knapa Imam Bukhori, Imam Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Ibnu Majah,
>> Sunan An Nasa'I, Al Muwatha Imam Malik, Al Um Imam Asy Syafi'I, Sunan Ad
>> Darimi tidak ada?
>>
>> 6.     Jika memang hadist tersebut tidak dipermasalahkan kesahihannya,
>> mengapa seorang Imam Bukhori dan Imam Muslim tidak memasukan dalam kitab
>> Sahihnya?
>>
>> Mohon kiranya M WN juga bisa memberikan keterangan atas
>> pertanyaan-pertanyaa
>> diatas agara diskusi lebih berbobot dan ilmiah dan saya diharap jangan
>> bertanya balik ke saya…
>>
>>
>>
>> Tanggapan untuk ukhti Wheen…
>>
>>
>>
>> (Whe-en)
>> Kalau mas dani bukan ahli hadits kenapa cenderung memilih mendhoifkan,
>> dasarnya apa? Wong tidak bisa mentakhrij, ketika dikomparasi ya ga bisa
>> berpendapat, tapi memilih dan pilihannya menyalahi pilihan mas dani
>> sendiri
>>
>>
>>
>> [Dani] Saya hanya klarifikasi saja, bahwa saya bukan orang yang
>> mendho'ifkan
>> hadist tentang cara menasehati Penguasa, hendaklan M WN lebih teliti dalam
>> membaca
>>
>> **) Berikut alasan yang mendhoifkan karena sanadnya terputus:
>>
>> *    Hadits riwayat Imam Ahmad dari jalur Abu Mughirah, Shofwan, Syuraih
>> bin 'Ubaid telah terbukti kelemahannya, karena Syuraih tidak pernah
>> bertemu
>> dengan Hisyam bin Hakim (lebih-lebih lagi Iyadl bin Ghanm). Dengan
>> demikian,
>> hadits ini dihukumi sebagai hadits munqathi', sehingga gugur sebagai
>> hujjah.
>>
>> Adapun tentang Jubair bin Nufair yang dikatakan sebagai "wasithah antara
>> Syuraih bin 'Ubaid dengan Iyadl bin Ghanm dan Hisyam bin Hakim, sehingga
>> tampak seolah-olah telah menyambungkan "keterputusan antara Syuraih bin
>> 'Ubaid dengan Iyadl bin Ghanm dan Hisyam bin Hakim, ternyata Jubair bin
>> Nufair pun menuturkan hadits tersebut dengan ta'liq (menggugurkan perawi
>> atasnya). Jubair bin Nufair adalah seorang tabi'un yang terkemuka. Imam
>> Adz
>> Dzahabiy dalam Tadzkiratu al-Huffaadz berkata, ". Beliau (Jubair bin
>> Nufair)
>> adalah seorang ulama terkemuka, haditsnya ada dalam kitab-kitab hadits
>> seluruhnya, kecuali Shahih Bukhari, dan demikian itu karena kelemahannya
>> (layyin al-hadits). Namun, kadang-kadang ia melakukan tadlis dari
>> shahabat-shahabat besar". Atas dasar itu, hadits dari Jubair bin Nufair
>> pun
>> munqathi', dan tidak bisa menyelamatkan keterputusan antara Syuraih bin
>> 'Ubaid dengan 'Iyadl bin Ghanm dan Hisyam bin Hakim. Sebab, Jubair bin
>> Nufair sendiri tidak menyaksikan langsung kejadiannya atau mendengarnya
>> langsung dari orang yang meriwayatkan dari 'Iyad bin Ghanm dan Hisyam bin
>> Hakim. Atas dasar itu, hadits ini tetap tidak bisa selamat dari
>> keterputusan
>> (inqitha'). Dengan demikian, hadits itu harus dihukumi sebagai hadits
>> munqathi' dan tidak layak dijadikan sandaran hujjah.
>>
>> *    Hadits dari jalur Mohammad bin 'Ayyasy, maka Mohammad bin 'Ayyasy
>> adalah dla'ifu al-hadits (dla'if haditsnya). Di dalam Kitab Al-Jarh wa
>> al-Ta'diil, Abu Hatim berkata, "Dia tidak mendengar apapun dari bapaknya".
>> Al Hafidz Ibnu Hajar dalam At-Taqriib berkata, "Mereka mencela dirinya
>> karena ia menuturkan dari bapaknya tanpa pernah mendengarnya". Dalam
>> hadits
>> ini tidak boleh dinyatakan bahwa ia dengan sharih menuturkan dari bapaknya
>> (dengan lafadz haddatsanaa); sebab dia adalah dla'if, tidak tsiqqah".
>> *    Jalur dari Amru bin Ishaq bin Zibriiq haddatsana abii (H) haddatsana
>> 'Imarah bin Wutsaimah Al Mishri dan Abdurrahman bin Mu'awiyah Al 'Utabi
>> keduanya berkata: Haddatsana Ishaq bin Zibriiq, haddatsana 'Amru bin Al
>> Harits dari Abdullah bin Salim dari Az Zubaidi haddatsna Al Fadl bin
>> fadlalah mengembalikannya kepada 'Aidz mengembalikannya kepada Jubair bin
>> Nufair bahwa 'Iyadl bin Ghanam..dst.
>>
>> Ibnu Zibriiq adalah waah. Imam Adz Dzahabiy berkata, "Ibnu Zibriiq adalah
>> waah (lemah)". Ishaq adalah ayah dari Amru, dan tentang dia, Al Hafidz
>> berkata, "Shaduq yahammu katsiira (shaduq tapi banyak lemahnya), dan
>> Mohammad bin 'Aud menyebutkan bahwa dia itu berdusta". Abu Hatim juga
>> berkata tentang dia, "Syaikh la ba'sa bihi, hanya saja mereka mencelanya.
>> Saya mendengar Yahya bin Ma'in memujinya dengan baik". Dalam Tarikh Ibnu
>> 'Asaakir dan juga Tahdzibnya Ibnu Badran, disebutkan bahwa An Nasaaiy
>> berkata, "Ishaq tidak tsiqqah jika meriwayatkan dari 'Amru bin Harits".
>> Sedangkan hadits di atas Ishaq meriwayatkan dari 'Amru bin Harits!!!
>> Sedangkan Amru bin Harits, Ibnu Hibban dalam Tsiqahnya berkata, "Ia adalah
>> mustaqim al-hadits". Namun, Imam Adz Dzahabiy membantahnya dalam Al-Mizan,
>> "Tafarrada bi ar-riwayah 'anhu Ishaq bin Ibrahim bin Zibriiq dan maulanya,
>> yang namanya 'Ulwah, dan dia tidak tidak diketahui keadilannya". Dengan
>> demikian, yang meriwayatkan hadits dari dari Amru bin Harits hanyalah
>> Ishaq
>> dan maulanya Amru bin Harits yang majhul. Sedangkan Ishaq adalah waah
>> (lemah). Sedangkan Amru bin Ishaq bin Zibriiq al-Himshiy termasuk
>> syaikhnya
>> Imam Thabaraniy. Sayangnya tidak ada biografi atas dirinya, alias majhul.
>>
>> Dengan demikian hadits dari jalur ini jelas-jelas lemah dan banyak
>> 'illatnya, yakni; (1) majhulnya Amru bin Ishaq bin Zibriiq al-Himshiy,
>> syaikhnya Imam Thabaraniy, (2) dla'ifnya Ishaq bin Ibrahim bin Zibriiq
>> yang
>> sangat parah, (3) lemahnya (layyin) 'Amru bin Harits, (3) lemahnya
>> (layyin)
>> al-Fadlil bin Fudlalah, (4) keterputusan (inqitha') antara al-Fadlil
>> dengan
>> Ibnu 'Aidz, (5) terputusnya Ibnu 'Aidz dengan Jubair bin Nufair, (6)
>> terputusnya Jubair bin Nufair dengan semua orang yang meriwayatkan dari
>> 'Iyadl bin Ghanm dan Hisyam bin Hakim radliyallahu 'anhumaa. Dengan
>> demikian, jalur inipun gugur secara menyakinkan.
>>
>> Adapun komentar Imam Al-Haitsamiy dalam Majma' az Zawaid, "Rijaaluhu
>> tsiqat
>> wa isnaduhu muttashil", maka harus dinyatakan bahwa komentar beliau ini
>> tidak tepat dikarenakan alasan-alasan di atas.
>>
>> *    Permasalahan yang sebenarnya hendak dibuktikan adalah sanad dari
>> Syuraih bin 'Ubaid atau Jubair bin Nufair ra. Dan telah dijelaskan bahwa
>> Syuraih bin 'Ubaid atau Jubair bin Nufair meriwayatkan dengan ta'liq
>> (menggugurkan perawi atasnya). Tidak ada satupun lafadz yang menunjukkan
>> kehadiran keduanya dalam kisah itu, atau mendengar diskusi antara Hisyam
>> bin
>> Hakim dan 'Iyadl bin Ghanm; atau mendengar langsung dari orang yang
>> menyaksikan atau mendengar dari Hisyam bin Hakim dan 'Iyadl bin Ghanm.
>> Oleh
>> karena itu, riwayat tersebut dihukumi munqathi' (terputus).
>>
>> Semua riwayat dari Jubair bin Nufair dan Syuraih bin 'Ubaid diketahui
>> mursal
>> dari qudama` ash-shahahat (shahabat-shahabat terkemuka), bahkan Syuraih
>> meriwayatkan hadits secara mursal dari seluruh shahabat. Atas dasar itu,
>> semua riwayat yang berasal darinya dihukumi inqitha' (terputus).
>>
>> Adapun riwayat mu'an'anah dari 'Iyadl bin Ghanm, maka sudah dimaklumi
>> bahwa
>> 'Iyadl bin Ghanm meninggal tahun 20 H pada masa kekhilafahan Umar bin
>> Khaththab ra, dan Jubair bin Nufair tidak pernah mendengar dari 'Iyadl bin
>> Ghanm, sebagaimana disebutkan dalam biografinya di Kitab Tahdziib
>> al-Kamaal
>> karya Al-Maziy, dan at-Tadzkirah karya Husainiy. Selain itu, Jubair bin
>> Nufair juga dikenal meriwayatkan secara mursal dari shahabat-shahabat
>> besar.
>> Dengan demikian, riwayat ini juga terputus (inqitha').
>>
>> Selain itu, ada cacat lain dari hadits tersebut dari sisi matan.
>> Hadits-hadits lain justru menyakinkan kepada kita bahwa Hisyam bin Hakim
>> tetap mengoreksi 'Iyadl bin Ghanm dengan terang-terangan ketika berada di
>> Himsh. Imam Thabaraniy meriwayatkan sebuah hadits dari 'Urwah bin
>> az-Zubair
>> bahwasanya Hisyam bin Hakim mendapati 'Iyadl bin Ghanm , pada saat itu ia
>> berada di Himsh, menjemur manusia dari al-Nabth di bawah terik matahari,
>> dalam masalah  jizyah. Hisyam bin Hakim berkata, "Apa ini wahai 'Iyadl bin
>> Ghanm! Saya mendengar Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Allah akan menyiksa
>> orang-orang yang menyiksa manusia di dunia". Hadits ini adalah hasan
>> lidzatihi dikarenakan dikarenakan banyaknya hadits-hadits mutabi'ahnya.
>> Selain itu, riwayat-riwayat lain juga menunjukkan bahwa Hisyam bin Hakim
>> juga mengoreksi dengan terang-terangan, sebagaimana ia mengingkari
>> penguasa
>> Himsh yang tidak disebutkan namanya, atau terhadap ;Umair bin Sa'ad pada
>> saat ia berada di Palestina atau di Himsh. Peristiwa ini terjadi setelah
>> terjadinya diskusi antara dirinya dengan 'Iyadl bin Ghanm pada saat
>> penaklukkan Dariya., Ini bisa diketahui dari kronologi sejarah penaklukkan
>> jazirah Syam. Seandainya peristiwa diskusi antara Hisyam bin Hakim dengan
>> Iyadl bin Ghanm tentang "koreksi sembunyi-sembunyi" merupakan hukum asal
>> mengapa shahabat jalil Hisyam bin Hakim tetap mengoreksi penguasa dengan
>> terang-terangan!?
>>
>> Walhasil, hadits-hadits itu seluruhnya gugur baik karena perawinya yang
>> lemah (Mohammad bin 'Iyasy), maupun terputusnya Jubair bin Nufair dengan
>> 'Iyadl bin Ghanm dan Hisyam bin Hakim. Lih :
>> http://mtaufiknt.wordpress.com/2010/05/06/cara-menasehati-penguasa/
>>
>>
>>
>> (Whe-en)
>> Jawab saja mas dan siapa juga yang sudah mentakhrijnya. Jangan bermain
>> dengan kata2 terus
>>
>>
>>
>> [Dani] Sekali lagi kalau M WN ini teliti terhadap artikel yang telah
>> disampaikan maka tidak akan ada kata-kata "Jangan bermain dengan kata2
>> terus"
>>
>>
>>
>> Hadist tentang menasehati Penguasa detailnya seperti berikut…
>>
>>
>>
>> "Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Mughiroh] telah menceritakan
>> kepada
>> kami [Shafwan] telah menceritakan kepadaku [Syuraih bin 'Ubaid Al
>> Hadlromi]
>> dan yang lainnya berkata; ['Iyadl bin Ghonim] mencambuk orang Dariya
>> ketika
>> ditaklukkan. [Hisyam bin Hakim] meninggikan suaranya kepadanya untuk
>> menegur
>> sehingga 'Iyadl marah. ('Iyadl Radliyallahu'anhu) tinggal beberapa hari,
>> lalu Hisyam bin Hakim mendatanginya, memberikan alasan. Hisyam berkata
>> kepada 'Iyadl, tidakkah kau mendengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam
>> bersabda: " Orang yang paling keras siksaannya adalah orang-orang yang
>> paling keras menyiksa manusia di dunia?." 'Iyadl bin ghanim berkata; Wahai
>> Hisyam bin Hakim, kami pernah mendengar apa yang kau dengar dan kami juga
>> melihat apa yang kau lihat, namun tidakkah kau mendengar Rasulullah
>> Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang hendak menasehati
>> penguasa dengan suatu perkara, maka jangan dilakukan dengan
>> terang-terangan,
>> tapi gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika diterima memang
>> begitu, jika tidak maka dia telah melaksakan kewajibannya", kamu Wahai
>> Hisyam, kamu sungguh orang yang berani, jika kamu berani kepada penguasa
>> Allah, kenapa kamu tidak takut dibunuh penguasa dan kau menjadi korban
>> penguasa Allah subhanahu wata'ala?."
>>
>>
>>
>> Hadist ini di takhrij/dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya No.
>> 14792
>>
>>
>>
>> Sebagi bukti saja bahwa hadist ini pun dipermasalahkan pada masa sebelum
>> Syaikh Al bany rahimahullah mensahihkannya, sebagaimana berikut /Dan
>> Perhatikan Lafazh-lafzh mana yang sahih, mana yang sahih lighoiri, hasan
>> lighoiri, dan mana-mana saja perwawi yang accepatable, serta mana
>> lafazh-lafazh yang dipandang sahih.
>>
>> Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi 'Aashim dalam As-Sunnah no. 1096 dari
>> jalan
>> Baqiyyah bin Al-Waliid dan Ibnu 'Adiy dalam Al-Kaamil 4/1393 dari jalan
>> Shadaqah bin 'Abdillah Ad-Dimasyqiy; keduanya dari Shafwaan bin 'Amru, …
>>
>> Keterangan ringkas perawi yang meriwayatkan hadits di atas :
>>
>> 1.    'Iyaadl bin Ghanm; ia adalah Ibnu Zuhair bin Abi Syaddaad bin
>> Rabii'ah
>> Al-Fihriy, seorang shahabat mulia yang ikut menyaksikan perjanjian
>> Hudaibiyyah. Wafat pada tahun 20 H di Syaam [lihat Tajriid
>> Asmaaush-Shahabah
>> 1/431 no. 4669, Usudul-Ghaabah 4/315-317 no. 4161, dan Al-Ishaabah 5/50-51
>> no. 6135].
>>
>>
>>
>> 2.    Hisyaam bin Hakiim; ia adalah Ibnu Hizaam bin Khuwailid bin Asad
>> Al-Qurasyiy Al-Asadiy, seorang shahabat mulia yang sangat bersemangat
>> dalam
>> amar ma'ruf nahi munkar. Beliau masuk Islam pada saat Fathu Makkah
>> [Tajriidu
>> Asmaaish-Shahaabah 2/120 no. 1362, Tahdziibul-Kamaal, 30/194-198 no. 6573,
>> dan Al-Ishaabah 6/285 no. 8964].
>>
>>
>>
>> 3.    Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadlramiy. Al-'Ijliy berkata : "Seorang
>> tabi'iy
>> dari Syaam yang tsiqah". Duhaim berkata : "Tsiqah". An-Nasaa'iy berkata :
>> "Tsiqah" [Tahdziibul-Kamaal, 12/446-448 no. 2726]. Ibnu Hajar berkata :
>> "Tsiqah, akan tetapi banyak memursalkan hadits. Wafat setelah tahun 100 H"
>> [Taqriibut-Tahdziib – bersama At-Tahriir 2/111 no. 2775].
>>
>>
>>
>> 4.    Shafwaan; ia adalah Ibnu 'Amru bin Harim As-Saksakiy, Abu 'Amr
>> Al-Himshiy. Ahmad bin Hanbal berkata : "Tidak mengapa dengannya". Abu
>> Haatim
>> mengatakan bahwa Yahyaa bin Ma'iin memujinya. 'Amru bin 'Aliy berkata :
>> "Tsabt dalam hadits". Al-'Ijliy, Duhaim, Abu Haatim, An-Nasaa'iy,
>> Ibnul-Mubaarak, dan yang lainnya mentsiqahkannya. [lihat :
>> Tahdziibut-Tahdziib, 13/201-207 no. 2888]. Ibnu Hajar berkata : "Tsiqah"
>> [Taqriibut-Tahdziib – bersama At-Tahriir 2/142 no. 2938].
>>
>>
>>
>> 5.    Abul-Mughiirah; ia adalah 'Abdul-Qudduus bin Al-Hajjaaj
>> Al-Khaulaaniy,
>> Abul-Mughiirah Asy-Syaamiy Al-Himshiy. Ia seorang perawi tsiqah yang
>> dipakai
>> oleh Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya [Al-Mughniy fii Ma'rifati
>> Rijaal Ash-Shahiihain hal. 158 no. 1347].
>>
>> Sanad hadits ini adalah lemah, karena keterputusan antara Syuraih dengan
>> 'Iyaadl dan Hisyaam.
>>
>> Akan tetapi lafadh : "'Orang yang paling keras siksaannya adalah
>> orang-orang
>> yang paling keras menyiksa manusia di dunia' adalah shahih. Al-Imam Ahmad
>> membawakan hadits dari jalan lain sebagai berikut :
>>
>> حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ
>> أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ هِشَامَ بْنَ حَكِيمِ بْنِ
>> حِزَامٍ وَجَدَ عِيَاضَ بْنَ غَنْمٍ وَهُوَ عَلَى حِمْصَ يُشَمِّسُ نَاسًا
>> مِنْ
>> النَّبَطِ فِي أَدَاءِ الْجِزْيَةِ فَقَالَ لَهُ هِشَامٌ مَا هَذَا يَا
>> عِيَاضُ
>> إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
>> إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يُعَذِّبُ الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ
>> النَّاسَ
>> فِي الدُّنْيَا
>>
>> Telah menceritakan kepada kami Abul-Yamaan : Telah menceritakan kepada
>> kami
>> Syu'aib, dari Az-Zuhriy : Telah mengkhabarkan kepadaku 'Urwah bin
>> Az-Zubair
>> : Bahwasannya Hisyaam bin Hakiim bin Hizaam mendapatkan 'Iyaadl bin Ghanm
>> di
>> Himsh menjemur rakyat jelata dalam masalah pembayaran jizyah. Lalu Hisyaam
>> berkata kepadanya : "Wahai 'Iyaadl, sesungguhnya aku telah mendengar
>> Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : 'Allah tabaaraka wa
>> ta'ala menyiksa orang yang menyiksa manusia di dunia' [Al-Musnad, 3/404].
>>
>> Sanad hadits ini shahih sesuai dengan persyaratan Muslim.
>>
>> Al-Imam Muslim juga membawakan hadits semakna sebagai berikut :
>>
>> حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ
>> عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ هِشَامِ بْنِ حَكِيمِ بْنِ
>> حِزَامٍ قَالَ مَرَّ بِالشَّامِ عَلَى أُنَاسٍ وَقَدْ أُقِيمُوا فِي
>> الشَّمْسِ
>> وَصُبَّ عَلَى رُءُوسِهِمْ الزَّيْتُ فَقَالَ مَا هَذَا قِيلَ يُعَذَّبُونَ
>> فِي
>> الْخَرَاجِ فَقَالَ أَمَا إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
>> عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُعَذِّبُ الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ
>> فِي الدُّنْيَا
>>
>> Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah
>> menceritakan
>> kepada kami Hafsh bin Ghiyaats, dari Hisyaam bin 'Urwah, dari ayahnya,
>> dari
>> Hisyaam bin Hakiim  bin Hizaam, ia berkata : Aku pernah melewati beberapa
>> orang di Syam yang dijemur di bawah terik matahari sedangkan kepala mereka
>> dituangi minyak. Kemudian Hisyam bertanya : "Mengapa mereka ini dihukum
>> ?".
>> Dikatakan : "Mereka disiksa karena masalah pajak (kharaj)". Hisyaam
>> berkata
>> : "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
>> sallam bersabda : 'Sesungguhnya Allah akan menyiksa orang-orang yang
>> menyiksa orang lain di dunia" [Shahih Muslim no. 2613].
>>
>> Sedangkan lafadh hadits : 'Barangsiapa yang hendak menasehati penguasa
>> dalam
>> suatu perkara, maka jangan dilakukan dengan terang-terangan. Akan tetapi
>> gandenglah tangannya dan menyepilah berdua. Jika diterima, memang itulah
>> yang diharapkan; namun jika tidak, maka orang tersebut telah melaksakan
>> kewajibannya' ; maka ia mempunyai beberapa penguat sebagai berikut :
>>
>>  1.    Al-Imam Ibnu Abi 'Aashim dalam As-Sunnah (no. 1097) berkata :
>>
>> حدثنا محمد بن عوف حدثنا محمد بن اسماعيل ثنا أبي عن ضمضم بن زرعة عن شريح بن
>> عبيد قال قال جبير بن نفير قال قال عياض بن غنم لهشام بن حكيم أو لم تسمع
>> رسول
>> الله صلى الله عليه وسلم يقول : .....(الحديث)....
>>
>> Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Auf : Telah menceritakan
>> kepada
>> kami Muhammad bin Ismaa'iil : Telah menceritakan ayahku, dari Dlamdlam bin
>> Zur'ah, dari Syuraih bin 'Ubaid, ia berkata : Telah berkata Jubair bin
>> Nufair, ia berkata : Telah berkata 'Iyaadl bin Ghanm kepada Hisyaam bin
>> Hakiim : "Tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi
>> wa sallam bersabda : '….(al-hadits)….".
>>
>> Muhammad bin 'Auf adalah seorang tsiqah lagi haafidh. Muhammad bin
>> Ismaa'iil
>> bin 'Ayyaasy, ia seorang perawi yang lemah. Abu Haatim mengkritiknya bahwa
>> ia tidak pernah mendengar riwayat dari ayahnya. Sedangkan ayahnya
>> (Ismaa'iil
>> bin 'Ayyaasy) adalah perawi tsiqah dan haditsnya shahih jika ia
>> meriwayatkan
>> dari orang-orang Syaam atau penduduk negerinya. Jika ia meriwayatkan dari
>> selain itu, maka dla'iif. Di sini, ia meriwayatkan hadits dari Dlamdlam
>> bin
>> Zur'ah, satu negeri dengan Ismaa'iil. Dlamdlam bin Zur'ah adalah perawi
>> yang
>> di-tautsiq Ibnu Ma'iin, Ahmad bin Muhammad bin 'Iisaa, Ibnu Hibbaan, dan
>> Ibnu Numair. Namun Abu Haatim mendla'ifkannya. Perkataan yang benar, ia
>> adalah perawi tsiqah. Adapun jarh Abu Haatim adalah jenis jarh mubham
>> (tidak
>> dijelaskan sebabnya), sehingga tidak diterima jika telah tetap
>> pen-tautsiq-annya. Syuraih bin 'Ubaid Al-Hadlramiy, ia adalah perawi
>> tsiqah
>> – namun disifati banyak memursalkan hadits. Jubair bin Nufair, ia perawi
>> tsiqah lagi jaliil. Dikatakan, ia mendapati masa kepemerintahan Al-Waliid
>> bin 'Abdil-Malik (86 H). Antara Syuraih dan Jubair adalah semasa
>> (mu'asharah), sehingga riwayat Syuraih ini dihukumi bersambung.
>>
>> Kesimpulannya, riwayat ini lemah dari faktor Muhammad bin Ismaa'iil bin
>> 'Ayyaasy.
>>
>> Muhammad bin Ismaa'iil mempunyai mutaba'ah dari 'Abdul-Wahhaab bin
>> Adl-Dlahhaak; sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam
>> Ma'rifatush-Shahaabah hal. 2162 no. 5425 dari Muhammad bin 'Aliy : Telah
>> menceritakan kepada kami Al-Husain bin Muhammad bin Hammaad : Telah
>> menceritakan kepada kami 'Abdul-Wahhaab bin Adl-Dlahhaak : Telah
>> menceritakan kepada kami Ismaa'iil bin 'Ayyaasy, selanjutnya seperti sanad
>> di atas.
>>
>> Namun sayangnya 'Abdul-Wahhaab bin Adl-Dlahhaak adalah perawi matruuk
>> [At-Taqriib – bersama At-Tahriir 2/397 no. 4257].
>>
>> 2.    Al-Imam Ibnu Abi 'Aashim dalam As-Sunnah (1098) berkata :
>>
>> حدثنا محمد بن عوف ثنا عبد الحميد بن إبراهيم عن عبدالله بن سالم عن الزبيدي
>> عن
>> الفضيل بن فضالة يرده إلى ابن عائذ برده ابن عائذ إلى جبير بن نفير عن عياض
>> بن
>> غنم قال لهشام بن حكيم : ...........(الحديث).....
>>
>> Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Auf : Telah menceritakan
>> kepada
>> kami 'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim, dari 'Abdullah bin Saalim, dari
>> Az-Zubaidiy, dari Al-Fudlail bin Fadlaalah, ia mengembalikannya kepada
>> Ibnu
>> 'Aaidz, dan Ibnu 'Aaidz mengembalikannya kepada Jubair bin Nufair, dari
>> 'Iyaadl bin Ghanm, ia berkata kepada Hisyaam bin Al-Hakiim :
>> "…..(al-hadits)….".
>>
>> 'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim adalah perawi lemah. Hapalannya tercampur
>> setelah kitab-kitabnya hilang. 'Abdullah bin Saalim Al-Asy'ariy, ia
>> seorang
>> perawi yang tsiqah. Az-Zubaidiy, ia adalah Muhammad bin Al-Waliid
>> Az-Zubaidiy; seorang perawi tsiqah. Ibnu 'Aaidz, ia adalah 'Abdurrahmaan
>> bin
>> 'Aaidz Al-Azdiy; seorang perawi tsiqah.
>>
>> Kesimpulannya, riwayat ini lemah dari faktor 'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim.
>>
>> 'Abdul-Hamiid bin Ibraahiim mempunyai mutaba'ah dari 'Amru bin Al-Haarits
>> Al-Himshiy. Diriwayatkan pula oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir 17/367
>> no. 1007, Al-Haakim 3/290, dan Al-Bukhaariy dalam At-Taariikh Al-Kabiir
>> 7/18-19 dari jalan Ishaaq bin Ibraahiim bin Zibriiq, dari 'Amru bin
>> Al-Haarits Al-Himshiy, dari 'Abdullah bin Saalim, selanjutnya seperti
>> sanad
>> di atas.
>>
>> Mengenai Ishaaq bin Ibraahiim bin Zibriiq, Abu Haatim berkata : "Syaikh".
>> Ibnu Ma'iin memujinya dengan berkata : "Tidak mengapa dengannya (laa ba'sa
>> bihi)" [Al-Jarh wat-Ta'diil 2/209 no. 711]. An-Nasaa'iy – sebagaimana
>> dinukil Al-Mizziy – mengatakan : "Tidak tsiqah". Namun dalam riwayat Ibnu
>> 'Asaakir sebagaimana yang dibawakan oleh Ibnu Badraan dalam At-Tahdziib
>> (2/407), An-Nasaa'iy berkata : "Tidak tsiqah, jika ia meriwayatkan dari
>> 'Amru bin Al-Haarits". Jadi ketidaktsiqahan ini di-taqyid dalam
>> periwayatan
>> dari 'Amru. Muhammad bin 'Auf memutlakkan kedustaan terhadapnya. Abu Dawud
>> mengikuti Muhammad bin 'Auf dengan perkataannya : "Tidak ada apa-apanya".
>> Namun perkataan keduanya ini perlu ditinjau kembali, sebab Al-Bukhaariy
>> (dalam Shahih-nya dengan periwayatan mu'allaq), Abu Haatim, Al-Fasaawiy,
>> dan
>> yang lainnya membawakan riwayatnya dimana tidak ada keraguan bahwa mereka
>> tidaklah meriwayatkan dari para pendusta yang dikenal kedustaaannya.
>> Al-Haakim (Al-Mustadrak 3/290) dan Ibnu Hibbaan (Ats-Tsiqaat 8/113)
>> men-tautsiq-nya.
>>
>> Perkataan yang benar di sini adalah bahwa Ishaaq bin Ibraahiim bin Zibriiq
>> adalah shaduuq; riwayatnya lemah jika berasal dari 'Amr bin Al-Haarits.
>>
>>
>>
>> Adapun 'Amr bin Al-Haarits; Ibnu Hibbaan berkata : "Mustaqiimul-hadiits"
>> [Ats-Tsiqaat, 8/480]. Jika Ibnu Hibbaan telah men-jazm-kan satu
>> penta'dilan
>> dalam Ats-Tsiqaat, maka ta'dil tersebut diakui. Adz-Dzahabiy
>> mentsiqahkannya
>> (Al-Kaasyif 2/73 no. 4136), sedangkan Ibnu Hajar mengatakan : "Maqbuul"
>> [At-Taqriib – bersama At-Tahriir 3/89 no. 5001].
>>
>>
>>
>> Demikian untuk saat ini.
>>
>>
>>
>> Regards,
>> Dani Permana
>>
>> " Always desire to learn something useful."
>>
>>
>>
>> From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On
>> Behalf Of whe.en9999@gmail.com
>> Sent: Wednesday, January 26, 2011 8:49 PM
>> To: milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: Re: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin
>> Gaduh
>>
>>
>>
>> Maaf mas Dani,
>> Jangan jadikan ini debat kusir, jangan jadikan hadits sebagai mainan yang
>> tidak jelas pembahasannya.  mas dani yang saya kenal dulu adalah orang
>> yang
>> paling fokus dalam berdiskusi.
>>
>> Entah kenapa sekarang begini.  Berkali2 saya bertanya ada apa sebenarnya.
>>
>> Jika memang mas dani ingin mengakhiri diskusi karena tidak dapat menjawab
>> pertanyaan2 saya, silahkan mengemukakan dengan jelas, tidak perlu
>> berputar2,
>> karena ini forum umum.
>>
>> Terimakasih
>> Whe-en
>>
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>>
>> -----Original Message-----
>> From: Dani Permana <adanipermana@gmail.com>
>> Sender: milis_iqra@googlegroups.com
>> Date: Wed, 26 Jan 2011 20:17:04
>> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
>> Reply-To: milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: RE: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin
>> Gaduh
>>
>> (Whe-en)
>> Kalau mas dani bukan ahli hadits kenapa cenderung memilih mendhoifkan,
>> dasarnya apa? Wong tidak bisa mentakhrij, ketika dikomparasi ya ga bisa
>> berpendapat, tapi memilih dan pilihannya menyalahi pilihan mas dani
>> sendiri.
>>
>> (Dani) yang mendho'ifkan siapa mbak? Mohon klarifikasinya?
>>
>>  (Whe-en)
>> Jawab saja mas dan siapa juga yang sudah mentakhrijnya. Jangan bermain
>> dengan kata2 terus
>>
>> (Dani) silahkan refer ke artikel yang saya kirim.... Disitu sudah jelas
>>
>> Dani Permana
>> Sent from my Windows Mobile® phone.
>>
>> -----Original Message-----
>> From: whe.en9999@gmail.com
>> Sent: Wednesday, January 26, 2011 5:18 PM
>> To: milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: Re: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin
>> Gaduh
>>
>> [Dani Permana] loh kalau saya bukan ahli haidst masa di bilang bermain
>> kata-kata….. hahahahah masa saya mengaku-ngaku Neh saya ahli hadist….
>>
>> (Whe-en)
>> Kalau mas dani bukan ahli hadits kenapa cenderung memilih mendhoifkan,
>> dasarnya apa? Wong tidak bisa mentakhrij, ketika dikomparasi ya ga bisa
>> berpendapat, tapi memilih dan pilihannya menyalahi pilihan mas dani
>> sendiri.
>>
>> Kalau mas dani mendhoifkan dan sudah tahu lama kenapa memakai hadits dhoif
>> sebagai dalil?
>>
>> [Dani Permana] Disitulah kekurang telitian M WN dalam membaca sebuah
>> artikel… silahkan refer kembali… alasan-alasan orang yang menlemahkan
>> hadist
>> tersebut
>>
>> (Whe-en)
>> Jawab saja mas dan siapa juga yang sudah mentakhrijnya. Jangan bermain
>> dengan kata2 terus
>>
>> Terimakasih
>> Whe-en
>>
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>> From:  "Dani Permana" <adanipermana@gmail.com>
>> Sender:  milis_iqra@googlegroups.com
>> Date: Wed, 26 Jan 2011 17:09:57 +0700
>> To: <milis_iqra@googlegroups.com>
>> ReplyTo:  milis_iqra@googlegroups.com
>> Subject: RE: [Milis_Iqra] Sahal Mahfudz: Kritik Boleh, Tapi Jangan Bikin
>> Gaduh
>>
>>
>> From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On
>> Behalf Of whe.en9999@gmail.com
>>
>> [Dani Permana] Saya bukanlah ahli hadist/muhadist jadi jangan
>> mempertanyakan
>> sesuatu yang bukan pada ahlinya.
>>
>> (Whe-en)
>> Jangan bermain dengan kata kata terus mas Dani.
>> Fokuslah karena ini diskusi
>>
>> [Dani Permana] loh kalau saya bukan ahli haidst masa di bilang bermain
>> kata-kata….. hahahahah masa saya mengaku-ngaku Neh saya ahli hadist….
>>
>>
>> Bukankah kemarin mas dani sendiri yang minta saya yang memulai memposting
>> dari jalur mana syaikh Albani menshohihkan, lalu kita bahas, mas Dani
>> sudah
>> memposting dhoifnya hadits ini dan mas dani sudah tahu lama, koq sekarang
>> bilang tidak tahu.
>>
>> [Dani Permana] Saya Quote pernytaan M WN "saya sendiri tidak mampu
>> mentakhrij-nya, jadi silahkan jika memang mau menerangkan kepada saya,
>> lebih
>> kuat mana yang mentakhrij dhoif atau shahih,"
>>
>> Melihat jenis pertanyaannya "lebih kuat mana yang mentakhrij dhoif atau
>> shahih,"… itu yang saya tidak saya jawab dan saya bukan seorang muhadist….
>>
>> Ada apa sebenarnya.
>>
>> [Dani Permana] Tidak ada apa-apa…
>>
>>
>> [Dani Permana]  Saya mengerti jika M WN berpikiran demikian karena 3
>> artikel
>> yang telah saya kirim berbeda dengan apa yang selama ini M WN pahami
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>>
>>_____
>>
>> No virus found in this message.
>> Checked by AVG - www.avg.com
>> Version: 10.0.1191 / Virus Database: 1435/3402 - Release Date: 01/25/11
>>
>>_____
>>
>> No virus found in this message.
>> Checked by AVG - www.avg.com
>> Version: 10.0.1191 / Virus Database: 1435/3402 - Release Date: 01/25/11
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>> Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>> Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>> Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-
>> =-=-
>>
>> --
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
>> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>>
>> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
>> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>>
>> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
>> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
>
> --
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
> Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
> dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
>
> Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
> berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
>
> Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
>   Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
>   Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
>      Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
> -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
 Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
 Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
    Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



--
~~~~~
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment