Wednesday, March 30, 2011

[Milis_Iqra] Setahun dengan Seminar Tentang Wanita

Just  note : Bandingkan dengan sikap Ketua Periodik OKI (Presiden Kazakistan, Nursultan Nazarbayev) yang melarang Pemakaian Jilbab disekolah karena dianggap melanggar UU negaranya .... ! Miris !


Setahun dengan Seminar Tentang Wanita

Setelah kemenangan revolusi Islam, Iran merupakan salah satu negara yang menaruh perhatian serius pada masalah kaum perempuan. Partisipasi kaum hawa di berbagai bidang di Iran berarti bahwa negara sangat menghargai keterlibatan perempuan secara aktif dalam kegiatan politik dan sosial selain juga peran kuncinya dalam pendidikan di lingkungan keluarga. Seiring dengan tibanya tahun baru hijriyah syamsiyah yang diwarnai dengan kedatangan musim semi saat alam menunjukkan kembali geliat kehidupan ada baiknya kita merunut ulang peristiwa apa saja yang terjadi di tahun lalu terkait dengan perempuan dan keluarga di Iran.
Tahun 1389 HS yang baru saja kita lewati diwarnai dengan serangkaian seminar dan konferensi penting bertaraf internasional yang mengangkat tema wanita dan keluarga. Sebagai negara yang menaruh perhatian besar pada nasib kalangan wanita, Republik Islam Iran mengesahkan undang-undang terkait kalangan yang memiliki peran dalam kehidupan masyarakat ini.

Seminar 'Cendekia Muslimah' adalah salah satu konferensi bertaraf internasional yang digelar tahun lalu di Tehran tepatnya pada bulan Maret 2010. Seminar ini mengangkat tema 'Perempuan, Keluarga, Spiritualitas, Moral dan Media' dengan dihadiri oleh 65 muslimah cendekia dari 37 negara. Dalam seminar itu ditekankan bahwa media memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk budaya dan memperkokoh tatanan keluarga. Media massa juga disebut sebagai sarana yang berfungsi sebagai pengokoh keamanan sosial, penunjang pendidikan anak dan perekat hubungan harmonis antara suami dan istri. Pada deklarasi akhir seminar ini, para cendekia muslimah mendesak PBB untuk ikut menjaga kehormatan keyakinan dan kesucian agama, norma, dan etika kemanusiaan serta mencegah praktik eksploitasi wanita dan anak-anak di media. Deklarasi juga mengusulkan pembentukan media dunia untuk kaum muslimah cendekia.

Hari ini, kaum wanita memainkan peran besar untuk memajukan perekonomian di berbagai negara. Seminar ketiga 'Para Menteri Wanita Organisasi Konferensi Islam (OKI) 19 Desember 2010 lalu diselenggarakan di Tehran untuk mengapresiasi peran kaum wanita di negara-negara Islam. Pertemuan ini dihadiri oleh 43 delegasi dari negara-negara anggota OKI termasuk 20 menteri perempuan. 'Perempuan, Keluarga dan Ekonomi' adalah tema yang diangkat dalam konferensi ini. Salah satu topik bahasan yang disorot adalah peningkatan peran muslimah di masyarakat dan perbaikan pola konsumsi. Selain itu dibahas pula perkembangan ekonomi dan politik yang melibatkan kaum perempuan di negara-negara Islam. Di bahas pula solusi untuk mengurangi dampak buruk yang dihadapi muslimah di Palestina, Pakistan, Irak dan negara-negara muslim lainnya. Dalam konferensi ini, prakarsa Republik Islam Iran tentang pembentukan komite HAM Islam untuk kaum perempuan disetujui oleh para hadirin.

Dalam sidang-sidang soal perempuan di tingkat dunia, Iran hadir secara aktif dengan mengirimkan delegasinya. Mei tahun lalu, Iran mengirimkan delegasi pada sidang ke-55 komisi kedudukan perempuan di New York. Fatemeh Ajorlou, anggota parlemen Republik Islam Iran yang menjadi delegasi Iran pada pertemuan itu menjelaskan persepsi Iran terkait kaum Hawa dan mengatakan, "Di Republik Islam Iran hari ini olimpiade dan festival sains dan teknologi didominasi oleh siswi dan mahasiswi. Pemerintah Iran juga telah menunjukkan kepedulian yang besar terkait pembentukan dan pengembangan lembaga-lembaga dan pusat-pusat keilmuan kaum hawa dengan tujuan untuk menarik minat para aktivis keilmuan."

Di bulan yang sama, Iran menggelar seminar bertaraf internasional 'Gadis-Gadis Mentari' yang mengangkat tema jilbab dan moral. Seminar dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Azerbaijan, dan Kosovo. Seminar ini digelar untuk mengenalkan budaya hijab dan moral di Iran sebagai fenomena yang bisa diteladani oleh umat Islam di negara-negara lain bahkan masyarakat non-Muslim. Zahra Gonzales, warga Amerika yang belum lama masuk Islam dan memilih madzhab Ahlul Bait mengapresiasi langkah Iran dalam menggelar seminar ini seraya berharap wanita di Iran akan selalu menjaga hijab mereka agar tetap menjadi teladan bagi kaum perempuan di dunia.

Di Iran, kaum perempuan mendapatkan kebebasan untuk beraktivitas di berbagai bidang. Di bidang olahraga, perempuan Iran tidak memandang hijab sebagai penghalang bagi aktivitas mereka. Buktinya mereka tetap bisa berprestasi dan memperoleh berbagai penghargaan dan medali di tingkat dunia. Dalam kejuaran Asian Games di Guangzhou Cina, Khadijeh Azadpour yang berhasil meraih medali emas pertama untuk kontingen Iran mengatakan, "Banyak orang yang keheranan menyaksikan perempuan berjilbab yang relatif membatasinya bisa berlomba dengan baik dan mengalahkan lawan-lawannya dari Taiwan, Vietnam, Filipina, Korea Selatan dan India."

Di sektor perdagangan, perempuan Iran terlibat secara aktif. Bulan Agustus tahun lalu, di Tehran digelar seminar internasional dengan tema 'Perempuan dan Perdagangan' yang dihadiri oleh delegasi perempuan dari berbagai negara seperti Afghanistan, Tajikistan, Cina dan Cheko yang terlibat dalam aktivitas perdagangan. Tujuan dari penyelenggaraan seminar ini adalah untuk melindungi unit-unit perdagangan kecil dan menengah yang dipimpin atau dimiliki oleh perempuan, serta meningkatkan kemampuan dan kapasitas perempuan untuk merambah pasar dalam dan luar negeri. Ketua Kamar Dagang Iran, Mohammad Nahavandian mengatakan, "Secara rutin kita menyaksikan masuknya kaum perempuan ke sektor industri, transportasi, manajemen, pertanian, dan ekspor impor."

Tahun lalu, Lembaga Yudikatif Iran mengajukan draf undang-undang ke parlemen tentang perlindungan keluarga. Laleh Eftekhari, anggota parlemen Iran mengatakan, "Draf perlindungan keluarga adalah draf yang ideal dan bisa menghapuskan kontradiksi. Dengan draf ini kekurangan dan kekosongan pada undang-undang akan teratasi dengan baik." Dalam pandangan Islam, suami, ayah atau saudara laki-laki dan kakek ketika suami dan ayah tidak ada, memikul beban kehidupan perempuan. Perempuan tidak mempunyai kewajiban sama sekali untuk membiayai kebutuhan hidupnya sendiri. Ketika ayah, suami, saudara atau kakek tidak mampu membiayai kebutuhan hidup seorang perempuan maka pemerintahlah yang harus memikul beban itu. Meski demikian, pemberian nafkah ini tidak bertentangan sama sekali dengan hak perempuan untuk memiliki harta dan mengembangkan karir.

Di Iran setiap tahunnya diperingati hari Perempuan dan hari Ibu yang jatuh pada tanggal 20 Jumada Thaniyah, hari kelahiran Fatimah Azzahra (as), putri Nabi Muhammad Saw. Penghormatan warga Iran kepada kedudukan ibu dan perempuan di hari ini semakin terasa. Tahun lalu pada peringatan hari Perempuan di Iran diluncurkan perangko khusus Siti Fatimah Azzahra (as). Selain itu diresmikan pula situs sosial non pemerintah yang khusus mengangkat masalah perempuan. Pada hari yang sama, Presiden Ahmadinejad memberikan hadiah dan penghargaan kepada 50 perempuan terpilih yang berprestasi di bidang budaya, ilmu, seni, dan teknologi.

Seminar lainnya adalah seminar yang digelar untuk menghormati hari Keluarga. Ketua Lembaga Urusan Perempuan dan Keluarga yang berada di bawah kantor kepresidenan, Maryam Mojtahed Zadeh mengatakan, pelajaran yang bisa kita petik dari banyak ayat suci al-Qur'an, sirah nabi dan Ahlul bait adalah persatuan di antara seluruh anggota keluarga dengan mengesampingkan kekuasaan kaum pria, wanita atau anak dalam keluarga." Kondisi perempuan di Iran semakin hari semakin membaik. Dan keterlibatan perempuan Iran di berbagai bidang dan aktivitas juga semakin besar. Fenomena kebebasan yang diperoleh kaum wanita Iran memang layak menjadi teladan bagi kaum wanita di negara-negara lain.

--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment