Indonesia, Malaysia & Thailand Produksi Bersama Senapan Serbu M4
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan
Kolaborasi ini adalah rencana pengembangan industri persenjataan ASEAN yang diusulkan dalam pertemuan ASEAN Defence Ministerial Minister (ADMM) kemarin di
"Ini adalah proyek pertama dan perintis dari proyek-proyek yang akan datang," ujar Hamidi.
Hamidi mengatakan bahwa kolaborasi pertahanan ini adalah proyek pemerintah, namun dalam pelaksanaannya akan bekerja sama dengan pihak swasta.
Penentuan kapan proyek ini akan dimulai ditetapkan pada pertemuan antara perusahaan negara-negara bersangkutan yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Pengerjaannya, jelas Hamidi, adalah dengan cara pengadaan komponen dari tiga negara dan dikerjakan di
Namun, tidak tertutup kemungkinan negara-negara ASEAN yang lainnya dapat ikut menjual komponennya dalam proyek ini.
"Untuk produksi tahun ini mungkin antara 20.000 sampai 50.000 laras senapan," ujar Hamidi.
Kolaborasi semacam ini, ujar Hamidi, akan menghemat pengeluaran pertahanan bagi negara-negara di ASEAN yang seluruhnya menghabiskan dana sekitar US$25 miliar (Rp213 triliun). Hal ini dikarenakan, dana yang biasanya dipergunakan untuk mengimpor senjata dari luar kawasan akan berputar di Asia Tenggara saja.
"Penghematannya bisa sampai US$12,5 miliar, dan pada 2030 target kita adalah penghematan hingga 50 persen," ujarnya.
Pesawat T-50 di Barter CN-235
CN-235 milik
NUSA DUA -
"Saat ini sudah ada 10 unit CN-235 yang dipakai di seluruh Korea Selatan, sebagai pesawat militer, surveillance, serta penanganan bencana atau kedaruratan. Pada saat yang sama Korea Selatan juga menjual T-50 sehingga kalau dipertukarkan, akan menjadi kerjasama yang saling mendukung," tutur Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Amir Sambodo di Nusa Dua,
Menurut Amir, dalam pertukaran tersebut, pada tahap awal dapat diperjual belikan 2-4 unit tambahan CN-235. Meski demikian Amir tidak bersedia menyebutkan jumlah T-50 yang dapat dipertukarkan. "Harga jual CN-235 dengan spesifikasi pesawat surveillance diperkirakan mencapai 16 juta dollar AS. Setiap unit akan berlainan, harus disesuaikan spesifikasinya," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menawarkan pesawat CN-235 kepada Korea Selatan pada saat memberikan kata sambutan dalam acara pembukaan Pertemuan Kelompok Kerja. Korea Selatan merasa nyaman dengan CN-235. Hadir dalam acara tersebut Menteri Ilmu Pengetahuan Ekonomi Korea Selatan Choi Jung-Kyung. "Saat ini Korea Selatan memakai CN-235, kami tawarkan
Sebelumnya, TNI AU sedang mempercepat penggantian Alutsista, terutama yang berusia 30 tahun atau lebih. Salah satunya adalah dengan mendatangkan pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan sebagai pengganti pesawat Hawk MK-53 dari Inggris (Kompas, 10/4).
Saat itu Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengutarakan, penggantian alutsista itu sudah sesuai dengan instruksi Presiden dan persetujuan DPR.
RI - China Bahas Peningkatan Kerjasama Pertahanan
Dialog bilateral kali ini adalah untuk menindaklanjuti yang telah diputuskan pada forum dialog yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2011 yang lalu, sekaligus dalam rangka mempererat hubungan pertahanan kedua negara.
Dalam dialog bilateral tersebut,
Lebih lanjut Menhan RI mengatakan, kerjasama pertahanan kedua negara sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, hingga pada tahun 2006 telah dirintis forum konsultasi bersama yang pertama di Jakarta dan dilanjutkan dengan forum konsultasi bilateral kedua pada tahun 2007 di Beijing.
Meskipun DCA tersebut masih dalam proses ratifikasi di Indonesia dan belum dapat diimplementasikan, namun Menhan RI mengharapkan forum konsultasi bilateral kedua negara dapat terus dilaksanakan sebagai wahana untuk meningkatkan hubungan bilateral bidang pertahanan kedua negara, sambil menunggu selesainya proses ratifikasi.
Dalam hal pendidikan, tercatat banyak kemajuan walaupun belum semua tawaran jenis pendidikan militer dapat dipenuhi oleh
Sementara itu, sebagai upaya meningkatan kerjasama pertahanan kedua negara, beberapa kemungkinan kerjasama yang akan dilaksanakan antara lain meliputi kerjasama latihan antara pasukan khusus, kerjasama dalam menangani isu ancaman non-tradisonal seperti terorisme, kerjasama penanggulangan bencana dan kerjasama di bidang industri pertahanan.
Kerjasama Industri Pertahanan
Khusus mengenai kerjasama di bidang industri pertahanan, telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemhan RI dengan SASTIND pada tanggal 22 Maret 2011 yang lalu di Jakarta.
Selain pembicaraan mengenai peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara, dalam kesempatan yang baik tersebut,
Turut mendampingi Menhan RI dalam dialog bilateral tersebut sebagai Delegasi Indonesia antara lain Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, MA, Staf Khusus Menhan Bidang Kersin Soemadi D.M. Brotodiningrat, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, S.T, M.Sc, serta sejumlah pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan. Sementara itu, Menhan
Sebelum pelaksanaan dialog bilateral, kunjungan Menhan
Menhan ASEAN Sepakati Lima Fokus Kerja Sama
Kelima fokus kerja sama itu adalah keamanan maritim, operasi penjaga perdamaian, peningkatan industri pertahanan, penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, dan program kerja tiga tahunan Menhan se-ASEAN.
Kesepakatan itu ditandatangani menteri pertahanan se-ASEAN usai melakukan pertemuan sehari di
Untuk operasi penjaga perdamaian, anggota ASEAN sepakat membentuk ASEAN Peacekeeping Centres Network atau Jaringan Pusat-pusat Keamanan ASEAN.
"Jaringan ini memfasilitasi kerja sama dalam perdamaian antara semua anggota ASEAN," kata Menteri Pertahanan
Khusus untuk peningkatan industri pertahanan ASEAN, Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi meminta anggota ASEAN mulai meningkatkan kekuatan industri dan teknologi pertahanan untuk mengembangkan kolaborasi industri pertahanan se-Asia Tenggara atau ASEAN Defence Industry Collaboration (ADIC).
"Kolaborasi produk pertahanan akan sukses jika ada transfer teknologi serta penyediaan offset (suku cadang) antarnegara ASEAN. Kolaborasi ini juga memerlukan kebijakan politik masing-masing negara," ujar Hamidi.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menambahkan konsep kolaborasi industri pertahanan amat cocok untuk kawasan ASEAN.
"ADIC sangat fleksibel, tidak mengikat, dan bersifat sukarela bagi setiap negara mengembangkan industri pertahanannya," katanya.
Mengenai penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, anggota ASEAN sepakat membangun ketahanan dalam menyiapkan tanggap bencana.
Semua negara sepakat mengintensifkan kerja sama praktis untuk operasi yang efektif dalam menggunakan aset militer untuk bantuan bencana.
Sedangkan program tiga tahunan membicarakan target dari kegiatan ADMM untuk periode 2011-2013.
ASEAN Defence Ministers Meeting
Panglima TNI: Revitalisasi Tingkatkan Kemampuan Industri Pertahanan
Revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional sekaligus memberikan kontribusi bagi kepentingan pembangunan ekonomi.”
Demikian dikatakan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. pada acara Seminar Revitalisasi Industri Strategis yang diselenggarakan Harian Umum Sinar Harapan, Kementerian Pertahanan dan Perum LKBN Antara di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara Lt II Jl. Medan Merdeka Selatan 17 Jakarta, Rabu (18/5). Seminar diselenggarakan dalam rangka menyongsong ASEAN Defence Minister’s Meeting yang akan dilaksanakan pada tanggal 19 – 20 Mei 2011.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 7 tahun 2008 tentang kebijakan umum pertahanan negara, memuat bahwa satu permasalahan aktual dalam penyelenggaraan pertahanan negara adalah rendahnya kondisi dan jumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista), terkait dengan rendahnya pemanfaatan industri pertahanan nasional dan embargo oleh negara – negara produsen utama, untuk itu diperlukan percepatan terwujudnya kemandirian industri pertahanan.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro (kiri), Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid bin Hamidi (tengah) dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan).FOTO ANTARA/Fanny Octavianus/11.
Dokumen Nota Kesepahaman antara Kementerian
Menurut Panglima TNI, terdapat tiga catatan penting dalam revitalisasi industri strategis yang diarahkan bagi percepatan dan perluasan ekonomi.
Pertama, adalah revitalisasi industri dan potensi pertumbuhan pasar; kedua, horison industri nasional umumnya sering terjebak oleh target laba jangka pendek dan ketiga, revitalisasi yang mendasari semua aspek-aspek revitalisasi yaitu revitalisasi ketekunan dalam menjalin kerjasama antar lembaga, revitalisasi semangat, kemauan dan nasionalisme setiap pelaku nasional, para ahli dan peneliti, kalangan akademisi serta komponen terkait lainnya dalam memegang komitmen dan menegakkan disiplin termasuk komponen pengguna industri pertahanan yaitu TNI.
Revitalisasi tersebut merupakan kunci utama menuju pembangunan industri menuju pembangunan industri strategis dalam rangka percepatan dan perluasan ekonomi nasional.
No comments:
Post a Comment