Wednesday, January 11, 2012

[Milis_Iqra] Re: Menggugat konsep 'adalatus shohabah

istilah Suni, syiah dan khawarij tidak lepas dari peristiwa besar
yaitu terbunuhnya Khalifa Usman bin affan, dampak dari peristiwa
tersebut melahirkan kelompok Maawiyah bin abu sofyan (sunni) kelompok
Ali bin abitholib (syiah) dan kelompok yang keluar dari kelompok Ali
(khawarij), dan demikian perseteruan kalifa Ali dengan siti Aisyah
terjadi akibat juga peristiwa tersebut, tetapi perseteruan siti aisyah
tidak terkait dengan maawiyah yang juga berseteru dengan Ali.
Sehingga Kalifa Ali harus menghadapi dua kekuatan besar yaitu maawiyah
bin abi sofyan dan siti aisyah (ummul mukminin).
1. Perang antara Ali dan Siti Aisyah (perang jamal)kurang lebih 10.000
yang terbunuh kedua belah fihak.
2. perang antara Ali dan maawiyah bin abu sofyan (perang shiffin)
korban yang meninggal fihak ali -/+ 35.000 dan maawiyah -/+ 45.000.

Dari peristiwa peperangan tersebut tidak kurang para shohabat sabikuna
awwalun terbunuh, baik dari fihak Ali, fihak Aisyah dan fihak Maawiyah
bin abu sofyan.
Sungguh sangat sulit bagi kita menentukan mana yang benar (haq) dan
yang salah (bathil) dari fihak-fihak yang bertikai semuanya adalah
para shohabat rosul dan istri rosul.
Namun kita harus menentukan siapa yang benar Ali, Aisyah atau Maawiyah
bin abu sofyan, peristiwa ini adalah wilayah abu-abu dengan kata lain
peperangan antar umat islam, berbeda dengan peperangan awal tegaknya
islam peperangan kontras antara yang Haq (kaum muslimin) dan bathil
(kaum musyrikin). sehingga kalau boleh bertanya apakah yang terbunuh
di fihak Ali masuk sorga? apakah fihak Maawiyah yang terbunuh masuk
neraka? bagaimana dengan fihak siti Aisyah yang terbunuh masuk sorga
atau neraka?, tentunya akan sangat sulit bagi kita, jika kita hidup
pada masa itu untuk memihak kepada siapa?

Peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa peristiwa
tersebut terkait dengan kita hari ini dalam menjalankan keislaman
kita. bagaimana Aqidah kita mampu menjadi cahaya yang dapat
memperjelas sejelas-sejelasnya seterang-terangnya untuk menentukan
yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil dari peristiwa tersebut
diatas. Aqidah tidak hanya berfungsi memisahkan (furqon) haq dan
bathil tapi juga penerang pada wilayah abu-abu.
Hakekat peperangan itu adalah mereka menentang ketetapan dan keputusan
Ali sebagai khalifah pengganti Usman, dan para penuntut balas darah
Usman. maka kita harus mampu menganalisa sikap Aisyah dan Sikap
Maawiyah secara Aqidah tauhid, syariah dan khilafah.

Wassalam
tatang

On 6 Jan, 13:48, Armansyah <armansyah.s...@gmail.com> wrote:
> Wa'alaykumsalam., Wr. Wb.,
>
> Mungkin yang dimaksud adalah ini:http://forum.detik.com/perang-jamal-shiffin-karbala-fiktif-atau-faktu...
>
> 2012/1/6 A. Muttaqin <aulia.mutta...@sumalindo.com>
>
>
>
>
>
>
>
> > **
> > Assalamualaikum Mas Arman,
>
> > Artikel yang informatif :-)
>
> > Terus terang saya masih meragukan sejarah "perang Jamal" dan "peristiwa
> > Karbala" yg masih menyimpan banyak kejanggalan dan misteri. Pernah suatu
> > saat saya membaca artikel yg menyatakan kalau ke dua sejarah tersebut sudah
> > banyak di palsukan oleh musuh Islam. (tapi saya sangat menyesal tidak
> > menyimpan artikel terkait).
>
> > Seandainya Mas Arman punya artikel atau informasi ttg ke dua Sejarah itu
> > saya sangat berharap bisa di sharing.
>
> > Terima kasih sebelumnya,
>
> > Wassalamualaikum,
>
> > A. Muttaqin
>
> > ----- Original Message -----
> > *From:* Armansyah <armansyah.s...@gmail.com>
> > *To:* Milis_Iqra@googlegroups.com
> > *Sent:* Wednesday, January 04, 2012 3:48 PM
> > *Subject:* [Milis_Iqra] Menggugat konsep 'adalatus shohabah
>
> > Menggugat konsep 'Adalatus Shohabah (  عدالة الصحابة  )
>
> > Oleh : Armansyah
>
> > Sumber asli :
> >http://arsiparmansyah.wordpress.com/2007/08/28/sahabat-nabi-tidak-sel...
>
> > Pada tulisan kali ini saya akan mengajak anda berpikir dengan jernih
> > mengenai permasalahan 'ADALATUS SHAHABAH (Keadilan para sahabat) ini
> > sehingga anda pun bisa mengerti jalan pemikiran saya dan juga bisa
> > membangkitkan adrenalin anda untuk mau berpikir kritis tentang
> > doktrin-doktrin yang ditanamkan dikepala kita selama ini sehingga tidak
> > jarang menimbulkan pengkultusan individu terhapad hal-hal maupun
> > orang-orang tertentu, baik kita sadari atau tidak.
>
> > Sebelumnya saya sudah beberapa kali juga menyinggung bahwasanya saya tidak
> > memihak, anda boleh menyebut saya seorang syiah, anda pun boleh menyebut
> > saya seorang muktazilah, anda boleh juga menyebut saya sunni tetapi buat
> > saya pribadi penyebutan seperti itu tidak penting, yang saya pahami, Islam
> > adalah Islam, tidak ada madzhab dalam Islam. Madzhab adalah cara pandang
> > terhadap sesuatu yang akhirnya menjadi thariqah untuk pengamalannya. Adalah
> > bisa dimengerti dan dipahami selama itu tidak menjerumuskan pada tingkat
> > saling pengkafiran apalagi saling bunuh. Jika terhadap orang kafir saja
> > kita dilarang berbuat zalim, apakah lagi kepada sesama muslim.
>
> > Jauhi prasangka, itulah kata kitab suci :
>
> > Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
> > sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
> > mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing
> > sebahagian yaang lain.Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
> > saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
> > bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
> > Penyayang. -Qs. 49 al-Hujuurat :12
>
> > Bila kita melihat saudara kita berbeda pemahaman dengan apa yang kita
> > pahami, mari dialog, buka hati dan buka pikiran, pergunakan dalil yang
> > obyektif sehingga tidak terjebak dalam debat kusir yang hanya berdasarkan
> > emosional semata, sebab tindakan emosional tidak akan mengantarkan pada
> > pemecahan masalah yang baik.
>
> > Wahai orang-orang yang beriman ! Jangan sekalipun kebencianmu terhadap
> > suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil (bersikap subyektif);
> > Berlakulah adil (berbuatlah obyektif) karena adil itu sangat dekat kepada
> > taqwa – Qs. 5 al-Ma'idah : 8
>
> > Dan berangkat dari ayat ini, maka berikut akan saya uraikan pemahaman saya
> > mengenai sifat 'ADALATUS SHAHABAH, mohon maaf apabila banyak nantinya yang
> > merasa tersinggung dengan tulisan ini, silahkan anda mendebat tulisan saya
> > ini dengan dalil-dalil pula dan bukan sekedar menurut anggapan anda atau
> > ulama anu dan syaikh anu.
>
> > 'ADALATUS SHAHABAH artinya sifat keadilan sahabat, beberapa ulama hadis
> > mempersempit makna ini menjadi kebersihan semua shahabat dan keterbebasan
> > mereka dari perbuatan salah, mulai dari tindakan hingga pada ucapannya.  Penyempitan
> > defenisi ini akhirnya menimbulkan tindakan taklid berlebihan terhadap diri
> > para sahabat Nabi, semua kajian keagamaan akhirnya seringkali tidak
> > obyektif dan manakala ada pihak yang mencoba melakukan kritik terhadap para
> > sahabat maka orang itu beramai-ramai langsung dicap kafir, sesat, munafik,
> > sok mulia dan sebagainya.
>
> > Akhirnya terjadilah jurang didunia Islam secara berabad-abad antara kaum
> > ahlussunah yang berkesan mendewakan sahabat dengan kaum Syiah yang berkesan
> > banyak memunafikkan sahabat dan malah ada yang ekstrim sampai
> > mengkafirkannya. Padahal masalah ini bisa kita bawa secara obyektif dengan
> > terlebih dahulu menanggalkan semua bentuk kefanatikan kita terhadap
> > masing-masing pemahaman.
>
> > Kitab suci al-Qur'an banyak memberikan contoh bagaimana seorang Adam,
> > seorang Musa, seorang Yunus dan seorang Muhammad terlepas dari status
> > kedekatan dan hubungannya dengan Allah ternyata mampu melakukan
> > kesalahan-kesalahan manusiawi sebagaimana fitrah dari kemanusiaan itu
> > sendiri. Bahkan dalam banyak ayat di al-Qur'an betapa Nabi disuruh
> > mengulang-ulangi ucapan : *Aku ini manusia biasa seperti kamu tetapi aku
> > diberi wahyu* … artinya apa ? tidak lain ini sebagai bentuk teguran
> > kepada manusia lain diluarnya bahwa sesaleh apapun seseorang namun selama
> > dia bernama manusia, dia tidak akan bisa melepaskan semua sifat-sifat
> > kemanusiawiannya.
>
> > Ada kalanya mereka mengeluh, ada kalanya mereka menangis sedih, ada
> > kalanya mereka tertawa, bersenda gurau, marah, gusar, terluka bahkan
> > terbunuh … semua ini ada ayatnya dalam al-Qur'an dan ini sangat rasional
> > sekali, sangat kausalitas.
>
> > Lalu bagaimana mungkin seseorang diluar para utusan Allah tersebut bisa
> > dijadikan maksum, terlepas dari cacat ? ini semua perlu kajian lebih jauh,
> > lebih mendalam, ada yang salah dari cara kita memahami nash-nash yang
> > tertulis sehingga berkesan Islam itu penuh konflik kontradiksi internal.
>
> > Padahal al-Qur'an berkata :
>
> > Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an?  Kalau kiranya
> > al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan
> > yang banyak di dalamnya. -Qs. An-Nisa' 4:82
>
> > Tidak adanya pertentangan yang banyak bukan berarti ada pertentangan yang
> > sedikit, kenapa ?
>
> > Tidak datang kepadanya (al-Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari
> > belakangnya, yang diturunkan dari (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi Maha
> > Terpuji. -Qs. 41:42
>
> > Berarti saat kita menemukan adanya konflik didalam ajaran Islam sebenarnya
> > konflik itu ada pada diri kita sendiri, bukan pada ajaran Islam.
>
> > Aksi pengeboman berlabel jihad adalah salah satu contoh pemahaman Islam
> > yang salah sama salahnya dengan tindakan negara-negara barat yang
> > memposisikan Islam sebagai agama teroris. Padahal Allah telah memberikan
> > rumus sederhana untuk memahami agama-Nya dengan baik :
>
> > Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah
> > atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak
> > ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi
> > kebanyakan manusia tidak mengetahui -Qs. 30:30
>
> > Hadapkanlah mukamu kepada agama yang tulus dan ikhlas dan janganlah kamu
> > termasuk orang-orang yang musyrik. -Qs. 10:105
>
> > Sederhana sekali, untuk memahami agama kita hanya dituntut untuk mengerti
> > fitrah kita, fitrah manusiawi.
>
> > Jangan berpikir untuk menjadikan diri kita berfitrah malaikat sebab kita
> > memang bukan malaikat dan memang Allah tidak hendak menjadikan kita sebagai
> > malaikat, oleh karena itu pula jangan menganggap orang lain sebagai
> > malaikat, kembalikan fitrah mereka pada haknya. Para sahabat adalah
> > manusia dan mari kita memahami mereka sebagai manusia … inilah fitrah.
>
> > Benar bahwa kita harus memperlakukan mereka secara terhormat, bagaimanapun
> > diantara mereka banyak yang berjuang atas dasar penegakan Iman, mereka
> > gugur di Badar, merekapun gugur di Uhud dan diberbagai peperangan penegakan
> > panji-panji Allah yang lainnya. Tanpa mereka seorang Muhammad tidak akan
> > bisa berbuat banyak, Islam bisa sampai pada kita karena jasa mereka, ini
> > tidak perlu dipungkiri, karena itu Allah dan Rasul-Nya pun banyak
> > mengeluarkan pujian untuk mereka. Akan tetapi … jangan berhenti sampai
> > disini.
>
> > Karena pembelajaran kita memang belum harus berhenti, ada banyak hal yang
> > menggelitik hati kita apabila melihat fakta sejarah yang berlaku dan
> > melibatkan para sahabat.
>
> > Apakah sikap para sahabat yang berebut kekuasaan, para sahabat yang haus
> > kekuasaan, para sahabat yang memenggal kepala cucu Nabi tercinta, para
> > sahabat yang terlibat konflik berdarah sesamanya, para sahabat yang
> > memaki-maki keturunan Nabi … tetap disebut bersifat 'adalah (adil, bersih) ?
>
> > Apa benar membunuh sesama saudaranya seiman disebut sebagai tindakan
> > ikhtilafiah ?
>
> > Saya kok tidak yakin Allah dan Rasul-Nya meridhoi perbuatan-perbuatan para
> > sahabat yang saya sebutkan tadi.
>
> > Anda bacalah al-Qur'an, anda bacalah sirah Nabawiah … anda analisa dan
> > renungkan kebenaran dari apa yang saya katakan ini.
>
> > Beberapa argumentatif yang diajukan seputar diri para sahabat, misalnya :
>
> > "Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian
> > menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar dan kalian beriman kepada
> > Allah". (Ali-Imran : 110)
>
> > "Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yang adil  dan
> > pilihan". (Al-Baqarah : 143)
>
> > Padahal kata umat diayat-ayat tersebut merujuk pada kaum secara umum.
>
> > Jadi disini tidak hanya berhubungan dengan sahabat saja, saat Allah
> > menyebut umat terbaik, maka maksudnya disini adalah umat Islam, dan jika
> > sudah berbicara masalah umat Islam maka berarti berbicara mengenai orang
> > banyak, terlepas dari rentang ruang dan waktu. Baik dahulu sekarang maupun
> > umat Islam yang akan datang.
>
> > Praktis, penerapan hukum terhadap umat adalah sama, tidak ada kecuali.
>
> ...
>
> baca lainnya »

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment