From: masjid annahl
Sent: Monday, August 10, 2009 10:36 AM
Seri : Renungan
Masih 'Koma', Belum 'Titik'
Kerinduan kerap keras membuncah dalam hati, ketika yang dirindukan masih
jauh dari kenyataan. Setelah bertemu, semuanya menjadi begitu biasa. Segala
rencana yang telah disusun, mentah seketika. Kitapun limbung untuk
melangkah. Selanjutnya, putus asa menjadi begitu akrab menghiasi hari–hari
berikutnya. Adakah kita sempat merenungkan hal ini ?
Begitulah yang terjadi dengan bulan Ramadhan. Program yang jauh–jauh hari
telah disusun, kadang urung menjadi kenyataan setelah memasuki bulan mulia
ini. Semuanya akibat kelemahan diri (al–a'jz) dan iman. Ya, kelemahan yang
telah meluluhlantakkan integritas diri lalu mencampakkannya ke sudut–sudut
penyesalan yang tak lagi berguna. Ditingkahi lagi oleh kemalasan yang
membuat waktu berlalu percuma. Padahal, waktu adalah diri kita. Setiap detik
yang berlalu, ibarat perginya setiap serpih dari tubuh kita. Dengan bijak,
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya sebuah doa, "Ya Allah, aku
berlindung kepadamu dari kelemahan diri dan kemalasan "
Tuntunan Islam adalah selalu memperhatikan waktu yang ada saat ini, bukan
kemarin atau esok. Seorang alim pernah berwejang, "Yang lalu telah luput dan
yang akan terjadi tidak kita ketahui. Yang tersisa hanyalah waktu dimana
saat ini Anda berada." Sikap inilah yang menjadi ruh generasi awal Islam
yang dijuluki sebagai generasi terbaik. Tak heran jika evaluasi diri terus
mereka lakukan setiap saat, tanpa sekat jam atau hari. Tak ada kata menunda
(taswif) dalam kamus mereka. Yang ada hanyalah berbuat, berbuat dan terus
berbuat. Lalu biarkan Allah, RasulNya dan orang–orang beriman yang menilai
hasilnya (QS. At–Taubah : 105 ).
Pada titik ini, kita lalu bertanya dimana letak jeda dan rehat. Bagi seorang
mukmin, jeda hanyalah sekadar jenak–jenak perpindahan antara satu kebaikan
menuju kebaikan lain (QS. Alam Nasyrah : 7). Bukan mengisi kelowongan dengan
ketololan yang sering tak berpangkal. Apa jadinya jika kebaikan yang telah
dilakukan susah payah terhapus oleh keburukan yang datang menyusul.
Umat Islam generasi pertama juga meyakini bahwa kemaksiatanlah yang membuat
keimanan mereka merosot. Betapa banyak orang yang memahami, kemaksiatan
hanya sebatas dosa–dosa besar, lalu melupakan bahwa menghina orang,
menyalahi janji, melelapkan diri hingga lalai dari shalat subuh, merupakan
halangan untuk mendongkrak skala keimanan kita. Mengkambing–hitamkan waktu,
kesibukan, atau kejenuhan yang mendera bukanlah tindakan bijak. Sebab,
setelah jiwa puas dengan dalih sesat ini, mulailah syaithan melunakkan hati
kita untuk menerima amal saleh kita yang sedikit.
Masih ada waktu untuk merubah diri, insya Allah. Hanya butuh sedikit
ketegasan, ketabahan dan keyakinan untuk berbuat, disamping kontinyuitas
optimisme untuk mengusung perubahan diri dan menerjemahkannya dalam bentuk
konkrit. Akhirnya, apa yang kita upayakan di bulan Ramadhan ini, hanyalah
ibarat sebuah 'koma' bukan 'titik'. Sekadar jeda antara dan bukan akhir
prestasi. Ketika kita memahami sebuah prestasi amal kita sebagai 'titik',
Sesungguhnya kita saat itu tengah melepas 'ruh kebermaknaan' dari hidup
kita. Untuk itu, ingatlah 'Koma' dan lupakanlah 'Titik'. Setidaknya saat
ini. Wallahu al muwaffiq.
*******
from : Syiar DKM An Nahl 2002
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
No comments:
Post a Comment