Monday, August 10, 2009

[Milis_Iqra] Re: RAHASIA DIBALIK DZIKIR JAHAR

Alhamdulillah,
Terimakasih banyak mas Addin.
 
AHen, inilah yang saya maksud, karena buku saya tertinggal, dan saya tidak bisa menghapal begitu banyak, takut salah kalimat malah kena hujat sana sini, maka tadi saya bilang saya tidak bisa menuliskannya.
Silahkan dibaca soal 6 perkara ibadah yang mas Addin tuliskan terutama soal waktu dibawah
jika mau mengkhususkan tahlilan, tadi saya bertanya kepada Ahen, punya dalil pengkhususan ga?
 
silahkan jika masih ada yang mengganjal :-D :-)
 
 
Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"
----- Original Message -----
From: Addin
Sent: Monday, August 10, 2009 1:50 PM
Subject: [Milis_Iqra] Re: RAHASIA DIBALIK DZIKIR JAHAR

 

Akhi, Ibnu Qayyim rahimahullah berkata dalam l'lamul muwaqqi'in:" Telah diketahui behwa tidak ada yang haram kecuali yang diharamkan oleh Allah dan rasulNya, dan tidak ada dosa kecuali yang dianggap dosa oleh Allah dan rasulNya. Sebagaimana tidak ada yang wajib kecuali yang diwajibkan oleh Allah dan rasulNya, dan tidak ada agama kecuali yang Allah syari'atkan.

 Maka pada asalnya dalam ibadah adalah terlarang sampai tegak dalil yang memerintahkannya. Sedangkan dalam 'aqad dan muamalat pada asalnya adalah sah sampai tegak dalil yang membatalkannya

 

Perbedaan antara keduanya adalah bahwa sesungguhnya Allah tidak diibadahi kecuali dengan yang Dia syariatkan melalui lisan para RasulNya, karena ibadah itu hak Allah atas hamba-hambaNya, dan hakNya adalah yang Allah ridhoi dan tentunya di syari'atkan.

 

(dikutip dari buku Meniti jalan kebenaran- Ust Abu Yahya badrussalam)

Dalil yang menunjukkan bahwa pada asalnya ibadah adalah haram yaitu hadist:

"Barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak diatas perintah kami, maka amalan tersebut tertolak". (HR Muslim)

Maka bila akhi ragu mengenai hukum suatu ibadah, maka janganlah engkau lakukan dahulu, karena pada asalnya ibadah itu haram. Dan bila telah ada perintah untuk suatu ibadah, maka melaksanakannya pun harus sesuai dengan contoh Rasulullah sallallahu alaihi wassallam dalam enam perkara, yaitu:

1.       Tempat

Tidak boleh kita menentukan tempat yang diyakini mempunyai keutamaan sementara tidak ada dalilnya, seperti orang yang menyakini bahwa sholat di masjid kiblatain lebih afdol dari yang lainnya, padahal tidak ada dalilnya dari Al Quran dan Hadist

2.       Waktu

Tidak boleh menentukan waktu tanpa dalil atau bertentangan dengan dalil, seperti orang menghususkan membaca surat yasin hanya pada malam jum'at, atau menghususkan puasa pada hari jum'at

3.       Tata cara

Suatu ibadah mutlak yang tidak dijelaskan tata caranya secara khusus, tidak boleh kita tentukan tata caranya sendiri, seperti mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan cara memutar-putarkan kepala.

4.       Jumlah

Ibadah yang tidak ditentukan jumlahnya oleh syari'at tidak boleh kita menentukan dengan jumlah tertentu kecuali karena dalil, maka tidak boleh misalnya seseorang berdzikir dengan menentukan jumlah 100 atau 1000 dengan disertai keyakinan adanya keutamaan pada jumlah tersebut.

5.       Sebab

Bila engkau bersin, disunnahkan adalah mengucapkan Alhamdulillah, namun jika engkau bersendawa tidak ada contohnya dari Nabi Shallallahu alaihi wassallam untuk mengucapkan Alhamdulillah, karena bila itu baik tentu telah disyari'atkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wassallam, kecuali bila engkau selama setahun tidak dapat bersendawa, kemudian suatu hari anda bersendawa, maka tidak mengapa mengucapkan alhamdulillah

6.       Jenis

Binatang kurban telah ditentukan jenisnya yaitu kambing, sapid an unta. Maka jika ada seseorang berkurban dengan ayam misalnya maka tidak sah

Sedangkan dalil yg menunjukan bahwa masalah dunia pada asalnya adalah boleh sampai ada dalil yang melarangnya yaitu Firman Allah Ta'ala:

"Dialah yang menciptakan untukmu apa yang ada dibumi semuanya"(QS 2:29)

Syaikh Abdurrahman As Sa'di rahimahullah berkata," dalam ayat yang mulia ini terdapat dalil bahwa pada asalnya segala sesuatu(duniawi) itu adalah mubah dan suci, karena ayat ini dalam rangka menyebutkan ni'mat dan keluar dari ayat ini adalah segala perkara yang buruk, karena keharamannya diambil dari ayat itu juga, dan penjelasan maksud darinya yaitu bahwa Allah menciptakannya untuk manfaat kita, maka apa saja yang berbahaya, ia keluar dari itu".

 

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment