Tuesday, October 27, 2009

[Milis_Iqra] Re: Adab masuk dan keluar jamban?

Jadi apa adabnya? berkaitan dengan pernyataan mas Dani di bawah " sepengetahuan saya berdzikirpun ada adabnya seperti memperhatikan tempat "

 

[JB] Ja-elah (pake basa betawi) J , sebenarnya Rasulullah sudah memberikan gambaran tentang adabnya secara tersirat dalam hadist yang lalu,

 

Dari Ibnu Umar, bahwa seorang laki-laki lewat, sedangkan Rasulullah sedang kencing, lalu ia memberi salam kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam, tetapi ia tidak menjawabnya. (HR Jama'ah kecuali Bukhori, Nailut Authar Hadist No. 79)

 

Dan juga penjelasan dari beberapa ulama, bahwa

  1. Rasulullah tidak menjawab salam karena dia sedang dalam keadaan buang air kecil (berhadas kecil)
  2. Rasulullah tidak menjawab salam karena di tempat tidak layak untuk menjawabnya dan beliau memang melarang melakukan pembicaraan ketika buang air, sebagai tambahan hadist "Diriwayatkan dari Jabir bin 'Abdullah r.a., ada seorang laki-laki lewat di dekat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. sementara beliau sedang buang air kecil, lalu laki-laki itu mengucapkan salam. Maka Rasulullah saw. bersabda kepadanya, "Jika engkau melihat aku dalam keadaan seperti ini (buang hajat), maka janganlah engkau ucapkan salam kepadaku. Karena, jika engkau lakukan hal itu, aku tidak akan membalas salammu," (HR Ibnu Majah [352] dan Ibnu Abi Hatim dalam kitab al-'Ilal [I/34])"
  3. Kemudian Rasulullah menghampirinya dan memberikan alasan mengapa berbuat demikian dan meminta maaf

--------------

 

Kemudian: Kalau kita jeli terhadap ayat yang disampaikan Mas Arman, padahal dia memberikan tanda bintang *mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi* , kalau yang di pikirkan masalah penciptaan langit dan bumi, maka hal itu diluar dzikir (tahlil, tahmid, tasbih dan takbir), karena bentuk yang dipikirkan adalah ayat-ayat kauniyyah bukan qouliyyah. Dan ini make sense sebagai tambahan "melakukan hal yang positif" di dalam jamban. J - "Mungkin ini bisa sedikit menambahkan ..." thank you atas tambahan masukannya

 

Namun, apakah harus di sertai dengan do'a-nya dengan membaca "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." Ketika di dalam jamban? Ini yang saya masih belum ngerti, Yang saya bingung bangaimana cara pengucapan do'a tersebut ? apakah ketika buang air sedang berlangsung ?

 

[Arman]

Kemudian "Pertanyaan menarik lainnya yang bisa dikembangkan dari sini dan terbuka bagi siapa saja untuk menjawabnya ...

Apabila saat kita sedang berhajat dikamar mandi, lalu mendadak kita tersengat binatang berbisa atau juga terpeleset oleh sesuatu hal atau mungkin mendadak gempa dan intinya kita menemui kematian pada waktu itu ... apakah mungkin kita mati dalam keadaan tidak berdzikir atau tidak ingat pada Allah hanya karena **dzikrullah** dalam artian yang dimaksud oleh Mbak Whe-En (yang mungkin dalam pandangan saya adalah dzikrullah qolby) dilarang ?"

 

Contoh yang Mas Arman berikan adalah sifatnya kondisional, sesuatu yang kondisional maka Agama ini slalu memberikan kemudahan, jangankan masalah dzikir (tasbih, tahlil, dll) di jamban yang sifatnya Makruh, Babi yang  harampun bisa jadi halal jika kita tidak menemukan makanan lain dihutan/sedang safar , bahkan yang halalpun bisa jadi dilarang melakukannya contohnya, jima' dan makan/minum di siang hari ketika bulan Ramadhan.

 

Sebenarnya perkara membaca dzikir didalam jamban ini adalah perkara makruh/tidak disukai, sebagaimana sepakatnya sebagian sahabat Nabi dan tabi'in mengenai hal ini, berlandasan kepada sabda Rasulullah

 

"إنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إلَّا عَلَى طُهْرٍ  "  artinya "Sesungguhnya aku tidak suka menyebut nama Allah Yang Maha Agung melainkan dalam keadaan suci". Mengapa juga para ulama tidak menjatuhkan hukum "Haram" perihal ini dan hanya sebatas kepada makruh tanzih. Hal ini dikarenakan hadist shahih dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam., "Bahwa beliau selalu berdzikir dalam setiap keadaan," (HR Muslim [373])

 

Wallahu'alam bishowab..

 


From: milis_iqra@googlegroups.com [mailto:milis_iqra@googlegroups.com] On Behalf Of Whe~en (gmail)
Sent: Wednesday, October 28, 2009 7:59 AM
To: milis_iqra@googlegroups.com
Subject: [Milis_Iqra] Re: Adab masuk dan keluar jamban?

 

email ini gabungan buat mas Dani dan mas Arman

=============

Buat mas Dani dulu,

Jadi apa adabnya?

berkaitan dengan pernyataan mas Dani di bawah

[Dani]  sepengetahuan saya berdzikirpun ada adabnya seperti memperhatikan tempat 

 

====================

Buat mas Arman

1.  [Arman] yang
selalu saya jadikan sandaran adalah Al-Qur'an. Jadi bila al-Qur'an
berkata iya, maka kenapa saya harus mentidakkannya ...

[Whe~en] bedanya saya dengan mas Arman adalah saya berlandaskan Al Qur'an dan sunnah nabi, bukan Al Qur'an saja.

 

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shollalahu 'alaihi wassalam bersabda: "Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga,)." (HR. Imam Malik secara mursal (Tidak menyebutkan perawi sahabat dalam sanad) Al-Hakim secara musnad (Sanadnya bersambung dan sampai kepada Rasulullah ) - dan ia menshahihkannya-) Imam Malik dalam al-Muwaththa' (no. 1594), dan Al-HakimAl Hakim dalam al-Mustadrak (I/172).

 

2.  [Arman] Dalam ayat 191 surah 3 yang ini tadi sudah jelas bahwa ** mengingat
Allah atau Dzikrullah ** tidak hanya berarti ** mengucap Allahu Akbar
dst saja ** tetapi ada penekanan pada aspek memikirkan fenomena dari
kreasi Allah terhadap semua yang terjadi dalam hidup ini. Dengan kata
lain, Dzikrullah pun adalah bagian lain dari Iqra atau pembelajaran.

[Whe~en]  kita lihat jika mas Dani mau menjawab pertanyaan saya diatas, adab berdzikir tersebut menurut mas Dani atau menurut siapa.

Saya tidak berani menafsirkan Al Qur'an menurut pendapat saya, karena menurut saya, Al Qur'an ditafsirkan dengan Al Qur'an, Al Qur'an ditafsirkan dengan sunnah Nabi, menginjak yang ketiga saya baru mengambil pemahaman para sahabat yang langsung diajarkan oleh Nabi. 

 

3.  [Arman] Lalu apakah ini dianggap menghina Allah ? Jika ditanya pada saya, maka
saya akan menjawabnya tidak. Tetapi ini pendapat saya, jika Mbak Whe-
En atau siapapun punya pendapat berbeda, silahkan saja.

[Whe~en]  dalam thread ini sebenarnya saya tidak berpendapat apa2, keikutserataan saya dikarenakan saya ingat ada yang menyampaikan sunnah "jangan berfatwa tanpa ilmu karena akan sesat dan menyesatkan" maka saya ingin klarifikasi agar tidak ada yang tersesat.

 

Pendapat saya pribadi, membaca ada dua dilafadzkan dan di dalam hati seperti niat adanya di dalam hati. Saya menemukan lafadz hamdalah di surat Al-Fatihah, jadi saya tidak berani memuji Allah di tempat yang saya anggap tidak layak.

Sayangnya lagi agama ini bukan menurut pendapat saya, itulah kenapa saya minta klarifikasi.

 

Demikian penjelasan saya mas Arman

 

 

 Whe~en
http://wheen.blogsome.com/
 
"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

----- Original Message -----

From: "Armansyah" <armansyah.skom@gmail.com>

To: "Milis_Iqra" <milis_iqra@googlegroups.com>

Sent: Tuesday, October 27, 2009 3:24 PM

Subject: [Milis_Iqra] Re: Adab masuk dan keluar jamban?

 


Saya sangat jarang sekali bawa pendapat si A atau si B mbak ... yang
selalu saya jadikan sandaran adalah Al-Qur'an. Jadi bila al-Qur'an
berkata iya, maka kenapa saya harus mentidakkannya ...

Dalam ayat 191 surah 3 yang ini tadi sudah jelas bahwa ** mengingat
Allah atau Dzikrullah ** tidak hanya berarti ** mengucap Allahu Akbar
dst saja ** tetapi ada penekanan pada aspek memikirkan fenomena dari
kreasi Allah terhadap semua yang terjadi dalam hidup ini. Dengan kata
lain, Dzikrullah pun adalah bagian lain dari Iqra atau pembelajaran.

Lalu apakah ini dianggap menghina Allah ? Jika ditanya pada saya, maka
saya akan menjawabnya tidak. Tetapi ini pendapat saya, jika Mbak Whe-
En atau siapapun punya pendapat berbeda, silahkan saja.

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan **mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan
bumi** (seraya berkata):"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka. (QS. Ali Imran/Keluarga Imran 3:191)


Pertanyaan menarik lainnya yang bisa dikembangkan dari sini dan
terbuka bagi siapa saja untuk menjawabnya ...
Apabila saat kita sedang berhajat dikamar mandi, lalu mendadak kita
tersengat binatang berbisa atau juga terpeleset oleh sesuatu hal atau
mungkin mendadak gempa dan intinya kita menemui kematian pada waktu
itu ... apakah mungkin kita mati dalam keadaan tidak berdzikir atau
tidak ingat pada Allah hanya karena **dzikrullah** dalam artian yang
dimaksud oleh Mbak Whe-En (yang mungkin dalam pandangan saya adalah
dzikrullah qolby) dilarang ?



On Oct 27, 11:53 am, "Whe~en \(gmail\)" <
whe.en9...@gmail.com> wrote:


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125

Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63

Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
  Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
  Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
     Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

No comments:

Post a Comment