Tuesday, February 23, 2010

Re: [Milis_Iqra] Pokok-Pokok Keimanan Kepada Hari Akhir

Tanggapan saya cuma satu mas Arman,
Saya kecewa ketika mas Arman membeberkan apa yang terjadi antara saya dan mas Dani di forum umum apa yang seharusnya menjadi konsumsi moderator.
tapi saya maklum bukankah kita harus berhati2 percaya sama orang? itu yang saya lupa.
 
Bukan karena kesalahan saya ter-ekspose.
tetapi lebih kepada saya menghormati mas Dani,
Saya tidak ingin membawa bawa mas Dani untuk urusan yang saya anggap kekanak kanakan, apalagi dijadikan konsumsi publik.
 
Saya cuma ingin klarifikasi apa yang mas Arman tulis.
Apa yang terjadi antara mas Dani dan saya, murni kesalahan saya, saya mengenal mas Dani jauh sebelum milis ini berdiri, dan saya memang hobby membuat mas Dani emosi, senang membuat mas Dani kesel, tapi itu saya lakukan karena kejahilan saya sebagai teman. jadi tidak etis rasanya membawa bawa mas Dani.
 
Jika mas Arman cuma menyerang pribadi saya, saya tidak akan masalah, tetapi mas Arman membawa bawa mas Dani. Apalagi mas Arman tahu dengan pasti bahwa masalah saya dan mas Dani sudah selesai. Itu yang tidak bisa saya terima.
 
Kalau mas Arman merasa saya membuat email ini dengan emosi, mas Arman salah, karena saya tidak emosi, saya penuh dengan kekecewaan seorang mas Arman tidak bisa menghargai teman dekat mas Arman sendiri yaitu mas Dani.
 
Mas Arman tidak perlu menelepon saya, saya tidak ada masalah apapun, tidak ada rasa apapun di dalam hati saya.  saya tidak dendam ataupun benci dengan mas Arman.  Apa yang saya tulis itu selesai, saya bukan tipe munafik baik di depan menyimpan benci di belakang
 
Hidup ini begitu indah dan sayang jika hanya dirusak dengan kebencian.
  
2010/2/24 Armansyah <armansyah.skom@gmail.com>


2010/2/24 whe - en <whe.en9999@gmail.com>

(Whe~en)

Alhamdulillah, Semakin jelas sekarang.

Dulu pendapat saya tentang mas Arman adalah seseorang yang bijaksana dan sabar.

Pengalaman hidup, peristiwa, lingkungan dan keluarga akan mempengaruhi sifat dan karakter seseorang.



[Arman] : Mungkin benar, waktu bisa merubah segalanya mbak. Itulah mungkin typikal sekaligus kelemahan makhluk yang bernama manusia. Jangan terlalu memandang makhluk bernama manusia ini secara berlebihan, siapapun dia adanya. Saya tidak menghindar jika disebut banyak mengalami perubahan. Sekali lagi saya katakan mungkin saja itu benar atau katakanlah separuhnya benar. Namun itu InsyaAllah tidak merubah pola pemikiran saya dalam menyikapi kemajemukan maupun konsistensi saya dibidang keagamaan. Terimakasih atas koreksinya.

 

 

[Whe-en] : Ada rasa senang ketika mas Arman mengungkapkan kalimat dibawah,  karena itu menunjukkan siapa mas Arman namun sisi baik saya mengingatkan diri saya untuk menahan diri.




[Arman] : Kita hanya satu kali bertemu muka Mbak Whe-En ketika saya ke Jakarta tahun 2007 lalu dan beberapa kali kita berkomunikasi via telpon. Selebihnya melalui milis dan fb. Ada banyak sisi-sisi dari kehidupan saya yang mbak masih belum ketahui, ada puluhan atau mungkin ratusan kelemahan saya lainnya yang mungkin selama ini saya tutupi dari "jamahan" publik karena itu menjadi rahasia antara saya dan Allah. Tetapi sekali lagi terlepas dari ini semua, maka sayapun senang sudah bisa membuat mbak whe-en merasa senang.


 

[Whe-en] :

Biarkan milister yang menilai apakah pembicaraan ini masih dalam focus masalah hadits tentang QS Ibrahim 27 atau tidak relevan.  Karena penilaian oranglah yang obyektif siapa yang tetap focus, siapa yang menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan lawan diskusi

 



[Arman] : Masalah obyektifitas para milister, silahkan saja. Selalu akan ada pihak yang pro dan kontra dan itu wajar.
Dan didalam sebuah perdiskusian atau perdebatan, juga menjadi hal yang teramat sangat lumrah bila satu sama lain ingin agar pemahamannya bisa diakui oleh lawan diskusinya. Begitupula mengenai cara-cara perdiskusian yang dilakukan. Selama keduanya sama-sama memiliki dasar yang rajih dan bisa dibawa kemedan ilmiah maka penentuan akhirnya adalah seberapa jauh kejujuran hati menilai kebenaran yang memang bernilai lebih benar. Misalnya dalam hal ini mbak membawa hadis dan saya membawa al-Qur'an, ya mari kita nilai sendiri secara pribadi sejauh apa kemultakan kebenaran dari hadis dibanding dengan kemutlakan kebenaran dari al-Qur'an. That's it.

 

[Whe-en] :You are really a nice person mas Arman, setelah terpojok dengan focus pada satu hadits, satu ayat QS Ibrahim 27 yang tidak bisa anda jawab, anda membuat statement yang menunjukkan kebijaksanaan dan pengendalian diri anda.  Hal yang tidak saya sangka sama sekali.  Saya akan klarifikasi saja namun saya tidak akan berbuat seperti apa yang mas Arman perbuat tersebut. Saya copikan dibawah

 



[Arman] : Saya terpojok mbak ? saya rasa tidak, karena saya membawa dasar al-Qur'an yang memang tidak pernah ada menyinggung tentang peristiwa siksa kubur dan karenanya saya menolak semua pemberitaan yang mbak sodorkan pada saya mengenainya. Tidak pernah saya merasa terpojok dalam kasus ini, tetapi jika ingin jujur, yang ada hanyalah saya tidak mau ribut sama mbak whe-en sehingga saya mengurangi frekwensi penulisan sehingga apa yang pernah terjadi antara diskusi mbak dengan teman baik kita itu tidak terulang kembali. Saya menahan diri dan menghormati Mbak Whe-En. Demi Allah inilah yang sebenarnya terjadi jika itu memang mbak ingin ketahui, tidak lebih dan tidak kurang daripada itu.


 

[Arman] : Saya sempat mereview sebentar diskusi yang pernah terjalin antara Mbak Whe-En dengan beberepa netter kita diarsip milis_iqra yang ada pada inbox saya dan saya tidak yakin hal itu benar adanya mbak. Bahwa hampir diseluruhnya justru kata-kata yang digunakan --maaf-- agak meruncing dan membuat tidak nyaman, baik dari mbak whe-ennya ataupun dari beberapa netter tersebut. Kita ambil saja diskusi terakhir dengan mas Dani Permana yang lalu melebar dengan beragam kata-kata yang mestinya bisa distop sejak awal tetapi malah terus meningkat sehingga "sempat" sedikit mengganggu stabilitas dan performance kemoderatoran milis. Ini hanyalah base on fact saja, hal seperti itu yang saya tidak mau, terlepas dari status kemoderasian atau yang lainnya. Saya lebih menyukai diskusi yang berujung pada saling pengertian dan kesepahaman.

 

(whe~en)

  1. Saya benar benar heran dengan mas arman kenapa begitu yakin saya membenci seseorang, padahal saya benar2 tidak pernah menaruh kebencian pada lawan diskusi saya.  Selesai diskusi, buat saya ya sudah. 

 



[Arman] : Saya tidak bilang mbak whe-en membenci semua lawan diskusinya mbak, tetapi jujur saja ada dua orang yang sampai saat ini hubungannya dengan mbak Whe-en menjadi agak merenggang disebabkan perdiskusian. Jauh lebih bijak jika kita tidak usah menyebut nama disini.


 

[whe-en] :Tuduhan mas Andi atau mas Alwi dulu, kalimatnya yang memprovokasi emosi, tidak membuat saya membenci mereka,



[Arman] : syukurlah jika itu benar adanya, saya tidak pernah menyebut nama seseorang loh mbak dan saya percaya bahwa mbak whe-en orang yang baik serta pemaaf.

 

 

kang Hendy, tidak pernah saya benci walaupun saya berseberangan pandangan, justru ketika diskusi saya yang meruncing dengan kang hendi malah sangat bermanfaat buat saya.  Kang hendy memberikan dalil dalil yang belum pernah saya baca, walaupun tidak saya yakini, kang hendy tetap merupakan orang yang saya hormati karena berdiskusi pada treknya, focus dan penuh referensi dan bukan berdasarkan pada "menurut saya". 

 



[Arman] : Setiap orang punya cara dan stylenya masing-masing dalam berdiskusi, ada yang menurut saya dan ada yang menurut ulama anu serta ada pula yang menurut pemberitaan anu dan anu. Sebenarnya semuanya pada intinya adalah sama, yaitu memberikan sandaran kepada sesuatu yang merupakan makhluk. Yang patut untuk diperhatikan adalah bila seseorang merujuk pada al-Qur'an yang notabene bukan dari makhluk. Manakah yang lebih pantas untuk di-ikuti ? saya serahkan semuanya pada anda-anda, tidak ada pemaksaan pendapat sama sekali.


 

[Whe-en] :Permasalahan saya dengan mas Dani adalah bukan permasalahan moderator, efek yang terjadi hanya akibat kami sama sama moderator dan permasalahan yang lalu sudah selesai.Saya sangat percaya dengan mas Dani ketika menyatakan melupakan masalah yang lalu dan memulai dari awal.  Keimanan dan ilmu mas Dani menjadikan saya percaya hal tersebut.  Jika mas Arman mengungkitnya sebagai masalah.  Itu masalah mas Arman, bukan masalah saya lagi.



[Arman] : Mbak benar, permasalahan itu bukan permasalahan moderator tetapi efek dari perdiskusian tersebut justru berujung pada profesionalitas kemoderatoran yang ada. Dalam bahasa lain, sensitivitas emosional individu terlarut dalam pelayanan umat yang bahkan gara-gara hal tersebut mbak whe-en dan mas Dani sempat menyatakan diri untuk mundur. Maaf, ini faktanya dan hal tersebutlah yang saya tidak inginkan terulang. Ini bukan hanya masalah mas Dani atau mbak Whe-en semata ataupun masalah seorang Armansyah namun lebih jauh dari itu, ini masalah orang banyak yang telah percaya pada kita untuk memoderatori jalannya milis ini. Ya sudahlah, tidak baik kita "baku hantam" terus yang hanya menguras energi positip. Mari jadikan urusan emosional ini sebagai pembelajaran dan pendewasaan iman maupun kepribadian.
 

[Whe-en]:

Saya menghormati mas Dani karena ilmunya, salah satu hal yang saya syukuri di milis ini adalah keberadaan mas Dani dan beberapa yang lainnya.  Tidak perlu saya sebutkan satu satu.  Itupun atas alasan syar'i.

 

Saya kira kalimat saya yang sedikit pedas wajar saja, namanya juga punya tujuan. ada beberapa alasan yang mungkin saatnya saya sebutkan. 



[Arman] : Mbak, kalimat yang sempat keluar waktu itu dalam perdiskusian kalian, baik didalam lingkaran forum moderator maupun milis tidak cuma pedas tetapi sudah --maaf-- tidak sepantasnya disampaikan. Tetapi ya itu tadi mari jadikan urusan emosional ini sebagai pembelajaran dan pendewasaan iman maupun kepribadian.

 

Hal yang perlu diingat adalah mas Arman sebagi owner, hal ini saya catat sebagai statement dari owner.



[Arman] : Status owner hanyalah sebuah status semu yang sebenarnya disebabkan karena sayalah yang membentuk milis ini pada awalnya, tetapi sejak semula saya sudah meniatkan eksistensi milis ini adalah untuk semua orang dan milis ini milik umat bukan milik satu atau dua orang. Saya sempat beberapa kali menyatakan ini pada mbak whe-en dan semua teman-teman dimilis iqra ini. Saya hanya ingin mengakomodir semua kelompok dan pihak yang ingin mendapatkan atau berbagi ilmu kedalam satu wadah yang selama ini mungkin merasa tersekat pada milis-milis lainnya yang cenderung sekterian. Saya bahkan sempat mengalihkan semua kepengurusan ini pada team moderator 4 (Dani-Wheen-Aris-Hendy) ketika saya berhalangan lebih dari 6 bulan kemarin. Itu artinya saya memang tidak beranggapan bahwa milis ini identik dengan saya dan semuanya harus "berkiblat" pada pemahaman saya hanya gara-gara milis ini saya yang membentuknya. Itu saja.

 

 

[Whe-en] : Jika mas Arman merasa saya mengganggu stabilitas dan performance kemoderatoran, silahkan pecat saya saat itu juga.  Jangan menunggu membuat statement ketika tidak ada lagi masalah.




[Arman] : Mbak whe-en dan tim moderator juga ketahui bahwa urusan pecat memecat ini tidak pernah ada dalam milis kita, anda dan semua tim saya minta bantuannya untuk melayani umat secara ikhlas dan bukan karena dipekerjakan atau diupah. Saya tidak memaksa siapapun dalam proses awal sampai akhir. Jadi harap mbak whe-en maklumi itu. Jika yang dimaksud dengan pengunduran diri maka itu adalah hak masing-masing dari anda dan saya juga tidak memaksa. Hanya saja seperti beberapa kali terjadi, saya memang menyarankan dan menekankan semua pihak moderator untuk mampu menahan diri dan memikirkan ulang perihal pengunduran diri anda-anda karena ilmu dan kapasitas serta waktu anda sangat dibutuhkan oleh orang banyak yang bernaung dimilis ini.

 

 [Whe-en] :

Setelah itu kita lihat apakah benar saya diterima di milis ini karena pemahaman saya yang begitu berbeda dengan mas Arman atau mas Arman akan mendelete saya dari anggota.  Dan semua bisa menjadi saksi.

 



[Arman] : Mbak whe-en, Rizal lingga dan abdi yono adalah dua orang lawan diskusi saya sejak periode awal milis ini didirikan. Mereka adalah orang-orang yang kafir dari sudut pandang Islam dan saya pribadi. Komentar dan cara mereka berdiskusi sudah kita ketahui kadang bertele-tele dan lempar batu sembunyi tangan atau bahkan mengesalkan hati banyak pihak. Tetapi apakah mereka pernah saya hapus dari keanggotaan milis ? Apakah mereka ada saya blok emailnya ? Mereka masih aktif sampai sekarang, malah jika ada sesuatu, Rizal mengontak saya secara pribadi. Boleh ditanyakan sendiri pada ybs, ini base on fact. Jadi bagaimana mungkin saya melakukan hal zalim kepada sesama muslim ? kepada mbak whe-en ?

 

[Whe-en] : Masalah kemoderatoran selanjutnya akan saya bawa ke forum moderator karena saya merasa ini masalah moderator, tapi jika mas Arman ingin memblow up di depan anggota milis, itu hak mas Arman sebagai owner.

 



[Arman] : Disini kita  berdiskusi sebagai Arman dan Whe-en, adapun saya sedikit menyinggung perihal kemoderatoran sebelum ini, adalah tidak lebih untuk sekedar memberikan nasehat kecil tentang efek yang tidak saya kehendaki dari runcingnya cara perdiskusian yang ada diantara kita. Sebagai pribadi, saya tidak pernah menganggap mbak whe-en punya masalah sama saya.


 

[Whe-en] :

 

Mungkin itu saja klarifikasi dari saya.

Sekali lagi saya sampaikan bahwa jika mas arman mengharap saya mengerti, sepaham ataupun menerima pemikiran mas Arman, terutama soal diskusi kita Tafsir dan Hadits QS Ibrahim 27, saya tidak bisa melakukannya.

 

Jika saya mengambil posisi mengerti, paham dengan pemikiran mas Arman, kenapa saya harus berpaham sebaliknya.

 



[Arman] : Saya tidak pernah ingin memaksakan kehendak saya pada orang lain termasuk mbak whe-en, jika mau ikut ya silahkan, jika menolak juga ya silahkan. Itu hak masing-masing orang yang harus saya hormati. Disini kita berdiskusi dan saya memperlihatkan argumentasi dan alasan penolakan saya terhadap pendapat mbak whe-en.

Islam itu indah dan membebaskan bukan kotor serta mengekang, itu yang saya pahami mbak. Jadi dibuat santai sajalah diskusinya.
Yang jelas, saya tidak sepaham dengan caranya mbak. Masalah mbak whe-ennya sendiri, ya terserah kembali pada diri mbak tentunya.


Senyum dong mbak ... ntar kalau ada waktu, InsyaAllah saya akan telpon langsung sore ini agar hubungan pribadi kita tetap tidak terganggu.
Tapi saya baru bisa telpon sore, karena sebentar lagi saya ada kelas pelajaran bahasa arab sampai sore, jadi setelah mengajar itu baru saya telpon. InsyaAllah ba'da asyhar ya.


--
Salamun 'ala manittaba al Huda



ARMANSYAH

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-



Whe~en
http://wheen.blogsome.com/

"Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (QS 20 : 25-28)
"Ya Allah jadikan Aku hamba yang selalu bersyukur dan penyabar"

--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
 
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
 
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-

No comments:

Post a Comment