Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Berikut adalah penjelasan tentang pentingnya mengagungkan ajaran Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan beberapa kisah yang menunjukkan
siksaan mengerikan bagi orang yang menghina dan melecehkan ajaran Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Semoga bermanfaat.
Marilah Mengagungkan Ajaran Nabi
Kita dapat melihat dalam beberapa ayat telah dijelaskan mengenai
pentingnya menaati dan mengagungkan ajaran (petunjuk) beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam serta bahaya meninggalkannya. Di
antaranya, Allah Ta'ala berfirman,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
"Barang siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati
Allah." (QS. An Nisa' 4: 80)
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ
فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An Nur 24: 63)
وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ
الْمُبِينُ
"Dan jika kamu ta'at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan
tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah)
dengan terang." (QS. An Nur 24: 54)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (1) يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ
النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ
لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (2)
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan
Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah
kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya
suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus
(pahala) amalanmu , sedangkan kamu tidak menyadari." (QS. Al Hujuraat
49: 2). Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Ini adalah adab yang
Allah perintahkan kepada hamba-Nya yang beriman ketika berinteraksi
dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu hendaklah mereka
menghormati dan mengagungkannya."
Hal ini juga dapat dilihat dalam hadits Al 'Irbadh bin Sariyah
radhiyallahu 'anhu seolah-olah inilah nasehat terakhir Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
menasehati para sahabat radhiyallahu 'anhum,
« فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ
الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ »
"Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa'ur rosyidin
yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah
sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian." (HR. Abu Daud, At
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban. At Tirmidizi mengatakan hadits ini
hasan shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat
Shohih At Targhib wa At Tarhib no. 37)
Salah seorang khulafa'ur rosyidin dan manusia terbaik setelah Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu
'anhu mengatakan,
لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ
تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ
"Aku tidaklah biarkan satupun yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika
meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang." (Lihat Shohih wa
Dho'if Sunan Abi Daud, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa atsar ini
shohih)
Ibnu Baththoh dalam Al Ibanah, 1/246, mengomentari perkataan Abu Bakar
di atas, beliau rahimahullah mengatakan, "Inilah, wahai saudaraku!
Orang yang paling shiddiq (paling jujur) seperti ini saja masih merasa
takut dirinya akan menyimpang jika dia menyelisihi sedikit saja dari
perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bagaimana lagi dengan
orang yang mengejek Nabi dan perintahnya (ajarannya), membanggakan
diri dengan menyelisihinya, mencemooh petunjuknya (ajarannya). -Kita
memohon kepada Allah agar terjaga dari kesalahan dan agar
terselamatkan dari amal yang jelek-
Imam Syafi'iy rahimahullah mengatakan, "Kaum muslimin telah sepakat
bahwa siapa saja yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak halal baginya untuk
meninggalkannya karena perkataan yang lainnya."
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, "Barang siapa menolak hadits Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, maka dia telah berada dalam jurang
kebinasaan."
Imam Malik bin Anas rahimahullah mengatakan, "Sunnah (petunjuk Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam) adalah perahu/kapal Nabi Nuh. Siapa
saja yang menaikinya (melaksanakan petunjuk Nabi) pasti akan selamat,
sedangkan yang menyelisihinya pasti akan tenggelam." (Dinukil dari
Ta'zhimus Sunnah, hal. 13-17, Abdul Qoyyum As Sahyabaniy)
Dari ayat, hadits, dan perkataan para ulama di atas, nampak jelas
bahwa seorang muslim hendaknya selalu mengagungkan ajaran Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, menaatinya dan mengikutinya. Itulah
sikap seorang muslim yang benar, bukan malah mengejek dan mengolok-
olok orang yang berpegang teguh dengan agama ini. Seharusnya seorang
muslim mencela orang yang tidak shalat, mencela wanita-wanita yang
tidak memakai jilbab atau yang memakai jilbab tetapi cuma sekedar
aksesoris dan bukan menutupi aurat yang wajib ditutupi. Kenapa kaum
muslimin malah sebaliknya? Kenapa malah mencela orang yang seharusnya
tidak dicela? Ini adalah suatu pencelaan yang tidak adil.
Kisah-Kisah Orang yang Meremehkan Ajaran Nabi
Berikut kami akan membawakan kisah-kisah orang yang meremehkan atau
tidak mau mengindahkan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan
akibat yang mereka peroleh di dunia. Sebagian kisah ini diperoleh dari
Sunan Ad Darimi pada Bab 'Disegerakannya hukuman di dunia bagi orang
yang meremehkan perkataan Nabi dan tidak mengagungkannya'.
Kisah Pertama: Kerabat dekat tidak mau diajak bicara lagi karena
meremehkan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tentang khodzaf
Khodzaf adalah melempar batu atau kerikil antara dua jari telunjuk
atau antara ibu jari dan jari telunjuk atau antara bagian luar jari
tengah dan bagian dalam ibu jari. Inilah sebagian pengertian khodzaf
sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 15/412.
Istilah gampangnya adalah bermain ketapel.
Dari Sa'id bin Jubair dari Abdullah bin Mughoffal, beliau mengatakan
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang khodzaf Beliau
shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan,
« إِنَّهَا لاَ تَصْطَادُ صَيْداً وَلاَ تَنْكِى عَدُوًّا، وَلَكِنَّهَا
تَكْسِرُ السِّنَّ وَتَفْقَأُ الْعَيْنَ »
"Binatang buruan itu tidak bisa ditangkap dengan khodzaf dan tidak
bisa digunakan untuk memerangi musuh. Khodzaf itu hanya mematahkan
gigi dan mencungkil mata."
Kemudian seseorang -yang masih ada hubungan keluarga dengan Sa'id-
mengambil sesuatu di tanah. Lalu dia berkata, "Lihatlah ini. Tahukah
yang akan diperbuat?" Kemudian Sa'id mengatakan, "Bukankah aku telah
memberitahukan kepadamu hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, lalu engkau menganggap remeh? Sungguh, aku tidak akan
berbicara kepadamu selamanya."
Husain Salim Asad mengatakan bahwa hadits ini juga terdapat dalam
shohih Bukhari-Muslim dan sanadnya shohih.
Kisah Kedua: Tidak mau diajak bicara lagi karena meremehkan hadits
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Dari Qotadah, beliau berkata bahwa Ibnu Sirin mengatakan kepada
seseorang sebuah hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian
dia mengatakan, "Akan tetapi si A mengatakan demikian dan demikian."
Lalu Ibnu Sirin mengatakan, "Saya mengatakan kepadamu hadits Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu kamu malah berkata si A mengatakan
demikian dan demikian? Aku tidak akan berbicara kepadamu selamanya."
Husain Salim Asad mengatakan bahwa jalur dari Sa'id bin Basyir, itu
sanadnya berderajat hasan.
Kisah Ketiga: Tertimpa kecelakaan karena tidak mau menghiraukan hadits
Nabi yang melarang keluar masjid setelah adzan
Abdurrahman bin Harmalah mengatakan, "Seorang laki-laki datang menemui
Sa'id bin Al Musayyib untuk menitipkan sesuatu karena mau berangkat
haji dan umroh. Lalu Sa'id mengatakan kepadanya, "Janganlah pergi,
hendaklah kamu shalat terlebih dahulu karena Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda,
« لاَ يَخْرُجُ بَعْدَ النِّدَاءِ مِنَ الْمَسْجِدِ إِلاَّ مُنَافِقٌ
إِلاَّ رَجُلٌ أَخْرَجَتْهُ حَاجَتُهُ وَهُوَ يُرِيدُ الرَّجْعَةَ إِلَى
الْمَسْجِدِ »
"Tidaklah keluar dari masjid setelah adzan kecuali orang munafik atau
orang yang ada keperluan dan ingin kembali lagi ke masjid."
Lalu orang ini mengatakan, "(Tetapi) teman-temanku sedang menunggu di
Al Harroh." Lalu dia keluar (dari masjid). Belum lagi Sa'id
menyayangkan kepergiannya, tiba-tiba dikabarkan orang ini telah jatuh
dari kendaraannya sehingga pahanya patah."
Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.
Tambahan kisah berikut, kami peroleh dari sumber rujukan lainnya.
Kisah Keempat: Diperintahkan makan dengan tangan kanan namun enggan
Terdapat sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Muslim.
عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ حَدَّثَنِى إِيَاسُ بْنُ سَلَمَةَ بْنِ
الأَكْوَعِ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ».
قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ
الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ
Dari Ikrimah bin 'Ammar, (beliau berkata) Iyas bin Salamah bin Al
Akwa' telah berkata bahwa ayahnya mengatakan kepadanya (yaitu) ada
seorang laki-laki makan dengan tangan kirinya di dekat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam mengatakan, "Makanlah dengan tangan kananmu." Lalu dia
mengatakan, "Aku tidak mampu." Maka beliau shallallahu 'alaihi wa
sallam berkata, "Engkau memang tidak akan mampu". Tidak ada yang
menghalanginya untuk menaati Nabi kecuali rasa sombong. Akhirnya, dia
tidak bisa lagi mengangkat tangan kanannya ke mulut. (HR. Muslim no.
5387)
An Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim mengatakan, "Perkataan 'Tidaklah
ada yang menghalanginya kecuali rasa sombong', ini bukan berarti dia
adalah munafik. Karena semata-mata ada rasa sombong dan menyelisihi
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tidaklah mengharuskan adanya nifak
dan kekufuran dalam diri seseorang. Akan tetapi perbuatan ini adalah
maksiat, mengingat perintah itu adalah perintah yang harus
diperhatikan."
Kisah Kelima: Menganggap remeh sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam ketika bangun tidur di malam hari
Abu Abdillah Muhammad bin Isma'il At Taimiy -dalam penjelasan beliau
terhadap shohih Muslim- berkata, "Aku telah membaca di sebagian kisah
(hikayat) mengenai sebagian ahli bid'ah ketika mendengar hadits Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam,
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى
الإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ
بَاتَتْ يَدُهُ
"Jika salah seorang di antara kalian bangun tidur, maka janganlah dia
mencelupkan tangannya di dalam bejana sampai dia mencucinya tiga kali
terlebih dahulu, karena dia tidak tahu di manakah tangannya
bermalam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam rangka mengejek, ahli bid'ah ini berkata, "Ya, saya tahu ke mana
tangan saya bermalam di ranjang!!" Lalu tiba-tiba pada saat pagi, dia
dapati tangannya berada dalam dubur sampai pergelangan tangan.
At Taimiy berkata, "Oleh karena itu hendaklah seseorang berhati-hati
untuk meremehkan sunnah (petunjuk) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
dan kondisi-kondisi yang menuntut diam. Lihatlah apa yang terjadi pada
orang ini karena akibat dari perbuatannya." (Bustanul 'Arifin li An
Nawawi. Dinukil dari Ta'zimus Sunnah, hal. 19-20, Darul Qosim)
Semoga pembahasan ini semakin membuat kita mengagungkan ajaran Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam dan berhati-hati dengan lisan agar tidak
sampai melecehkan satu pun ajarannya seperti cadar, celana di atas
mata kaki, dan jenggot.
Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
http://muslim.or.id/manhaj/adzab-bagi-orang-yang-melecehkan-ajaran-nabi.html
--
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. -Qs. 16 an-Nahl :125
Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. -Qs. 4 an-Nisa' : 63
Gabung : Milis_Iqra-subscribe@googlegroups.com
Keluar : Milis_Iqra-unsubscribe@googlegroups.com
Situs 1 : http://groups.google.com/group/Milis_Iqra
Mod : moderator.milis.iqra@gmail.com
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=--=-=-=-=-=-=-=-
No comments:
Post a Comment